anchor
stringlengths
87
6.34k
positive
stringlengths
87
6.34k
negative
stringlengths
99
4.52k
Judul: Pertumbuhan dan Produksi Tiga Varietas Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) pada Beberapa Kadar Air Tanah Abstrak: Ubi kayu merupakan salah satu bahan pangan alternatif pangan yang memiliki potensi untuk dikembangkan karena tahan kekeringan dan mudah ditanam. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh kadar air tanah terhadap pertumbuhan ubi kayu varietas Adira-1, Gajah, dan Mangu. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Cikabayan IPB Dramaga, Bogor pada bulan Januari – Juni 2016. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah kadar air tanah yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40-60%, 60-80%, dan 80-100% kapasitas lapang. Faktor kedua adalah varietas yang terdiri dari tiga jenis varietas Adira-1, Gajah, dan Mangu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air tanah dan varietas berpengaruh nyata terhadap peubah tinggi, diameter, jumlah daun, lebar lobus daun, panjang lobus daun, panjang tangkai daun, biomassa, bobot umbi, dan efisiensi penggunaan air tanaman ubi kayu. Pengaruh interaksi kadar air tanah dan varietas tidak berpengaruh nyata terhadap seluruh peubah yang diamati. Pertumbuhan terbaik ketiga varietas ubi kayu pada media dengan kadar air 80- 100 % kapasitas lapang dan varietas Gajah memiliki pertumbuhan dan hasil lebih tinggi dibandingkan Adira-1 dan Mangu Keyword: efisiensi penggunaan air, hasil umbi, kadar air, pertumbuhan
Judul: Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) dengan Perlakuan Kacangan Penutup Tanah. Abstrak: Produksi dan produktivitas ubi kayu di Indonesia masih rendah dikarenakan ubi kayu dominan ditanam pada lahan-lahan yang miskin hara. Penelitian ini bertujuan menemukan perlakuan terbaik dengan melihat potensi dua varietas ubi kayu yang diberi perlakuan penanaman beberapa jenis kacangan penutup tanah untuk meningkatkan kesuburan tanah sehingga diharapkan produktivitas ubi kayu menjadi meningkat. Penelitian telah dilaksanakan pada September 2017 – Juli 2018 di K.P Cikabayan Bawah, Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Rancangan yang digunakan yakni Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT)-Split plot. Petak utama berupa 2 varietas ubi kayu yakni Mangu dan UJ 5. Anak petak berupa jenis kacangan penutup tanah dengan 5 taraf yaitu: L0 (Kontrol), L1 (Cm), L2 (Cp), L3 (Pj), dan L4 (Cm:Cp:Pj= 6:4:4). Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan dan produksi ubi kayu dominan dipengaruhi oleh faktor varietas. Indeks panen sebagai representasi dari potensi produksi berupa akumulasi fotosintat pada umbi terutama dipengaruhi oleh varietas, namun jenis kacangan penutup tanah juga memiliki potensi untuk meningkatkan kesuburan tanah melalui produksi brangkasan sulur dan daun sebagai sumber bahan organik tanah. Keyword: bahan organik, fotosintat, hara, indeks panen, produktivitas
Judul: Peluang Partikel Plasma Berada Pada Dimensi Debye Akibat Gangguan Gelombang Elektromagnetik dengan Menggunakan Persamaan Schrödinger Abstrak: The solution of Schrodinger equations with plasma Coulomb potential in spherical coordinat results solution wave function and energy plasma particle. Electron probability density at Debye length with thermal effect same as ion, which indicates plasma in neutral state. Electromagnetic waves perturbation of an electric field given to result wave function perturbation system. The probability density of plasma particle due to electromagnetic waves perturbation is the largest when an electromagnetic waves frequency 1.41 times the plasma frequency . Keyword: Schrödinger, plasma, electromagnetic wave
Judul: Karakteristik Masyarakat Tani Padi Sawah: Suatu Studi tentang Petani Tangguh (Studi Kasus di Desa Karyamulya, Kecamatan Batujaya, Karawang) Abstrak: Praktek Lapangan ini bertujuan untuk mengidentifikasikan petani tangguh pada masyarakat dengan pola pertanian yang cenderung homogen dan karakteristik masyarakat tersebut. Hipotesa utama dalam penelitian ini adalah ketangguhan petani di pengaruhi oleh ciri-ciri individu petani yaitu tingkat ketergantungan, luas penguasaan lahan, keragaman usaha, kualitas lahan dan sikap petani terhadap perubahan. Keyword:
Judul: Hubungan Karakteristik Petani dengan Sumber dan Kebutuhan Informasi untuk Pengembangan Agribisnis (Studi Kasus Petani Padi di Desa Padahurip Kecamatan Banjarwangi Kabupaten Garut). Abstrak: Karakteristik petani merupakan suatu hal menarik untuk dikaji karena keberagaman dan kekhasannya masing-masing. Keberagaman karakteristik petani sepeti di Desa Padahurip adalah salah satu contoh dari sekian banyak daerah pertanian yang ada di Indonesia. Karakteristik petani perlu diteliti hubungannya dengan berbagai hal dalam agribisnis harapan outputnya agar diperoleh satu model pendekatan kepada petani yang sesuai dengan karakteristiknya sehingga tercipta masyarakat pertanian dan petani yang kompetitif. Karakteristik individu petani yang diteliti adalah umur, tingkat pendidikan, luas lahan, dan keikutsertaan pada pelatihan. Sumber informasi yang diteliti berjumlah sembilan sumber yaitu penyuluh, suplier, orang tua, teman, surat kabar, majalah pertanian, brosur, radio, dan televisi. Setelah melalui penelitian sembilan sumber informasi di atas, hanya lima sumber informasi yang diakses oleh petani yaitu penyuluh, suplier, orang tua, teman, dan brosur. Sumber informasi lainnya belum dapat diakses oleh petani setempat, yaitu surat kabar, majalah pertanian, radio, dan televisi. Konten informasi yang diteliti adalah informasi pemilihan komoditas, pemilihan benih, teknis penanaman, hama dan penyakit, dan informasi pasar. Keyword:
Judul: Hydroxyapatite-Chitosan Composite Coating on Stainless Steel 316 to Improve Corrosion Resistance Abstrak: Metals that were used in bone implantation should have good corrosion resistance that were not easily corroded when implanted into the body. Metal corrosion resistance of stainless steel 316 can be enhanced through the metal coating by hydroxyapatite-chitosan composite with composition ratio of hydroxyapatite (gram) and chitosan 3% (mL) 0.2:0, 0.2:0.1, 0.2:0.5, 0.2:1.0, and 0.2:1.5. Besides improving the corrosion resistance of metal, the presence of chitosan also maintain the position of hydroxyapatite on metal surfaces. Corrosion resistance increases with increasing amount of chitosan added and the best composition of hydroxyapatite-chitosan composite was 0.2:1.0. Keyword:
Judul: Organogenesis langsung dan kalogenesis pada kultur kedelai (Glycine max L. Merrill) dan Glycine tomentella H. dalam medium MS dan PCL-2 termodifikasi Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh zat pengatur tumbuh (ZPT) dalam media in vitro untuk mendapatkan kalus embriogenik dari beberapa varietas kedelai (G. max) dan kedelai liar G. tomente11a, serta mencari varietas-varietas yang mempunyai kapasitas kalogenesis, embriogenesis dan organogenesis yang baik. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Molekuler dan Seluler PAU Bioteknologi Institut Pertanian Begor di Darmaga Begor mulai April 1992 sampai Maret 1993. Penelitian yang terdiri dari 6 percobaan terpisah ini meliputi percobaan morfogenesis langsung dari eksplan yaitu percobaan 1 dan 2 serta percobaan kalogenesis (kultur kalus) yaitu percobaan 3, 4, 5 dan 6, merupakan percobaan faktorial (varietas dan media) dengan Rancangan Acak Lengkap dengan 10 ulangan. Percobaan 1 menggunakan eksplan kotiledon, percobaan 2, 3 , dan 4 buku kotiledon kecambah kedelai 4 hari, kotiledon embrio muda (± 15 hari setelah penyerbukan) pada percobaan 5, dan embrio muda pada percobaan 6. ... Keyword:
Judul: Organogenesis langsung dan kalogenesis pada kultur kedelai (Glycine max L. Merrill) dan Glycine tomentella H. dalam medium MS dan PCL-2 termodifikasi Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh zat pengatur tumbuh (ZPT) dalam media in vitro untuk mendapatkan kalus embriogenik dari beberapa varietas kedelai (G. max) dan kedelai liar G. tomente11a, serta mencari varietas-varietas yang mempunyai kapasitas kalogenesis, embriogenesis dan organogenesis yang baik. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Molekuler dan Seluler PAU Bioteknologi Institut Pertanian Begor di Darmaga Begor mulai April 1992 sampai Maret 1993. Penelitian yang terdiri dari 6 percobaan terpisah ini meliputi percobaan morfogenesis langsung dari eksplan yaitu percobaan 1 dan 2 serta percobaan kalogenesis (kultur kalus) yaitu percobaan 3, 4, 5 dan 6, merupakan percobaan faktorial (varietas dan media) dengan Rancangan Acak Lengkap dengan 10 ulangan. Percobaan 1 menggunakan eksplan kotiledon, percobaan 2, 3 , dan 4 buku kotiledon kecambah kedelai 4 hari, kotiledon embrio muda (± 15 hari setelah penyerbukan) pada percobaan 5, dan embrio muda pada percobaan 6. ... Keyword:
Judul: Characteristic of Overshooting Top (OT) Based on Himawari 8 Satellite as a Convective Cloud Feature that Generates Extreme Weather in the Java Island Region Abstrak: Overshooting Top (OT) is a feature at the top of a convective cloud that is associated with extreme weather. Research on OT in tropical Indonesia is still very limited. The existence of geostationary satellites with wide area coverage and fast frequency observations is useful for observing the fast dynamics of the OT life cycle. Therefore, this study intends to analyze the relationship between OT and extreme weather, updraft and thermodynamic conditions of OT when extreme weather occurs, the best objective method for detecting OT in the day time and night time, and the spatiotemporal distribution of OT in the tropical region of Java Island during the 2018-2021 period. Based on visual analysis using visible channel and Himawari 8 sandwich products, 87% of extreme weather events in Java were accompanied by the appearance of OT. It indicates that the presence of the OT pattern is a convection cloud pattern or feature that is closely related to extreme weather events for the Java Island region. The existence of a time lag between the appearance of OT and extreme weather events on Java Island indicates that the OT of convection cloud can be used as a precursor or nowcasting for the appearance of extreme weather. Most of the convective cloud OT features during extreme weather events on Java Island have altitude that were only able to exceed the altitude of the equilibrium level and few were able to exceed the tropopause level of 9 km – 16 km. The difference in atmospheric conditions during extreme weather events on Java Island, which is in the tropics and subtropics, is a strong and unstable convective energy condition characterized by a larger CAPE, as well as unstable KI, LI, SI and TTI values. It is offset by kinematic factors in the form of a weak vertical wind shear (bulk wind shear 0-6 km) and a higher freezing point height. The difference between extreme weather events in the Java Island region and other tropical regions compared to subtropical regions is the strong updraft speed of convection clouds. The IRW Texture COMB algorithm based on the IRW-Texture Gradient modification and the COMB algorithm shows a significant increase in quality for detecting OT and non-OT pixels in Java. Rainy days with rainfall > 50 mm/day are very common in areas with an altitude of > 500 m. On the other hand, the level of convection activity which is indicated by the presence of OT and lightning is significantly reduced in this area. OT of convective clouds appear more frequently during the DJF season and less frequently during the JJA season. OT often appears during the day time and rarely at night time. Most OTs appear in the central part, away from the south and north coasts of Java Island during the day, while OTs that appear near the south and north coasts of Java Island can appear in the morning or afternoon. Keyword: convective clouds, extreme weather, Overshooting Tops, Himawari 8 Satellite
Judul: Aplikasi regresi logistik pada ekuitas merek produk minuman kemasan Abstrak: Adanya persaingan yang ketat dalam industri consumer goods, membuat setiap perusahaan harus mencari strategi yang tepat agar dapat bertahan dan berkembang. Salah satu strategi pemasaran yang dapat diterapkan adalah dengan mengelola ekuitas mereknya (brand equity). Brand equity adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa, baik pada perusahaan maupun pada pelanggan. Melalui analisis brand equity diperoleh brand awareness yang terkuat dipegang oleh merek Coca-cola, sedangkan brand loyalty yang terkuat dipegang oleh merek Pocari Sweat dengan berbagai image yang melekat pada merek tersebut. Sementara itu hasil analisis regresi logistik menunjukkan terdapat enam faktor yang memberikan pengaruh terhadap loyalitas, diantaranya adalah kepuasan terhadap komposisi, menghilangkan dahaga, memulihkan stamina, bergengsi, banyak diminum orang, dan kepraktisan kemasan dibanding harga yang dibayar. Keyword:
Judul: Analisis Nilai Merek Produk Minuman Bersoda. Abstrak: Banyaknya jenis produk minuman bersoda membuat produsen minuman bersaing ketat untuk memperkuat mereknya di masyarakat. Sehingga perusahaan pun melakukan berbagai strategi pemasaran untuk meningkatkan nilai mereknya di mata para konsumen. Nilai merek yang tinggi merupakan nilai lebih terhadap suatu produk tertentu sehingga konsumen bersedia untuk membayar lebih untuk suatu produk. Merek yang kuat dan loyalitas merek yang tinggi diindikasikan dengan nilai merek yang tinggi. Nilai merek produk minuman bersoda yang tertinggi adalah Fanta karena memiliki konsumen dengan loyalitas yang tinggi. Berdasarkan metode brand price trade off dan analisis regresi logistik multinomial umumnya konsumen loyal terhadap lebih dari satu merek minuman bersoda. Harga produk minuman bersoda kurang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Keyword: BPTO, nilai merek, regresi logistik multinomial
Judul: Synthesis of Biphasic Calcium Phosphate Made of Eggshells Through A Hydrothermal Method Abstrak: Biphasic Calcium Phosphate mixed of hydroxyapatite and tricalcium phosphate. A hydrothermal method of synthesizing by mixing CaO as calcium source and (NH4)2HPO4 as phosphate source with distilled water. CaO got from calcination process made of eggshells. All samples were synthesized using hydrothermal reactor then followed by sintering process. The molar ratio of Ca and P for all samples was 0.5 M : 0.3 M. Hydrothermal temperature and sintering temperature were variated they are 250 ºC, 300 ºC for hydrothermal and 800 ºC, 900 ºC, 1000 ºC for sintering, higher treatment temperature, tricalcium phosphate appears. Final results of synthesis were characterized by using X-ray Diffraction and Fourier Transform Infrared. X-ray Diffraction patterns was ecompared with database Join Committee on Powder Diffraction Standards and found tricalcium phosphate and hydoxyapatite. Keyword: biphasic calcium phosphate, hydrothermal, hydroxyapatite, tricalcium phosphate
Judul: Potensi Senyawa Bioaktif Antimikrob Dan Antioksidan Dari Sejumlah Bakteri Yang Berasosiasi Dengan Spons Stylotella Sp Abstrak: Perairan Indonesia merupakan sumber berbagai senyawa bioaktif. Porifera spons adalah salah satu invertebrata yang berasosiasi secara luas dengan berbagai mikroorganisme. Mikroorganisme yang berasosiasi dengan spons diketahui merupakan produsen senyawa bioaktif perairan, hal ini dapat menjadi alternatif solusi dalam eksplorasi dan komersialisasi komponen senyawa bioaktif. Spons dengan jenis Stylotella sp. berhasil dikoleksi dari Pulau Bira, Jakarta. Tahapan isolasi bakteri asosiatif spons Stylotella sp. dilakukan dengan menggunakan lima jenis media, dan diperoleh 138 jenis bakteri dengan morfologi koloni berbeda. Media isolasi terbaik adalah media SWC (Sea Water Complete) dengan nilai CFU (Colony Forming Unit) sebesar 6.6 x 106 CFU/mL, sedangkan media yang kurang efektif adalah media MA (Marine Agar) dengan total bakteri sebesar 1.4 x 106 CFU/mL. Sebanyak 32% isolat terdeteksi memiliki aktivitas antimikrob pada kisaran spektrum sempit hingga luas yang kemudian digunakan pada tahap penapisan lanjutan. Uji hemolisis menunjukkan lima isolat merupakan mikroorganisme patogen yang mampu melisiskan sel darah merah. Isolat hasil tahap sebelumnya diekstraksi dengan pelarut metanol, etil asetat dan diklorometana, kemudian ditentukan nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) yang merupakan konsentrasi terendah dari suatu bahan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Isolat STIL 09 dan STIL 33 memiliki kisaran nilai KHM 0.5 - 5.0 mg/mL pada seluruh pelarut. Isolat STIL 37 memiliki nilai KHM paling rendah yaitu berkisar antara 0.5 – 2.0 mg/mL yang tergolong penghambata moderat. Isolat STIL 44 dan STIL 55 hanya menghambat Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus dengan KHM sebesar 0.5 mg/mL. Seluruh ekstrak mampu meredam radikal DPPH dengan kisaran 14.94 – 82.58%. Ekstrak yang paling berpotensi adalah ekstrak etil asetat isolat STIL 33 dan STIL 37 dengan IC50 (konsentrasi yang mampu menghambat radikal sebesar 50%) berturut-turut sebesar 204 dan 205 ppm. Seluruh ekstrak memiliki kapasitas antioksidan berdasarkan uji dengan metode CUPRAC. Kapasitas antioksidan tertinggi didapatkan pada ekstrak etil asetat isolat STIL 33 yaitu sebesar 1610 μmol troloks/g ekstrak. Golongan senyawa bioaktif pada ekstrak ditentukan secara kualitatif. Secara umum seluruh ekstrak mengandung alkaloid, sedangkan sebagian mengandung terpenoid dan flavonoid. Erdasarkan analisis sekuen gen 16S rRNA, menunjukkan bahwa isolat STIL 09, STIL 33, STIL 37, STIL 44 dan STIL 55 berturut-turut memiliki kekerabatan terdekat dengan Bacillus subtilis strain JCM 1465, Pseudoalteromonas flavipulchra strain NCIMB 2033, Serratia marcescens strain NBRC 102204, Catenococcus thiocycli strain TG 5-3 dan Vibrio natriegens strain ATCC 14048. Keyword: antimikrob, antioksidan, bakteri yang erasosiasi dengan spons, KHM
Judul: Potensi Ekstrak Bakteri Laut yang Berasosiasi dengan Spons sebagai Antikanker dan Antioksidan Abstrak: Kanker merupakan penyakit paling mematikan kedua di dunia setelah penyakit jantung. Kanker disebabkan oleh pertumbuhan sel yang tidak terkendali sehingga dapat mengganggu bentuk dan fungsi jaringan sel lainnya. Salah satu penyebab kanker ialah radikal bebas yang menyebabkan stres oksiidatif pada tubuh manusia. Antioksidan berperan penting bagi tubuh manusia dalam menetralisir radikal bebas yang mengakibatkan penyakit degeneratif termasuk kanker. Jumlah penderita kanker di dunia terus meningkat, saat ini jumlahnya meningkat sekitar 7 juta penderita kanker dari tahun sebelumnya. Menurut WHO, di Indonesia terjadi sebanyak 165 kasus kanker dalam 100 000 penduduk. Kanker leher rahim merupakan salah satu penyebab utama kematian wanita yang berhubungan dengan kanker. Kanker leher rahim menyebabkan 270 000 kematian setiap tahunnya. Sekitar 85% kasus kanker leher rahim terjadi di negara-negara berkembang. Produk bahan bioaktif yang berasal dari spons telah diteliti memiliki potensi sebagai antikanker dan antioksidan. Namun, pemanfaatan spons sebagai sumber bahan bioaktif tidak efektif karena memerlukan biomassa yang cukup besar dan waktu budidaya yang lama. Isolasi bakteri yang bersimbiosis dengan spons merupakan strategi yang dapat digunakan untuk memproduksi berbagai bahan bioaktif dalam jumlah besar melalui produksi pengkulturan mikroba. Mikroorganisme yang berpotensi menghasilkan bahan bioaktif dicirikan dengan adanya gen penyandi enzim poliketid sintase (PKS) dan nonribosomal poliketid sintase (NRPS) yang dapat dideteksi melalui analisis keberadaan fragmen DNA penyandi domain ketosintase (KS) dan domain adenilase (A). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menentukan potensi ekstrak dari bakteri laut yang berasosiasi dengan spons sebagai antikanker dan antioksidan serta mendeteksi keberadaan gen penyandi senyawa bioaktif dari bakteri laut yang berasosiasi dengan spons. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dimulai dengan ekstraksi bahan bioaktif, pengujian kandungan kimia, uji antikanker dengan menggunakan metode MTT (3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl)-2,5-diphenyltetrazolium bromide), uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH (2,2-difenil-1- pikrilhidrazil) dan metode CUPRAC (Cupric Ion Reducing Antioxidant Capacity), serta deteksi gen yang berperan dalam sintesis senyawa bioaktif dari bakteri yang berasosiasi dengan spons dengan cara amplifikasi domain KS dan domain A menggunakan teknik PCR. Bakteri yang berasosiasi dengan spons yang digunakan dalam penelitian ini yaitu SAB E-31, SAB E-35, SAB E-38, SAB E-40, SAB E-41, SAB E-57, HAL-08, dan HAL-20 yang merupakan bakteri yang berasosiasi dengan spons Jaspis sp. dan Haliclona sp. Ekstrak dari bakteri laut yang berasosiasi dengan spons memiliki potensi sebagai antikanker dan antioksidan. Ekstraksi bahan bioaktif yang berasal dari bakteri diekstrak menggunakan pelarut etil asetat. Rendemen ekstrak etil asetat senyawa bioaktif yang berasal dari bakteri menghasilkan jumlah rendemen 0.01% hingga 0.03%. Ekstrak bakteri yang berasosiasi dengan spons memiliki kandungan flavonoid, alkaloid, dan triterpenoid. Selain itu ekstrak bakteri SAB E-38 dan SAB E-41 juga memiliki kandungan steroid. Senyawa dari golongan flavonoid, alkaloid, dan terpenoid telah diteliti memiliki aktivitas sebagai antioksidan dan antikanker. Ekstrak yang memiliki aktivitas antikanker dengan nilai IC50 terbaik dan yang memiliki nilai aktivitas tertinggi dalam meredam radikal bebas DPPH yaitu ekstrak bakteri SAB E-40. Nilai IC50 ekstrak bakteri SAB E-40 yaitu 234.59 μg mL-1 dengan aktivitas peredaman radikal bebas DPPH pada konsentrasi 100 μg mL-1 dan 200 μg mL-1 yaitu 10.09% dan 19.34%. Ekstrak yang memiliki nilai kapasitas antioksidan tertinggi adalah ekstrak bakteri HAL-08 sebesar 649.92 μmol troloks/g ekstrak. Isolat HAL-08 dan HAL-20 terdeteksi memiliki Keyword: antikanker, antioksidan, bakteri laut, KS dan A domain
Judul: Analysis of Unequal Income Distribution with Cobb-Douglas Production Function Abstrak: This paper studies the economic growth model by Moav (2002). Moav model shows the existence of unequal income distribution between low-income with high-income community. That kind of unequal income distribution is caused by uneven distribution of income. On this Moav model, there is one area called the threshold. Threshold becomes a benchmark to determining whether a society is categorized into low- or high- income community. The production function used in this paper is the Cobb-Douglas function. The dynamics of this model is described as difference equation of low-income, threshold, and high-income community. Simulation study on the model is carried out using Maple 13 and Mathematica 7.0 software. Overall, from the observed case, high-income community will reach a stable condition earlier, followed by the threshold, and then the low-income community. Keyword:
Judul: Optimasi Produksi Benih Hortikultura Sang Hyang Seri Selection di PT. Sang Hyang Seri Regional Manager I UPPB Sukamandi, Jawa Barat Abstrak: Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 lalu, menyebabkan pertumbuhan ekonomi negara menjadi stagnan. Beberapa sektor dalam perekonomian negara mengalami pertumbuhan yang rendah kecuali sektor pertanian, air, gas dan Iistrik. Salah satu subsektor dalam sektor pertanian yang dapat memberikan kontribusi untuk mengatasi krisis tersebut adalah hortikultura karena potensi yang dimilikinya sangat besar. Permintaan komoditas hortikultura menunjukkan pasar yang sangat potensial. Namun dari segi penawaran belum dapat memenuhi permintaan tersebut karena kemampuan produksi yang rendah. Hal ini salah satunya disebabkan oleh keterbatasan jumlah dan rendahnya mutu benih. Keyword:
Judul: Optimalisasi Produksi di PT. Sang Hyang Sari Cabang Khusus Jawa Barat UPB Sukamandi Abstrak: Peningkatan jumlah penduduk Indonesia menyebabkan kenaikan konsumsi pengan, sehingga diperlikan peningkatan penyediaan pangan. Oleh karena itu pemerintah menetapkan tujuan meningkatkan penyediaan pangan dan kebutuhan pangan nasional sebagai bagian dari tujuan pembangunan pertanian. Agenda strategis yang ditetapkan pemerintah untuk mewujudkan tujuan pembangunan pertanian tersebut adalah dengan memacu penerapan teknologi pertanian. Slah satu penerapan teknologi pertanian yang telah dilakukan adalah penggunaan varietas unggul. Varietas unggul dihasilkan dari benih bermutu yang telah dilegalisasi dan lebih dikenal dengan istilah benih bersertifikat. Dalam pengadaan benih bersertifikat diperlukan adanya suatu industri perbenihan untuk memenuhi kebutuhan akan benih. Pada tahun 1971 pemerintah mendirikan Perum Sang Hyang Seri sebagai salah satu komponen industri pembenihan yang mempunyai fungsi dan tugas pokok produksi dan distribusi benih bersertifikat. Selanjutnya Perum Sang Hyang Seri berubah statusnya menjadi PT. Sang Hyang Seri. Keyword:
Judul: Metrik Einstein (Anti-) Self-Dual Berdimensi Empat dengan Metode Cartan Abstrak: Gravitational field equation can be formulated in differential forms (differential geometry), which describes gravity as a manifestation of the curvature of space-time. Curvature of space-time is characterized by a metric that satisfies the gravitational field equation. With differential forms it can be formulated the (anti-) self-dual Einstein equation, which is a modification of the Cartan structure in (anti-) self-dual basis. Calculation of (anti-) self-dual metric with (anti-) self-dual Einstein equation is simpler than the calculation using Christoffel symbols. Keyword:
Judul: Efisiensi Pemanfaatan Bahan Baku Kayu Lapis Di PT. Kutai Timber Indonesia, Probolinggo-Jawa Timur Abstrak: Raw material efficiency utilization is one of a success indicator that measures the plywood industry performance by which production units are evaluated. Raw materials efficiency utilization is a simple way to measure the level of competitiveness and effective usage of wood raw material. By increasing the efficiency, the industry can reduce the resulted waste. The purpose of this research is to find out the efficiency of wood raw materials utilization in plywood production process in PT. Kutai Timber Indonesia. The conclusions of the research results are as follows: (1) The average efficiency level of wood raw material utilization at PT. Kutai Timber Indonesia in 2011-2013 was 53.40% per year. (2) The most inefficiency step process was arranging core veneer as reflected by the average highest waste volume (13.37%). (3) PT Kutai Timber Indonesia failed to meet the efficient plywood industry according to Ministry of Forestry Regulation No. P.17/Menhut-II/2004 regarding Standard Operation procedure for Primary Forest Products Industries Efficiency Evaluation. (4) In order to increase the level of wood raw material utilization, PT. Kutai Timber Indonesia use most of the wood waste resulted from the plywood industry for wood pellet, particleboard, wood working and boiler raw material Keyword: PT. KTI, Raw Material, Plywood, Efficiency
Judul: Kajian Manajemen Teknologi dan Produksi Bersih Pengolahan Kayu Lapis Pada Pt Kutai Timber Indonesia Abstrak: Industri kehutanan di Indonesia berkembang pesat sejalan dengan era industrialisasi yang mulai dikembangkan sejak era Orde Baru. Selama kurun waktu lebih dari satu dasawarsa yang lalu (1988-1998) posisi industri kayu lapis (plywood) merupakan salah satu industri kehutanan andalan ekspor yang telah memberikan sumbangan sangat penting bagi pembangunan bangsa. Perolehan devisa yang dihasilkan untuk negara dari industri kayu lapis terbesar dibandingkan dengan produk industri hasil hutan yang lain. Kenyataan tersebut membawa konsekuensi terhadap pasokan kayu bulat sebagai bahan baku industri kayu lapis harus tetap terjaga. Kemampuan hutan alam dalam menyediakan bahan baku secara lestari tidak mencukupi kebutuhan industri perkayuan di dalam negeri. Potensi produksi lestari hutan alam menurun drastis dari 22,5 juta m³/tahun menjadi 17 juta m³/tahun, di samping masih ada sumber kayu lainnya seperti Izin Pemanfaatan Kayu (IPK) sekitar 7,5 juta m³/tahun dan hutan rakyat sebesar 2,0 juta m³/tahun. Di lain pihak, kebutuhan bahan baku rata-rata industri pengolahan kayu saat ini mencapai 63,5 juta m³/tahun, termasuk untuk industri kayu gergajian, kayu lapis, pulp (bubur kertas), blockboard, woodchips, sumpit, pinsil dan korek api. Kondisi di atas, selain mengancam kelestarian hutan, juga mengancam kelestarian industri itu sendiri. Kelangkaan dan kesenjangan pasokan bahan baku industri tersebut tidak jarang menimbulkan beberapa permasalahan. Permasalahan tersebut antara lain mendorong maraknya penebangan liar (illegal logging) dan pencurian kayu yang oleh banyak pihak diduga mencapai di atas 20 juta m3/tahun. Kondisi tersebut secara potensial akan meningkatkan ancaman terhadap kelestarian hutan yang pada akhirnya akan menyebabkan kemunduran potensi sumber daya hutan, baik luasan maupun kualitasnya serta ancaman bagi kelestarian industri hasil hutan. dst.... Keyword: manajemen teknologi, produksi bersih, kayu lapis,, ekoefisiensi, PT. Kutai Timber Indonesia, checklist Frank dan Popoff, analisis THIO, limbah
Judul: Analisis kestabilan model penyebaran gonorrheae Abstrak: Gonorrheae merupakan sejenis penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri gonococcus yang menyebar melalui hubungan seksua!. Penderita 'penyakit ini umumnya para pekerja seks alau mereka yang melakukan seks tak wajar. Penyakit ini memiliki karakteristik unik yang mendasar yakni tidak ada kekebalan, artinya bahwa bila penderita yang dinyatakan sembuh kemungkinan untuk terjangkit sangat besar dan setiap individu yang rentan akan terinfeksi jika berhubungan seksual dengan penderila penyakit Inl. Martin Braun (1975) membuat suatu model epidemik tentang penyebaran penyakit gonorrheae. Pemodelan ini hanya membahas penyebaran gonorrheae yang disebabkan oleh hubungan seksual lawan jenis (heteroseksual). Keyword:
Judul: The relationship among three populations of climbing perch fish (Anabas testudineus) based on analysis of Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD) and morphometric characters. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hubungan 3 populasi ikan betok (Anabas testudineus) yang berasal dari Jawa, Sumatera, dan Kalimantan dengan metode RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA) dan karakter morfometrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat heterozigositas populasi ikan betok berkisar antara 0,088-0,109, sedangkan polimorfisme genetik populasi ikan betok Kalimantan merupakan yang tertinggi (25,93%) dibandingkan dengan populasi dari Sumatera (22,22%) dan Jawa (18,52%). Hubungan kekerabatan ketiga populasi menunjukkan jarak genetik antara populasi ikan betok Jawa dan Sumatera (0,279) lebih dekat dibandingkan dengan Kalimantan terhadap Jawa (0,398) dan Sumatera (0,551). Berdasarkan analisis dendrogram UPGMA mengelompokkan populasi Jawa dan Sumatera terpisah dari populasi Kalimantan. Dalam hal ini, 3 karakter morfometrik menunjukkan perbedaan populasi dan 18 karakter kemiripan, serta terdapat indeks kemiripan antara Sumatera dan Jawa sebesar 10% Keyword:
Judul: Keragaman Tiga Populasi Ikan Tambakan (Helostoma temminckii) dengan Metode RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA) dan Karakter Morfometrik Abstrak: Ikan tambakan (Helostoma temminckii) adalah salah satu jenis ikan air tawar yang berasal dari wilayah tropis, tepatnya Asia Tenggara. Di Indonesia ikan tambakan merupakan salah satu ikan bernilai ekonomis. Jumlah produksi budidaya kolam, karamba, maupun sawah ikan tambakan cenderung menurun. Untuk meningkatkan produksi ikan tambakan yang berkelanjutan perlu didukung oleh program pemuliaan bibit unggulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keragaman genetika populasi ikan tambakan yang berasal dari tiga lokasi berbeda (Jawa, Sumatera, dan Kalimantan) menggunakan metode RAPD dan karakter morfometrik. Hasil menunjukkan bahwa polimorfisme dan heterosigositas tertinggi terdapat pada populasi ikan tambakan Kalimantan dibandingkan dengan tambakan Sumatera dan Jawa. Ukuran fragmen DNA teramplifikasi berkisar antara 100-2000 bp. Jarak genetik paling jauh adalah antara populasi tambakan Sumatera dengan Kalimantan (0,2877), sedangkan jarak genetik terendah adalah tambakan Kalimantan dengan Jawa (0,1961). Berdasarkan uji karakter morfometrik diketahui terdapat 9 karakter yang berbeda nyata (P<0,05) dan berdasarkan analisis fungsi kanonikal menunjukkan penyebaran karakter morfologi ketiga populasi ikan tambakan Sumatera, Jawa, dan Kalimantan tidak saling bersinggungan dengan indeks kemiripan (sharing component) masing-masing populasi 100% Keyword:
Judul: Elektrodeposisi Film Tipis Semikonduktor Cu2ZnSnS4 (CZTS) pada Substrat Kaca ITO Abstrak: Semiconductor Cu2ZnSnS4 (CZTS) thin film that can be used as absorber layers on solar cell module was made via electrodeposition method. CZTS thin film was electrodeposited on the surface of a silicate glass coated with a thin layer of indium tin oxide (ITO). Deposition process was done using potentiostatic mode at room temperature with a potential of 1.05 V for 30, 45, and 60 minutes, followed with annealing the film at 2 different temperatures, 500 ºC using furnace and 180 ºC using hot plate, both treatments for 45 minutes in N2/H2S atmosphere. The X-ray difractograms were analyzed using Match 2 program and showed that the CZTS thin films had kesterit crystalline structure, with a low percentage of CZTS phase. The thin film also contained secondary phases such as Cu2S, ZnS, and SnS. The obtained CZTS thin films had a thickness between 1.039 and 1.676 μm. Absorption study showed that the band gap energy of CZTS thin films which was annealed using furnace ranged from 1.50 to 1.52 eV, whereas that annealed using the hot plate was not observed. The band gap energy value showed that CZTS thin films can be used as sunlight absorber layers on solar cell. The formation of CZTS crystal film on this investigation was effectively performed using furnace annealing process at a temperature of 500 ºC with deposition time of 45 minutes. Keyword: Thin film, Electrodeposition, Cu2ZnSnS4
Judul: Storage of minimally processed crystal guava coated by glucomannan in modified atmosphere packaging Abstrak: There had been many studies on minimally processed fruits in Indonesia, but none had been conducted on crystal guava. Research had also been done for edible coated minimally processed mango (Wuryani et al., 1999), and snake fruits (Rusmono et al., 1998) using soybean protein isolate as the major ingredient for the edible coating. The objective of this research was to observe the respiration rates, the quality changes, and the shelf life of edible coated minimally processed crystal guava using glucomannan as the major ingredient for edible coating. Preliminary experiment resulted in the selection of 1% glucomannan for the edible coating selection due to the lowest respiration of the edible coated minimally processed crystal guava stored at 5 oC. Storage temperature at three levels 5 oC, 10 oC, and temperature room, and atmosphere composition at also three levels 16-18% O2 and 3-5% CO2, 14-16% O2 and 3-5% CO2, 16-18% O2 and 5-7% CO2 were applied to the edible coated minimally processed crystal guava. The results indicated that storage temperature of 10 oC, and atmosphere composition of 14-16% O2 and 3-5% CO2 were favored compared to the room condition. The packaging films appropriate for the selected condition were stretch film and polypropylene film. Validation experiment used a packaging made of LDPE no.4 for the bottom container accommodating 166-277 g edible coated minimally processed crystal guava which were then covered by stretch film and polypropylene film. It was concluded that edible coated minimally processed crystal guava was best to be stored at 10 oC in a modified atmosphere packaging using stretch film with the ratio of weight to area 200 g/ 240 cm2 since it would be still accepted on the sixth day storage with an organoleptic score of 3.5 in the range of 1-5. Keyword:
Judul: Shelf life and quality of edible coated fresh cut sapota (Achras zapota, L) cultivar sukatali ST1 stored in modified atmosphere packaging Abstrak: Minimally processed fruit is one of the options that provide practical and ready to eat food for the urban people that has instant life style. Edible coating and low temperature are required to keep the quality and the shelf life of the minimally processed fruits. The objective of this study was to determine the influence of edible coating used for fresh cut sapota cultivar Sukatali ST1 on its quality and shelf life. Preliminary experiment resulted in the selection of 0.5% glucomannan out of 0.5%, 0.55%, and 0.6% concentration for the edible coated fresh cut sapota due to its lowest respiration. Two treatments, storage temperature at three levels 5oC, 10oC, 15oC and atmosphere composition at also three levels 16-18% O2 & 2-4% CO2, 14-16% O2 & 2-4% CO2, and 14-16% O2 & 4-6% CO2 were applied to the edible coated fresh cut sapota cultivar Sukatali ST1. The results indicated that storage temperature of 10 oC, and atmosphere composition of 14-16% O2 and 2-4% CO2 were favored compared to the room condition. The packaging films appropriate for the selected condition were stretch film and polypropylene film. The validation experiment concluded that edible coated fresh cut sapota cultivar Sukatali ST1 was best to be stored at 10 oC in a modified atmosphere packaging using stretch film, which was still accepted by consumers on the sixth day storage with an organoleptic score of 3-5 in the range of Keyword:
Judul: Invers Drazin dari Matriks Toeplitz Singular Abstrak: Matriks Toeplitz adalah matriks yang setiap unsur pada diagonal utama bernilai sama dan setiap unsur pada subdiagonal yang bersesuaian dengan diagonal utama juga bernilai sama. Matriks singular adalah matriks yang tidak bisa ditentukan inversnya. Akan tetapi, dapat diupayakan untuk ditentukan inversnya menggunakan invers matriks yang diperumum. Invers Drazin merupakan salah satu jenis invers matriks yang diperumum. Pada karya ilmiah ini ditentukan invers Drazin dari matriks Toeplitz singular dengan menggunakan metode Leverrier Faddeev. Kemudian, ditentukan invers Drazin dari matriks Toeplitz singular yang direpresentasikan sebagai penjumlahan segitiga bawah dan segitiga atas matriks Toeplitz berdasar pada teorema Gohberg dan Semencul., Toeplitz matrix is a matrix in with element on the main diagonal has the same value and on the subdiagonal corresponding to the main diagonal also has the same value. Singular matrix is a matrix that has no inverse. However, it can be attempted to determine the inverse using a generalized inverse matrix. Inverse Drazin is a type of generalized matrix inverse. This paper discussed the inverse Drazin for a singular Toeplitz matrix using the Leverrier Faddeev method. Then, the Drazin inverse of the singular Toeplitz matrix which is represented as a sum of products of lower and upper triangular Toeplitz matrix based on Gohberg and Semencul theorem. Keyword: inverse Drazine, singular Toeplitz matrix
Judul: Pendugaan neraca air menggunakan aplikasi tank model dan perhitungan erosi sedimentasi dengan metode musle di sub-das Cibengang Kabupaten Bandung Abstrak: Sampai saat ini metode yang digunakan di Indonesia untuk menduga erosi masih menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss Equation). Sementara itu, ada metode baru yang merupakan pengembangan dari metode USLE, yaitu MUSLE (Modified Universal Soil Loss Equation) yang lebih akurat dalam menduga erosi. Berbagai pendapat menyebutkan bahwa untuk menerapkan metode MUSLE ini sulit, karena harus menghitung limpasan permukaan. Tank Model bisa menjadi solusi, karena Tank Model digunakan untuk menduga distribusi aliran air secara vertikal dan horisontal berdasarkan waktu sehingga diketahui penyebaran air dalam kawasan DAS, sehingga limpasan bisa diketahui. Keyword:
Judul: Pendugaan Neraca Air, Erosi Dan Sedimentasi Menggunakan Aplikasi Tank Model Dan MUSLE Di Sub-sub DAS Cikadu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat Abstrak: The difficulty in assuming flow characteristics of water in a watershed could be answered by Tank Model aplication, this model use the parameters of precipitation, evapotranspiration, and flow as input data to estimate characteristics of a watershed in the form water balance, presence of water and water level on each layer ground.The research was located at Cikadu Sub-Watersheds which is a part of Cisangkuy Sub-Watershed at Mangun Jaya Village, Arjasari Sub-District, Bandung District with water catchment area as much as 986.6 Ha. The research was held on November 2011 – January 2012. The objective of this research are : 1) Study of hydrology characteristics at Cikadu Sub-Watersheds using Tank Model with the basis of SPAS data, 2) Study of sedimentation and erosion rates at Cikadu Sub-Watersheds using MUSLE method with the input of runoff data generated by Tank Model application. Land cover in Cikadu Sub-Watersheds consist of 376.8 Ha (38.20%) shrubs, 199 Ha (20.17%) forest, 152.3 Ha (15.44%) plantations, 4.4 Ha (0.44%) residential area, 123.8 Ha (12.55%) irrigated rice field, 60.1 Ha (6.10%) rainfed rice field, and 69.8 Ha (7.08%) agricultural field. Result from the calibration of stream flow monitoring stations data shows a high correlation between water level and discharge which was Q = 50.82 TMA2,578, with R2 = 0.98. Correlation between discharge and sedimentation rate was Qs = 0.981 Q1, 897, with R2 = 0.70. The runoff rate can be predicted with Tank Model and the sediment rate by using MUSLE. The runoff coefficient is 37%, there is a strong correlation between sediment rate observed and sediment rate of calculated MUSLE with R2 = 0.75. Tank Model optimization results with parameter values R = 0.86. Total flow of Tank Model for 57 days in form of rainfall of 636.9 mm with the total ETP value 211.384 mm will be a total flow of 215.07 mm, the comparison of flow on each reservoir is surface flow of 71.98 mm (33.47%), Intermediate flow of 58.55 mm (27.22%), Sub-base flow of 2.05 mm (0.95%), and Base Flow of 82.47 mm (38.34%). Total sedimentation rate is 15.57 tons/ha/year, equivalent to a loss of soil as deep as 1.29 mm/year. Keyword:
Judul: Infeksi Virus Parainfluenza Pada Anjing Abstrak: Virus parainfluenza anjing termasuk famili Paramyxoviridae, berbentuk pleomorf dengan ukuran bervariasi (bergaris tengah antara 100-500 nm), berpembungkus peka ether, berisi genom RNA dan secara serologis mempunyai kesamaan dengan virus SV-5 kera; dikenak sebagai salah satu kausa penting dari sindrom "kennel cough". Infeksinya dapat mengenai anjing semua umur yang belum pernah terinfeksi atau mendapatkan vaksinasi mengakibatkan gejala klinis ringan yang terbatas pada traktus respirasi atu infeksi yang secara klinis tidak memperlihatkan gejala nyata. Gejala klinis yang nampak setelah masa inkubasi (1-5 hari) terlewati berupa batuk yang tidak berat selama beberapa hari, berbagai tingkat tonsilitis dan pharyngitis dan kadang-kadang ditemukan kenaikan temperatur rektal antara 1-2 derajat C dari temperatur normal rat-rata. Anjing terinfeksi mengandung virus pada traktus respirasi bagian atas dan bawah serta limfonoduli sampai hari ke 9 setelah infeksi. Penyebaran virus antar anjing terjadi secara aerogen. Keyword:
Judul: Suplementasi Tepung Kedelai Bebas Lemak (Defatted Soy Flour) Hasil Ekstrusi Pada Formula Roti Manis Abstrak: Penambahan tepung kedelai pada produk roti manis diharapkan dapat menghasilkan produk berkadar protein tinggi dan diterima masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan tepung kedelai bebas lemak terhadap sifat fisik, sifat kimia dan daya terima dari roti manis. Penelitian ini terdiri dari dua tahap. Tahap pertama dilakukan untuk membuat tepung kedelai bebas lemak dengan metode proses ekstrusi dan suplementasi pada adonan roti manis. Tepung kedelai (60 mesh) yang dihasilkan kemudian digunakan pada pembuatan (formulasi) roti manis. Produk yang diperoleh kemudian diamati secara kimia (analisa proksimat) dan organoleptik (kesukaan panelis). Keyword:
Judul: Suplementasi tepung kedelai lemak penuh (full fat soy flour) hasil ekstrusi pada formula roti manis Abstrak: Pengembangan kedelai sebagai salah satu sumber protein mempunyai prospek yang baik. Suplementasi tepung kedelai pada roti manis diharapkan dapat menghasilkan produk berkadar protein tinggi dan diterima masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh suplementasi tepung kedelai terhadap sifat fisik, kimia dan daya terima roti manis. Penelitian ini terdiri dari dua tahap. Pada penelitian tahap pertama dilakukan pembuatan tepung kedelai lemak penuh dengan metode ekstrusi. Tepung kedelai tersebut disuplementasikan pada roti manis. Produk yang dihasilkan dianalisa proksimat (kadar air, abu, protein, lemak, dan karbohidrat) serta diuji hedonik. Penelitian tahap kedua mempelajari pengaruh suplementasi tepung kedelai lemak penuh pada formulasi roti manis dengan penambahan bread improver dan tepung gluten. Pada roti manis dilakukan pengamatan sifat fisik yang meliputi derajat pengembangan adonan dan volume roti, serta sifat kimia yang meliputi peningkatan kadar protein roti manis sebagai pengaruh tingkat suplementasi serta uji hedonik terhadap penampakan, aroma, rasa dan tekstur untuk menentukan formulasi terbaik dari setiap konsentrasi tepung kedelai, tepung gluten dan bread improver. Hasil penelitian tahap pertama menunjukkan bahwa suplementasi tepung kedelai pada formula roti manis dapat dilakukan sampai taraf 10%. Suplementasi tepung kedelai pada adonan roti yang melebihi konsentrasi 10% akan menyebabkan tekstur roti menjadi keras dan rapuh. Suplementasi tepung kedelai pada formulasi roti manis menyebabkan peningkatan kadar air, kadar protein, kadar lemak, kadar abu, tetapi menurunkan kadar karbohidrat. Hasil penelitian tahap kedua menunjukkan bahwa suplementasi tepung kedelai sebanyak 12%, 15% dan 18% dengan penambahan tepung gluten sebanyak 2%, 3 % dan 4% serta 0.25% bread improver menghasilkan volume roti dan derajat pengembangan yang tidak berbeda nyata dengan kontrol. Dari hasil uji hedonik terhadap keempat atribut organoleptik menunjukkan bahwa penambahan 3% tepung gluten dan 0.25% bread improver mampu meningkatkan penerimaan konsumen terhadap roti manis dengan suplementasi tepung kedelai sebanyak 12% dengan kadar protein sebesar 12.48% (15.13% lebih tinggi dari kontrol). Keyword:
Judul: Studi Taksonomi Katak Subgenus Papurana (Lesson, 1831) dari Halmahera (Anura, Ranidae, Hylarana), Studi Taksonomi Katak Subgenus Papurana (Lesson, 1831) dari Halmahera (Anura, Ranidae, Hylarana Abstrak: I reevaluated taxonomic of subgenus Papurana position from Halmahera based on morphological and molecular analyses. My results show that two separate species occur on the Halmahera Island, each nested within two distinct clades (hereafter papua clade and celebensis clade), one of which corresponds to H. moluccana (celebensis clade) and the other to an unidentified species (papua clade). By p-distance ranging from 6.9 to 11.5% on the 16S rRNA gene, the unidentified species (Hylarana sp.) is genetically different from all congeners of the papua clade. The Hylarana sp. can be distinguished from all congeners by following combination of charactes: vomer teeth in two oblique rows with narrow inter-vomer distance; snout rounded dorsally; dorsum with few scattered cone-shaped tubercles that are black with white tips; distinct skin folds (ridges) on the dorsal side of the thigh coinciding with dark brown cross bars; a marbled pattern on the ventral side of the thigh and yellowish groin. I also present new data for H. daemeli, H. volkerjane, and H. arfaki from the western region of Papua. Furthermore, I found that H. celebensis has numerous mtDNA lineages, indicating cryptic diversity within the celebensis clade. The discovery of two separate species on Halmahera necessitates more research into the biogeographic history of Hylarana in Northern Moluccas. Keyword: frog, Halmahera, Hylarana, morphology, Papurana, phylogenetic
Judul: Analisis Kelayakan Investasi Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit PT XYZ Di Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah. Abstrak: Sulawesi Tengah adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi yang baik dalam produk pertanian dan perkebunan. Komoditi utama Provinsi Sulawesi Tengah adalah kakao. Namun, di Kabupaten Morowali sendiri, area perkebunan kakao dari tahun 2011 hingga 2016 menurun, sementara luas areal perkebunan besar swasta tanaman kelapa sawit meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah pembangunan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Morowali secara finansial layak dalam kriteria investasi. Penelitian ini dianalisis berdasarkan kriteria investasi yaitu NPV, IRR, Net B/C, PP, dan switching value. Hasil dari analisis kelayakan investasi untuk pembangunan perluasan perkebunan kelapa sawit seluas 1000 ha menunjukkan NPV sebesar Rp 52951448529, IRR sebesar 7 persen, Net B / C sebesar 1.49, dan PP pada 12 tahun dan 1 bulan. Berdasarkan hasil penelitian ini, pengembangan perkebunan sawit di Kabupaten Morowali layak dalam kriteria investasi. Keyword: Kelayakan, Investasi, Tanaman Kelapa Sawit
Judul: Analisis Kelayakan finansial proyek biodiesel kelapa sawit pada pusat penelitian kelapa sawit medan, Sumatera Utara Abstrak: Kelapa saawit adalah salah satu komoditi perkebunan Indonesia yang dalam dua dekade terakhir ini semakin kokoh sebagai komoditi unggulan perkebunan Indonesia. Prospek usaha yang cerah, harga produk yang kompetitif, industri berbasis kelapa sawit yang beragam dengan skala usaha yang fleksibel, telah menjadikan banyak perusahaan dalam berbagai skala maupun petani yang berminat untuk membangun industri kelapa sawit, mulai dari kebun hingga industri hilir. Bagi Indonesia, peluang pengembangan kelapa sawit juga ditunjang oleh potensi sumberdaya alam yang dimiliki, antara lain terjaminnya ketersediaan lahan dan tenaga kerja, letak geografis yang sangat strategis dan daya tarik investasi yang cukup tinggi. Keyword:
Judul: Dynamical System of Hepatitis B in Three Groups with Vaccination Abstrak: The aim of this study is to modify the hepatitis B transmission model in three age groups involving vaccination from the model conducted by Zhoe and Zhang.The method used is to analyze the stability of the fixed point and its basic reproduction number (R_0). Performed stability analysis and numerical simulation to see population dynamics. Next, a sensitivity analysis of the parameters was carried out to see its effect on R_0. From the analysis obtained two fixed points, namely non-endemic and endemic fixed points. Non-endemic fixed points are locally asymptotically stable if R_0 <1 Meanwhile, the endemic fixed point is locally asymptotically stable if R_0 > 1. Hepatitis vaccination affects the number of susceptible population, because the more successful the vaccination, the smaller the number of susceptible populations so that the smaller the population will be infected. Keyword: Dynamic, Hepatitis B, Vaccine, Mathematical model
Judul: Aplikasi Bahan Humat, Pupuk Silika dan Abu Sabut Kelapa sebagai Bahan Amelioran Tanah Sawah Abstrak: Upaya peningkatan produksi padi dengan intensifikasi lahan menyebabkan unsur hara terangkut melalui panen secara terus-menerus. Petani padi di Kepulauan Nias, Sumatera Utara pada umumnya melakukan pemupukan nitrogen, fosfor dan kalium tanpa penambahan bahan organik dan pupuk silika. Padahal kehilangan bahan organik dan silika melalui panen cukup tinggi. Sebagian besar lahan sawah diindikasikan berkadar bahan organik rendah. Kehilangan silika melalui panen padi antara 150 hingga 300 kg/ha. Dengan demikian perlu dilakukan pemupukan berimbang supaya tanah tetap sehat. Penambahan bahan silika diberikan dalam bentuk pupuk SipadiHS sedangkan penambahan bahan organik dapat diberikan dalam bentuk bahan humat. Selain itu, Kepulauan Nias sangat banyak menghasilkan sabut kelapa yang merupakan limbah dari pembuatan minyak kelapa. Sabut kelapa dapat diolah menjadi abu sabut kelapa yang mengandung kalium cukup tinggi, untuk dapat dimanfaatkan sebagai bahan alternatif untuk substitusi pupuk kalium. Pemberian kombinasi bahan humat, pupuk silika dan abu sabut kelapa diharapkan berpengaruh positif memperbaiki sifat-sifat kimia tanah serta peningkatan pertumbuhan tanaman padi. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu percobaan di rumah kaca dan analasis tanah dan tanaman di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah IPB. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei 2016 sampai bulan April 2017. Rancangan percobaan yang digunakan pada percobaan ini adalah rancangan acak lengkap faktor tunggal. Perlakuan yang diberikan merupakan kombinasi antara bahan humat, pupuk silika dan abu sabut kelapa yang disubstitusi KCl pada dosis yang bervariasi. Adapun dosis bahan humat setara 0 dan 15 l/ha; dosis pupuk silika 0 dan 0.85 ton/ha dan dosis abu sabut kelapa yang mengandung K2O 31% sebesar 0, 0.32 dan 0.66 ton/ha disubstitusi dengan KCl 0, 0.08 dan 0.16 ton/ha. Hasil penelitian menunjukkan pemberian bahan amelioran meningkatkan pH, Ca dapat dipertukarkan, Na dapat dipertukarkan, K dapat dipertukarkan, Kapasitas Tukar Kation dan Kejenuhan Basa. Perlakuan terbaik adalah perlakuan H1S1A2 (bahan humat 15 l/ha, silika 0.85 ton/ha dan abu sabut kelapa 0.66 ton/ha) yang meningkatkan pH, Ca dapat dipertukarkan, Na dapat dipertukarkan, K dapat dipertukarkan, Kapasitas Tukar Kation dan Kejenuhan Basa sedangkan silika tersedia dan C-organik cenderung meningkat. Selain berpengaruh pada sifat kimia tanah, kombinasi bahan amelioran tersebut juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman padi yaitu meningkatkan tinggi tanaman dan jumlah daun. Keyword: abu sabut kelapa, bahan humat, padi, pupuk silika
Judul: Pengaruh Kombinasi Pupuk Daun Silika dan Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah Abstrak: Beras merupakan makanan pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia. Namun, kemampuan Indonesia dalam menyediakan beras bagi penduduknya belum memadai. Salah satu cara untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan beras adalah dengan meningkatkan produktivitas lahan yang dikenal sebagai intensifikasi. Intensifikasi pertanian diarahkan pada perbaikan seluruh sistem pertanian salah satunya segi kesuburan tanah. Kebutuhan hara padi tidak hanya unsur makro dan mikro esensial tetapi juga unsur yang menguntungkan seperti Silikon (Si). Kurangnya Si tersedia dalam tanah sawah diduga merupakan salah satu penyebab stagnasi produksi padi di Jawa dan daerah lainnya di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk daun silika dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi, serta serapan Si pada padi sawah. Hasil penelitian menunjukkan pupuk daun silika secara tunggal nyata meningkatkan jumlah anakan, dan meningkatkan bobot GKP, kadar P jerami dan serapan Si walaupun secara statistik tidak nyata. Namun, pupuk daun silika berpotensi menurunkan kadar K jerami yang diduga karena kandungan Na pada pupuk daun Si menekan serapan K. Perlakuan pupuk NPK secara tunggal nyata meningkatkan tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah malai, GKP, kadar P dan K jerami, serta serapan Si. Interaksi kedua perlakuan nyata meningkatkan tinggi tanaman, jumlah anakan, dan jumlah malai. Keyword: intensifikasi, jerami, silikon
Judul: Metrik Einstein (Anti-) Self-Dual Berdimensi Empat dengan Metode Cartan Abstrak: Gravitational field equation can be formulated in differential forms (differential geometry), which describes gravity as a manifestation of the curvature of space-time. Curvature of space-time is characterized by a metric that satisfies the gravitational field equation. With differential forms it can be formulated the (anti-) self-dual Einstein equation, which is a modification of the Cartan structure in (anti-) self-dual basis. Calculation of (anti-) self-dual metric with (anti-) self-dual Einstein equation is simpler than the calculation using Christoffel symbols. Keyword:
Judul: Penyelesaian Cutting Stock Problem Satu Dimensi Menggunakan Metode Branch and Bound Abstrak: Kain batik katun merupakan bahan utama yang biasa digunakan untuk membuat baju seragam keluarga. Pemotongan bahan kain batik haruslah menyesuaikan dengan kebutuhan keluarga tersebut. Oleh karena itu, pemotongan bahan kain batik perlu direncanakan agar mendapatkan hasil yang optimal untuk meminimumkan sisa bahan yang terbuang. Penelitian ini bertujuan untuk mencari pola pemotongan bahan seragam keluarga yang dapat meminimumkan sisa hasil pemotongan satu dimensi pada kain batik katun yang diperoleh menggunakan metode branch and bound serta mencari solusi yang optimal menggunakan bantuan software Lingo 11.0. Solusi yang diperoleh merupakan kombinasi pola pemotongan bahan kain yang optimal sehingga meminimumkan sisa hasil pemotongan. Model diimplementasikan pada masalah pemotongan stok bahan kain batik katun menggunakan bantuan bahasa pemrograman Python 3.9.5 dan software Lingo 11.0 yang memperlihatkan bahwa sisa hasil pemotongan sebesar 2,95% dari total bahan yang digunakan., Cotton batik cloth is the main material that is usually used in making family attires. The cloth's cut must be suitable with the family's requirement. Because of that, the cutting process must be planned carefully to give the optimal cut to minimalize the material wasted. This research is intended to find the cutting pattern for family attire material that could minimalize the one-dimensional cut on cotton batik cloth using the branch and bound method whilst finding an optimal solution using software Lingo 11.0. The produced solution would be optimal combinations of cutting patterns on the cloth so that the material leftover is minimal. The model is applied to the cutting stock problem using Python 3.9.5 and software Lingo 11.0 shows that the leftover and profit from the cutting process would be 2.95% of the total material used. Keyword: branch and bound, cutting stock problem, optimization
Judul: Penyelesaian Cutting Stock Problem Dua Dimensi Menggunakan Pattern Generation Technique Abstrak: Cutting Stock Problem (CSP) dua dimensi adalah suatu permasalahan pemotongan barang (item) yang berfokus pada dua sisi pemotongan yaitu anjang dan lebar. Pemotongan yang dilakukan bertujuan untuk meminimumkan sisa hasil pemotongan yang didapatkan. Salah satu metode dalam pemotongan CSP dua dimensi adalah pattern generation. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pola pemotongan optimal menggunakan pattern generation yang meminimalkan sisa hasil pemotongan kain di RB GROUP yang diimplementasikan menggunakan bantuan Excel dan software optimisasi Lingo 18.0. Hasil yang diperoleh untuk meminimumkan sisa pemotongan kain rol pada RB GROUP dapat dilakukan dengan memotong 2 kain rol berukuran 50 m × 1.5 m dengan pola 1633 yaitu 129 celana pendek ukuran XL, 84 ukuran L, dan 38 ukuran M, serta pola 1653 dengan 129 celana pendek ukuran XL, 51 ukuran L, dan 72 ukuran M. Kombinasi tersebut menghasilkan sisa pemotongan sebesar 14.81% dari total kain rol yang digunakan. Persentase tersebut lebih kecil 2.83 % dari persentase sisa pemotongan yang dilakukan oleh RB GROUP., The two-dimensional Cutting Stock Problem (CSP) is a problem of cutting items that focuses on two cutting dimensions: length and width. The cutting is aimed at minimizing the resulting of leftover cutting. One of the methods for solving the two-dimensional CSP is pattern generation. This research aims to obtain optimal cutting patterns using pattern generation to minimize the leftover fabric in RB GROUP's cutting process, implemented with the assistance of Excel and Lingo 18.0 optimization software. The results obtained indicate that to minimize the leftover fabric in roll cutting at RB GROUP, it is possible to cut 2 rolls of fabric with dimensions of 50 m × 1.5 m using pattern 1633, consisting of 129 XL-sized shorts, 84 L-sized shorts, and 38 M-sized shorts, as well as pattern 1653, consisting of 129 XL-sized shorts, 51 L-sized shorts, and 72 M-sized shorts. This combination results in a leftover fabric of 14.81% of the total fabric used. This percentage is 2.83% smaller than the leftover fabric percentage achieved by RB GROUP. Keyword: cutting stock, leftover cutting, optimal, pattern generation
Judul: Infeksi Virus Parainfluenza Pada Anjing Abstrak: Virus parainfluenza anjing termasuk famili Paramyxoviridae, berbentuk pleomorf dengan ukuran bervariasi (bergaris tengah antara 100-500 nm), berpembungkus peka ether, berisi genom RNA dan secara serologis mempunyai kesamaan dengan virus SV-5 kera; dikenak sebagai salah satu kausa penting dari sindrom "kennel cough". Infeksinya dapat mengenai anjing semua umur yang belum pernah terinfeksi atau mendapatkan vaksinasi mengakibatkan gejala klinis ringan yang terbatas pada traktus respirasi atu infeksi yang secara klinis tidak memperlihatkan gejala nyata. Gejala klinis yang nampak setelah masa inkubasi (1-5 hari) terlewati berupa batuk yang tidak berat selama beberapa hari, berbagai tingkat tonsilitis dan pharyngitis dan kadang-kadang ditemukan kenaikan temperatur rektal antara 1-2 derajat C dari temperatur normal rat-rata. Anjing terinfeksi mengandung virus pada traktus respirasi bagian atas dan bawah serta limfonoduli sampai hari ke 9 setelah infeksi. Penyebaran virus antar anjing terjadi secara aerogen. Keyword:
Judul: Persebaran Kerusakan Pohon di Jalur Wisata Kebun Raya Bogor, Jawa Barat. Abstrak: Kebun Raya Bogor (KRB) merupakan kawasan konservasi ex-situ yang memiliki koleksi berbagai jenis tanaman yang didominasi oleh pepohonan. Kesehatan pohon dipengaruhi oleh aktivitas manusia, polusi udara, umur pohon serta faktor biologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan pohon dan persebaran pohon rusak yang ada di jalur wisata. Penelitian dilakukan pada bulan Juni - September 2016. Kerusakan pohon dapat diketahui dengan metode forest health monitoring (FHM) yaitu dengan mencatat tipe kerusakan pada pohon yang tampak secara visual pada bagian pohon serta memberikan bobot tertentu. Penelitian ini dapat diidentifikasi 12 tipe kerusakan dari 13 tipe kerusakan. Bagian yang paling banyak mengalami kerusakan adalah bagian cabang sebanyak 27,5%. Nilai indeks kerusakan pohon di KRB kategori sehat memiliki persentase paling besar yaitu sebanyak 62%. Pohon rusak dengan kategori sedang dan berat paling banyak terdapat pada jalur wisata 2. Keselamatan pengunjung perlu diperhatikan untuk menghindari kerugian materi dan immateril yang dialami oleh pengelola. Keyword: Forest Health Monitoring (FHM), keselamatan pengunjung, tipe kerusakan pohon.
Judul: Tree Health Analysis for Fabaceae Families in Bogor Botanical Garden (BBG) Abstrak: Kebun Raya Bogor (KRB) merupakan salah satu kawasan konservasi ex- situ yang berada di Kota Bogor. Tempat wisata alam terbuka seperti Kebun Raya Bogor mempunyai jumlah tanaman termasuk pohon besar yang begitu banyak, diharapkan terjamin kesehatannya sehingga memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tipe kerusakan, mengukur tingkat kerusakan, dan menilai tingkat kesehatan pohon famili Fabaceae di Kebun Raya Bogor. Metode penelitian yang digunakan adalah metode forest health monitoring. Kasus kerusakan pohon yang ditemukan di Kluster 3 Kebun Raya Bogor (KRB) sebanyak 55 kasus dengan 10 dari 16 jenis kerusakan, serta 8 dari 9 lokasi kerusakan. Tingkat kerusakan pohon di Plot 2 Kluster 3 FHM KRB relatif rendah dengan nilai PLI sebesar 1,93 dari 6,39. Nilai CLI sebesar 4,35 menunjukkan bahwa pohon pada Kluster 3 FHM KRB dikategorikan dalam kondisi sehat. Pengelolaan pohon yang telah dianalisis nilai kerusakan pohonnya harus dipantau secara teratur menggunakan metode yang paling tepat. Hasil dari analisis ini bisa digunakan sebagai bahan evaluasi untuk pengelolaan lebih lanjut. Keyword: Forest Health Monitoring, Level Health of Trees, Location, Severity, Tree Damage
Judul: Hamiltonian formulation for linear waves motion in two layers fluid Abstrak: The surface wave could be considered as a wave that separates two fluids, namely water and air. Based on this assumption, it is introduced the interfacial wave, a wave between two layers of fluid with different density. The formulation of interfacial waves motion begins with deriving the base equation of irrotational ideal fluid. Furthermore, according to irrotational fluid assumption, the base equation can be stated in velocity potential. In this derivation, the fluids domain is assumed to be restricted by rigid lid boundary conditions, both at the upper and lower limit. Therefore, the interfacial waves motion can be explained in a hamiltonian formulation. In the hamiltonian formulation, total energy is defined as the sum of kinetic and potential energy. The hamiltonian system is obtained from reduction of kinetic energy by using the Dirichlet Neumann Operator. The resulted kinetic energy equation is nonlinear. Therefore, this form is linearized by first part of the Taylor expansion. This linearization gives a dispersion relation of linear wave. Based on this dispersion relation, the phase speed of the linear wave depends on the density ratio of the two layers fluid. Keyword:
Judul: Study of Habitat Characteristic and Preference of Javan Leopard (Panthera pardus melas Cuvier, 1809) in Ujung Kulon National Park. Abstrak: Javan leopard is the only big cat in java. It’s dispertion is limited in java and kangean island. Javan leopard in ecosystem have role as a top predator that control population of it’s preys. Javan leopard condition become endangered because to many suppressed to their population and habitat not equal to it’s conservation effort. This research was conduct for 3 months from november 2008 to januari 2009 in Ujung Kulon National Park. Data that collected are habitat characteristic including structur and composition of it’s vegetation, availability of preys, water, and cover, also activity encounter of javan leopard. Data was collected using vegetation analysis method nfor vegetation and line transect method for preys inventory. Habitat of javan leopard in Ujung Kulon National Park is a lowland forest, coastal forest, and mangrove forest. Javan leopard has preference to their habitat (χ2 arithmatic = 18,42 and χ2 table = 5,991). Habitat of Javan leopard like the most is coastal forest (w= 1,64) and habitat of javan leopard unlike the most is mangroove forest (w= 0,07). Habitat characteristic of javan leopard in Ujung Kulon National Park are having structure and composition of it’s vegetation that not too close, availability in preys, water, and cover. Keyword:
Judul: Analisis Pola Penggunaan Ruang dan Parameter Demografi Macan Tutul Jawa Di Taman Nasional Gunung Ciremai. Abstrak: Javan Leopard (Panthera pardus melas F. Cuvier, 1809) is one of the big cats on the Island of Java. Javan leopard has an important role in the ecosystem as top predators. It is also called keystone species particularly in the tropical rain forests of the Island of Java. Within the last few years leopard population in general has decreased, so that the criteria being critically endangered species in the IUCN red list, appendix I of the CITES, and protected by the laws of Republic of Indonesia No. 5 in 1990. The research conducted over the past 11 months, starting April 2012 to March 2013 within the Gunung Ciremai National Park (TNGC). The objectives of this research are: 1) together information on the use of space of Javan leopard species 2) together information on estimation of demographic parameters of the Javan leopard with the TNGC. Research was done in Management Area I of Kuningan and Management Area II of Majalengka. Equipment and materials used in this research consisting of the map of the conservation area camera traps, binoculars, GPS, digital camera, flashlight, compass etc. The method employed was direct observation in the field as well as study of literature. Based on research field known that TNGC has four space range of Javan leopard i.e. Block Sigedong, Block Sayana and Block Sukamukti, as well as Block Resort Argamukti. Demographic parameters of Javan Leopard in TNGC include minimum population size is the 3 individuals, sex ratio of male: female is 3: 0 and the structure of cub: juveniles: adult is 0: 0: 3. The average of home range of Javan leopard in TNGC is 7,22 km2. The number of prey is II and dominated by wild boar, civet and barking deer. The index of diversity of prey 1.65 and index of equity 0,69. Based on the results of the logistic regression analysis known that the dominant factor in habitat that have an effect on the occurrence of the Javan leopard is the distance from settlement (X1), slope class (X4), distance of prey (X6), the number of prey species (X7), and the distance of the water source (X8) with the equation: ( ) That means any increase of one unit of distance to the settlement will increase the chances of the presence of Javan leopard at a habitat as much as of 0.001. Every increase of one unit of slope class will increases the chance of presence of a Javan leopard at a habitat as much as 0,61. Any decrease in one unit of distance to the prey, it will increase the chance of a Javan leopard presence in the habitat as much as 0.125. Any increase in the number of units of as much as prey species then increases the chance of presence of a Javan leopard in a habitat as much as 0.002. Any decrease in one unit of distance of water sources then it will increase the chances of the presence of Javan leopard in a habitat as much as 0.549. Keyword:
Judul: Pengaruh Konsentrasi Yeast dan Jenis Emulsifier pada Frozen Dough Abstrak: Frozen dough adalah produk adonan beku yang diproses dengan menggunakan teknologi air blast freezer dengan suhu (-30°C). Adonan dari frozen dough memiliki keuntungan antara lain dapat diproduksi secara sentralisasi, mudah dalam distribusi atau transportasi, dan umur simpan produk lebih panjang. Kelemahan frozen dough yaitu penurunan retensi gas CO2 selama proofing dan penurunan volume potongan roti akibat kematian sel-sel khamir. Penelitian ini bertujuan untuk merancang formulasi frozen dough dan proses produksi dari awal hingga akhir serta untuk mengetahui pengaruh yeast dan jenis emulsifier dalam pembuatan roti dari frozen dough. Penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu penelitian tahap pertama, kedua, dan ketiga. Penelitian tahap pertama untuk menentukan formulasi dan proses pembuatan roti manis, penelitian tahap kedua untuk menentukan formulasi dan proses pembuatan roti manis dari frozen dough, dan penelitian tahap ketiga untuk melakukan analisis adonan yang telah dibekukan dalam air blast freezer dan analisis produk dari frozen dough. Analisis yang dilakukan meliputi analisis pada adonan dan produk akhir. Analisis pada adonan yaitu potensi pengembangan adonan, volume spesifik adonan, dan analisis ekstensograf, sedangkan analisis pada produk roti yaitu analisis bread firmness, volume spesifik adonan, analisis warna crust dan crumb dengan chromameter, dan uji organoleptik. Hasil formulasi terpilih untuk pembuatan produk roti manis meliputi bahan-bahan sebagai berikut tepung terigu (100 g), air es (40-50g), yeast (1-2g), garam (1-2g), gula pasir (20-25g), susu bubuk (2-4g), telur (10-15g), lemak (10- 15g), dan bread improver (1-1.5g). Produk yang dihasilkan dari formulasi tersebut memiliki rasa aroma susu yang khas dan teksturnya lembut. Hasil analisis diperoleh potensi pengembangan adonan roti manis yaitu pada menit ke-50 sampai menit ke-160. Volume spesifik adonan roti manis yaitu sebesar 29.60 ± 0.5657 cm3 / 30 gram adonan. Berdasarkan uji ekstensograf, maksimum resistensi peregangan adonan roti manis pada menit ke-45 sebesar 657.5 BU menjadi 410 BU pada menit ke-135, sedangkan ekstensibilitas adonan pada menit ke-45 sebesar 16.6 cm menjadi 14.2 cm pada menit ke-135. Untuk analisis produk roti manis, nilai bread firmness sebesar 0.496 gf, volume spesifik roti sebesar 160.50 ± 0.7071 cm3 / 30 gram adonan, warna crust dengan nilai L sebesar 45.19, nilai a sebesar 18.27, dan nilai b sebesar 27.03. sedangkan nilai L untuk warna crumb sebesar 77.95, nilai a sebesar -1.54, dan nilai b sebesar 27.69.Hasil uji organoletik (uji hedonik) pada 25 orang panelis tidak terlatih dengan skala penilaian 5 tingkat (1= sangat tidak suka. 2= tidak suka, 3= netral, 4= suka, 5= sangat suka ) diperoleh level of acceptance sebesar 3.40, dengan nilai rata-rata aroma sebesar 3.24, tekstur sebesar 3.38, rasa keseluruhan 3.44, aftertaste 3.52. Hasil formulasi untuk frozen dough terdiri dari tepung terigu (100g), air es (60-65g), yeast (4,4.5, 5 g), garam (1-2g), gula pasir (20-25g), susu bubuk (2- 4g), lemak (10-15g), emulsifier A atau B (0.3g), dan antioksidan (100-200 ppm). Kombinasi antara konsentarsi yeast dan jenis emulsifier menghasilkan 6 formulasi 4 perlakuan adonan. Keseluruhan perlakuan disimpan dalam freezer suhu -20°C selama 0 hari, 7 hari, 14 hari, dan 21 hari. Proses pembuatan frozen dough sendiri dimulai dari penimbangan bahan, kemudian pencampuran bahan menjadi adonan, resting, pembekuan adonan dalam air blast freezer, penyimpanan beku dalam freezer. Apabila frozen dough diubah Keyword:
Judul: Keefektifan Iradiasi Gamma [60Co] untuk Perlakuan Fitosanitari Hama Kutu putih Exallomochlus hispidus (Morrison) (Hemiptera: Pseudococcidae) pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.). Abstrak: Buah manggis merupakan salah satu primadona ekspor buah-buahan Indonesia. Sayangnya, beberapa spesies kutu putih sering ditemukan pada buah manggis di antaranya adalah Exallomochlus hispidus (Morrison), Pseudococcus cryptus Hempel, Dysmicoccus lepelleyi Betrem, dan D. neobrevipes Beardsley. Kerugian ekonomi buah manggis disebabkan oleh infestasi kutu putih disertai sekresi embun madu yang dihasilkannya yang dapat menyebabkan penurunan nilai penampilan buah. Embun madu ini merupakan media tumbuh embun jelaga yang menyebabkan permukaan buah menjadi berwarna hitam. Teknik pengendalian kutu putih yang umum dilakukan adalah perlakuan fumigasi menggunakan metil bromida. Saat ini, senyawa metil bromida dikurangi penggunaannya karena mengakibatkan kerusakan lapisan ozon. Perlakuan fitosanitari menggunakan iradiasi gamma dengan sumber cobalt [60Co] menjadi pilihan pengendalian yang dianggap lebih aman terhadap lingkungan. Konvensi Internasional Perlindungan Tanaman (The International Plant Protection Convention), telah mengizinkan penggunaan iradiasi pengion sebagai perlakuan fitosanitari komoditas ekspor, hal ini telah dilakukan di beberapa negara. Informasi mengenai hama kutu putih pada buah manggis dan perlakuan fitosanitari hama kutu putih dengan iradiasi gamma belum banyak dilaporkan di Indonesia, dengan demikian penelitian dilakukan bertujuan untuk (1) mengamati keanekaragaman, kelimpahan populasi, dan dominasi kutu putih pada buah manggis di tiga kabupaten sentra produksi manggis di Jawa Barat yaitu Bogor, Sukabumi dan Purwakarta; (2) mempelajari biologi kutu putih E. hispidus pada buah manggis, sirsak, jambu biji dan kaboca; (3) menentukan dosis lethal minimum iradiasi gamma terhadap nimfa dan kutu putih dewasa dan mempelajari pengaruh dosis sublethal iradiasi gamma terhadap pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi kutu putih; (4) mempelajari implikasi iradiasi gamma terhadap kualitas buah manggis serta kisaran dosis minimum (D min) dan maksimum (D maks) iradiasi gamma terhadap keamanan kualitas manggis ekspor. Pengambilan contoh buah manggis dilakukan di tiga sentra produksi manggis Jawa Barat yaitu Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Desa Hegarmanah Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi dan Desa Babakan, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta. Pengamatan biologi dilakukan pada kutu kutu putih yang dipelihara pada buah manggis, kaboca, sirsak dan jambu biji. Parameter yang diamati adalah periode perkembangan nimfa dan reproduksi dan jumlah nimfa yang diproduksi. Uji efikasi iradiasi gamma terhadap mortalitas nimfa instar 1, 2, 3 dan dewasa E. hispidus dilakukan pada dosis 75- 2000 Gy, sedangkan uji dosis subletal terhadap kelangsungan hidup E. hispidus pada dosis 50-400 Gy. Iradiasi dilakukan di Iradiator Irpasena PAIR BATAN Jakarta. Mortalitas kutu putih diamati sampai 15 hari, sedangkan kelangsungan hidupnya diamati hingga mati. v Iradiasi manggis dilakukan pada buah manggis pada index kematangan 2, 3, dan 4. Susut bobot, kekerasan, warna kulit buah dan kelopak buah manggis diamati. Padatan terlarut total (PTT), asam tertitrasi total (ATT), dan vitamin C yang terkandung di dalam daging buah dianalisis. Pengukuran dosis radiasi (dosimetri) dilakukan terhadap manggis dalam kemasan kardus berukuran 1 kg dan 10 kg. Pengukuran radiasi dilakukan terhadap dosis minimum (D min), maksimum (D maks) dan faktor keseragaman dosis. Hasil penelitian menunjukkan keanekaragaman kutu putih pada buah manggis ditemukan berturut turut tertinggi di wilayah Bogor (8 spesies), Purwakarta (7 spesies) dan terendah di Sukabumi (6 spesies). Spesies kutu putih yang dominan ditemukan adalah E. hispidus dan P. cryptus di Bogor, D. lepelleyi dan E. hispidus di Purwakarta, dan D. lepelleyi, P. minor, dan P. cryptus di Keyword: dosis, fitosanitari, hama karantina, kualitas buah, reproduksi
Judul: A Study of Combination Of Gamma Irradiation and Postharvest Treatment on Arumanis Mango Export Quality Abstrak: Buah mangga arumanis merupakan salah satu buah tropis yang sangat diminati berbagai kalangan masyarakat di Indonesia. Produksi buah mangga arumanis di Indonesia juga tergolong tinggi dan diantaranya berkualitas sangat baik, sehingga menjadi salah satu komoditas ekspor. Namun demikian, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat ekspor buah mangga arumanis, diantaranya adanya serangan lalat buah serta terdapat kerusakan buah akibat berbagai penyakit pascapanen. Selain itu, umur simpan buah mangga arumanis yang tergolong singkat menjadi penyebab buah mangga busuk sebelum tiba di negara tujuan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, sudah tersedia berbagai teknologi pascapanen hasil pengembangan seperti iradiasi sinar gamma untuk membunuh bibit hama dan penyakit pascapanen, pelapisan dengan lilin lebah untuk menurunkan laju respirasi, antimikroba dari lengkuas untuk menghambat pertumbuhan mikroba penyebab penyakit pascapanen dan juga penambahan oksidan gas etilen untuk menetralisir gas etilen yang dihasilkan oleh buah yang disimpan. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh perlakuan iradiasi sinar gamma untuk membunuh telur lalat buah dan kombinasinya dengan perlakukan pasacapanen lainnya meliputi pelapisan buah dengan lilin lebah, penambahan oksidan etilen dan pelapisan dengan zat antimikroba dari lengkuas dengan tujuan untuk memperpanjang umur simpan dan mematikan telur lalat buah pada buah mangga arumanis kualitas ekspor. Penelitian ini diawali dengan pembiakan telur lalat buah yang dilakukan di Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tanaman, Karawang selama satu bulan sebelum diinvestasi pada buah mangga arumanis. Setelah itu, disiapkan buah mangga arumanis dengan tingkat kematangan 80% yang didapatkan dari eksportir buah mangga CV SAE Cirebon. Setelah buah dibersihkan dan dikeringkan, dilanjutkan dengan proses investasi telur lalat buah kemudian dilanjutkan dengan pemberian perlakuan penelitian sesuai rancangan. Pemberian iradiasi sinar gamma dilakukan dengan dosis 0,50 kGy dan 0,8 kGy, sedangkan kombinasinya adalah pemberian oksidan etilen dan antimikroba lengkuas, juga kombinasi dengan pemberian lapisan lilin lebah 6%. Semua sampel yang telah diberi perlakuan kemudian disimpan pada ruang pendingin dengan suhu 14℃ dan dilakukan pengamatan pada hari ke-0, 2, 5, 10, 20 dan 30. Pengamatan yang dilakukan meliputi uji mortalitas telur lalat buah, kekerasan buah, kadar air buah, susut bobot, warna, total padatan terlarut dan kadar vitamin C pada setiap sampel. Iradiasi sinar gamma dengan dosis 0,50 kGy dan 0,80 kGy dapat mematikan telur lalat buah yang telah diinvestasi pada buah mangga arumanis. Hal ini ditandai dengan tidak adanya fase pertumbuhan telur lalat buah selama penyimpanan pada pengamatan hari ke-2, 5, 10, 20 dan 30, sedangkan pada kontrol ditemukan fase pertumbuhan telur lalat buah menjadi larva pada hari ke- 10 dan pupa pada hari ke-30. Selain itu, sampel kontrol mulai mengalami kerusakan pada hari ke-10. Pemberian dosis iradiasi sinar gamma dan kombinasinya dengan perlakuan pascapanen menghasilkan perubahan warna kulit dari hijau menjadi sedikit kekuningan pada hari ke-30. Secara umum, kulit buah mangga arumanis selama penyimpanan 30 hari tidak terlihat kusam. Namun, buah dengan dosis 0,80 kGy pada penelitian ini memiliki bintik hitam pada permukaan kulit buahnya yang diduga akibat pemberian dosis iradiasi sinar gamma yang lebih tinggi. Berdasarkan pengamatan warna daging buah, pemberian iradiasi sinar gamma dengan dosis 0,50 kGy cenderung lebih baik dalam mempertahankan perubahan warna daging buah mangga arumanis dari kuning muda menuju kuning tua. Dengan kata lain, pemberian iradiasi sinar gamma Keyword: Antimikroba, Etilen Oksidan, Iradiasi, Lilin lebah, Umur simpan, Antimicrobial, Beeswax, Ethylene oxidant, Irradiation, Shelf-life
Judul: Penyelesaian Masalah Rotasi Aliran Fluida Kental Von Karman Menggunakan Metode Homotopi Abstrak: Von Karman equation is an equation that describes fluid viscous flow induced by infinite disk rotation. By assuming steady flow and laminar, viscous incompressible fluid flow is represented in Von Karman equation by an angular velocity and the vertical direction velocity as the independent variables. Von Karman equation is a nonlinear problem that is solved using the homotopy method. The use of homotopy method is done by defining an homotopy function that requires auxiliary parameters to control the convergent region of the solution. The solution is a recursive formula with given initial conditions. Using software based-functional shows that velocity components converge to a value. Keyword:
Judul: Preferensi Petani Sayuran dan Jagung dalam Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman di Wilayah Bogor dan Cianjur dan Analisis Ekonominya Abstrak: Tanaman sayuran dan jagung merupakan jenis komoditas tanaman yang sangat penting. Kedua jenis tanaman ini merupakan komoditas yang diperlukan bagi kehidupan manusia sebagai sumber makanan. Kendala pokok dalam usahatani sayuran dan jagung adalah kesulitan memproduksi secara konstan dan berkesinambungan. Fluktuasi produksi disebabkan oleh pengaruh iklim dan organisme pengganggu tanaman (OPT). Serangan OPT (hama dan penyakit)merupakan masalah utama yang sering dialami petani di lahannya. Untuk mengatasi masalah hama dan penyakit tersebut, petani sayuran dan jagung melakukan berbagai cara pengendalian terutama dengan menggunakan bahanbahan kimia sintetik (pestisida). Penggunaan teknik pengendlian yang ramah lingkungan, seperti pemanfaatan musuh alami dan pestisida botanis, masih jarang digunakan oleh petani. Penelitian ini bertujuan mengetahui praktek-praktek teknik pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan oleh petani sayuran dan jagung dan menghitung nilai ekonomi dari praktek-praktek yang dilakukan oleh petani tersebut. Penelitian dilaksanakan di wilayah kabupaten dan kotamadya Bogor dan Cianjur yang meliputi Desa Cangkurawok, Desa Kampung Jawa, Desa Ranca Bungur, Desa Gunung Bunder I, Desa Selakopi. Lima wilayah di atas merupakan tempat pengambilan responden untuk komoditas jagung. Untuk komoditas sayuran yang terdiri dari caisin, brokoli, kol, wortel, oyong, pare, bawang daun dan terung, survei dilakukan di Desa Pasir Mulya Megamendung, Cibogo dan Desa Ciloto. Penelitian dilaksanakan dari bulan September 2008 sampai Desember 2008 dengan jumlah responden 60 orang untuk petani jagung dan 50 orang untuk petani sayuran. Data tentang karakteristik petani, cara pengendalian OPT, jenis-jenis hama dan penyakit serta hubungan antara karakteristik petani dengan teknik pengendalian dianalisis dengan menghitung persentase dan nilai rataan yang kemudian disajikan dalam diagram kue dan batang dengan menggunakan Perangkat Microsoft Excel. Selain itu, untuk data ekonomi yang terdiri atas biaya produksi, penerimaan dan keuntungan dianalisis dengan menggunakan rasio manfaat biaya atau benefit cost ratio (B/C). Sebagian besar petani sayuran dan petani jagung memilih untuk memakai cara konvensional atau menggunakan bahan kimia (pestisida) dalam melakukan tindakan pengendalian OPT di lahannya. Petani yang berusia tua, berusahatani kurang dari 10 tahun, bukan pemilik lahan, luas lahannya besar, dan memiliki pendidikan menengah ke bawah cenderung memilih cara pengendalian dengan hanya menggunakan pestisida. Petani yang berusia lebih tua, berusahatani lebih dari 10 tahun, pemilik lahan, luas lahannya lebih sempit, dan memiliki pendidikan menengah ke atas cenderung memilih mencampur dengan pengendalian yang lebih ramah lingkungan. Secara ekonomi petani yang menggunakan teknik pengendalian kombinasi atau campuran memiliki keuntungan yang lebih baik daripda petani yang menggunakan teknik konvensional (pestisida sintetis). Keyword:
Judul: Pengelolaan organisme pengganggu tanaman pada budidaya tomat di Kabupaten Bogor, Cianjur, dan Sukabumi serta nilai ekonominya Abstrak: Serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) dalam budidaya tanaman tomat ini dapat menyebabkan penurunan kualitas maupun kuantitas produksi, sehingga diperlukan tindakan pengendalian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktek pengelolaan OPT pada budidaya tanaman tomat yang dilakukan petani di Kabupaten Bogor, Cianjur, dan Sukabumi serta menghitung nilai ekonominya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survei, yaitu wawancara secara langsung dengan petani tomat dan melalui pengamatan langsung di lapangan. Wawancara dilakukan secara perorangan dengan mengajukan pertanyaan yang tersusun dalam satu paket kuisioner. Jumlah responden sebanyak 60 petani, dipilih dari yang paling mudah dijumpai (convenience sampling). Pengamatan OPT di lapangan meliputi pengambilan foto hama dan gejala penyakit serta pengambilan hama dan sampel tanaman yang sakit. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan menghitung persentase dan nilai rataan hasil analisis disajikan dalam bentuk grafik yang meliputi grafik lingkaran dan batang menggunakan program Microsoft Office Excel 2007. Disamping itu, khusus data ekonomi dianalisis dengan rasio biaya-manfaat (benefit–cost ratio). Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktek pengelolaan OPT pada budidaya tanaman tomat yang dilakukan petani di Kabupaten Bogor, Cianjur, dan Sukabumi masih mengandalkan sepenuhnya pada penggunaan pestisida kimia sintetis dengan frekuensi 5 hari sekali. Alasan utama yang menjadi penyebabnya, yaitu untuk menjamin keberhasilan panen, lebih ampuh dan cepat membunuh serangan OPT, sudah terbiasa sejak dahulu, dan tidak mengetahui cara lain untuk mengendalikan OPT. Alternatif pengendalian yang lebih ramah lingkungan seperti penggunaan musuh alami dan pestisida botani masih sangat jarang dipraktekkan oleh petani tomat di wilayah penelitian. Kurangnya minat petani terhadap pengendalian ramah lingkungan disebabkan petani takut mengalami gagal panen dan hasilnya tidak langsung terlihat. Biaya pengendalian yang dikeluarkan petani menyumbang 65% total biaya produksinya dan keuntungan yang diperoleh petani dari hasil penjualan produksinya mencapai 130% dari total biaya produksi. Keyword:
Judul: Hamiltonian formulation for linear waves motion in two layers fluid Abstrak: The surface wave could be considered as a wave that separates two fluids, namely water and air. Based on this assumption, it is introduced the interfacial wave, a wave between two layers of fluid with different density. The formulation of interfacial waves motion begins with deriving the base equation of irrotational ideal fluid. Furthermore, according to irrotational fluid assumption, the base equation can be stated in velocity potential. In this derivation, the fluids domain is assumed to be restricted by rigid lid boundary conditions, both at the upper and lower limit. Therefore, the interfacial waves motion can be explained in a hamiltonian formulation. In the hamiltonian formulation, total energy is defined as the sum of kinetic and potential energy. The hamiltonian system is obtained from reduction of kinetic energy by using the Dirichlet Neumann Operator. The resulted kinetic energy equation is nonlinear. Therefore, this form is linearized by first part of the Taylor expansion. This linearization gives a dispersion relation of linear wave. Based on this dispersion relation, the phase speed of the linear wave depends on the density ratio of the two layers fluid. Keyword:
Judul: Interaksi nematoda puru akar (Meloidogyne spp.) dan bakteri bintil akar (Rhizobium japonicum) pada tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merr.) Abstrak: Tujuan percobaan adalah untuk mengamati pengaruh interaksi nematoda puru akar (Meloidogyne spp.) dan bakteri bintil akar (R. japonicum) pada tanaman kedelai. Percobaan ini merupakan percobaan faktorial yang terdiri atas dua faktor, yaitu faktor inokulasi Rhizobium yang terdiri dari dua taraf; taraf inokulasi Rhizobium dan taraf tanpa inokulasi Rhizobium serta faktor inokulasi nematoda yang terdiri dari tiga taraf yaitu 0 hari Betelah tanam (HST), 7 HST, dan 14 HST. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan masing masing perlakuan empat ulangan. Perlakuan inokulasi nematoda puru akar pada pengamatan 42 HST tidak berbeda nyata terhadap pembentukan bintil akar oleh bakteri Rhizobium, tetapi pembentukan bintil akar akan lebih baik pada pengamatan 60 HST. Keberadaan nematoda puru akar pada tanaman yang diinokulasi R. japonicum tidak menghambat kerja dari bakteri bintil akar bahkan mungkin menstimulasi kerja bakteri bintil akar. Infeksi nematoda pada perakaran tanaman tidak memperlihatkan beda nyata terhadap biomassa tanaman. hal ini dimungkinkan karena populasi awal nematoda yang diinokulasikan tidak mencapai tingkat pengurangan hasil yamg berarti. Perkembangan nematoda puru akar pada tanaman yang diinokulasi R. japonicum pada taraf waktu 0. 7, dan 14 HST tidak berbeda nyata, karena kedelai yang berumur sampai 14 hari merupakan kisaran stadia tanaman yang masih efektif bagi infeksi nematoda. Keyword:
Judul: Pengaruh Nitrogen dan Bradyrhizobium japonicum terhadap Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glicine max L. ) Merr. Umur Dalam. Abstrak: Pada kondisi lingkungan yang menguntungkan, tanaman kedelai mampu menambat N2 udara dengan bantuan bakteri prokaryot yang terdapat di dalam binti! akar. Bradyrhizobium japonicum, merupakan bakteri tanah yang efektif dan efisien membentuk bintil dan menambat N2 secara simbiose dengan tanaman kedelai. Usaha untuk memperoleh pertumbuhan yang baik diperlukan pemupukan nitrog,m sebagai starter sebelum bintil mencapai perkembangan yang sanggup memenuhi kebutuhan N-nya, dan sebagai pupuk susulan untuk memenuhi kebutuhan N yang tinggi pada saat mencapai stadium pengisian polong. Dalam penelitian ini dilaku-kan pengukuran N-total dan N-pupuk (N berasal dari pupuk) dengan metode 15N. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inokulasi B. japonicum dan pemupukan N terhadap pertumbuhan tanaman kedelai dan mendapatkan dosis maksimum terhadap pertumbuhan. Percobaan pot dilakukan di kebun percobaan Agronomi Baranangsiang, kebun percobaan Darmaga IPB-Bogor, analisis contoh dilaksanakan di PAIRBA TAN Pasar Jum'at Jakarta. Percobaan berlangsung pada mulai bulan Mei 1996 sampai Januari 1997. Tanah disterilkan dengan radiasi sinar y dosis 50 kGy. Percobaan menggunakan rancangan Pelak Pelak Terpisah (4 x 2 x 2), disusun secara acak kelompok dengan 3 ulangan. Sebagai petak utama adalah l;1oku/asi 8 japonicum (I) yang terdiri dari 2 taraf, yaitu tanpa dan dengan inokulasi. Sebagai anak petak adalah Frekuensi pemupukan N (A) yang terdiri dari 2 taraf, yaitu sekali dan dua kali pemperian. Sebagai anak-anak petak adalah Dosis pupuk N (N) yang terdiridari 4 taraf, yaitu 0, 45, 90, dan 135 N kg/ha. Separuh dari jumlah pot percobaan dipanen pada stadium R2 dan sisanya dipanen pada stadium R3 dengan mengamati tinggi tanaman, bobot tanaman, kadar N jaringan dan kandungan hara makro (NO3, P dan K) dan mikro (Fe, Zn dan Mn). Keyword: Glycine Max. L
Judul: Hamiltonian formulation for linear waves motion in two layers fluid Abstrak: The surface wave could be considered as a wave that separates two fluids, namely water and air. Based on this assumption, it is introduced the interfacial wave, a wave between two layers of fluid with different density. The formulation of interfacial waves motion begins with deriving the base equation of irrotational ideal fluid. Furthermore, according to irrotational fluid assumption, the base equation can be stated in velocity potential. In this derivation, the fluids domain is assumed to be restricted by rigid lid boundary conditions, both at the upper and lower limit. Therefore, the interfacial waves motion can be explained in a hamiltonian formulation. In the hamiltonian formulation, total energy is defined as the sum of kinetic and potential energy. The hamiltonian system is obtained from reduction of kinetic energy by using the Dirichlet Neumann Operator. The resulted kinetic energy equation is nonlinear. Therefore, this form is linearized by first part of the Taylor expansion. This linearization gives a dispersion relation of linear wave. Based on this dispersion relation, the phase speed of the linear wave depends on the density ratio of the two layers fluid. Keyword:
Judul: Seleksi Isolat Jamur Tiram Putih (Pleurotus spp.) yang Mampu Tumbuh dan Berproduksi pada Suhu Tinggi Abstrak: Jamur tiram putih adalah jamur pangan yang mempunyai banyak khasiatnya. Jamur ini tumbuh pada suhu 25-30oC untuk fase vegetatif dan fase generatif 14- 18oC. Suhu udara di Indonesia bagian timur relatif tinggi. Oleh karena itu, dilakukan seleksi terhadap isolat-isolat jamur tiram putih pada suhu tinggi 35oC. Bahan yang digunakan terdiri dari sembilan isolat jamur tiram putih yaitu isolat AMD, BBR, BNK, CSR, MTR, PGN, TBM, USX dan HS liar. Semua isolat jamur tiram putih tumbuh pada media ASK suhu 35oC dengan diameter koloni 6.83-9 cm kecuali MTR. Semua isolat pada media bibit jagung yang diinkubasi pada suhu 35oC tidak tumbuh. Selanjutnya kedelapan isolat asal kultur 35oC dibuat bibit pada media jagung di suhu ruang dan hasilnya empat isolat yang tumbuh yaitu CSR, TBM, USX dan HS liar. Keempat isolat selanjutnya ditumbuhkan di media produksi 500 g, terdiri dari serbuk gergajian kayu sengon, 15% dedak padi, 1.5% gipsum dan 1.5% CaCO3 dan diinkubasi pada suhu 35oC selama fase vegetatif dan suhu ruang selama fase reproduksi. Keempat isolat tersebut tumbuh pada suhu 35oC pada fase vegetatif dan berproduksi pada suhu 25-28oC dengan efisiensi biologi berkisar 64.1- 98.56%. Hasil ini lebih rendah dari penelitian sebelumnya pada isolat asal yang tanpa perlakuan suhu 35oC. Keyword: jamur tiram putih, produksi, suhu tinggi, tumbuh
Judul: Pemuliaan jamur tiram putih (Pleurotus spp.) antara isolat BNK dan BBR Abstrak: Jamur tiram (Pleurotus spp.) merupakan jamur pangan yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia. Namun, penelitian mengenai genetika dan pemuliaan jamur tiram masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram putih melalui hibridisasi antara isolat BNK dan BBR. Metode awal yang dilakukan pada penelitian ini dengan melakukan isolasi spora tunggal dari tubuh buah masing-masing isolat BNK dan BBR pada media water agar sehingga diperoleh miselium monokarion. Miselium monokarion yang diperoleh dari isolat BBR dan BNK kemudian diuji kompatibilitasnya pada media Agar Sukrosa Kentang. Isolat-isolat dikarion yang diperoleh kemudian masing-masing ditumbuhkan pada tiga substrat produksi (500gram) yang berbeda bahan utamanya, yaitu serbuk gergajian kayu sengon (Albazia falcataria), janjang kosong kelapa sawit, dan substrat campuran 1:1 antara kedua substrat. Sebanyak tujuh isolat dikarion yang ditumbuhkan pada ketiga substrat produksi, isolat dikarion dengan kode F yang ditumbuhkan pada substrat produksi janjang kosong kelapa sawit, sebagai substrat alternatif, memiliki nilai parameter pertumbuhan dan perkembangan lebih tinggi dibandingkan isolat lainnya walaupun tidak berbeda nyata secara statistik. Isolat dikarion tersebut memiliki masa pertumbuhan dan perkembangan 142,17 hari, bobot basah tubuh buah 189,83 gram, efisiensi biologis 151,83 %, total jumlah tudung jamur per kantong substrat sebesar 32,43 buah, rataan diameter tudung jamur 4,14 cm, dan persentase jumlah tudung jamur berdiameter lebih besar atau sama dengan 5 cm 43,41%. Keyword:
Judul: Metrik Einstein (Anti-) Self-Dual Berdimensi Empat dengan Metode Cartan Abstrak: Gravitational field equation can be formulated in differential forms (differential geometry), which describes gravity as a manifestation of the curvature of space-time. Curvature of space-time is characterized by a metric that satisfies the gravitational field equation. With differential forms it can be formulated the (anti-) self-dual Einstein equation, which is a modification of the Cartan structure in (anti-) self-dual basis. Calculation of (anti-) self-dual metric with (anti-) self-dual Einstein equation is simpler than the calculation using Christoffel symbols. Keyword:
Judul: Analisis pengaruh instrumen moneter syariah dan konvensional terhadap pertumbuhan sektor riil di Indonesia Abstrak: Pertumbuhan yang pesat dari industri perbankan syariah di Indonesia dalam dua dekade terakhir telah membuktikan peranannya sebagai institusi keuangan yang memanfaatkan, mengalokasikan, dan memobilisasikan sumber daya. Sama halnya dengan bank konvensional, bank syariah pun bergantung pada simpanan nasabah sebagai sumber dana utama keuangan bank (Haron dan Wan Azmi, 2005). Selanjutnya, dana dari nasabah ini pun disalurkan kepada para peminjam, sebagai salah satu proses fungsi intermediasi perbankan. Dalam kaitannya dengan pengaruh sektor moneter terhadap sektor riil, Balamoune-Lutz (2003) berpendapat bahwa perkembangan sistem keuangan di negara berkembang lebih menekankan kepada perkembangan uang dan intermediasi keuangan, bukan pada perkembangan pasar modal yang justru saat ini mendominasi sistem ekonomi di negara maju. Oleh karena itu, dalam konteks perekonomian negara berkembang, mayoritas penelitian berfokus pada aktivitas intermediasi keuangan, seperti lembaga keuangan dan bank komersial. Tentunya dengan diterapkannya instrumen moneter syariah dan konvensional secara bersamaan akan memiliki beberapa implikasi terhadap performa dari sektor riil maupun sektor moneter dalam perekonomian. Oleh karena itu, penelitian ini akan menganalisis secara kuantitatif pengaruh instrumen moneter syariah terhadap pertumbuhan sektor riil di Indonesia kemudian dibandingkan dengan instrumen moneter konvensional melalui mekanisme transmisi moneter yang dikemukakan oleh Mishkin (2004). Dalam menganalisis data runtut waktu periode Januari 2004 hingga Desember 2009, digunakan metode Granger Causality, VAR, dan VECM. Berdasarkan uji kausalitas Granger, variabel nilai nominal pembiayaan syariah dan kredit memengaruhi pertumbuhan pada output riil. Meskipun demikian, perbedaan yang signifikan terjadi pada karakteristik tingkat pengembalian syariah dengan suku bunga. Jika suku bunga secara langsung menyebabkan IPI, maka tingkat pengembalian syariah justru disebabkan oleh IPI, bukan sebaliknya. Hal ini mencerminkan bahwa tingkat pengembalian syariah ditentukan berdasarkan kinerja dari IPI, sehingga nilainya ini mencerminkan pergerakan sektor riil. Sedangkan variabel suku bunga merupakan instrumen yang ditetapkan secara sepihak oleh bank, tanpa melihat kinerja pergerakan sektor riil terlebih dahulu. Berdasarkan model VECM, variabel nilai nominal pembiayaan syariah dan DPK konvensional memiliki hubungan positif dengan pertumbuhan sektor riil. Hal ini sejalan dengan hipotesis penelitian dan teori ekonomi. Sedangkan variabel nilai nominal kredit konvensional dan nominal DPK syariah ternyata memiliki memiliki hubungan negatif dengan pertumbuhan sektor riil di Indonesia. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian. Adanya hubungan negatif antara DPK syariah menjelaskan adanya fenomena displace commercial risk yang memperkuat penelitian yang dilakukan Hasanah (2010), Beik et al (2010), Kasri dan Kassim (2009), serta Haron dan Wan Azmi (2005). Bagi hasil (rate of return syariah) memiliki hubungan positif dengan pertumbuhan sektor riil, sedangkan suku bunga memiliki hubungan yang negatif terhadap pertumbuhan sektor riil. Hal ini memang telah sesuai dengan hipotesis dan teori ekonomi yang ada. Berdasarkan analisis IRF, variabel instrumen moneter konvensional memberikan guncangan yang jauh lebih besar terhadap pertumbuhan sektor riil dibandingkan dengan instrumen moneter syariah. Hal ini disebabkan karena proporsi instrumen konvensional yang masih mendominasi sekitar 97 persen dari share perbankan nasional. Hasil analisis FEVD pun menunjukkan adanya dominasi instrumen moneter konvensional terhadap variabilitas pertumbuhan sektor riil di Indonesia. Selain itu, instrumen moneter syariah memiliki karakteristik yang lebih stabil dibandingkan dengan variabel moneter konvensional karena lebih cepat menemukan titik kestabilan dibandingkan dengan instrumen moneter konvensional. Oleh karena itu, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran maupun rekomendasi yang dapat Keyword: Instrumen Moneter Syariah, Instrumen Moneter Konvensional, Sektor Riil, VAR VECM, Bogor Agricultural University, Institut Pertanian Bogor, IPB
Judul: Analisis Pengaruh Instrumen Moneter Syariah Dan Konvensional Terhadap Penyaluran Dana Ke Sektor Pertanian Di Indonesia Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh instrumen moneter syariah dan konvensional terhadap penyaluran dana ke sektor pertanian dari tahun 2009 sampai 2014 dengan menggunakan metode VAR/VECM yang dinalisis melalui Impulse Response Function (IRF) dan Forecast Error Variance Decomposition (FEVD). Hasil penelitian pada model konvensional menunjukkan bahwa suku bunga SBI dan suku bunga kredit berpengaruh negatif signifikan dalam jangka panjang serta suku bunga PUAB memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kredit pertanian. Disamping itu, hasil penelitian pada model syariah menunjukkan bahwa bonus SBIS dan ERP berpengaruh negatif signifikan terhadap pembiayaan pertanian serta bagi hasil PUAS berpengaruh signifikan negatif terhadap pembiayaan pertanian. Berdasarkan hasil FEVD, SBI memiliki pengaruh yang besar terhadap kredit pertanian dibandingkan dengan PUAB dan SBK pada model konvensional sedangkan pada model syariah SBIS memiliki pengaruh yang lebih kecil dibandingkan dengan ERP dan PUAS. Keyword: Impulse renponse Function, Kredit/Pembiayaan Pertanian, Instrumen Moneter syariah dan konvensional, Variance Decomposition
Judul: Electrophoretic Coating of Apatite Compouds on Stainless Steel 316L. Abstrak: Stainless steel (SS) 316L is a metal which is used to bone plate. However, this metal still has low biocompatibility in a human body. The metal is coated by HAp in order to increase its biocompatibility. HAp on SS 316L is coated by electrophoretic deposition (EPD) method. We used two variables in EPD process, such as voltage and coating time to obtain the best coating. The XRD difractogram showed that SS 316L has been coated by HAp. Physical observation used by microscope optics showed that the best coating is achieved on 120V during 2 minutes. Keyword:
Judul: Pengujian ketahanan varietas padi kelara terhadap virus tungro Abstrak: Hasil pengujian menunjukkan, bahwa varietas Kelara adalah rentan terhadap virus tungro dan varietas TN 1 lebih rentan lagi, karena varietas Kelara terinfeksi sebanyak 86,7% dan varietas TN 1 terinfeksi sebanyak 100,0%. Varietas Kelara dan TN 1 yang terinfeksi lebih cepat membentuk anakan dibandingkan dengan yang tidak terinfeksi. Jumlah anakan rata-rata yang terbentuk pada varietas Kelara yang terinfeksi lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak terinfeksi pada tingkat nyata 5%, tetapi tidak berbeda pada tingkat nyata 1%, sedangkan jumlah anakan rata-rata yang terbentuk pada varietas TN 1 yang terinfeksi lebih sedikit dibandingkan dengan yang tidak terinfeksi pada tingkat nyata 1%. Infeksi virus tungro juga menyebabkan penghambatan pada pertambahan tinggi tanaman. Besar hambatan ini meningkat dari waktu ke waktu dan varietas TN 1 mengalami hambatan lebih besar dibandingkan dengan varietas Kelara. Sampai akhir pengamatan tinggi rata-rata varietas Kelara dan TN 1 yang terinfeksi berbeda dengan yang tidak terinfeksi pada tingkat nyata 1%. Keyword:
Judul: Uji ketahanan padi varietas semeru dan batangpane terhadap virus tungro Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengetahui ketahanan padi varistas Semeru dan Batangpane terhadap serangan virus tungro melalui vektor wereng hijau (Nephotettix virescens Distant.). Pengujian dilakukan di rumah kaca bagian Fisiologi Tumbuhan dan rumah kaca bagian Virologi Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan enam perlakuan dan 10 ulangan. Tanaman uji dari masing-masing varietas diinokulasi dengan tiga imago wereng hijau betina yang sebelumnya telah diberi makan akuisisi pada tanaman padi varietas TN-1 yang terinfeksi tungro selama 24 jam. Periode makan inokulasi pada masing-masing tanaman uji selama 24 jam. Tanaman kontrol dari masing-masing varietas diinokulasi dengan tiga imago wereng hijau yang bebas virus tungro. Tanaman uji dari varietas TN-1, Semeru dan Batangpane menunjukkan perubahan warna daun yang berkisar dari kuning sampai jingga. Pada daun yang tua, terdapat bercak-bercak merah kecoklatan dengan bentuk dan ukuran yang bermacam- macam. Keyword:
Judul: Sintesis dan Pencirian Membran Komposit Polistirena Tersulfonasi-Zeolit untuk Aplikasi Direct Methanol Fuel Cell Abstrak: This study focused on synthesis and characterization of sulfonated polystyrene (SPS)-zeolit composite membrane as a proton exchange membrane for direct methanol fuel cell (DMFC). Sulfonation of polistyrene was done by using SO3 gas from oleum at 60 oC. The composite membrane was then synthesized with zeolite composition variation of 3%, 5%, and 7%. The success of the sulfonation process was indicated by the highest degree of sulfonation of PSS membrane with 15% concentration of polystyrene, that was 99.93%. The PSS Fourier transform infrared spectra of the composite membranes showed sulfonate group (-SO3) at 910.44 cm-1 and O-Si-O at 1091 cm-1. Topography study by using atomatic force microscope showed that the sulfonate groups of PSS were covered by the zeolite. The highest water uptake, proton conductivity, and potential difference were showed by the composite membrane with 5% of zeolite, that were 10.17%, 2.0339 10-6 S/cm, dan 15 mV respectively, showing that the PSS membrane can be applied in DMFC system. Keyword: zeolite, sulfonation, polystyrene, DMFC, composite
Judul: Pengaruh Varietas dan Kombinasi pupuk terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Kedelai pada Budidaya Jenuh Air di Lahan Pasang Surut Abstrak: The problems on tidal swamps are a condition of stress by Al-ex, Fe-ex and soil acidity. This condition decreased of soil nutrient availability. The utilization tolerant varieties and fertilizer combination under saturated soil culture technology has been proved to increase soybean productivity on tidal swamps. Saturated soil culture technology is a cultivation that gives continuous irrigation and maintains water depth constantly, as a result soil layer in saturated condition. This study aims to determine the tolerant of soybean variety and the best fertilizer combination under saturated soil culture on tidal swamps. The experiment was arranged in a split-plot design with three replications. The main plots was 4 kind of soybean variety and subplots was 10 kind of fertilizer combination. The result showed that the interaction between varieties and fertilizer combination significantly affected growth and productivity under saturated soil culture on tidal swamps. The highest productivity was obtained from Tanggamus with fertilizer combination of 200 kg/ha SP-36 + 100 kg/ha KCl + 1 ton/ha dolomite + 2 ton/ha manure, whose productivity up to 4.76 ton/ha Keyword:
Judul: Pengaruh Pemupukan Fosfor terhadap Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai Hitam (Glycine Soja) pad a Budidaya Jenuh Air di Lahan Pasang Surut Abstrak: Saturated soil culture is a cultivation that gives continuous irrigation and maintains water depth constantly and makes soil layer in saturated condition. Technology of saturated soil culture has been shown to increase soybean production on tidal swamps. The objective of this experiment to study the effect of phosphorus fertilization on the growth and production variety of soybean under saturated soil culture on tidal swamps. The experiment was conducted at Banyu Urip, Tanjung Lago, Banyuasin, South Sumatera, Indonesia from May to September 2013. The experiment used a split plot design with three replications. The main plot of the experiment is black soybean variety consisted of : Ceneng, Cikuray, Lokal Malang and Tanggamus as control . Sub plot is the dosage of phosphorus fertilization consisted of : 0, 36, 72 and 108 kg P2O5 ha-1. The results showed that the variety and phosphorus fertilization affected soybean productivity. The highest productivity was obtained on Cikuray variety with phosphorus fertilization 108 kg P2O5 ha-1 as much as 4.03 ton ha-1. Keyword: Tidal Swamp, Saturated Soil Culture, Phosphorus Fertilization, Black Soybean Variety
Judul: Cycle Hamilton pada Graf Lengkap, Graf Regular, dan Graf 2-Connected 4-Regular Berorder Kurang dari Sepuluh. Abstrak: Suatu graf disebut graf Hamilton apabila graf tersebut memuat cycle Hamilton, yaitu cycle yang melewati setiap vertex tepat satu kali. Menentukan keberadaan cycle Hamilton pada suatu graf dapat menggunakan syarat cukup yang berupa teorema-teorema yang telah diperkenalkan sejak tahun 1950-an. Beberapa syarat cukup yang dibahas dalam karya ilmiah ini adalah syarat cukup yang berhubungan dengan graf lengkap dan graf regular. ,,, Keyword: graf Hamilton, graf regular, graf lengkap, graf 2-connected 4-regular.
Judul: Keterkaitan Lingkungan Kerja, Dukungan Suami, Dan Body Image Dengan Durasi Pemberian Asi Eksklusif Pada Karyawan Wanita Di Balai Kota Bekasi Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan tentang ASI, lingkungan kerja, dukungan suami, dan body image dengan durasi pemberian ASI eksklusif pada karyawan wanita di Balai Kota Bekasi. Desain penelitian adalah cross sectional study dan pemilihan lokasi penelitian didasarkan atas tersedianya fasilitas Pojok ASI di tempat kerja. Sejumlah 30 karyawan diikutsertakan dalam penelitian ini. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2015. Rata-rata durasi pemberian ASI eksklusif contoh 16 minggu. Tingkat pengetahuan contoh tergolong 10% rendah, 50% sedang, dan 40% tinggi. Sebanyak 60% lingkungan kerja contoh tergolong baik. Sebagian besar dukungan suami contoh tergolong sedang (43%) dan tinggi (43%). Contoh yang memiliki body image positif sebanyak 60%. Durasi pemberian ASI eksklusif akan lebih lama pada contoh yang memiliki tingkat pengetahuan tentang ASI yang lebih tinggi (p<0.05; r=0.429), lingkungan kerja yang baik (p<0.01; r=0.463), dukungan suami yang tinggi (p<0.01; r=0.558), dan body image yang positif (p<0.05; r=-0.449). Keyword: ASI eksklusif, dukungan suami, lingkungan kerja
Judul: Hubungan Dukungan Suami dengan Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskemas Tanjung Kabupaten Lombok Utara Abstrak: Menyusui secara eksklusif merupakan cara pemberian makan bayi yang alamiah. Namun, seringkali ibu kurang mendapatkan informasi bahkan seringkali mendapat informasi yang salah tentang manfaat ASI eksklusif, tentang bagaimana cara menyusui yang benar, dan apa yang harus dilakukan bila timbul kesukaran dalam menyusui bayinya. Selain pengaruh pengetahuan gizi ibu, suami diyakini memegang peranan penting dalam keberhasilan menyusui yang akan dilakukan oleh seorang ibu, sehingga penting bagi suami memiliki pengetahuan mengenai dukungan emosional, fisik, informasi dan penilaian untuk mendukung istri dalam proses menyusui bayinya terutama dalam pemberian ASI secara eksklusif. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari hubungan dukungan suami dengan keberhasilan ASI eksklusif. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study dengan jumlah responden sebanyak 80 orang ibu balita yang mempunyai anak usia 6 – 24 tahun, lokasi penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Kabupaten Lombok Utara dengan kriteria inklusi dan eksklusi dalam penentuan responden. Variabel yang diteliti adalah karakteristik keluarga, pendapatan keluarga, pengeluaran pangan dan non pangan, food habit, status pengetahuan gizi ibu balita dan dukungan suami. Hasil penelitian yang diperoleh dari 80 responden diketahui bahwa 36.25% ibu balita yang mendapat dukungan suami dengan baik berhasil memberikan ASI secara eksklusif dengan nilai p-value 0.786. Penelitian ini menjelaskan bahwa tidak ada hubungan dukungan suami dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Keyword: dukungan suami, keberhasilan ASI eksklusif
Judul: The Solution of Nonlinear Volterra Integral Equation using Linearization Method. Abstrak: Many natural phenomena can be explained by mathematical models. One of those models is in the form of Volterra integral equation, which is usually nonlinear. Analitically, a nonlinear form is difficult to solve. Therefore, this research is aimed to discuss solution of Volterra integral equation using linearization method. Linearization is done to nonlinear integrand with Taylor series expansion. According to this linearization, a numerical solution of Volterra integral equation is obtained using MATLAB 7.0.1 software. Validity of this method is tested by comparing the approximate with the exact solution. The result of this research shows that the numerical solution agree with the exact solution quite well. Keyword:
Judul: Perilaku komunikasi dan jaringan komunikasi peternak domba tentang sapta usaha peternakan (kasus pada peternak domba di desa Cigudeg, kecamatan Cigudeg, kabupaten Bogor) Abstrak: The aim of research were to : (1) describe individual characteristic of sheep farmers in Cigudeg Village, (2) describe sheep farmers communication behaviour regard to seven efforts of animal husbandry (SUP) in Cigudeg Village, (3) describe communication roles regard to SUP which occured in their communication network, and (4)analyze correlation between their individual characteristics and communication role, their communication behaviour and communication role regard to SUP which occured in their communication network. Keyword:
Judul: Perilaku komunikasi peternak domba tentang Sapta Usaha Peternakan : Kasus di Desa Tamaansaaari, Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat Abstrak: Kabupaten Bogor merupakan salah satu daerah di Jawa Barat yang cukup potensial untuk pengembangan usaha ternak domba, khususnya di daerah pedesaan. Usaha pengembangan ternak domba sebagai proses komunikasi yang terjadi pada masyarakat pedesaan melalui penyuluhan dan pembinaan oleh instansi terkait. Proses komunikasi penyuluhan terutama diarahkan kepada pengembangan pola tindakan peternak dalam menerapkan Sapta Usaha Peternakan (SUP). Upaya pengembangan peternak ini tidak hanya ditentukan oleh pemerintah dan penyuluh sebagai sumber dan saluran informasi tetapi juga peternak sebagai pengguna, terutama perilaku komunikasi peternak. Perilaku komunikasi peternak penting karena menunjukkan aktivitas perolehan informasi peternak dari berbagai sumber yang tersedia, baik melalui saluran interpersonal maupun media massa. Secara lebih spesifik, perilaku komunikasi peternak menunjukkan aktivitas mencari dan menerima, menyebarkan informasi dan keterdedahan peternak terhadap media massa. Perilaku komunikasi ini bersifat spesifik secara individual akan bervariasi antar peternak karena terkait dengan berbagai faktor spesifik dalam individu peternak dan masyarakat serta lingkungannya. Olehkarena itu, penelitian tentang perilaku komunikasi perlu disertai penelusuran terhadap keterkaitan berbagai faktor tersebut. Sehubungan dengan hal itu, penelitian bertujuan untuk mendiskripsikan: (a) karakteristik sosial ekonomi peternak, (b) perilaku komunikasi peternak, dan (c) hubungan antara karakteristik sosial ekonomi dengan perilaku komunikasi peternak terhadap informasi SUP. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 1999 di Desa Tamansari, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Populasi penelitian adalah para peternak domba yang ada di Desa Tamansari sebanyak 253 peternak. Sampelnya diambil secara "purpossive" sebanyak 25 orang peternak dari kampung/desa yang terpadat populasi beternaknya. Penelitian ini mengumpulkan data primer menggunakan kuisioner dan data sekunder yang diperoleh dari kantor desa, kecamatan, kelompok peternak dan Dinas Peternakan Kabupaten Bogor. .... Keyword: Animal Husbandry
Judul: Hamiltonian formulation for linear waves motion in two layers fluid Abstrak: The surface wave could be considered as a wave that separates two fluids, namely water and air. Based on this assumption, it is introduced the interfacial wave, a wave between two layers of fluid with different density. The formulation of interfacial waves motion begins with deriving the base equation of irrotational ideal fluid. Furthermore, according to irrotational fluid assumption, the base equation can be stated in velocity potential. In this derivation, the fluids domain is assumed to be restricted by rigid lid boundary conditions, both at the upper and lower limit. Therefore, the interfacial waves motion can be explained in a hamiltonian formulation. In the hamiltonian formulation, total energy is defined as the sum of kinetic and potential energy. The hamiltonian system is obtained from reduction of kinetic energy by using the Dirichlet Neumann Operator. The resulted kinetic energy equation is nonlinear. Therefore, this form is linearized by first part of the Taylor expansion. This linearization gives a dispersion relation of linear wave. Based on this dispersion relation, the phase speed of the linear wave depends on the density ratio of the two layers fluid. Keyword:
Judul: Analisis Pengelolaan Kewirausahaan Strategis pada UKM Kuliner Kota Bogor. Abstrak: Pertumbuhan jumlah UKM di Kota Bogor menghadirkan persaingan bisnis yang semakin ketat dan menuntut para pelaku usaha untuk lebih strategis dan kompetitif dalam menjalan usahanya dengan memanfaatkan peluang usaha. Oleh karena itu perlu mengadopsi model kewirausahaan strategis yang mengintegrasikan kemampuan mengenali peluang (opportunity-seeking) dengan pencarian keunggulan bersaing (advantage-seeking) untuk bisa bertahan dalam lingkungan dinamis, kompleks, dan persaingan yang semakin ketat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik dan pengelolaan kewirausahaan strategis pada UKM kuliner Kota Bogor, menganalisis pengaruh antar element input, proses dan output model kewirausahaan strategis. Metode analisis data menggunakan SEM-PLS. Hasil dari penelitian ini menujukkan pengelolaan kewirausahaan strategis pada UKM kuliner Kota Bogor sudah berada pada kondisi yang baik. Faktor lingkungan, organisasi dan individu berpengaruh terhadap proses orchestrasi sumberdaya, dan proses kewirausahaan strategis mempengaruhi penciptaan keunggulan bersaing, penciptaan kekayaan, serta manfaat bagi invidu, organisasi dan masyarakat. Keyword: Advantage Seeking, Keunggulan Bersaing, Opportunity Seeking, Strategic Entreprenurship, Usaha Kecil Menegah (UKM)
Judul: Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Agro Kabupaten Bogor Abstrak: Usaha Kecil Menengah (UKM) Kluster agro adalah usaha yang bergerak di bidang pertanian. Para pelaku UKM kebanyakan belum memiliki strategi jangka panjang. SDM merupakan faktor penting bagi UKM agro. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan SDM yang dimiliki untuk meningkatkan kinerja UKM. UKM kluster Agro perlu melakukan strategi-strategi peningkatan kinerja dengan memperhatikan empat perspektif balanced scorecard yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis alternatif strategi peningkatan kinerja pada UKM kluster agro di Kabupaten Bogor, merumuskan strategi peningkatan kinerja pada UKM kluster agro di Kabupaten Bogor dan mengidentifikasi ukuran kinerja pada UKM kluster agro di Kabupaten Bogor. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Metode pengumpulan data dengan wawancara dan FGD. Metode analisis data menggunakan analisis SWOT dan AHP. Hasil penelitian merumuskan sembilan alternatif strategi peningkatan kinerja yang dipetakan dalam strategi SO, WO, ST, WT. Sembilan sasaran strategi dari empat perspektif balanced scorecard. Terdapat 21 Indikator Kinerja Utama (IKU). Keyword: AHP, Indikator kinerja utama, peningkatan kinerja, SWOT, UKM kluster agro
Judul: Electrophoretic Coating of Apatite Compouds on Stainless Steel 316L. Abstrak: Stainless steel (SS) 316L is a metal which is used to bone plate. However, this metal still has low biocompatibility in a human body. The metal is coated by HAp in order to increase its biocompatibility. HAp on SS 316L is coated by electrophoretic deposition (EPD) method. We used two variables in EPD process, such as voltage and coating time to obtain the best coating. The XRD difractogram showed that SS 316L has been coated by HAp. Physical observation used by microscope optics showed that the best coating is achieved on 120V during 2 minutes. Keyword:
Judul: Kajian lama perendaman dan konsentrasi larutan basa terhadap karakteristik gelatin yang dihasilkan dari tulang domba Abstrak: Gelatin merupakan senyawa turunan protein yang dihasilkan dari serabut kolagen jaringan penghubung menggunakan hidrolisa asam atau basa, yang terdapat dalam kulit, tulang atau ligamen hewan (jaringan ikat). Penggunaan gelatin sangat luas dalam berbagai jenis industri, seperti dalam industri makanan, farmasi, dan fotografi. Dalam industri makanan gelatin digunakan sebagai emulsifier yang mampu berikatan dengan air sekaligus dengan lemak, dan sebagai stabilizer agar emulsi tidak pecah selama penyimpanan. Selama ini Indonesia masih mengimpor gelatin. Pada tahun 1998, Indonesia mengimpor 1851328 kg dengan nilai US $ 6781735. Di luar negeri, umumnya gelatin diproduksi dari bahan baku kulit dan tulang babi serta sapi. Bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim, penggunaan gelatin yang diimpor menjadi masalah karena tidak terjamin kehalalannya. Penggunaan tulang domba sebagai bahan baku gelatin merupakan alternatif yang sangat baik.- Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang domba. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan waktu perendaman dan konsentrasi larutan basa yang terbaik terhadap rendemen dan karakteristik gelatin yang terbaik. Lama perendaman (faktor A) ada tiga taraf, yaitu 6, 8, dan 10 minggu. Konsentrasi larutan basa (faktor B) juga dibedakan menjadi 3 taraf, yaitu 5%, 10%, 15%. Rancangan percobaan yang dipakai adalah rancangan acak lengkap faktorial dengan 2 faktor masing-masing 3 taraf dan dua kali ulangan. Parameter-parameter yang dianalisis meliputi rendemen, kadar air, kadar abu, kadar protein, pH, viskositas, stabilitas emulsi, kapasitas emulsi, kekuatan gel, dan derajat putih. Prosedur ekstraksi gelatin dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap pertama merupakan pembersihan tulang, kemudian didegreasing selama tiga jam untuk menghilangkan lemak dan daging yang masih menempel. Tulang kering ini selanjutnya dipotong-potong dengan ukuran 2 4 cm² untuk memperluas - permukaan. Tahap selanjutnya adalah demineralisasi, yaitu direndam dalam larutan HCI 5% selama 10 hari. Proses liming dilakukan setelah tahap demineralisasi, yaitu selama 6, 8, dan 10 minggu dengan konsentrasi basa 5%, 10%, dan 15%. Ossein yang dihasilkan dari liming kemudian diekstrak dengan menggunakan air panas pada suhu 60°C 80°C. Tahap akhir adalah pemekatan dan pengeringan dengan menggunakan spray drier. Berdasarkan hasil penelitian, lama perendaman berpengaruh nyata terhadap rendemen, kadar abu, kadar protein, pH, viskositas, kapasitas emulsi, dan kekuatan gel. Sedangkan konsentrasi hanya berpengaruh nyata terhadap viskositas dan kapasitas emulsi. Kondisi terbaik yang dipilih dari hasil penelitian adalah lama perendaman 6 minggu dengan konsentrasi Ca(OH)2 5% karena pada perlakuan ini, sifat-sifat fisiko-kimianya memenuhi standar dan merupakan waktu perendaman paling singkat dan konsentrasi basa paling rendah, sehingga lebih efisien. Rendemen yang dihasilkan 5,70%, dengan sifat- sifat fisiko-kimianya adalah sebagai berikut: kadar air: 6,66%; kadar abu: 1,71%; kadar protein: 83,32%; pH: 5,10; viskositas: 4,5 cP, stabilitas emulsi 97,56 %; kapasitas emulsi 93,5 ml/gram; kekuatan gel : 111720 dyne/cm² dan derajat putih: 102,8%. Keyword:
Judul: Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Larutan Perendam Serta Metode Pengeringan Abstrak: Gelatin merupakan suatu bahan yang sangat aplikatif di berbagai bidang industri. Dalam industri pangan, gelatin sangat penting karena dapat berfungsi antara lain sebagai pengemulsi, penstabil, pengikat air, pengental, pelapis atau glazer, pembentuk gel, perekat, fining agent, crystal modifier, dan pembentuk busa. Gelatin yang terdapat di pasaran saat ini umumnya terbuat dari sapi dan babi. Hal lni merupakan masaJah bagi kalangan konsumen tertentu, misalnya kalangan muslim. Gelatin ikan merupakan salah satu aJternatif lain karena memiliki beberapa keuntungan antara lain dapat memanfaatkan hasil samping pengolahan ikan, jelas kehalalannya serta memiIiki beberapa sifat yang berbeda dari gelatin mamaJia sehingga dapat diaplikasi secara lebih luas. Di lain pihak, gelatin ikan kurang disukai konsumen dan belum tercantum daJam GRAS (Generally Recognize as Safe) karena adanya bau amis atau fishy odor yang merupakan hasil penguraian urea. Untuk itu diperlukan adanya teknologi pembuatan gelatin yang dapat menghilangkan atau setidaknya meminimaJisasi bau amis produk tanpa merusak sifat fisik, kimia dan fungsional produk akhir. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan gelatin dari kulit dan tulang ikan yang merupakan hasil samping pengolahan ikan cucut. Penelitian dibagi menjadi dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Pada peneJitian pendahuluan dilakukan pembuatan gelatin dari kulit ikan dengan pelarut asam asetat, asam fosfat dan asam sitrat pada konsentrasi 4% serta pelarut NaOH, Ca(OH)z dan NazCO) pada konsentrasi 0.3%. Tujuan tahap ini adaJah untuk mendapatkan perendaman terbaik yang akan digunakan pada tahap selanjutnya. Selain itu juga dilakukan pembuatan gelatin dari tulang ikan cucut menggunakan tiga jenis konsentrasi HCl yaitu 4, 5 dan 7%. Berdasarkan data yang diperoleh pada tahap ini, larutan perendam terbaik untuk gelatin dengan proses asam adalah asam asetat sedangkan untuk proses basa adalah NaOH. Penelitian utama dibagi lagi menjadi dua tahap yaitu penentuan konsentrasi perendam serta analisis sifat fisik, kimia dan fungsionaJ gelatin. Berdasarkan data yang diperoleh, konsentrasi terbaik untuk asam asetat adalah 1% dengan lama perendaman 12 jam sedangkan untuk NaOH adalah 0.3% dengan lama perendaman 48 jam. Analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa sifat fisik, kimia dan fungsionaJ gelatin yang dihasilkan tidak terlalu berbeda jauh antara satu perlakuan dengan perlakuan lainnya. Perbandingan dengan gelatin komersial (SKW Biosystem) menunjukkan beberapa sifat fisik, kimia dan fungsional (yaitu kapasitas emulsi, stabilitas emulsi, pH dan densitas kamba) gelatin hasil penelitian tidak terlalu berbeda jauh dengan gelatin komersial sehingga gelatin hasil peneJitian ini dapat digunakan sebagai alternatif pengganti. Keyword:
Judul: Thermal Characteristics and Dynamics of Tropical Cyclone over Western North Pacific Ocean: A Case Study of Typhoon Songda (Chedeng) 2011 Abstrak: The frequent occasion of Tropical Cyclone (TC) over Western North Pacific (WNP) Ocean lies from 10˚N to 26˚N and 121˚E to 170˚E. Sources of TC development come from warm ocean temperature where latent heat is released during condensation processes and subsequently concentrated in the boundary layer. Relative humidity at 850-700 hPa is responsible to produce the most intense storm. Meanwhile, weak vertical wind shear between 850-200 hPa is one of the dynamical factors that lead to the development of TC. Pressure level of 850-200 hPa is chosen to minimize the thermodynamic effect in the lower troposphere. Typhoon Songda (Chedeng in the Philippines) or TSC lasted from May 18th to 30th, 2011 and strengthened into powerful Super Typhoon stage between May 24th and 27th. Long curving track and the exhibition of all sequences of TC life cycle, TSC is then considered as an ideal case of TC. The objective of the study with case of TSC is to investigate the role of thermal characteristics and dynamics on TC intensity. The research is carried out by using Advanced Research of Weather Research and Forecasting model (WRF ARW model) version 3.3. Two domains are employed in the model. The first domain situate from 02˚N to 40˚N and 118˚E to 149˚E and cover spatial resolution () of 33.1 km. The second domain situate from 09˚N to 27˚N and 119˚E to 132˚E with of 11 km. Timestep of the model () is 120 seconds. The model is supported by the following physical parameterization, i.e., Yonsei University Scheme (YSU) in the boundary layer, Kain-Fritsch scheme (KF) in the cumulus, and WRF Single-Moment 3-class scheme in the microphysics. Initial meteorological condition prior to the formation of the cyclone is generated using WRF ARW standard-release model. Sensitivity of the model output is obtained from a selected single-parameter change scenarios, namely, 10 % to 20 % decrease and increase of wind shear initial data at 850-200 hPa, and by 10 % to 20 % decrease of relative humidity initial data at 850-700 hPa. The result showed that the negative correlations between wind shear and intensity are found in wind shear scenarios. Wind shears of 10 ms-1 which lead to strengthening of the wind intensity in the early period of Typhoon development are found in wind shear scenarios. The effect of wind shear changes on wind intensity is statistically significant in the 20 % wind shear scenarios. During mature stage, weak wind intensity occurred when wind shear increase as given in the WRF standard-release and the 20 % decreasing scenario. Different situation is found in the 20 % increasing scenario where wind shear tend to weak and lead to strong wind intensity at this stage. Meanwhile, the reduction of moisture supply at 850-700 hPa resulting from 20 % decreasing relative humidity play a major role in the weakening of wind intensity and reduces mechanical energy of the cycle process as much as 300 J kg-1. Keyword:
Judul: Diagnosa Pasien Demam Berdarah Dengue dan Demam Tifoid Menggunakan Algoritme Voting Feature Intervals 5 (VFI5) Abstrak: Dengue fever and typhoid fever is a disease primarily found in adolescents or adults.The death rate of dengue fever and typhoid fever are still relatively high. The delay in diagnosis is due to the analysis of dengue fever and typhoid fever symptoms being quite difficult. This is due to the similarity of simptoms between dengue fever and typhoid fever. This research will apply the Voting Feature Intervals 5 (VFI5) algorithm to diagnose dengue fever and typhoid fever. The data used are the result of the common symptoms of dengue fever ang typhoid fever patients of a hospital. The data sample consist of patients suffering from dengue fever and typhoid fever comprised of 20 patients with dengue fever and 20 patients with typhoid fever. In this research we use seven symptoms including fever, constipation, nausea, vomiting, muscle aches, abdominal pain, red spots, and dirty tongue. Seven symptoms were then used as features on VFI5 algorithm. Application of the algorithm VFI5 on patient data was able to provide a sufficiently high prediction results for each iteration. The first iteration, second, third, and fourth produces an accuracy of 100% by using data that has been validated, but the accuracy produced using the new data has an accuracy of 60%. The result of interval training on VFI5 algorithm states that dengue fever and typhoid fever have similar symptoms, making difficult for the layman to distinguish the two diseases without laboratory testing. Keyword:
Judul: Diagnosis Penyakit Demam Berdarah Dengue Menggunakan Voting Feature Intervals 5 Abstrak: Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Tingkat kematian akibat penyakit Demam Berdarah Dengue relatif masih tinggi. Salah satu penyebab tingginya tingkat kematian tersebut adalah keterlambatan diagnosis. Semakin cepat diagnosis dapat dilakukan, semakin cepat pula pertolongan bisa diberikan sehingga dapat mengurangi angka kematian tersebut. Penelitian ini akan menerapkan algoritma Voting Feature Intervals 5 (VFI5) untuk mendiagnosa penyakit DBD. Keyword:
Judul: Studi pengelolaan lanskap keraton Kasunanan Surakarta Abstrak: Keraton Kasunanan Surakarta merupakan aset budaya yang sangat bernilai, baik bagi kota Surakarta maupun secara nasional. Studi pada kawasan keraton ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengidentifikasi keseluruhan tatanan lanskap kawasan Keraton Kasunanan Surakarta, kemudian menganalisa konsep dan tindakan pengelolaan yang dilakukan pada saat ini sehingga diketahui aspek positif dan hambatan-hambatan yang dihadapi, dan pada akhirnya memberikan usulan konsep pengelolaan yang dapat menjamin kelestarian Keraton Kasunanan Surakarta. Dari studi yang dilakukan, dapat diidentifikasi keseluruhan tatanan lanskap Keraton Kasunanan Surakarta yang berbentuk linear arah utara-selatan. Karakter lanskap yang khas dari Keraton Surakarta adalah adanya hierarki kawasan dan besarnya pengaruh dari sistem religi yang dianut sebagian besar komunitasnya (Islam Sinkretik) terhadap lanskap keraton. Berdasarkan fungsi ruang dan tingkat privasinya, maka kawasan keraton dapat dibagi menjadi tiga ruang dengan tingkat privasi semakin rendah, yaitu daerah inti, daerah penyangga, dan daerah umum. Daerah inti meliputi daerah di Kedaton, daerah penyangga meliputi kawasan Baluwarti, dan daerah umum meliputi kawasan Alun-alun Utara dan Alun-alun Selatan. Pengelolaan terhadap kawasan keraton pada saat ini dilaksanakan oleh pihak keraton dengan organisasi internalnya. Organisasi ini dipimpin oleh seorang 'Pangageng Parentah Keraton' yang bertanggung jawab kepada raja. Keraton Kasunanan Surakarta telah ditetapkan sebagai cagar budaya menurut UU Cagar Budaya No 5 Tahun 1992 dan kemudian diperkuat lagi dengan SK Walikota No 646 Tahun 1997. Dalam pelaksanaan pengelolaan ditemukan beberapa permasalahan yang menghambat pengelolaan diantaranya keterbatasan organisasi internal, kurangnya koordinasi antara pelaku pengelolaan yang berkepentingan, keterbatasan dana, tidak adanya Perda mengenai Hak Pengelolaan Kawasan dengan batas-batas yang ..dst Keyword:
Judul: Strategy for Improving Food Security in Bogor Regency Abstrak: Food is a basic need for every human being, especially the main staplefood, namely rice in Indonesia. In this case, the agricultural sector plays an important role in producing rice. However, the national agricultural sector is experiencing problems in the form of rice field conversion and productivity which tends to stagnate. This problem is no exception experienced by Bogor Regency. The problem is caused by population pressure and relatively high economic transformation in Bogor Regency. This problem causes rice production to be not optimal so that there is a rice food deficit and has an impact on not achieving rice food independence in Bogor Regency. This study has three objectives, namely: 1) analyzing the rate of development of rice production and the relationship between rice production, land area and productivity of Bogor Regency; 2) projecting opportunities for food fulfillment (food self-sufficiency) in Bogor Regency until 2025; 3) formulate recommendations for strategies to increase food security in Bogor Regency. The data used are primary data and secondary data. Primary data were obtained through interviews with respondents from the Food Security Service using a questionnaire. Secondary data was obtained through literature review, BPS and the Department of Food Crops, Horticulture and Plantations. The analytical method used to answer the first research objective is descriptive analysis and multiple regression. The second research objective was answered by quantitative descriptive analysis in the form of projections of food self-sufficiency in 2025. The third research objective was completed by SWOT and QSPM analysis. The results showed that the land conversion factor had no significant effect on rice production, while productivity had a significant effect on rice production. Based on the analysis of the pattern of development of rice production in Bogor Regency, the projected results of the fulfillment of rice food self-sufficiency in 2025 are obtained. The projection results show that in 2021 to 2025, Bogor Regency has not been able to meet the food needs of rice independently. In 2025, it is projected that Bogor Regency will experience a rice food deficit of 62%. The formulation of the strategy in increasing food security in Bogor Regency includes: empowering agricultural human resources, stopping land conversion, revitalizing agriculture, cooperation with other regions with surplus rice and increasing the synergy of cross-sectoral programs. Keyword: Food Security, Multiple Linear Regression, QSPM, Rice Deficit, SWOT
Judul: Strategi Pengelolaan Kepentingan Para Pihak Terhadap Upaya Kebijakan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Di Kabupaten Bogor Abstrak: Sustainable protection of food crop land is an effort in the control of the high rate of agricultural land conversion to non-agricultural land, which is also related to food security and sovereignty. Further, farmland has very strategic roles and functions for the Indonesian people who are agrarian as there are a large number of Indonesian people whose lives depend on agriculture. Along with the implementation of regional autonomy, local governments are given the authority to manage the development of agriculture as their local potential in synergy with the authorities of central government. Food security program is still the focus of local governments as long as the food sufficiency level in the region has not yet reached a hundred percent. The resulted identification of policies related to sustainable agricultural land protection shows that the policies at the national level refer to Law No. 41/2009 on Sustainable Protection of Food Crop Land, supported by four government regulations. The use of a binary logistic method showed that of the five controlling aspects contained in Law No. 41/2009 on the Protection of Agricultural Land, the mechanism aspect of giving permit to the parties had a significant impact on the policies of sustainable agricultural land protection. However, the aspects of incentives/disincentives and extension did not significantly affect the policies of sustainable agricultural land protection. The logistic regression output showed that the classification accuracy of the response variable Y (the management of the parties’ interests if sustainable agricultural land is protected with certain requirements of the models obtained from field observations as a whole) was 78.6 percent. Classification accuracy of the response variable in the disapproval category was 31 respondents out of 56 respondents who answered the category 0 (55.4 percent), while the classification accuracy of the response variable in the approval category was 68 respondents out of 70 respondents who answered the response variable with category 1 (97.1 percent). The resulted SWOT analysis showed a number of alternative strategies: namely five aggressive strategies, seven stabilitative/rational strategies, two diversificative strategies and two defensive strategies. Thus, in order to safeguard a sustainable agricultural land, Bogor regency mostly relies on stabilitative/rational strategy and aggressive strategy. On of its alternative strategies is the need for the establishment of Regional Regulation on Sustainable Agricultural Land Protection as joint commitment. The resulted planning of implemented strategies using a road -map strategy can be implemented into 3 policy priorities, namely (a) establishment of permit mechanism, (b) provision of incentives - disincentives, and (c) extension. The Vision and Mission of the Government of Bogor Regency are formulated into development priorities in accordance with the substance of the formula: a) improving socially acceptable behaviors in social life, b) enhancing regional economic competitiveness with emphasis on the revitalization of agriculture and rural-based development, c) improving the infrastructure and sustainable high-quality and integrated accessibility of the region, d) improving the equity and quality of education, e) improving the quality of health care, f) enhancing good governance and performance of local government administration, and g) improving regional development cooperation. The missions that have been formulated, selected and established become Keyword: sustainable land, food farming
Judul: Posisi Filogenetik Kura-Kura Carettochelys Insculpta (Reptillia: Testudinata) Abstrak: Carettochelys insculpta is an endemic freshwater turtle of southern Papua and northern Australia. Phylogenetic position of this turtle is remain unresolved until now. Most of the research conducted show close relationships of C. insculpta and members of Trionychidae family. However, some of the research show distance between C. insculpta and members of Trionychidae family. This research is conducted to analyze phylogenetic relationship between C. insculpta and other members of Testudinata using 12S rRNA, 16S rRNA, and both gene as markers. DNA samples were obtained from three different organisms of C. insculpta. Two species used as outgroups were Alligator mississippiensis and Iguana iguana. Phylogenetic analysis was carried out using Neighbor-Joining method with Felsenstein 1981 (F81) modeltest. A polytomy tree of Testudinata was produced by using 12S rRNA gene. However, analysis using 16S rRNA and both genes as markers confirmed that C. insculpta was located between the Chelonidae and the Trionychidae family. Keyword:
Judul: Studi Tentang Kelayakan Disain dan Konstruksi Perahu Gillnet Pelabuhan Ratu Sukabumi, Jawa Barat Abstrak: Kelayakan desain dan konstruksi perahu atau kapal gilnet merupakan salah satu syarat utama dalam pembangunan perahu atau kapal gillnet untuk menentukan keberhasilan operasi pada khususnya dan usaha penangkapan pada umumnya. Masalah yang ada pada pembangunan perahu gillnet di Pelabuhan Ratu disebabkan oleh keterbatasan ilmu perkapalan dengan perencanaan tanpa gambar dan sistem pengerjaan yang diborongkan. Dalam skalanya dapat dikatakan masih tradisionil. Disamping itu, pengusaha atau pemilik perahu tersebut umumnya masih terbatas modal. Tujuan penelitian ini ialah untuk menganalisa hasil pembuatan perahu tersebut dari segi desain dan konstruksinya yang ditekankan dari aspek teknisnya, pemecahan masalah yang dihadapi dan pola pemikiran untuk kepentingan pengembangannya. Dalam penelitian ini hanya dilakukan terhadap sepuluh buah perahu gillnet yang berukuran 3 4 GT dan tenaga penggerak dari motor tempel berkekuatan 40 HP. Penelitian ini membutuhkan waktu selama satu setengah bulan. Keyword:
Judul: Kelayakan Desain dan Konstruksi Kapal Rawai Cucut di Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk inen~pelajari (1) desain dan konstruksi kapal rawai cucut di Pelabuhanrstu, Kabupaten Sukabumi, (2) cara dan urutan pengkonstruksian kapal rawai cucut, (3) faktor-faktor yang menentukan kriteria stabilitas kapal, dan (4) alternatif pengembangan desain dan konstruksi kapal rawai cucut. Kelayakan desain dan konstruksi merupakan salah satu syarat utama dalam pembangunan kapal ikan, karena akan menentukan laik tidaknya kapal yang dibangun sebagai suatu faktor penentu keberhasilan keberhasjlan operasi penangkapan ikan. Pembangunan kapal rawai cucut di Pelabuhanratu perlu diperbaiki dalam ha1 desain dan konstruksi karena nlaslh didapatkan beberapa keleniahan yang disebabkan kekurangcermatan dalam perencanaan. Keyword:
Judul: A Continuous Vaccination Strategy in the SVIR Epidemic Model Abstrak: Vaccination is conducted to minimize the spread of a disease. The vaccination is usually done several times within a fixed time interval. In the SVIR model, it is assumed that individuals do not get immediate immunity following a vaccination program. So according to process of vaccination on SVIR model, there are two strategies, i.e. the continuous vaccination strategy (CVS) and the pulse vaccination strategy (PVS). In this study, only the CVS strategy in epidemic model SVIR is considered. Results of the study indicate that dynamics of the CVS system depends on the basic reproductive number. If the basic reproductive number is less than one, then the disease-free fixed point is asymptotically stable. It means that the disease will eventually disappear from the population. Conversely, if the basic reproductive number is greater than one, then the endemic fixed point is asymptotically stable, which means that the disease will remain exist in the population. Simulation result shows that the vaccination would minimize the spread of disease by reducing the basic reproductive number. If the time for the vaccinated recipients to obtain the immunity, as well as a possibility of vaccinated recipients to be infected are neglected, then the disease will be eradicated. This condition is called an over-evaluating effect of vaccination. Keyword:
Judul: Ketimpangan dan Proyeksi Pengaruh Jalan Lintas Selatan terhadap Pembangunan Wilayah di Provinsi Jawa Timur Abstrak: Sebagai provinsi dengan jumlah kabupaten/kota terbanyak di Indonesia, pembangunan wilayah Provinsi Jawa Timur menghadapi ketimpangan antara Wilayah Pantai Utara (Pantura) dengan wilayah Pantai Selatan (Pansela) dan wilayah Tapal Kuda. Keterkaitan spasial berperan penting menciptakan pembangunan berimbang. Keterkaitan spasial dapat ditingkatkan berdasarkan pengembangan aksesibilitas wilayah dan jaringan infrastruktur jalan. Pembangunan Jalan Nasional Lintas Selatan (JLS) di Provinsi Jawa Timur adalah salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi ketimpangan antarwilayah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kinerja dan ketimpangan pembangunan wilayah, menganalisa pengaruh jalan JLS terhadap pendapatan dan aksesibilitas wilayah, serta memproyeksikan pengaruhnya terhadap kinerja dan ketimpangan pembangunan wilayah di kabupaten koridor jalan JLS. Penelitian ini menggunakan data sekunder dan cross section pada tahun 2017. Analisis kinerja pembangunan wilayah menggunakan TOPSIS berdasarkan dimensi sosial ekonomi, pendidikan dan kesehatan masyarakat, serta aksesibilitas wilayah. Ketimpangan pembangunan wilayah dianalisis menggunakan perhitungan koefisien variasi (CV). Untuk mengkaji pengaruh jalan JLS digunakan Geographically Weighted Regression (GWR) dan perhitungan rasio panjang jalan per luas wilayah. Sedangkan analisis proyeksi dianalisis dengan TOPSIS dan perhitungan koefisien variasi (CV) dengan input data analisis pengaruh. Wilayah Pantura merupakan wilayah dengan rataan kinerja pembangunan wilayah tertinggi, sebesar 0,397 satuan kinerja. Wilayah Pansela memiliki rataan kinerja pembangunan sebesar 0,303 satuan kinerja, sedangkan Wilayah Tapal Kuda berkinerja terendah (0,287). Hal ini mengindikasikan tingginya ketimpangan pembangunan diantara Wilayah Pantura dengan Wilayah Pansela dan Tapal Kuda. Koefisien variasi (CV) ketimpangan pembangunan wilayah di Jawa Timur tergolong tinggi (24,06 persen), sebagai akibat ketimpangan antara-wilayah maupun di dalam wilayah. Ketimpangan tertinggi terjadi di Wilayah Pantura (CV= 27,48 persen) dan terendah berada di Wilayah Madura (3,77 persen). Pembangunan JLS diduga berpengaruh signifikan terhadap peningkatan pendapatan melalui tingkat PDRB dan meningkatkan aksesibilitas wilayah melalui ketersediaan infrastruktur jalan. Pembangunan JLS diproyeksikan mampu memberikan perubahan signifikan pada peningkatan kinerja pembangunan wilayah pada kabupaten koridor. Namun pembangunan JLS diproyeksikan belum cukup untuk memberikan perubahan berarti baik dalam peningkatan kinerja pembangunan wilayah pada level regional maupun dalam mengurangi ketimpangan wilayah. Untuk mengatasi ketimpangan wilayah, diperlukan pengembangan sektor perikanan laut tangkap, minapolitan, dan pariwisata bahari sebagai upaya mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya di wilayah koridor JLS. Keyword: GWR, ketimpangan wilayah, pembangunan wilayah, pembangunan Koridor JLS, TOPSIS.
Judul: Kondisi Ketimpangan Ekonomi Antar Kabupaten/Kota dan Implikasinya terhadap Kebijakan Pembangunan di Provinsi Jawa Timur Abstrak: Ketimpangan ekonomi antar wilayah disebabkan oleh ketidakseimbangan pertumbuhan ekonomi di setiap wilayah. Trend ketimpangan ekonomi antar kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur dari tahun 2001 hingga 2010 yang dianalisis menggunakan Indeks Williamson menunjukkan adanya konvergensi. Namun, terdapat perbedaan yang sangat jauh antara PDRB per kapita tertinggi dengan terendah pada kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur, sehingga kecenderungan ketimpangan di Provinsi Jawa Timur masih cukup tinggi. Oleh karena itu, salah satu upaya dalam mengatasi ketimpangan ekonomi antar wilayah adalah dengan memacu pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi trend dan tingkat ketimpangan ekonomi antar kabupaten/kota yang terjadi di Provinsi Jawa Timur, mengidentifikasi daerah relatif tertinggal dan memacu pertumbuhan ekonomi agar dapat mengurangi ketimpangan antar wilayah, serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah miskin agar dapat mengejar ketertinggalan. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) pusat dan Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dan kuantitatif, yakni tujuan pertama diukur menggunakan Indeks Williamson, tujuan kedua diidentifikasi menggunakan Klassen Typology, dan tujuan ketiga dianalisis menggunakan metode data panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat ketimpangan ekonomi antar kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur yang diukur menggunakan Indeks Williamson cenderung menurun, namun masih termasuk dalam ketimpangan taraf tinggi dengan nilai indeks ketimpangan antara 0,52-0,58. Ketimpangan ekonomi selama periode analasis berfluktuasi dan cenderung menurun sebesar 0,034 poin pada tahun 2010 apabila dibandingkan dengan tahun 2001. Berdasarkan klasifikasi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2010 menggunakan Klassen Typology, terdapat enam kabupaten/kota yang masuk daerah maju dan pertumbuhan cepat dengan persentase sebesar 15,80 persen dari jumlah total kabupaten/kota, sembilan kabupaten/kota masuk dalam daerah berkembang cepat dengan persentase sebesar 23,68 persen dari jumlah kabupaten/kota, dua kabupaten/kota masuk daerah maju tetapi tertekan dengan persentase sebesar 5,26 persen dari jumlah keseluruhan kabupaten/kota, dan 21 kabupaten/kota masuk daerah relatif tertinggal dengan persentase sebesar 55,26 persen dari keseluruhan kabupaten/kota. Berdasarkan analisis regresi data panel mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi daerah relatif tertinggal, kualitas pendidikan, kualitas kesehatan, jumlah pekerja, tabungan dan anggaran pembangunan signifikan berpengaruh terhadap laju PDRB di daerah relatif tertinggal. Berdasarkan penjelasan di atas, maka kebijakan pemerintah yang sebaiknya dilakukan yaitu meningkatkan jumlah guru di daerah tertinggal agar kualitas pendidikan dapat meningkat dengan cara memberikan insentif dan fasilitas yang memadai kepada guru yang mau mengajar di daerah tersebut, meningkatkan jumlah dokter di daerah tertinggal agar kualitas kesehatan dapat meningkat dengan cara memberikan tunjangan maupun rumah dinas bagi dokter yang bersedia mengabdi di daerah tersebut, dan mengembangkan sektor-sektor yang memiliki peranan besar terhadap pertumbuhan ekonomi agar dapat meningkatkan lapangan pekerjaan di daerah relatif tertinggal. Misalnya mengembangkan sektor pertanian yang memiliki peranan paling besar terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal. Pengembangan agribisnis dengan basis padat karya sebaiknya dilakukan agar lapangan pekerjaan di daerah tertinggal dapat meningkat dan hal ini juga dapat meningkatkan daya saing dari komoditi yang dihasilkan oleh daerah tersebut. Pemerintah juga perlu meningkatkan anggaran pembangunan di daerah relatif tertinggal untuk pembiayaan perbaikan dan pengembangan infrastruktur maupun kualitas pendidikan dan kesehatan, serta sektor-sektor lain yang mampu mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Sehingga pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal dapat dipacu lebih cepat. Keyword:
Judul: Pemurnian dan karakterisasi protein inhibitor RNA helikase virus hepatitis C Abstrak: Hepatitis C virus (HCV) infection is the second most common chronic viral infection in the world with global prevalence. This infection is contribution to chronic hepatitis and liver cirrhosis, often leading to hepatocellular carcinoma. There is no effective drug and vaccine available against HCV. The current standard treatment, a combination of pegylated interferon-α with ribavirin, is limited by its suboptimal response rate in a significant patient population, side effects, and affordability. Therefore, development of effective drug is needed. One approach to find out the candidate of antiviral drug is to discover the inhibitor of enzyme that essential for virus replication, such as RNA helicase. Streptomyces chartreusis 5-095 produce the inhibitor of HCV RNA helicase. The aim of this study was to purify the protein inhibitor which has inhibition activity against ATPase activity of RNA helicase HCV from S. chartreusis 5-095. The supernatant of culture S. chartreusis 5-095 exhibited high inhibiton activity against ATPase activity of RNA helicase HCV (approximately 72%) at 10 days of incubation. The extracellular protein inhibitor was partially purified by procedures of precipitation with ammonium sulfate to 65% saturation and gel filtration (Sephadex G50) using methanol water solution (4:6) as an eluen. The purity of protein inhibitor was monitored by SDS PAGE. The protein inhibitor showed a relative molecular mass were estimated to be 14 kDa and increased the purity 23,08 fold than those of the crude protein. The specific activity and IC50 after purification were 13,1338 U/mg and 0,0767 mg/mL, respectively. The activity of purified protein inhibitor showed its stability over pH range from 5-8 and optimum at pH 7,4. The inhibition activity showed its stability up to 70% at temperature 100 oC. The purified protein inhibitor relatively stable its activity at storage in the range of -20 oC to room temperature for 35 days. Keyword:
Judul: Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan dan Loyalitas Mahasiswa IPB University sebagai Nasabah Bank XXX Abstrak: Bank XXX sebagai salah satu perbankan terbesar di Indonesia, banyak menjalin kerjasama dengan institusi pendidikan di Indonesia, salah satunya adalah IPB University. Bentuk kerjasama yang dilakukan tersebut merupakan salah satu upaya yang saling menguntungkan. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh dimensi kualitas pelayanan terhadap kepuasan dan loyalitas mahasiswa IPB University sebagai nasabah Bank XXX, mengidentifikasi indikator yang menjadi prioritas utama mahasiswa IPB University untuk meningkatkan kepuasan, dan mengidentifikasi tingkat kepuasan mahasiswa IPB University. Metode analisis yang digunakan adalah structural equation modelling-partial least square (SEM-PLS), importance perfomance analysis (IPA), dan customer satisfaction index (CSI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peubah reliability dan responsiveness berpengaruh positif dan signifikan terhadap peubah kepuasan pelanggan dengan kriteria kebaikan cukup baik, serta peubah empathy dan kepuasan pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap peubah loyalitas pelanggan dengan kriteria kebaikan cukup baik. Indikator yang menjadi prioritas utama adalah ketanggapan pelayanan, dan pelayanan yang merata. Secara keseluruhan, mahasiswa IPB University merasa sangat puas terhadap kinerja yang diberikan oleh pihak Bank XXX dengan tingkat kepuasan sebesar 86.13%. Keyword: customer satisfaction index (CSI), importance perfomance analysis (IPA), kepuasan, loyalitas, structural equation modelling-partial least square (SEM-PLS)
Judul: Analisis Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Mahasiswa Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Abstrak: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (SPs IPB) merupakan lembaga pendidikan tinggi penyelenggara program pascasarjana (Magister dan Doktor) berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi mahasiswa dengan menerapkan ISO 9001 2015 dengan lingkup seluruh layanan, mulai dari akademik, keuangan, fasilitas pendidikan dan pengajaran (khusus program studi multidisiplin). Namun setelah diterapkannya Standar Manajemen Mutu tersebut ternyata masih terdapat beberapa kekurangan yang dirasakan oleh mahasiswa yang terkait sumberdaya manusia, layanan administrasi, dan fasilitas. Kondisi seperti ini mengindikasikan bahwa masih terdapat ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan yang diterima mahasiswa. Implikasinya kepuasan, kepercayaan dan loyalitas mahasiswa dapat menurun. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang kepuasan mahasiswa, tingkat kepentingan indikator kualitas layanan yang berpengaruh terhadap kepuasan dan pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan, kepuasan terhadap kepercayaan dan loyalitas, dan kepercayaan terhadap loyalitas. Metode yang digunakan untuk menganalisis permasalahan tersebut adalah Customer Satisfaction Index (CSI), Importance Performance Analysis (IPA) dan SEM PLS. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak 356 sampel. Setelah diolah dengan menggunakan CSI diketahui bahwa mahasiswa merasakan puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh SPs IPB. Hasil analisis IPA pun menunjukkan bahwa indikator yang penting dan harus diperhatikan kinerjanya berada pada kuadran I adalah 12 indikator yang tersebar pada lima variabel SERVQUAL. Berdasarkan hasil analisis SEM PLS diketahui bahwa variabel kualitas pelayanan jasa pendidikan yang berpengaruh terhadap kepuasan mahasiswa adalah reliability dan assurance. Hasil analisis SEM PLS juga menunjukkan bahwa variabel kepuasan berpengaruh terhadap kepercayaan dan loyalitas, dan variabel kepercayaan berpengaruh terhadap loyalitas. Keyword: kualitas pelayanan pendidikan, kepuasan, kepercayaan, loyalitas, SEM
Judul: Posisi Filogeni Orlitia borneensis dan Hieremys annandalei (Testudines) Berdasarkan Gen 16s rRNA Abstrak: Urutan DNA mitokondria (mtDNA) banyak digunakan sebagai penanda molekuler dalam menentukan hubungan filogeni suatu organisme karena struktur organisasinya yang stabil. Seiring dengan kemajuan bioteknologi, pengelompokkan kura-kura Bataguridal masih menjadi perdebatan. Hal ini disebabkan oleh perbedaan karakter yang diamati. Beberapa hasil penelitian mengelompokkan kura-kura ini ke dalam famili Emydidae tetapi ada yang menempatkan kurakura ini ke dalam famili tersendiri yaitu famili Bataguridae. Pada penelitian ini digunakan urutan nukleotida gen 16S rRNA O. borneensis dan H. annandalei (Testudines) yang disejajarkan dengan urutan nukleotida beberapa spesies Testudines lainnya yang terdapat di Genbank. Hasil rekonstruksi pohon filogeni berdasarkan urutan nukleotida 16S rRNA menunjukkan bahwa O. borneensis dan H. annandalei berkerabat dengan Chinemys reevesi (famili Bataguridae). Hasil amplifikasi gen 16S rRNA O. borneensis dan H. annandalei menunjukkan komposisi nukleotida didominasi oleh nukleotida adenin dan timin dengan nilai perbandingan antara A/T dan G/C = 60.1%:39.9% untuk O. borneensis dan 63%:37% untuk H. annandalei. Rasio transisi terhadap transversi (ts/tv) gen 16S rRNA berkisar antara 0.67 sampai dengan 6.75. Nilai jarak genetik terkecil terjadi antara Trachemys scripta dan Chrysemys picta dan antara Dogania subplana dan Tracemys scripta yaitu sekitar 0.005 sedangkan nilai jarak genetik terbesar terjadi antara Pelomedusa subrufa dan Emydura subglobusa yaitu sekitar 0.869. Keyword:
Judul: Indeks massa tubuh dan gaya hidup kaitannya dengan skor kesehatan dan kemampuan kognitif usia lanjut di Kota Depok Abstrak: Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain cross-sectional, terdiri dari 101 contoh usia lanjut di Kota Depok; 45 laki-laki dan 56 perempuan, 32 contoh berumur < 60 tahun dan 69 contoh berumur ≥ 60 tahun. Pengumpulan data dilakukan bulan November 2004 - Maret 2005. Lokasi dipilih secara purposif, dan data BPS diketahui Kota Depok memiliki populasi usia lanjut ≥ 55 tahun cukup besar, sebanyak 6,57% dari total populasi penduduk; kedua kecamatan terpilih memiliki jumlah penduduk yang cukup besar diantara 4 kecamatan lainnya. Keyword:
Judul: Growth pattern of children age 0-6 years old in Depok, West Java Abstrak: Pertumbuhan adalah perubahan dalam ukuran atau massa. Pertumbuhan dan perkembangan dapat terjadi secara bersamaan mulai dari saat pembuahan sampai dewasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pertumbuhan anak 0-6 tahun di Depok, Jawa Barat. Subjek yang digunakan 455 anak usia 0-6 tahun di Depok terdiri dari 220 perempuan dan 235 laki-laki. Pola pertumbuhan dapat diketahui dengan prosedur antropometri, mengukur berat badan, tinggi badan, tinggi duduk, lingkar lengan atas, dan lingkar kepala. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas, dan tinggi duduk pada laki-laki lebih besar dari perempuan. Hasil pengukuran di Depok sama dengan hasil pengukuran pada penelitian sebelumnya di Indonesia. Pola pertumbuhan anak usia 0-6 tahun di Depok meningkat pada setiap parameter seiring pertambahan umur. Keyword: growth, children, anthropometric, depok, nutrition status, socioeconomic status
Judul: Extracellular Expression of thermostable Geobacillus stearothermophilus T1.2RQ Lipase for Biodiesel Production Abstrak: The extracellular expression of enzymes in an excellent secretion host such as Bacillus subtilis is a useful strategy for making enzymes of industrial significance more affordable by lowering the cost of its downstream processing. Lipases are a category of hydrolases that catalyze the hydrolysis of triglycerides to glycerol and free fatty acids. Also, lipases catalyze the hydrolysis and transesterification of other esters as well as the synthesis of esters. They can perform very specific biotransformation reactions and are widely used in food, organic synthesis, detergents, cosmetic, and pharmaceutical industries. Geobacillus stearothermophilus T1.2RQ lipase is an industrially-desired thermostable lipolytic enzyme with an excellent hydrolytic and transesterification activity. This study aimed to express T1.2RQ lipase, in B. subtilis WB800 and ensure its secretion into the extracellular medium. Three signal peptides (AmyQ, Epr, LipA) and two promoters (Pgrac01 and Pgrac100) were used in the secretory-expression of T1.2RQ lipase, based on five constructed expression vectors constructed by restriction cloning and PCR mutagenesis. Sangers sequencing was used to verify constructs to ensure they are in the correct reading frame. Recombinants vectors, pHT43 (plasmid control), pHT43-T1.2RQ, pHT43- T1.2RQ_AmyQ, pHT43-T1.2RQ_Epr, and pHT43-T1.2RQ_LipA, were transformed by electroporation into Bacillus subtilis WB800. The electroporation was successful with the optimum condition of 2500V, 200 ohms, 25µF, and 5milliseconds. Recombinant B. subtilis pHT43 (negative control) and pHT43-T1.2RQlip + signal peptides were streaked on the lipidic agar, LA+TBN. All four recombinants, including the negative control (B. subtilis WB800-pHT43), produced clear zones on the TBN agar plate after overnight incubation (fig 2), indicating the presence of a lipolytic enzyme in all of the recombinant B. subtilis cells. pHT43-T1.2RQlip + signal peptides (AmyQ, Epr, and LipA) have clear zones with significantly higher diameters than B. subtilis WB800-pHT43 (negative control). This phenomenon suggests that the recombinant thermostable lipase T1.2RQ introduced into these cells was successfully expressed, thereby increasing the lipolytic capability of its host cells T1.2RQ lipase was expressed in 50ml terrific broth medium (TB) and the expression induced with 1mM IPTG. Lipase activity assay using p-nitrophenyl esters showed that all three signal peptides directed the secretion of T1.2RQ lipase into the extracellular medium. Signal peptide, LipA, resulted in the highest extracellular activity of 5.6 U/mL, which corresponds to a 6-fold increase over the parent B. subtilis WB800 strain. Meanwhile, signal peptides, AmyQ and Epr produced 4.2 U/mL and 3.4 U/mL activity respectively. SDS-Zymogram analysis confirmed that T1.2RQ lipase was correctly processed and secreted in its original size of 44 kDa. An attempt to further increase lipase expression level by promoter optimization showed that, contrary to expectation, promoter Pgrac100 exhibited similar expression levels as the original Pgrac01. Nevertheless, the demonstration of the successful secretion of T1.2RQ lipase in this work confirms the latter as a promising approach for the industrial production of the enzyme Keyword: Bacillus subtilis, Expression, Extracellular, Heterologous, Lipase, Thermostable
Judul: Pemanfaatan kecambah kacang hijau dalam formulasi bubur susu instan sebagai alternatif makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) Abstrak: Sejak lahit hingga usia 24 bulan bayi memperoleh air susu ibu (ASI), namun ASI hanya dapat mencukupi kebutuhan gizi bayi sampai usia enam bulan karena setelah itu kebutuhan gizi bayi meningkat sementara produksi ASI berkurang. Kurangnya asupan zat gizi, terutama energi dan protein dapat menyebabkan terjadinya berbagai masalah gizi, salah satunya adalah Kurang Energi Protein (KEP). Oleh karena itu, diperlukan makanan tambahan bagi bayi pada masa ini yang mengandung nilai kalori dan kadar protein yang cukup tinggi. Salah satu contoh bahan pangan lokal yang dapat dimanfaatkan adalah tauge atau kecambah kacang hijau. Tauge atau kecambah kacang hijau adalah sejenis sayuran yang berasal dari kacang hijau yang dikecambahkan. Dalam proses perkecambahan, terjadi berbagai perubahan biologis yang memperlihatkan terpecahnya berbagai komponen dalam biji menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana dan mudah dicerna. Dalam bentuk tauge, kecambah memiliki kandungan vitamin dan protein lebih banyak dari kandungan bijinya. Kelebihan kecambah pada nilai gizinya membuat kecambah kacang hijau berpotensi untuk dimanfaatkan dalam mengatasi permasalahan pangan dan gizi di Indonesia. Salah satu bentuk pemanfaatannya adalah sebagai bahan MP-ASI. Keyword:
Judul: Formulasi Bubur Susu Kacang Tanah Intan Sebagai Alternatif Makanan Pendamping ASI Abstrak: Masa bayi dan anak-anak merupakan masa yang paling penting dalam perkembangan manusia, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang akan menentukan kualitas sumberdaya manusia di masa yang akan datang. Masa ini juga merupakan masa yang rawan terhadap kekurangan zat gizi dan terserang penyakit. Masalah gizi diIndonesia, sama halnya yang dihadapi oleh negara berkembang lainnya adalah terjadinya double burden. Pemberian makanan pengganti air susu ibu (MP-ASI) diharapkan mempunyai peranan penting dalam menanggulangi masalah kekurangan gizi pada bayi dan anak-anak. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk membuat formula bubur susu kacang tanah instan sebagai alternatif makanan pendamping ASI. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk (1) Menganalisis sifat kimia (kadar karbohidrat, kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein dan serat pangan serta daya cerna protein) susu kacang tanah; (2) Menentukan formula bubur susu kacang tanah instan; (3) Menganalisis sifat fisk (densitas kamba, viskositas, dan daya serap air), sifat kimia (kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein dan serat pangan serta daya cerna protein) bubur susu kacang tanah instan; (4) Mengetahui tingkat kesukaan panelisi terhadap bubur susu kacang tanah instan; (5) Menentukan sumbangan zat gizi bubur susu kacang tanah instan terhadap angka kecukupan anak balita Keyword:
Judul: Thermal Characteristics and Dynamics of Tropical Cyclone over Western North Pacific Ocean: A Case Study of Typhoon Songda (Chedeng) 2011 Abstrak: The frequent occasion of Tropical Cyclone (TC) over Western North Pacific (WNP) Ocean lies from 10˚N to 26˚N and 121˚E to 170˚E. Sources of TC development come from warm ocean temperature where latent heat is released during condensation processes and subsequently concentrated in the boundary layer. Relative humidity at 850-700 hPa is responsible to produce the most intense storm. Meanwhile, weak vertical wind shear between 850-200 hPa is one of the dynamical factors that lead to the development of TC. Pressure level of 850-200 hPa is chosen to minimize the thermodynamic effect in the lower troposphere. Typhoon Songda (Chedeng in the Philippines) or TSC lasted from May 18th to 30th, 2011 and strengthened into powerful Super Typhoon stage between May 24th and 27th. Long curving track and the exhibition of all sequences of TC life cycle, TSC is then considered as an ideal case of TC. The objective of the study with case of TSC is to investigate the role of thermal characteristics and dynamics on TC intensity. The research is carried out by using Advanced Research of Weather Research and Forecasting model (WRF ARW model) version 3.3. Two domains are employed in the model. The first domain situate from 02˚N to 40˚N and 118˚E to 149˚E and cover spatial resolution () of 33.1 km. The second domain situate from 09˚N to 27˚N and 119˚E to 132˚E with of 11 km. Timestep of the model () is 120 seconds. The model is supported by the following physical parameterization, i.e., Yonsei University Scheme (YSU) in the boundary layer, Kain-Fritsch scheme (KF) in the cumulus, and WRF Single-Moment 3-class scheme in the microphysics. Initial meteorological condition prior to the formation of the cyclone is generated using WRF ARW standard-release model. Sensitivity of the model output is obtained from a selected single-parameter change scenarios, namely, 10 % to 20 % decrease and increase of wind shear initial data at 850-200 hPa, and by 10 % to 20 % decrease of relative humidity initial data at 850-700 hPa. The result showed that the negative correlations between wind shear and intensity are found in wind shear scenarios. Wind shears of 10 ms-1 which lead to strengthening of the wind intensity in the early period of Typhoon development are found in wind shear scenarios. The effect of wind shear changes on wind intensity is statistically significant in the 20 % wind shear scenarios. During mature stage, weak wind intensity occurred when wind shear increase as given in the WRF standard-release and the 20 % decreasing scenario. Different situation is found in the 20 % increasing scenario where wind shear tend to weak and lead to strong wind intensity at this stage. Meanwhile, the reduction of moisture supply at 850-700 hPa resulting from 20 % decreasing relative humidity play a major role in the weakening of wind intensity and reduces mechanical energy of the cycle process as much as 300 J kg-1. Keyword:
Judul: Uji Keturunan Saudara Tiri (Half-sib) Sengon (Paraserianthes falcataria L. Nielsen) di Taman Hutan Blok Cikabayan Abstrak: Industri kehutanan saat ini masih bergantung pada produksi hutan alam. Pasokan dari Hutan Tanaman dan Hutan Rakyat belum berkembaug seperti yang diharapkan. Salah satu solusi alternatif dalam mengatasi masalah kekurangan bahan baku industri kehutanan diantaranya adalah membantu segera terwujudnya pembangunan hutan tanaman. Pennasalahan yang dihadapi dalam pembangunan hutan tanaman adalah keanekaragaman lokasi yang menuntut kesesuaian dengan jenis dari tempat asal benih serta keunggulan mutu dan persediaan benih yang terbatas. Untuk mengatasi ha1 tersehut sudah seharusnya jenis tanaman yang digunakan memiliki kualitas yang unggul. Untuk mendapatkasn kualitas benih yang unggul perlu dilakukan kegiatan pemuliaan yang dimulai dari uji provenansi kemudian dilanjutkan denga uji keturunan. Jeuis tanaman hutan yang saat ini hanyak dikembangkan serta kebutuban benih unggulnya tinggi adalah sengon (P. falcataria L. Nielsen). Untuk memenuhi kebutuhan benih unggul perlu dibangun kebun benih seperti Kebun Benih Semai Uji Keturunan Sengon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja pemuliaan dari ketumnan half-sib 18 pohon plus P. falcataria (L) Nielsen yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur (dengan perincian 6 famili dari Banjamegara, 3 famili dari Wonosoho, dan 9 famili dari Lumajang) dan menduga parameter genetik (heritabilitas dan korelasi genetik). Penelitian dilakukan di blok Taman Hutan Cikabayan, kampus IPB Dramaga. Areal tanam dibagi menjadi 3 blok, dau setiap blok akau ditanami 18 famili dengan 4 individu tiap famili (4 Peeplot) dan jarak tanam 2 x 3 m. Rancangan percohaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap Berblok (Randomsized Completely Block Design). Pengukuran pertumbuhan tinggi dan diameter dilakukan pada umur 1, 3 dan 6 bulan. Untuk percabangan dilakukan pada umur tanam 6 hulan. Untuk mengetahui pengaruh famili, blok dan interaksi famili dengan hlok, percahangan dan korelasi antar parameter dilakukan dengan bantuan sofware The SAS System Analysis of Variance Procedure (SAS, 1998). Hasil penelitian menunjukkan hahwa, pertumbuhan tinggi tanaman pada umur 1 dan 3 bulan ternyata menunjukkan hasil yang berbeda nyata antar famili yang satu dengan yang lainnya (pada selang kepercayaan 5%). Sedangkan umur 6 bulan, pertumbuhan tinggi tanaman tidak herbeda nyata antar famili yang satu dengan yang lainnya. Pembagian blok dan interaksi famili blok tidak memberikan pengamh nyata pada pertumhuhan tinggi umur 1,3 dan 6 hulan. Keragaman pertumbuhan tinggi pada setiap famili dan antar lokasi diduga lebih dominan disebabkan oleh keragaman genetik pohon induk dan perbedaan asal geografis dari pohon induk. Perhedaan lingkungan awal (asal sumbernya), diduga kuat mempengaruhi terjadinya variasi. Hasil analisis ragam pertumbuhan diameter batang pada tanaman umur 1, 3 dan 6 bulan menunjukkan famili tidak berbeda nyata. Pengaruh tidak nyata disini menunjukkan rendahnya keragaman antar famili yang diamati. Pada umur 3 bulan blok memberikan pengaruh sangat nyata (selang kepercayaan 1%) dan interaksi famili blok berpengaruh nyata (selang kepercayaan 5%) terhadap pertumbuhan diameter tanaman, sedangkan pada umur 1 dan 6 bulan tidak memberikan pengaruh nyata. Keragaman pertumbuhan diameter tanaman pada setiap famili atau antar lokasi diduga disebabkan oleh perbedaan asal benih (geografis) dan faktor lingkungan tempat tumbuh. Untuk parameter percabangan keragaman antar famili tidak berbeda nyata. Ada tidaknya cabang diduga disebabkan karena faktor genetik. Sedangkan pengaruh lingkungan tempat tumbuh (blok) tidak berpengaruh nyata. Analisis korelasi dilakukan terhadap parameter pertumbuhan tinggi dan pertumbuhan diameter. Keyword:
Judul: Pengaruh Keragaman Famili Terhadap Mutu Benih dan Pertumbuhan Semai pada Kebun Benih Klonal Acacia Mangium di Parungpanjang Bogor Abstrak: Pembangunan Rutan Tanaman Industri mentpakan salah satu usaha untuk penyediaan kayu dan hasil hutan lainnya sebagai bahan baku industri, oleh karena itu perIu dipilih jenis pohon yang cepat tumbuh. Jenis pohon yang ditanam tersebut hams memiliki kualitas tertentu yang unggu!. Kualitas yang unggul salah satunya ditentukan oleh fakior benih yang bermutu dalam jumlah yang cukup dan berkesinambungan. Benih bermutu dapat dilihat dari mutu fisik, fisiologis dan genetiknya. Berat benih mentpakan indikator yang umum digunakan untuk menduga mutu fisik benih. Sedangkan untuk menduga mutu fisiologis benih dilakukan pengujian viabilitas dan vigor benih. Mutu genetik dapat dilihat dari kestabilan sifat genetik benih tersebut dan mampu menghasilkan tanaman yang unggu!. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mutu fisik, fisiologis dan genetik benih Acacia mangium yang dihasilkan dari Kebun Benih KlonalAcacia mangium di Pamngpanjang Bogar, melihat pengamh famili terhadap mutu benih dan pertumbuhan semai, menduga keragaman antar farnili dan nilai heritabilitas setiap parameter yang dianlati dan membandingkan mutu benih antara benih yang berasal dari Kebun Benih Klonal dengan benih induknya yang berasal dari Kebun Benih Uji KetuntnanAcacia mangium di Pantngpanjang Bogar. Penelitian ini dilakukan di laboratorium, ntmah kaea dan areal persemaian Balai Teknologi Perbenihan Bogar, dimana benih diambil dari Kebun Benih Klonal di Pamngpanjang Bogar. Benih yang dihasilkan dari 10 farnili di 3 blok yang berbeda dari Kebun Benih Klonal tersebut, diuji kadar air, berat 1000 butir benih, daya keearnbah, kecepatan tumbuh dan setelah benih disemaikan diukur persen hidup serta tingginya sampai umur 1 bulan. Untuk mengetahui penganth famili terhadap tolok ukur yang diuji, digunakan sidik ragam, dimana rancangan yang dipakai adalah Raneangan Aeak kelompok Berblok (Randomized Complete Elok Design) Tersarang (Nested). Dari sidik ragam tersebut diuraikan masing-masing komponen ragamnya. Penganth fakior dominan yang mempenganthi keragaman penarnpakan semua sifat yang diarnati diduga melalui nilai heritabilitas individu dan farnili. Untuk pemudahan penentuan famili mana yang terbaik dihitung rangking dari 10 famili berdasarkan tolok uknr yang diarnati. Rubungan antara tolok nkur digunakan koefisien korelasi, adanya hubungan yang nyata menunjukkan ballwa penampakan suatu sifat akan dengan mudah diduga oleh sifat lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa famili berpengaruh nyata terhadap kadar air, berat 1000 butir benih, daya kecambah, kecepatan tumbuh dan persen hidup pada saat semai umur I, 2 dan 3 minggu tetapi keragaman famili ini tidak berpengaruh nyata terhadap persen hidup pada saat semai umur 4 minggu dan tinggi semai pada saat semai umur I, 2, 3 dan 4 minggu. Kisaran kadar air yang diperoleh benih Acacia mangium ini adalah 4.959-9.925 % dengan berat benih yang bervariasi antara 9.3-11.6 gram. Nilai kecepataan tumbuh hampir merata sekitar 5.955 %/hari. Persen hidup semai muur 1,2, 3 dan 4 minggll semakin menunlll yaitu 97.911 %, 96.889 %, 95.644 % dan 94.799 %. Sedangkan tinggi semai dari I, 2, 3 dan 4 minggu semakin meningkatyaitu2.49 em, 3.40 em, 3.62 em dan 3.86 em. Dari hasil perhitungan nilai heritabilitas, diperoleh bahwa nilai heritabilitas famili lebih besar daripada nilai heritabilitas individu dan keduanya menurun seiring dengan pertambahan umur semai, ini dapat dilihat dari nilai heritabilitas sifat persen hidup dan tinggi semai yaitu 0.899, 0.822, 0.627, 0.086 dan 0.279, 0.177, 0.172 dan 0.166. Hal ini Keyword:
Judul: Hamiltonian formulation for linear waves motion in two layers fluid Abstrak: The surface wave could be considered as a wave that separates two fluids, namely water and air. Based on this assumption, it is introduced the interfacial wave, a wave between two layers of fluid with different density. The formulation of interfacial waves motion begins with deriving the base equation of irrotational ideal fluid. Furthermore, according to irrotational fluid assumption, the base equation can be stated in velocity potential. In this derivation, the fluids domain is assumed to be restricted by rigid lid boundary conditions, both at the upper and lower limit. Therefore, the interfacial waves motion can be explained in a hamiltonian formulation. In the hamiltonian formulation, total energy is defined as the sum of kinetic and potential energy. The hamiltonian system is obtained from reduction of kinetic energy by using the Dirichlet Neumann Operator. The resulted kinetic energy equation is nonlinear. Therefore, this form is linearized by first part of the Taylor expansion. This linearization gives a dispersion relation of linear wave. Based on this dispersion relation, the phase speed of the linear wave depends on the density ratio of the two layers fluid. Keyword:
Judul: Analisis sosial ekonomi kerusakan hutan di KPH (Kesatuan Pemangkuan Hutan) Jatirogo, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur Abstrak: Sumberdaya hutan tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan masyarakat di sekitarnya yang pada umumnya mempunyai kondisi sosial ekonomi masih relatif rendah. Kondisi sosial ekonomi masyarakat desa sekitar hutan baik secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap kelestarian sumberdaya hutan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi dan interaksi masyarakat desa di sekitar hutan terhadap sumberdaya hutan di wilayah KPH Jatirogo, pengaruh kondisi sosial ekonomi masyarakat desa sekitar hutan, pencurian kayu, dan jumlah personil pengawasan dan pengamanan hutan terhadap kerusakan butan di KPH Jatirogo, serta usaha-usaha yang dilakukan oleh Perum Perhutani KPH Jatirogo dalam mengurangi kerusakan hutan yang terjadi. Keyword: sumberdaya hutan, sosial ekonomi
Judul: Analisis usahatani dan pengaruh perbaikan pemasaran terhadap tingkat pendapatan petani peserta perhutani sosial : Studi kasus RPH Gantar, BKPH Haurgeulis, KPH Indramayu Abstrak: Hutan tropis merupakan paru-paru dunia yang seringkali menimbulkan perdebatan dan pertentangan masalah kelestarianya yang harus dijaga. Akan tetapi hutan tropis merupakan sumber devisa bagi pembangunan di beberapa negara tropis yang sedang berkembang. Dalam rangka menjaga kelangsungan produk kayu tropis dan kelestarian hutan tropis maka dilakukan usaha dalam berbagai bentuk pembangunan mulai dari tumpangsari hingga PMDH. Salah satu bentuk pembangunan hutan dan masyarakat sekitar hutan cukup berhasil dilakukan di negara negara maju yaitu dengan Perhutanan sosial. Perhutanan Sosial diterapkan di Indonesia pertama-tama dalam bentuk pilot project di beberapa daerah tertentu, terutama di pulau Jawa yang hutannya sudah mulai rusak akibat dari tekanan penduduk yang semakin berat terhadap sumberdaya hutan. Sebagai salah satu bentuk pilot project Perhutanan. Sosial tidak terlepas dari masalah. Salah satu masalah diantaranya yaitu belum terpolanya suatu sistem pemasaran hasil dari Perhutanan Sosial, sedangkan kondisi umum lokasi Perhutanan Sosial merupakan daerah yang jauh dari pusat pasar dan konsumsi sehingga petani akan menerima tingkat harga yang rendah dari komoditi yang dihasilkan. Копdisi ini akan memperlambat usaha untuk ikut memaju kemajuan masyarakat tepi hutan yang kemudian diharapkan ikut menjaga kelestarian hutan. Sehingga hutan dapat lestari dan dapat meningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan. Keyword:
Judul: Antibody Responses against Newcastle Disease and Evaluation of Infectious Bronchitis Maternal Derived Antibody on Vaccinated Layers. Abstrak: Information of maternal derived antibody (MDA) and onset of immunity after vaccination is important to determine appropriate vaccination programme of chickens. The aim of this study was to evaluate duration of Infectious Bronchitis (IB) MDA and evaluate onset of immunity Newcastle Disease (ND) vaccination among layers. All layers were vaccinated using live ND and Infectious Bursal Disease (IBD) at one day old age, and received Avian Rhinotracheitis (AR) vaccine at 4 day old age. Serum samples were collected at various ages: 7, 10, 14, 20, 22, 24, 29 and 35 day old. The presence of ND antibodies was measured by the hemagglutination inhibition (HI) test, whilst the presence of IB antibodies was measured by enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Our study showed that ND antibodies were at positive level until 24 day old age, and reached protective level ≥ 25 only at 7 day old age, whilst IB MDA were positive up to 17 day old age. This result indicating the needs of ND booster vaccination at least at 24 day old and IB vaccination at 17 day old age. Keyword: antibody, Infectious Bronchitis, layers, Newcastle Disease, vaccination
Judul: Analisis efisiensi usaha penggemukan sapi potong peranakan ongole (PO) dan Brahman Cross (BX) (studi kasus pada PT. Santosa Agrindo, Probolinggo) Abstrak: The purpose of this research were : (1) to know business condition of feedlot cattle in Santosa Agrindo company, (2) determining the factors which influence the slanghter weight of the cattle, (3) determining the efficiency level of the use production factor in feedlot either technically or economically, (4) determining the level of optimal input to get the most efficient condition. The method is being used in this research are study case by using secondary data such as production note from the business of feedlot which also added with primary data. Keyword:
Judul: Analisis sistem bagi hasil pada usaha penggemukan sapi peranakan ongole : kasus Ud. Arindang Agro, Parung Bogor Abstrak: Keterbatasan modal umumnya menjadi penyebab utama terhambatnya. pengembangan usaha ke arah yang lebih efisien, sehingga lahirnya sistem yang mengikutsertakan pemodal dalam bentuk kemitraan, bagi hasil, pinjaman lunak ataupun koperasi diharapkan dapat mengatasi hal ini. Bagi hasil merupakan sistem yang mengatur tentang pembagian keuntungan yang diperoleh masing-masing pihak dari hasil usaha, pembagian tersebut diatur menurut perjanjian yang disepakati. Salah satu perusahaan sapi potong yang menerapkan ini adalah UD. Arindang Agro. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk 1) mengidentifikasikan sumber dana produksi dan mempelajari sistem bagi hasil yang disepakati, 2) menghitung besarnya pendapatan usaha, serta 3) mempelajari dan menghitung bagian bagi hasil (BBH) pengelola dan pemodal dari usaha ini. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Metode analisis yang dipergunakan adalah dengan menggunakan rumus pendapatan dan BBH berdasarkan hasil penelitian Lole (1995). Penerimaan usaha berasal dari penjualan obyek (100%), nilai tersebut adalah sebesar Rp 5.013.858,72/ST/periode. Biaya diklasifikasikan menjadi biaya bakalan dan pemeliharaan. Biaya bakalan sebesar Rp 4.406.845,07/ST/periode, sedangkan biaya pemeliharaan sebesar Rp 4.580,54/ST/hari dengan masa pelihara selama 80,59 hari. Biaya ini merupakan biaya riil, sedangkan biaya yang digunakan dalam perhitungan BBH adalah biaya pemeliharaan sesuai kontrak, yaitu sebesar Rp 5.000,00/ST/hari. Pendapatan riil yang diperoleh perusahaan adalah Rp 237.859,95/ST/periode, sedangkan pendapatan berdasarkan biaya sesuai kontrak adalah Rp 204.958,72 /ST/periode. Selain biaya pemeliharaan, terdapat biaya operasional pengelola dan pemodal yang masing-masing sebesar Rp 7.982,52/ST dan Rp 16.516,52/ST. Biaya ini dipergunakan pengelola untuk operasional bulanan 96,29%), perawatan jalan (1,47%), pajak (1,50%), dan lain-lain, sedangkan biaya pemodal digunakan untuk transportasi (45,45%), telekomunikasi (9,10%), dan tips karyawan (45,45%). Kepercayaan menjadi landasan pelaksanaan usaha selain surat perjanjian kontrak (SPK) bagi hasil. SPK tersebut hanya dibuat pada awal pemodal mengikuti sistem. Penandatanganan SPK sebagian besar (91,67%) tidak disertai saksi, dan 8,33 Dersen disertai saksi. Motivasi pemodal mengikuti sistem ini adalah sebagai penghasilan tambahan, memanfaatkan dana menganggur, membuka lapangan usaha, an membantu pengelola dalam penyediaan modal usaha. Pemodal dalam usaha ini merupakan orang-orang yang dekat dengan pengelola, seperti saudara dan orang tua erta rekan kerja. Obyek bagi hasil adalah ternak sapi lokal jenis Peranakan Ongole. Pengelola erkewajiban melakukan pengadaan, pemeliharaan, perawatan, dan pemasaran ,,, Keyword:
Judul: Hamiltonian formulation for linear waves motion in two layers fluid Abstrak: The surface wave could be considered as a wave that separates two fluids, namely water and air. Based on this assumption, it is introduced the interfacial wave, a wave between two layers of fluid with different density. The formulation of interfacial waves motion begins with deriving the base equation of irrotational ideal fluid. Furthermore, according to irrotational fluid assumption, the base equation can be stated in velocity potential. In this derivation, the fluids domain is assumed to be restricted by rigid lid boundary conditions, both at the upper and lower limit. Therefore, the interfacial waves motion can be explained in a hamiltonian formulation. In the hamiltonian formulation, total energy is defined as the sum of kinetic and potential energy. The hamiltonian system is obtained from reduction of kinetic energy by using the Dirichlet Neumann Operator. The resulted kinetic energy equation is nonlinear. Therefore, this form is linearized by first part of the Taylor expansion. This linearization gives a dispersion relation of linear wave. Based on this dispersion relation, the phase speed of the linear wave depends on the density ratio of the two layers fluid. Keyword:
Judul: Analisis perilaku dan preferensi konsumen terhadap atribut madu dan produk pesaingnya serta implikasinya bagi strategi pemasaran Abstrak: Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi aneka ragam jenis lebah penghasil madu dan jenis tanaman bunga sebagai sumber pakan lebah yang cukup besar untuk memproduksi madu. Dengan potensi tersebut seharusnya Indonesia dapat mengoptimalkan produksi madunya. Apabila potensi tersebut bisa kelola secara profesional dan tingkat konsumsi madu masyarakat terus meningkat, maka industri madu dan perlebahan akan semakin maju. Selain dapat dikonsumsi secara langsung, madu juga banyak digunakan dalam berbagai industri. Beberapa industri yang sering menggunakan madu adalah industri minuman, makanan, farmasi, dan kosmetik. Kebutuhan akan bahan baku madu untuk bahan dasar obat-obatan, kosmetik, makanan dan minuman diperkirakan terus meningkat. Tingkat permintaan tersebut belum dapat diimbangi oleh peningkatan produksi madu dalam negeri. Produksi madu dalam periode lima tahun dari tahun 1996 hingga 2000 mengalami fluktuasi dengan produksi terendah 1.538 ton pada tahun 1999 dan produksi tertinggi sebesar 2.824 pada tahun 1998. (www.bi.go.id, 2004). Keyword:
Judul: Analisis proses keputusan pembelian dan kepuasan konsumen madu pramuka di PT Madu Pramuka serta implikasinya terhadap bauran pemasaran Abstrak: Madu merupakan salah satu hasil hutan bukan kayu yang dihasilkan dari lebah madu. Madu cocok dikembangkan di Indonesia karena kondisi alam di Indonesia sangat mendukung bagi pengembangan usaha budidaya lebah madu yang dapat dilihat dari flora berbunga sebagai sumber pakan lebah yang melimpah, terdapat beberapa jenis lebah utama yang menghasilkan madu, dan kondisi iklim tropis Indonesia yang mendukung budidaya lebah. Madu memiliki banyak manfaat dalam bidang kesehatan, ekologi dan ekonomi sehingga berpotensi untuk dikembangkan secara komersial terutama bagi kebutuhan domestik yang belum terpenuhi. Adanya kebutuhan madu nasional yang belum terpenuhi menciptakan peluang bisnis dalam bidang tersebut. Saat ini semakin banyak produsen dan supplier madu di Indonesia. Salah satu produsen madu di Indonesia yaitu PT Madu Pramuka yang mengalami fluktuasi penjualan yang cenderung menurun terutama pada pertengahan tahun 2010. Keyword:
Judul: Kruskal Coordinates in 4+1 Dimensional Schwarzschild Spacetime Geometry Abstrak: Koordinat Kruskal adalah hasil ekstensi maksimal dari koordinatSchwarzschild yang menimbulkan interpretasi baru tentang keberadaan wormhole. Secara teori, wormhole adalah struktur yang menghubungkan dua titik berbeda dalam ruangwaktu. Namun, ukuran wormhole terlalu kecil untuk dapat dilalui dan tidak stabil sehingga mudah runtuh. Penelitian ini bertujuan mendapatkan solusi koordinat Kruskal untuk geometri Scwarzschild pada dimensi yang lebih tinggi yang dapat berguna untuk menganalisis kestabilan wormhole. Penelitian ini dilakukan melalui penambahan dimensi ruang dari 3+1 dimensi menjadi 4+1 dimensi untuk mendapatkan geometri Schwarzschild, koordinat Eddington-Finkelstein, dan koordinat Kruskal dengan memanfaatkan gerak radial foton. Hasil akhirnya, solusi geometri ruangwaktu Schwarzschild dalam koordinat Kruskal dapat dibentuk dan diilustrasikan dalam diagram Kruskal. Diagram tersebut menunjukan sebuah black hole, white hole, dan dua alam semesta yang dihubungkan oleh wormhole., The Kruskal coordinates are the maximal extension of the Schwarzschild coordinates which give rise to new interpretations of the existence of wormholes. In theory, a wormhole is a structure that connects two different points in spacetime. However, the size of the wormhole is too small to pass through and is unstable so that it collapses easily. This study aims to obtain Kruskal coordinate solutions for the Scwarzschild geometry in higher dimensions which can be useful for analyzing wormhole stability. This research was carried out by adding space from 3+1 dimensions to 4+1 dimensions to obtain Schwarzschild geometry, Eddington Finkelstein coordinates, and Kruskal coordinates by utilizing the radial motion of photons. The final result, the solution of the Schwarzschild spacetime geometry in Kruskal coordinates can be formed and illustrated in a Kruskal diagram. The diagram shows a black hole, a white hole, and the two universes connected by a wormhole. Keyword: Schwarzschild geometry, Eddington-Finkelstein coordinates, Kruskal coordinates, radial motion of photons, wormhole
Judul: Analisis modal sosial pada kelompok usaha bersama berbasis komunitas (studi kasus di kecamatan Pamijahan dan kecamatan Cibungbulang, kabupaten Bogor) Abstrak: Dalam rangka melaksanakan proses yang menunjuk pada semua usaha swadaya masyarakat yang digabungkan dengan usaha-usaha pemerintah setempat gun a meningkatkan kondisi masyarakat di segala aspek kehidupannya, tentu saja memerlukan modal yang tidak sedikit. Selain modal financial, modal manusia, modal alam, dan modal fisik, selama ini modal sosial memang belum banyak termanfaatkan sec.ara optimal. Dalam penelitian ini analisis modal sosial yang ingin dijawab adalah bagaimana modal sosial yang dibangun dengan tiga pilar yaitu kepercayaan (trust), jaringan sosilil. (social networking), dan normanorma sosial socia/norms) mampu menopang pembangunan ekonomi khususnya dalam kelompok usaha berbasis komunitas: . Modal sosial merupakan salah satu stok modal dalam masyarakat yang keberadaannya belum banyak dilirik orang. Modal sosial merupakan sebuah konsep baru dalam ilmu sosial yang muneul dewasa ini. Konsep ini pada mulanya diperkenalkan oleh seorang sosiolog Peraneis Pierre Bourdieu pada awal 1980-an. Pemikiran Bourdieu mengenai modal sosial ini ditulis dalam bahasa Peraneis sehingga kurang ban yak dikenal. Perdebatan mengenai modal sosial mulai menghangat di kalangan publik dan akademisi setelah Robert Putnam pada tahun 1993 mempublikasikan bukunya yang berjudul Making Democracy Work: Civic Traditions in Modem Italy dan pada tahun 1995 mempublikasikan Bowling Alone : America's Declining Social Capital. Bourdieu sebagai peneetus awal konsep ini mendefinisikan modal sosial sebagai sumberdaya baik yang aktual maupun potensial yang dimiliki seseorang berkat adanya jaringan hubungan seeara kelembagaan yang terpelihara dengan baik Penelitian ini dilaksanakan di dua kelompok usaha ekonomi yang seeara organisasional berbeda dalam upaya membanding pengaruh keeukupan modal sosial terhadap perkembangan ekonomi kelompok usaha yang bersangkutan. Kelompok yang lebih bersifat formal yang diteliti adalah Koperasi Usaha Bersama Bina Warga (KUB BIWA) yang berlokasi di Desa Situ Udik, Keeamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor yang telah berdiri sejak tahun 2000. Koperasi ini mempunya spesifikasi di bidang simpan pinjam dengan beranggotakan 326 orang hingga penelitian dilakukan. Kelompok lain yang sifatnya lebih informal yang· dijadikan lokasi penelitian adalah Kelompok Usaha Sosial Dusun Cigarehong (KUS DC) yang berlokasi di Dusun Cigarehong, Desa Purwabakti, Keeamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor yang berdiri sejak Desember 2002. lumlah anggota pada kelompok ini juga mengalami perkembangan dari 31 orang pada saat penelitian dilakukan sudah menjadi 74 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan luli-Oktober 2003. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif yang bersifat eksploratif yang ditunjang dengan pengolahan data-data kuantitatif Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota kelompok yang menggunakan sample betjumlah 30 orang, khususnya digunakan untuk kepentingan pencarian data kuantitatif. Dalam pengambilan sample digunakan teknik quota non probability. Analisis data kualitatif merupakan penaolahan data deskriptif yang didapatkan dari wawancara mendalam (in-depth in~erview) dan pengamatan (observation) selama di lapang. Sedangkan analisis data kuantitatif penelitian ini menggunakan tabel frekuensi, uji kendall's tau-b dengan a = 0,05. Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa aktivitas ekonomi pada koperasi dan kelompok usaha sosial sebagai sebuah bentuk kelompok usaha berbasis masyarakat memang harus mampu membangun capacity building yang tangguh untuk terciptanya kelompok usaha berbasis masyarakat yang berkelanjutan dalam kerangka pemberdayaan untuk mencapai peningkatan kesejahteraan masyarakat. Perkembangan kondisi ekonomi setelah menjadi anggota kelompok memang lebih terlihat perubahannya pada KUS DC. Peningkatan kondisi ekonomi berupa peningkatan pendapatan ini diperoleh dari bentuk usaha berupa usaha produksi bawang daun. Pada saat penelitian dilakukan terjadi gagal Keyword:
Judul: Kekuasaan sebagai aspek modal sosial : Studi kasus Yayasan Pengembangan Kredit Usaha Mandiri Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor Abstrak: Latar belakang dilakukannya penelitian ialah pertama, adanya upaya pemerintah untuk merealisasikan tujuan-tujuan pembangunan melalui Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Kedua, terdapat upaya-upaya yang dilakukan beberapa pihak untuk mengikutsertakan modal sosial sebagai salah satu pertimbangan dalam pencapaian keuntungan. Ketiga, YPKUM adalah salah satu LKM yang menjalankan prinsip-prinsip yang mempunyai indikasi bekerjanya modal sosial. YPKUM adalah sebuah lembaga swasta dengan menjalankan prinsip 1) tidak memerlukan jaminan konvensional 2) Pengambilan kredit tidak mengikutsertakan bunga tetapi biaya administrasi dan 3) Jika kreditur meninggal maka angsurannya menjadi lunas. Penelitian memfokuskan diri pada mendalami bentuk dan proses berfungsinya komponen modal sosial kepercayaan, jaringan kerja, kerjasama dan solidaritas dalam organisasi YPKUM terkait dengan kekuasaan yang diterapkannya dalam mekanisme pertukaran sosial. Penelitian bertujuan untuk tiga hal yaitu menjelaskan penataan hubungan antara YPKUM dan anggotanya dalam konteks modal sosial, menjelaskan pengaruh lembaga kredit lain terhadap hubungan-hubungan yang terjadi di dalam YPKUM dan menjelaskan bekerjanya kekuasaan dalam konteks modal sosial yang ditemukan. Metode penelitian ini ialah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian berlokasi di Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Teknik pengumpulan data dilakukan atas data primer dan data sekunder. Data primer didapat melalui wawancara dan pengamatan. Data sekunder didapat dari YPKUM dan kantor desa Cibuntu. Teknik analisa data dilakukan melalui tiga cara. Pertama, reduksi data dengan meringkas, mengkode dan menelusur teori. Kedua, penyajian data dengan narasi, gambar dan tabel. Ketiga, penarikan kesimpulan dengan verifikasi data dan konfigurasi data dengan menyesuaikannya terhadap verifikasi data. Keyword:
Judul: Photosensor producing based on ferroelectric material of Ba0,5Sr0,5TiO3 doped by Ferrium Oxide (Fe2O3) on a P-Type Silicon Substate Si (100) applied as a digital camera with a single pixel image sensor Abstrak: Thin film Ba0,5Sr0,5TiO3 (BST) doped with Fe2O3 was grown on p-type silicon substrate (100) using chemical solution deposition (CSD). It used the solvent 2-methoxyethanol with annealing temperature of 850°C and the doping treatment Fe2O3 of 2.5, 5, 7.5, 10 % of the mass formed BST. Pure BST had the highest absorption of 600 nm of light wavelength. Additions Fe2O3 moves highest absorption in the range of 560 nm. Fe2O3 addition was strengthening thin film sensitivity to the effects of light. In general, doping Fe2O3 10% was result the best absorbance and current-voltage of BST thin film. Electrical properties of thin films BST include dielectric, photoconductivity, and dissipation energy. Based on the current-voltage (I-V) analysis, pure BST and doped BST showed photodiode properties. Dielectric values obtained in the range from 23.32 to 243. Based on electrical conductivity data and energy dissipation, BST thin films have shown photodiode characteristics and are therefore suitable as light sensors. The image sensor in a digital camera is also a light sensor. This BST thin film has been scientifically proven to be a light sensor and also it can be applied as an image sensor. This is a novelty image sensor based on thin film Ba0.5Sr0.5TiO3. Keyword: barium strontium titanate, thin film, photodiode, image sensor, digital camera
Judul: Market Structure and Competitiveness Of Indonesian Cloves In the Indian Market Abstrak: Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi besar untuk mengembangkan sektor pertanian. Indonesia merupakan negara penghasil cengkeh terbesar di dunia yang menjadikan cengkeh Indonesia sebagai komoditas yang memiliki potensi besar untuk diekspor. Potensi dan peluang cengkeh Indonesia serta permintaan cengkeh di pasar internasional maupun dalam negeri juga dapat memengaruhi posisi dan daya saing cengkeh Indonesia dalam perdagangan internasional. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur pasar, keunggulan komparatif, dan keunggulan kompetitif cengkeh Indonesia di pasar India. Analisis dilakukan pada periode tahun 2010-2021 dengan spesifikasi ekspor HS 0907 : Cloves (whole fruit, cloves, and stems) melalui metode Herfindahl Index (HI), Concentration Ratio (CR4), Revealed Comparative Advantage (RCA), Export Product Dynamic (EPD) dan Diamond’s Porter. Hasil analisis menemukan bahwa struktur pasar cengkeh Indonesia adalah oligopoli. Dibandingkan dengan negara-negara eksportir lainnya, cengkeh Indonesia memiliki keunggulan komparatif di pasar India dengan nilai RCA>1. Keunggulan kompetitif cengkeh Indonesia di pasar India selama periode 2010-2021 berada pada posisi rising star. Hasil dari Diamond’s Porter menunjukkan bahwa terdapat faktor pendorong keunggulan kompetitif dan faktor yang perlu dievaluasi kembali dalam industri cengkeh di Indonesia Keyword: government policy, market concentration, international trade, market share
Judul: Indonesian Clove Export Performance In Indian Market: Linear Approximate Almost Ideal Demand System (LA/AIDS) Approach Abstrak: Cengkeh merupakan salah satu komoditi Indonesia yang bernilai tinggi yang diperdagangkan di pasar dunia. Manfaat cengkeh adalah dijadikan bumbu makanan, sebagai bahan dasar rokok kretek, kosmetik dan obat-obatan. Cengkeh Indonesia tidak hanya dibutuhkan di pasar domestik namun juga diperdagangkan di pasar dunia. Berdasarkan data dari Trade Map (2019) & UN Comtrade (2020), cengkeh Indonesia di minati oleh berbagai negara seperti India, Vietnam, China, United Arab Emirates, Pakistan, dan negara-negara lainnya, namun untuk saat ini permintaan tertinggi cengkeh Indonesia di dominasi oleh pasar India pada periode 2019-2020. Permintaan cengkeh Indonesia di pasar India mengalami fluktuasi sepanjang tahun 2010- 2018, namun pada periode 2019-2020 permintaan cengkeh Indonesia mengalami peningkatan, dikarenakan tingginya kebutuhan India terhadap komoditi cengkeh untuk keperluan dalam negeri maupun untuk re-ekspor. Penelitian ini penting dilakukan mengingat Indonesia bukan satu-satunya negara yang memenuhi permintaan cengkeh impor India, namun terdapat pula beberapa negara lain yang ikut memenuhi permintaan cengkeh India seperti Madagascar, Sri Lanka, dan Comoros. Penelitian ini dengan tujuan untuk melihat posisi persaingan cengkeh Indonesia di negara India. Kinerja ekspor cengkeh Indonesia ke pasar India dianalisis menggunakan sistem permintaan cengkeh India dengan menerapkan Linearised Approximate Almost Ideal Demand System (LA/AIDS). Variabel dependen adalah share dari keempat negara eksportir, dan variabel independennya adalah harga cengkeh dari Indonesia, Madagascar, Sri Lanka, dan Comoros di pasar India. Riset ini menggunakan data sekunder berupa data time series dari periode 2010-2020. Hasil dari studi ini adalah cengkeh Indonesia, Madagascar, dan Comoros responsif terhadap perubahan pengeluaran India. Apabila terjadinya perubahan harga cengkeh Indonesia maka India akan beralih ke cengkeh Madagascar dan Comoros dikarenakan cengkeh dari kedua negara dianggap memiliki kualitas yang baik. Indonesia dapat meningkatkan lagi posisi pasar cengkeh di pasar India dengan meningkatkan volume ekspor cengkeh yang berkualitas dengan harga yang bersaing sesuai yang diinginkan pasar India. Strategi pemasaran ekspor Indonesia dengan meningkatkan volume ekspor cengkeh yang berkualitas, serta menurunkan tarif akan meningkatkan kinerja ekspor cengkeh Indonesia di pasar India. Keyword: Cloves, Competitive position, Demand of Elastisity, LA/AIDS.
Judul: Hamiltonian formulation for linear waves motion in two layers fluid Abstrak: The surface wave could be considered as a wave that separates two fluids, namely water and air. Based on this assumption, it is introduced the interfacial wave, a wave between two layers of fluid with different density. The formulation of interfacial waves motion begins with deriving the base equation of irrotational ideal fluid. Furthermore, according to irrotational fluid assumption, the base equation can be stated in velocity potential. In this derivation, the fluids domain is assumed to be restricted by rigid lid boundary conditions, both at the upper and lower limit. Therefore, the interfacial waves motion can be explained in a hamiltonian formulation. In the hamiltonian formulation, total energy is defined as the sum of kinetic and potential energy. The hamiltonian system is obtained from reduction of kinetic energy by using the Dirichlet Neumann Operator. The resulted kinetic energy equation is nonlinear. Therefore, this form is linearized by first part of the Taylor expansion. This linearization gives a dispersion relation of linear wave. Based on this dispersion relation, the phase speed of the linear wave depends on the density ratio of the two layers fluid. Keyword:
Judul: Kajian Implementasi Pengelolaan Daerah Perlindungan Laut di Desa Mattiro Deceng, Kabupaten Pangkep, Propinsi Sulawesi Selatan Abstrak: Daerah Perlindungan Laut (DPL) merupakan kawasan laut yang ditetapkan dan diatur sebagai daerah larang ambil, tertutup bagi berbagai aktivitas pemanfaatan yang bersifat destruktif, kecuali untuk kegiatan penelitian, pendidikan dan wisata terbatas (snorkle dan menyelam). Adanya DPL ini dinilai penting demi menunjang terwujudnya perbaikan ekosistem, khususnya terumbu karang dan mempertahankan produksi perikanan Keyword:
Judul: Kajian Pengelolaan Daerah Perlindungan Laut Berbasis Masyarakat di Pulau Pasi Kabupaten Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan. Abstrak: Pengelolaan daerah perlindungan laut (DPL) adalah salah satu alat alternatif pengelolaan terumbu karang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses pembentukan dan penetapan DPL serta untuk menganalisis efektifitas lembaga pengelola. Penelitian dilakukan di Desa Bontolebang pada Juni 2010. Pengelolaan berbasis masyarakat umumnya digunakan sebagai alternatif pengelolaan sumberdaya yang bersifat lokal namun lebih diterima oleh masyarakat. Sebagai bagian dari program pengelolaan dan rehabilitasi terumbu karang (Coremap II), pengelolaan DPL berbasis masyarakat di Pulau Pasi (Desa Bontolebang Kecamatan Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar) telah dilakukan sejak 2005. Mulai dari tahapan inisiasi sampai dengan tahapan akselerasi Keyword:
Judul: Analysis of M/G/1 Queue Model with Two Phases of Service and Bernoulli Feedback System Abstrak: Model antrean M/G/1 dengan sistem feedback Bernoulli adalah model antrean dengan proses kedatangan mengikuti proses Poisson. Pada karya ilmiah ini dibahas sistem antrean M/G/1 dengan dua fase layanan. Setelah layanan pertama selesai, pelanggan dapat memilih untuk meninggalkan sistem dengan peluang ... dst, The M/G/1 queueing model with the Bernoulli feedback system is a queueing model with the arrival process following the Poisson process. In this manuscript M/G/1 queueing system with two phases of service is discussed. After the first service is completed, the customer can choose to leave the system with probability ... dst Keyword: queue, Bernoulli, probability generating function, expected value
Judul: Tingkat Pencemaran di Perairan Pantai Bojonegara, Teluk Banten Berdasarkan Parameter Fisika-Kimia Perairan Abstrak: Kondisi kualitas air yang baik di suatu perairan sangat penting untuk mendukung keberlangsungan hidup organisme yang hidup di dalamnya. Penentuan status mutu suatu perairan penting dilakukan dalam menduga kondisi pencemaran suatu perairan. Penelitian ini bertujuan mengkaji status mutu air dan indeks pencemaran perairan pantai Bojonegara, Teluk Banten. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Januari-Februari dan bulan Agustus-Oktober 2020 dari enam stasiun penelitian. Parameter yang dianalisis antara lain suhu, salinitas, kecerahan, kekeruhan, TSS, pH, DO, nitrat, dan fosfat total. Hasil analisis yang diperoleh dibandingkan baku mutu berdasarkan PP No 22 Tahun 2021. Berdasarkan hasil pengamatan suhu (28.4-37.5oC), salinitas (0-38 ppt), kecerahan (0.05-4.7 m), kekeruhan (1.1-380 mg/l), TSS (0.7-415 mg/l), pH (6.63-8.2), DO (3.3-7.5 mg/l), nitrat (0.001-0.745 mg/l), dan fosfat total (0.001-0.377 mg/l), menunjukan bahwa sebagian parameter masih tergolong dibawah baku mutu, beberapa parameter kurang sesuai dengan baku mutu perairan (antara lain TSS, kekeruhan, nitrat, dan fosfat total). Berdasarkan hasil perhitungan indeks pencemaran perairan pantai Bojonegara memiliki indeks pencemaran kategori tercemar ringan hingga sedang (2.988-7.561)., Good water quality conditions in marine environment are important to support the survival of living organism, and hence, needed to estimate the status of water pollution. Determination of water quality status is needed to do in estimating the condition of water pollution. This study aims to examine the status of the water quality and water pollution index of Bojonegara coastal waters, Banten Bay. Sampling was carried out in January February and August-October 2020 at six stations. Parameters analyzed included temperature, salinity, transparency, turbidity, TSS, pH, DO, nitrate, and total phosphate. The results were compared with the water quality standards based on Gov. Reg. No 22 of 2021. Based on the observations of temperature (28.4-37.5oC), salinity (0-38 ppt), transparency (0.05-4.7 m), turbidity (1.1 -380 mg/l), TSS ( 0.7-415 mg/l), pH (6.63-8.2), DO (3.3-7.5 mg/l), nitrate (0.001-0.745 mg/l), and total phosphate (0.001 - 0.377 mg/l), indicating that some parameters were still below the quality standard and some parameters were not in accordance with the water quality standard (including TSS, turbidity, nitrate, and total phosphate). Based on the results of the calculation of the pollution index, Bojonegara coastal waters were classified into the light to moderately polluted category (2.988-7.561). Keyword: Baku mutu, Bojonegara, indeks pencemaran, kualitas air
Judul: Analysis of Water Pollution Level in Domas Coastal Waters Based on Some Physical and Chemical Parameters Abstrak: Wilayah pesisir di Teluk Banten diketahui mengalami pertumbuhan penduduk dan industri yang cukup tinggi, yang dapat berpengaruh bagi lingkungan perairan. Pantai Domas merupakan salah satu wilayah perairan yang terletak di bagian pesisir timur Teluk Banten. Penelitian ini bertujuan menentukan tingkat pencemaran perairan Pantai Domas, Teluk Banten berdasarkan beberapa parameter fisika dan kimia perairan. Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan, sejak bulan Agustus 2021 hingga bulan Januari 2022 pada enam stasiun pengamatan. Parameter kualitas air yang diamati pada penelitian ini adalah suhu, TSS, kekeruhan, kecerahan, kedalaman, pH, DO, salinitas, amonia, nitrit, nitrat, dan fosfat total. Nilai parameter kualitas air yang diperoleh dibandingkan dengan baku mutu air laut menurut PP No. 22 Tahun 2021. Status mutu air ditentukan dengan menggunakan Indeks Pencemaran dan Metode STORET yang mengacu pada Kepmen LH No. 115 Tahun 2003. Hasil analisis menunjukkan bahwa perairan Pantai Domas terindikasi tercemar sedang, baik berdasarkan Indeks Pencemaran (5,7-5,9) maupun Metode STORET (-14 hingga -24)., The coastal area of Banten Bay has a high population and industrial growth which can affect the aquatic environment. Domas Coastal Waters are one of the water areas located on the east coast of Banten Bay. This study aims to determine the water pollution level in Domas Coastal Waters, Banten Bay, based on some physical and chemical parameters. Sampling was carried out for six months, from August 2021 to January 2022 at six stations. The water quality parameters observed in this study were temperature, TSS, turbidity, transparency, depth, pH, DO, salinity, ammonia, nitrite, nitrate, and total phosphate. The water quality data was compared with water quality standards based on Indonesian Government Regulation No. 22 of 2021. Water quality status was determined using the Pollution Index (PI) and the STORET Method according to Decree of the Minister of the Environment No. 115 of 2003. The results show that Domas Coastal Waters are indicated to be moderately polluted, both based on the Pollution Index (5,7-5,9) and the STORET Method (-14 to -24). Keyword: Domas, environment, water quality parameters
Judul: Grup dan Homomorfisma Grup pada Rubik Revenge Abstrak: Rubik cube is a kind of puzzle game. A player must arrange rubik sides, which have been disordered, back to the position where every side has the same colour. This paper does not focus on the settlement solution, but instead on proving the existence of a group homomorphism between rubik movement group and S96 symmetric permutation group in rubik revenge. Firstly, it has been proved that rubik movement set is a group. Then, it also has been proved that the M set, which contains numeric labels of 1 until 96 in cubinos sides, is S96 symmetric permutation group. Keyword:
Judul: Pengaruh penggunaan perekat bentonit dan super bind dalam ransium ayam broiler terhadap sifat fisik selama penyimpanan enam minggu Abstrak: Penggunaan bahan perekat harus diperhatikan untuk menjaga agar kualitas pakan bentuk pellet semakin baik. Bahan perekat ini akan mempengaruhi bentuk pellet pakan yang akan berpengaruh terhadap penyimpanan. Penyimpanan merupakan salah satu bentuk tindakan pengamanan yang selalu terkait dengan faktor waktu, dengan tujuan untuk menjaga dan mempertahankan mutu dari komoditi yang disimpan dengan cara menghindari, mengurangi ataupun menghilangkan beberapa faktor yang dapat menurunkan kualitas maupun kuantitas barang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan perekat bentonit dan super bind dengan lama penyimpanan terhadap sifat fisik ransum ayam broiler. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) berpola faktorial (3x4) dengan tiga ulangan. Faktor A adalah perbedaan penggunaan perekat bentonit dan super bind yaitu A0 = ransum basal (kontrol), Alransum berperekat bentonit dan A2 = ransum berperekat super bind. Faktor B adalah lama penyimpanan yaitu B00 minggu, B12 minggu, B2 = 4 minggu dan B36 minggu. Peubah yang diamati adalah kadar air, aktivitas air, faktor higroskopis, ukuran partikel, berat jenis, kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan tumpukan dan ketahanan benturan. Perlakuan ransum dengan penggunaan bahan perekat sangat nyata pengaruhnya terhadap kadar air dan aktivitas air. Ransum yang menggunakan perekat bentonit mempunyai kadar air dan aktivitas air yang terendah sebesar 11,42% dan 0,81. Penggunaan bahan perekat sangat nyata meningkatkan faktor higroskopis dan kerapatan pemadatan tumpukan. Ransum basal mempunyai faktor higroskopis terendah yaitu sebesar 0,81%. Nilai kerapatan pemadatan tumpukan terbesar dimiliki oleh ransum berperekat bentonit sebesar 0,708 g/cm³. Penggunaan bahan perekat nyata meningkatkan ukuran partikel dan kerapatan tumpukan, ransum dengan penggunaan perekat super bind mempunyai ukuran partikel terbesar yaitu sebesar 0,659 cm dan nilai kerapatan tumpukan terbesar dimiliki oleh ransum berperekat bentonit sebesar 0,681 g/cm³. Penggunaan perekat tidak berbeda terhadap ketahanan benturan dan berat jenis. Penggunaan perekat yang terbaik berdasarkan kadar air dan aktivitas air adalah penggunaan perekat bentonit. Lama penyimpanan sangat nyata pengaruhnya terhadap kadar air. Kadar air terendah terjadi pada minggu ke 6 sebesar 10,82%. Lama penyimpanan sangat nyata meningkatkan aktivitas air, aktivitas air terendah terjadi pada minggu ke 0 sebesar 0,74. Nilai aktivitas air mengalami kenaikan yang menunjukkan bahwa ransum mengalami penurunan kualitas. Lama penyimpanan sangat nyata menurunkan factor ..dst Keyword:
Judul: Pengaruh taraf penyemprotan air dan lama penyimpanan terhadap daya tahan ransum broiler finisher berbentuk pelet Abstrak: Penyimpanan sangat berperan penting dalam usaha peternakan, karena kegiatan ini dapat menjaga stabilitas penyediaan ransum yang cukup dan aman untuk dikonsumsi oleh ternak serta upaya menjaga ketersediaan makanan ternak secara kontinyu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyemprotan air dan lamanya penyimpanan terhadap daya tahan ransum broiler finisher berbentuk pelet. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Industri Makanan Ternak Departemen Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Waktu Penelitian dimulai pada bulan Februari hingga Mei 2005. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola Faktorial (3 x 3), dengan 4 ulangan. Rancangan ini menggunakan dua faktor yang terdiri dari Faktor A Perlakuan penyemprotan air (0, 3, dan 6%), Faktor B: lama penyimpanan (0, 2, 4 minggu), dengan peubah yang diamati adalah kadar air (%), aktivitas air, berat jenis (ton/m³), pellet durability (%) dan serangan serangga (ekor). Hasil pengukuran pada penelitian ini menunjukkan bahwa penyemprotan air memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air, berat jenis, dan pellet durability, tapi tidak berpengaruh nyata pada aktivitas air, serta menurunkan rataan serangan serangga. Lama penyimpanan memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap berat jenis, dan pellet durability, serta berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap aktivitas air, sedangkan kadar air tidak berpengaruh nyata terhadap lama penyimpanan. Kisaran kadar air dengan semakin lama penyimpanan adalah 9,9-17,25%. Semakin lama penyimpanan kadar air semakin turun yang menyebabkan jumlah serangga yang terdapat dalam pellet penelitian juga menurun, dan meningkatkan pellet durability dengan rataan 67,3-96,1%. Lama penyimpanan juga mengakibatkan penurunan aktivitas air dengan rataan aktivitas air adalah 0,873- 0,941 dan berat jenis dengan rataan 0,955-1,418 ton/m³. Interaksi antara taraf penyemprotan air dengan lama penyimpanan memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air, aktivitas air, berat jenis, dan pellet durability. Kata-kata kunci: penyemprotan air, penyimpanan, daya tahan pelet. Keyword:
Judul: Penentuan Nilai Eigen dan Vektor Eigen dari Matriks Tridiagonal 2-Toeplitz dengan Pendekatan Polinomial Chebyshev Abstrak: The eigenvalues and eigenvectors of a matrix can be determined by finding its characteristic polynomials. The characteristic polynomials of a tridiagonal 2-Toeplitz matrix is shown to be closely connected to polynomials which satisfy the Chebyshev recurrence relationship. If the order of the matrix is odd, then the eigenvalues are found explicitly in terms of the Chebyshev zeros and the eigenvectors are found in terms of the polynomials satisfying the recurrence relationship. For even ordered matrices, the situation is more complicated. The problem in these cases is that although the Chebyshev recurrence formula is still applied, its initial values are not generating Chebyshev polynomials Keyword:
Judul: Ekostruktur dan Variabilitas Komunitas Makrozoobentos di Pelimbahan PLTU Muara Karang, Teluk Jakarta Abstrak: Hasil penelitian memperlihatkan bahwa limbah air panas dari PLTU Muara Karang menyebar cukup luas, yaitu rata-rata mencapai radius h a n g lebih 1800 meter. Hal ini disebabkan adanya pengaruh gerakan pasang surut (pasut) serta pola arus yang bekeja di lokasi penelitian. Hasil Analisis Komponen Utama (PCA) antar variabel fisika-kimia menunjukkan adanya korelasi negatif antara variabel suhu dengan variabel salinitas dan kedalaman. Keyword:
Judul: Beberapa Karakteristik Komunitas Makzrozoobentos Dalam Hubungannya Dengan Pendugaan Pencemaran Limbah Air Panas PLTU Muara Karang, Teluk Jakarta Abstrak: Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai Mei 1984, dengan tujuan untuk menduga tekanan pencemaran limbah air panas terhadap lingkungan di perairan pantai PLTU Muara Karang, Teluk Jakarta. Pendekatan yang digunakan adalah analisa perbedaan beberapa karakteristik komunitas makro zoobentos di daerah perairan yang terpengaruh oleh limbah dan daerah kontrol. Karakteristik komunitas yang diteliti adalah keanekaragaman, dominansi, dan keseimbangan. Selain indeks keanekaragaman Shannon-Wiener, dihitung pula indeks keanekaragaman Simpson. Indeks ini dipergunakan dalam analisa keanekaragaman optimum. Pengelompokkan stasiun-stasiun pengamatan dilakukan berdasarkan parameter biologi dan parameter fisika kimia. Untuk parameter biologi dipergunakan indeks kesamaan Jaccard. Sedangkan untuk parameter fisika dan kimia dipergunakan indeks kesamaan berdasarkan indeks 'Canberra metric'. Dalam analisa perbedaan pola penyebaran spesies di seluruh stasiun pengamatan dijajaki kemungkinan penggunaan penggabungan kurva spesies unit pengambilan contoh. Keyword:
Judul: The Design for The Synthesis Of Secondary Fatty Amine From Its Corresponding Fatty Acid Abstrak: The method for synthesizing secondary amine from its corresponding fatty acid has been successfully carried out using a synthesis design through amide-primary amines. The design involved the reactions of amide formation followed by reduction into amine. The secondary amines successfully produced were dipalmitylamine, distearylamine, and dioleylamine. The resulted total output obtained of each secondary amine was 36.28, 35.43, and 36.35%, respectively. The successful synthesis was indicated by the change in the functional groups monitored using the fourier transform infrared spectroscopic method. The change of the functional group was monitored through the change of primary amide to primary amine and secondary amide to secondary amine. Keyword:
Judul: ANALYSIS OF FACTORS THAT INFLUENCE INVESTOR INTEREST IN INVESTING IN ISLAMIC MUTUAL FUNDS (Case Study: Java Island Region) Abstrak: . Investasi Reksa Dana Syariah di Indonesia terus mengalami perkembangan yang positif sebagai instrumen investasi. Namun, faktanya NAB Reksa Dana Syariah masih belum bisa memperkecil jarak dengan total NAB pasar modal konvensional secara keseluruhan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi di Reksa Dana Syariah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah SEM-PLS. Kriteria responden dalam penelitian ini yaitu investor Reksa Dana Syariah dan berdomisili di provinsi yang ada di Pulau Jawa. Pendekatan teori dalam penelitian ini adalah Theory of Planned Behaviour dengan variabel Motivasi, Pengetahuan, Persepsi Return, Kemajuan Teknologi, dan Informasi Produk. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel Motivasi, Pengetahuan, Persepsi Return, Kemajuan Teknologi, dan Informasi Produk memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat berinvestasi. Hasil penelitian ini dapat digunakan perusahaan sekuritas maupun regulator untuk meningkatkan jumlah investor ataupun perencanaan kebijakan mengenai Reksa Dana Syariah., Sharia mutual fund investment in Indonesia continued to experience positive developments as an investment instrument. However, the fact was that the nav of Islamic mutual funds was still unable to closed the gaped with the total nav of conventional capital markets as a whole. The purpose of this studied was to analyze the factors that influence investors' decisions in investing in Islamic mutual funds. The method used in this researched was sem-pls. Respondent criteria in this studied was sharia mutual fund investors and domiciled in a province on the island of java. The theoretical approached in this studied was the theory of planned behavior with variabels of motivation, knowledge, re-perception, technological advances, and product information. The results of this studied indicate that the variabels motivation, knowledge, perceived returned, advances in technology, and product information had a positive and significant influence on investment intentions. The results of this studied could been used by securities companies and regulators to increase the number of investors or planning policies regarding Islamic mutual funds. Keyword: Investment, Investor Interest, Sharia Mutual Funds
Judul: Analisis Faktor Internal dan Eksternal yang Memengaruhi Return Investasi Reksadana Syariah Pendapatan Tetap di Indonesia Abstrak: Indonesia sebagai negara mayoritas muslim memiliki instrumen keuangan syariah yang dijalankan berdasarkan prinsip islam, salah satunya adalah reksadana syariah. Reksadana syariah merupakan alternatif dalam investasi syariah yang memberikan kemudahan bagi investor yang memiliki kekurangan dana, waktu dan pengetahuan dalam pengelolaan dana investasi. Pertumbuhan reksadana syariah yang terus berkembang setiap tahunnya ternyata belum mampu bersaing dengan reksadana konvensional. Hal ini dapat dilihat dari Nilai Aktiva Bersih (NAB) yang lebih kecil dibandingkan dengan reksadana konvensional sehingga berdampak pada return investasi yang didapatkan investor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor internal dan eksternal yang memengaruhi return investasi reksadana syariah pendapatan tetap. Return diukur dengan perhitungan NAB tahun berlaku dibandingkan dengan NAB tahun sebelumnya. Metode yang digunakan adalah metode regresi data panel dengan periode observasi dari tahun 2018 sampai 2020 dan sampel yang digunakan berjumlah delapan produk reksadana syariah pendapatan tetap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ukuran produk yang dilihat dari volume perdagangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap return investasi reksadana syariah pendapatan tetap, sedangkan variabel IHSG, Inflasi, kurs, JUB, exchange rate dan portfolio turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap return., Indonesia as a Muslim-majority country has Islamic financial instruments that are run based on Islamic principles, one of which is Islamic mutual funds. Islamic mutual funds are an alternative in Islamic investment that provides convenience for investors who have a shortage of funds, time and knowledge in managing investment funds. The growth of Islamic mutual funds which continues to grow every year has not been able to compete with conventional mutual funds. This can be seen from the Net Asset Value (NAV) which is smaller than conventional mutual funds so that it has an impact on investment returns that investors get. This study aims to analyze the internal and external factors that affect investment returns on fixed income Islamic mutual funds. Return is measured by calculating the current year's NAV compared to the previous year's NAV. The method used is the panel data regression method with an observation period from 2018 to 2020 and the sample used is eight fixed income sharia mutual fund products. The results showed that the product size variable as seen from trading volume had a positive and significant effect on investment returns on fixed income sharia mutual funds, while the IHSG, inflation, exchange rate, JUB, exchange rate and portfolio turnover variables had no significant effect on return. Keyword: Islamic mutual fund, macroeconomics, NAV, panel data, return
Judul: Cycle Hamilton pada Graf Lengkap, Graf Regular, dan Graf 2-Connected 4-Regular Berorder Kurang dari Sepuluh Abstrak: Suatu graf disebut graf Hamilton apabila graf tersebut memuat cycle Hamilton, yaitu cycle yang melewati setiap vertex tepat satu kali. Menentukan keberadaan cycle Hamilton pada suatu graf dapat menggunakan syarat cukup yang berupa teorema-teorema yang telah diperkenalkan sejak tahun 1950-an. Beberapa syarat cukup yang dibahas dalam karya ilmiah ini adalah syarat cukup yang berhubungan dengan graf lengkap dan graf regular. Suatu graf lengkap berorder 𝑛������ ≥ 3 dan graf r-regular berorder 𝑛������ ≤ 2𝑟������ + 1 merupakan graf Hamilton, Karena kedua graf tersebut memuat cycle Hamilton. Selanjutnya, syarat cukup tersebut digunakan untuk menentukan keberadaan cycle Hamilton pada graf 2-connected 4- regular berorder kurang dari 10. Keyword: graf Hamilton, graf regular, graf lengkap, graf 2-connected 4-regular
Judul: Karakteristik dan seleksi dua puluh empat genotipe jagung menuju pembentukan varietas jagung semi (baby corn) bertongkol banyak Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaan dari dua puluh empat genotipe jagung koleksi Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian Bogor dan seleksi awal menuju pembentukan varietas jagung semi (baby corn) bertongkol banyak dengan waktu panen lebih cepat. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini ialah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan faktor tunggal yang terdiri dari dua puluh empat genotipe jagung. Setiap perlakuan diulang tiga kali dan tiap ulangan terdiri dari 22 tanaman yang ditanam dalam baris. Karakter yang diamati adalah tinggi tanaman, lingkar batang, jumlah buku, jumlah tongkol, umur panen, berat tongkol kotor, berat tongkol bersih, panjang tongkol, diameter tongkol, dan tongkol layak dipasarkan per tanaman. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang sangat nyata dari uji F untuk semua karakter yang diamati, hal ini menggambarkan bahwa seleksi yang dilakukan akan efektif. Nilai koefisien keragaman (KK) berkisar antara 0.67 (bobot tongkol kotor) dan 25.01 (tongkol layak dipasarkan per tanaman). Genotipe yang memiliki rata-rata jumlah tongkol dan tongkol layak dipasarkan per tanaman terbanyak adalah L. Rempek, yaitu 2.78 dan 2.56 tongkol. Pena Boto memiliki tongkol afkir jauh lebih rendah (8.12%) dibandingkan dengan genotipe lain. Genotipe dengan umur panen tercepat adalah L. Dea (42.60 hari) dan L. Nala (44.83 hari). Secara visual L. Rempek dan Pena Boto memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan genotipe lain yang diuji. Keyword: corn genotypes, Randomized Block Design, cob length, cob diameter
Judul: Performance of Corn Genotypes Derived from Selfing and Sibbing to Create Baby Corn Varieties Abstrak: Jagung semi merupakan tongkol jagung muda yang dipanen sebelum terjadi pembuahan dan memiliki nilai nutrisi tinggi. Produksi jagung semi di Indonesia masih menggunakan varietas jagung pipil maupun jagung manis dikarenakan hanya terdapat satu varietas khusus jagung semi yang telah terdaftar dan dilepas oleh Kementerian Pertanian. Penelitian ini bertujuan menguji beberapa genotipe jagung hasil selfing dan sibbing untuk perakitan varietas jagung semi. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Cikarawang, IPB, Bogor pada bulan Januari hingga Mei 2021. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan genotipe sebagai faktor tunggal. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa genotipe berpengaruh terhadap tinggi tanaman, diameter batang, umur berbunga jantan, umur panen, tinggi tongkol pertama, panjang tongkol kotor, dan diameter tongkol bersih. Secara umum perlakuan sibbing menurunkan nilai rerata karakter vegetatif, anthesis silking interval, tinggi tongkol pertama, panjang tongkol bersih, serta meningkatkan persentase tongkol yang termasuk ke dalam kelas ekstra dan kelas I. Genotipe Hawaii Sb-S3 dan Lokal madura Sb-S3 berpotensi untuk dilanjutkan pada perakitan varietas jagung semi karena memiliki tinggi tanaman yang lebih rendah, berpotensi menghasilkan tongkol lebih dari dua per tanaman, dengan persentase tongkol yang termasuk ke dalam kelas ekstra dan kelas I lebih tinggi dari S0. Keyword: baby corn, performance, prolific, sibbing
Judul: Hamiltonian formulation for linear waves motion in two layers fluid Abstrak: The surface wave could be considered as a wave that separates two fluids, namely water and air. Based on this assumption, it is introduced the interfacial wave, a wave between two layers of fluid with different density. The formulation of interfacial waves motion begins with deriving the base equation of irrotational ideal fluid. Furthermore, according to irrotational fluid assumption, the base equation can be stated in velocity potential. In this derivation, the fluids domain is assumed to be restricted by rigid lid boundary conditions, both at the upper and lower limit. Therefore, the interfacial waves motion can be explained in a hamiltonian formulation. In the hamiltonian formulation, total energy is defined as the sum of kinetic and potential energy. The hamiltonian system is obtained from reduction of kinetic energy by using the Dirichlet Neumann Operator. The resulted kinetic energy equation is nonlinear. Therefore, this form is linearized by first part of the Taylor expansion. This linearization gives a dispersion relation of linear wave. Based on this dispersion relation, the phase speed of the linear wave depends on the density ratio of the two layers fluid. Keyword:
Judul: Pemanfaatan kayu bulat berdiameter kecil dari hutan rakyat sebagai bahan baku kayu lapis Abstrak: Bahan baku pembuatan kayu lapis dari hutan alam dan hutan tanaman di Indonesia sudah mulai langka. Oleh sebab itu pemanfaatan kayu berdiameter kecil dari hutan rakyat sangat dibutuhkan untuk memenuhi kekurangan bahan baku untuk produksi kayu lapis. Namun,kualitas dari kayu bulat berdiameter kecil tersebut memiliki relativitas yang lebih rendah dibandingkan dengan kayu bulat berdiameter besar yang berasal dari hutan alam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat fisis dan mekanis kayu lapis yang terbuat dari bahan baku kayu bulat berdiameter kecil. Jenis kayu yang digunakan dalam penelitian ini adalah kayu dari jenis Jabon dan Afrika menggunakan 3 tipe perekat yaitu Urea Formaldehida (UF), Melamin Formaldehida (MF) dan Penol Formaldehida (PF). Kayu lapis yang dibuat terdiri dari 3 lapis dengan ketebalan finir face dan back 1 mm, dan ketebalan finir core 2 mm. Pengempaan panas dilakukan selama 5 menit dengan suhu masing-masing perekat yaitu UF 110 ºC, MF 120 ºC, dan PF 130 ºC. Pengujian kayu lapis mengacu pada Standar JAS 232 : 2003. Sifat fisis kayu lapis yang dibuat dari kayu bulat berdiameter kecil jenis Jabon dan Afrika memenuhi standar JAS 232 : 2003. Nilai kadar air rata-rata berkisar antara 9,54% - 13,00%, nilai kerapatan rata-rata berkisar antara 0,45 g/cm³ - 0,48 g/cm³, dan nilai daya serap air rata-rata berkisar antara 0,04% - 0,06%. Uji visual dari permukaan kayu lapis dari kedua jenis kayu menggunakan perekat UF dan MF digolongkan ke dalam grade 1, dan kayu lapis yang menggunakan perekat PF digolongkan ke dalam grade 2. Sifat mekanis kayu lapis dari jenis Jabon dan Afrika tidak semuanya memenuhi standar JAS 232 : 2003 dengan nilai keteguhan rekat rata-rata berkisar antara 7,5 kg/cm³ - 20,9 kg/cm³. Standar JAS 232 : 2003 mensyaratkan nilai minimum keteguhan rekat sebesar 8,4 kg/cm³. Berdasarkan dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kayu bulat berdiameter kecil dapat digunakan untuk produksi kayu lapis penggunaan umum. Keyword:
Judul: Kualtitas kayu lapis dari kayu bulat berdiameter kecil jenis Dadap (Erythrina variegata Lamk.), Kemiri (Aleurites moluccana L. Willd.) dan Jengkol (Pithecellobium jiringa Benth. I. C. Nielsen) Abstrak: Kebutuhan kayu sebagai bahan baku industri kayu lapis semakin meningkat terutama kebutuhan terhadap kayu bulat berdiameter besar. Akan tetapi potensi kayu bulat berdiameter besar dan memiliki kualitas bagus yang terdapat di hutan alam semakin berkurang sehingga ketersediaannya menjadi terbatas. Upaya yang perlu dilakukan untuk mengatasi keterbatasan ketersediaan kayu bulat berdiameter besar yaitu dengan memanfaatkan kayu bulat berdiameter kecil yang berasal dari hutan rakyat maupun hutan tanaman industri. Beberapa kayu yang dapat dimanfaatkan dari hutan rakyat maupun hutan tanaman industri antara lain kayu Dadap (Erythrina variegata Lamk.), kayu Kemiri (Aleurites moluccana L. Willd.) dan kayu Jengkol (Pithecellobium jiringa Benth. I. C. Nielsen). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian kualitas kayu lapis dari kayu bulat berdiameter kecil jenis Dadap (Erythrina variegata Lamk.), Kemiri (Aleurites moluccana L. Willd.) dan Jengkol (Pithecellobium jiringa Benth. I. C. Nielsen) dengan standar JAS 232 (2003). Parameter kualitas kayu lapis dilihat dari nilai kadar air dan keteguhan rekat sejajar serat dan tegak lurus serat pada uji basah dan uji kering yang diperoleh dari hasil uji laboratorium dan memenuhi standar JAS No. 232 tahun 2003. Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain vinir dari jenis kayu dadap, kemiri dan jengkol sedangkan perekat yang digunakan antara lain urea formaldehida, melamin formaldehida dan phenol formaldehida. Kayu lapis yang dibuat berukuran 30 cm x 30 cm x 0,45 cm dengan kombinasi ketebalan vinir face/back dan core masing-masing 1,5 mm. Metode pelaburan yaitu single spread dengan berat labur 30 g/ft2, tekanan kempa panas 10 kg/cm2 selama 5 menit dengan suhu UF 110 °C, MF 120 °C dan PF 130 °C. Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kadar air kayu lapis berkisar 10,01-16,28%. Berdasarkan standar JAS, nilai kadar air kayu lapis telah memenuhi standar (≤ 14%) kecuali kayu lapis yang menggunakan perekat PF (14,48-16,28 %). Nilai keteguhan rekat kayu lapis pada uji basah dan uji kering sejajar serat telah memenuhi standar (≥ 8,24 kgf/cm2) JAS No.232 tahun 2003. Sedangkan nilai keteguhan rekat kayu lapis pada uji basah dan uji kering tegak lurus serat tidak memenuhi standar (< 8,24 kgf/cm2) JAS No.232 tahun 2003. Keyword:
Judul: A Continuous Vaccination Strategy in the SVIR Epidemic Model Abstrak: Vaccination is conducted to minimize the spread of a disease. The vaccination is usually done several times within a fixed time interval. In the SVIR model, it is assumed that individuals do not get immediate immunity following a vaccination program. So according to process of vaccination on SVIR model, there are two strategies, i.e. the continuous vaccination strategy (CVS) and the pulse vaccination strategy (PVS). In this study, only the CVS strategy in epidemic model SVIR is considered. Results of the study indicate that dynamics of the CVS system depends on the basic reproductive number. If the basic reproductive number is less than one, then the disease-free fixed point is asymptotically stable. It means that the disease will eventually disappear from the population. Conversely, if the basic reproductive number is greater than one, then the endemic fixed point is asymptotically stable, which means that the disease will remain exist in the population. Simulation result shows that the vaccination would minimize the spread of disease by reducing the basic reproductive number. If the time for the vaccinated recipients to obtain the immunity, as well as a possibility of vaccinated recipients to be infected are neglected, then the disease will be eradicated. This condition is called an over-evaluating effect of vaccination. Keyword:
Judul: Volatilomics of Pan Cooked Patties Made from Beef, Pork, and Their Mixture Abstrak: The demand for halal food is rising as Indonesia's Muslim population becomes more conscious of whether a food product is halal. In Indonesia, the most common meat used for patties is beef, which is more expensive than the other types of meat. As the main ingredient for patties is ground beef, it will be easier to adulterate with non-halal meat (pork) than foods that use whole meat as an ingredient. High beef costs contribute to adulteration of patty with pork. This study aimed to investigate the volatile characteristics of beef patties (100:0), pork patties (0:100), and their mixtures (75:25, 50:50, and 25:75), with and without additional seasonings (salt, pepper, and garlic), using SPME-GC-MS. Volatilome analysis was conducted to determine whether adding pork and seasoning affected the volatile organic metabolites (VOMs) of beef patties. Additional pork and seasonings in patties would change the volatile characteristics of the patty samples. Potential volatile marker compounds such as dimethyl disulfide (beef patties), naphthalene (mixed patties), and hexanal (pork patties) for the seasoned sample were determined. For unseasoned samples, the potential markers detected were 3,7,11-trimethyl-1- dodecanol, hexadecane, and nonanal for beef patty; naphthalene, octanal, and heptanal for mix patty; and hexanal, (E)- 2-octenal, (E)-2-heptenal, and 2-pentyl furan for pork patty. These results show that the meat ratio and seasonings changed the volatile characteristics of seasoned and unseasoned patties made from beef, pork, and their mixture. The lowest percentage of mixed meat that could be recognized as having changes in volatile characteristics was 25%. Keyword: Volatile, Patty, Beef, Pork, Seasoning
Judul: Physicochemical Characterization of Patties Made from Beef, Pork, and Their Mixture Abstrak: There is an increase of average consumption per capita a week of beef and buffalo meat in Indonesia by 66.67% in 2019 compared with 2009. The needs of halal meat is increasing alongside with the increase of muslim population in Indonesia. The issue raised in this proposal is described as the need of physicochemical characterization of halal and non-halal patties as preliminary assessment for product halal determination. The objective of this study is to investigate the physicochemical characterization of beef patty, pork patty, and the mixture of both meats with different percentages as preliminary assessment for product halal determination. Patty samples are made by using the 5 different minced combinations; (100%:0), (75%:25%), (50%:50%), (25%:75%), and (0:100%). All patties are divided into 2 different categories; seasoned and unseasoned. The physicochemical characteristics tested are texture, color, water holding capacity, and cooking loss. The proximate analysis such as protein, lipid, ash, water content, and carbohydrate was also done. The higher the beef content; the darker, more vivid, and redder the sample color. The texture profile of samples containing more beef was determined to have higher hardness, cohesiveness, and chewiness compared to samples containing more pork. The higher the beef content in the sample, the higher the ash, moisture, total fat, protein, and carbohydrate content in the sample. Samples that contain more beef than pork have higher WHC and cooking loss. The unseasoned sample generally has higher lightness and vividness, and the hue is more inclined to yellow than the seasoned sample. Seasoned samples had higher ash content, moisture content, and WHC, but lower total fat and protein content, hardness, cohesiveness, chewiness, and cooking loss. So overall, it can be concluded that seasoning can affect the physicochemical of a patty and patty made from beef, pork, and mixture can be distinguished using physicochemical analysis. Keyword: pork, beef, patty, physicochemical, seasoned
Judul: Cycle Hamilton pada Graf Lengkap, Graf Regular, dan Graf 2-Connected 4-Regular Berorder Kurang dari Sepuluh Abstrak: Suatu graf disebut graf Hamilton apabila graf tersebut memuat cycle Hamilton, yaitu cycle yang melewati setiap vertex tepat satu kali. Menentukan keberadaan cycle Hamilton pada suatu graf dapat menggunakan syarat cukup yang berupa teorema-teorema yang telah diperkenalkan sejak tahun 1950-an. Beberapa syarat cukup yang dibahas dalam karya ilmiah ini adalah syarat cukup yang berhubungan dengan graf lengkap dan graf regular. Suatu graf lengkap berorder 𝑛������ ≥ 3 dan graf r-regular berorder 𝑛������ ≤ 2𝑟������ + 1 merupakan graf Hamilton, Karena kedua graf tersebut memuat cycle Hamilton. Selanjutnya, syarat cukup tersebut digunakan untuk menentukan keberadaan cycle Hamilton pada graf 2-connected 4- regular berorder kurang dari 10. Keyword: graf Hamilton, graf regular, graf lengkap, graf 2-connected 4-regular
Judul: Karakterisasi Biji saga (Adenanthera pavonina Linn) Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah pengkajian terhadap karakteristik dasar biji saga yang meliputi morfologi, mikroskopi, analisa kelarutan pigmen kulit biji, sehingga diharapkan dapat membuka kemungkinan pemanfaatan dan penggunaan biji saga dalam industri, baik sebagai bahan pangan maupun zat warna. Keyword:
Judul: KarakteIistik Isolat Protein Saga Pohon (Adenanthera pavollinn L.,) Tanpa Kulit Abstrak: Saga pohon adalah tanaman yang termasuk ke dalam famili Legumillosa yang memiliki kandungan protein tinggi dan belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Hal ini disebabkan oleh masih miuimnya cara pengolahan biji saga. Selain itu, pengetahuan mengenai karakteIistik biji saga pohon juga masih sedikit. Penelitian ini beltujuan untuk menentukan karakteIistik isolat protein saga pohon (Adenanthera pavollina L.,) tanp a kulit. Penelitian diawali dengan pemisahan kulit daIi bijinya. Proses ini dilakukan dengan cara meretakkan biji, kemudian direndam dalam air selama ± 7 jam. Setelah biji mengembang, kulit dipisahkan dali bijinya dan dijemur sampai keIing. Biji yang telah keIing digiling kasar dengan gIinder. Penggilingan dengan gIinder tidak bisa sampai halns karena teljadi pelelehan lemak oleh panas yang dihasilkan gIinder. Sebagai altematif; dilakukan penumbukan biji yang telah keliug dengan lumpang. Keyword:
Judul: Thermal Characteristics and Dynamics of Tropical Cyclone over Western North Pacific Ocean: A Case Study of Typhoon Songda (Chedeng) 2011 Abstrak: The frequent occasion of Tropical Cyclone (TC) over Western North Pacific (WNP) Ocean lies from 10˚N to 26˚N and 121˚E to 170˚E. Sources of TC development come from warm ocean temperature where latent heat is released during condensation processes and subsequently concentrated in the boundary layer. Relative humidity at 850-700 hPa is responsible to produce the most intense storm. Meanwhile, weak vertical wind shear between 850-200 hPa is one of the dynamical factors that lead to the development of TC. Pressure level of 850-200 hPa is chosen to minimize the thermodynamic effect in the lower troposphere. Typhoon Songda (Chedeng in the Philippines) or TSC lasted from May 18th to 30th, 2011 and strengthened into powerful Super Typhoon stage between May 24th and 27th. Long curving track and the exhibition of all sequences of TC life cycle, TSC is then considered as an ideal case of TC. The objective of the study with case of TSC is to investigate the role of thermal characteristics and dynamics on TC intensity. The research is carried out by using Advanced Research of Weather Research and Forecasting model (WRF ARW model) version 3.3. Two domains are employed in the model. The first domain situate from 02˚N to 40˚N and 118˚E to 149˚E and cover spatial resolution () of 33.1 km. The second domain situate from 09˚N to 27˚N and 119˚E to 132˚E with of 11 km. Timestep of the model () is 120 seconds. The model is supported by the following physical parameterization, i.e., Yonsei University Scheme (YSU) in the boundary layer, Kain-Fritsch scheme (KF) in the cumulus, and WRF Single-Moment 3-class scheme in the microphysics. Initial meteorological condition prior to the formation of the cyclone is generated using WRF ARW standard-release model. Sensitivity of the model output is obtained from a selected single-parameter change scenarios, namely, 10 % to 20 % decrease and increase of wind shear initial data at 850-200 hPa, and by 10 % to 20 % decrease of relative humidity initial data at 850-700 hPa. The result showed that the negative correlations between wind shear and intensity are found in wind shear scenarios. Wind shears of 10 ms-1 which lead to strengthening of the wind intensity in the early period of Typhoon development are found in wind shear scenarios. The effect of wind shear changes on wind intensity is statistically significant in the 20 % wind shear scenarios. During mature stage, weak wind intensity occurred when wind shear increase as given in the WRF standard-release and the 20 % decreasing scenario. Different situation is found in the 20 % increasing scenario where wind shear tend to weak and lead to strong wind intensity at this stage. Meanwhile, the reduction of moisture supply at 850-700 hPa resulting from 20 % decreasing relative humidity play a major role in the weakening of wind intensity and reduces mechanical energy of the cycle process as much as 300 J kg-1. Keyword:
Judul: Quality Control for Reducing Deffect of Canned Champignon Products in Cans with Six Sigma Method at PT Suryajaya Abadiperkasa Abstrak: Canned champignon is one of the superior products of PT Suryajaya Abadiperkasa. When there are many defects on the final product, i.e. the quality does not meet the company standard, then it will be resulted in the rejection of the products. Defect canned champignon products in PT Suryajaya Abadiperkasa consists of six categories that include broken, brown spot, stem too long, size, miss forming, open veil. The implementation of DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) and six sigma method successfully evaluates the quality of canned button mushroom products at PT Suryajaya Abadiperkasa. Broken, size, and openveil are the three main defect that most affect the quality of canned button mushroom products because it covers 81.50% of production before repairs are made. The value of defect per million opportunities (DPMO) and sigma canned button mushroom products of PT Suryajaya Abadiperkasa before improvement was 379,459 and 1.81 respectively. The values of DPMO and sigma canned button mushroom products after improvement were 245,307 and 2.19 respectively. Improvement efforts by conducting regular supervision and briefing to workers have been shown to lower the DPMO value by 134,152 and increase the sigma value by 0.38., Produk jamur kancing kaleng merupakan salah satu produk unggulan dari PT Suryajaya Abadiperkasa. Jika banyak ditemukan defect pada produk akhir, yaitu jika kualitas tidak memenuhi standar perusahaan, maka dapat berakibat produk akan ditolak (reject). Defect produk jamur kancing kaleng di PT Suryajaya Abadiperkasa terdiri dari enam kategori yang meliputi broken, brown spot, stem too long, size, miss forming, openveil. Implementasi metode DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) dan six sigma berhasil mengevaluasi kualitas produk jamur kancing kaleng di PT Suryajaya Abadiperkasa. Defect broken, size, dan openveil merupakan tiga kerusakan utama yang paling mempengaruhi kualitas produk jamur kancing kaleng karena mencakup 81,50% produksi sebelum dilakukan perbaikan. Nilai defect per million opportunities (DPMO) dan sigma produk jamur kancing kaleng PT Suryajaya Abadiperkasa sebelum perbaikan yaitu 379.459 dan 1,81. Nilai DPMO dan sigma produk jamur kancing kaleng setelah perbaikan yaitu 245.307 dan 2,19. Upaya perbaikan (improvement) dengan melakukan pengawasan dan pengarahan secara rutin kepada pekerja telah terbukti dapat menurunkan nilai DPMO sebesar 134.152 dan meningkatkan nilai sigma sebesar 0,38. Keyword: Canned champignon, defect, DMAIC, six sigma
Judul: Six Sigma Implementation in Quality Control System at PT. Air Gunung Salak Abstrak: Permintaan Air minum dalam kemasan setiap tahun semakin meningkat, sehingga persaingan yang terjadi membawa setiap pelaku industri untuk meningkatkan nilai dari produk yang dihasilkan dengan cara melakukan pengendalian kualitas terhadap tingkat kerusakan produk (product defect) sampai pada tingkat kerusakan nol (zero defect). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui permasalahan utama dan faktor yang mempengaruhi dalam pengendalian mutu di PT. Air Gunung Salak. Pengolahan data dilakukan dengan perhitungan six sigma didapat Defect per Unit sebesar 0,028996661. Sedangkan Defect per Million Opportunity sebesar 5.799,3, apabila di konversi ke dalam tabel sigma didapat nilai sigma sebesar 4,02. Critical To Quality untuk product reject yaitu Reject air, Kotor Dalam, Reject Galon, Reject Cup dan Reject seal dan permasalahan utama adalah Reject Air dengan rekomendasi rancangan perbaikan yang disarankan dengan memperketat pengawasan pada proses pendistribusian ke pelanggan dengan melakukan pengantaran pada pagi atau malam hari., The demand for bottled drinking water is increasing every year, so that the competition that occurs brings every industry player to increase the value of the products produced by controlling the quality of the level of product defects to zero defects. The purpose of this study was to determine the main problems and factors that influence quality control at PT. Air Gunung Salak. Data processing is done by calculating the six sigma obtained Defect per Unit of 0,028996661. Meanwhile, Defect per Million Opportunity is 5.799,3, when converted into the sigma table, the sigma value is 4,02. Critical To Quality for reject products, namely water rejects, dirty gallon water, gallon rejects, cup rejects and seal rejects and the main problem is water rejects with recommendations for improvement designs by tightening supervision on the distribution process to customers by delivering in the morning or evening. Keyword: Bottled Drinking Water, Quality Control, reject, Six Sigma
Judul: Variabilitas Transpor Arlindo Laut Flores dan Kaitannya dengan ENSO Abstrak: Air Arlindo yang masuk ke Indonesia sebagian besarnya dilewatkan Laut Flores. Variasi volume transport Arlindo dipengaruhi oleh fenomena anomali iklim interannual seperti El Nino Southern Oscillation (ENSO). Hasil studi terdahulu menyimpulkan terjadinya La Nina meningkatan jumlah transport Arlindo, sedangkan El Nino melemahkan transport Arlindo. Untuk memahami lebih lanjut keterkaitan ENSO dengan variabilitas transport Arlindo dilakukanlah penelitian menggunakan data hasil model INDESO dan hasil observasi satelit dengan rentang waktu 2008 hingga 2015. Penelitian dilakukan di Laut Flores dengan mengkaji bagian barat (119.5oBT) dan bagian timur (123oBT) untuk melihat volume Arlindo yang masuk ke dan keluar dari Laut Flores. Analisis sirkulasi dilakukan dengan menghitung rataan komponen arus dan suhu permukaan laut secara tahunan dan pada rentang tahun ENSO untuk melihat pola sirkulasi perairan. Estimasi volume transpor dihitung dari transek di pintu barat dan pintu timur. Deret waktu volume transpor Arlindo Flores kemudian dianalisis variabilitasnya dengan analisis penapisan lolos-pita(band-pass filter) dan transformasi wavelet sinambung (Continous Wavelet Transform). Hasil penting studi ini menunjukkan bahwa sumber utama Arlindo Flores berasal dari pembelokan Arlindo Makassar dan Arlindo pintu timur Indonesia yang masuk melalui terusan Lifamatola. Kecepatan Arlindo Flores di lapisan tercampur menguat pada musim barat sebaliknya di lapisan termoklin Arlindo Flores menguat pada musim timur. Sumbu utama Arlindo Flores didominasi oleh komponen arus zonal serta mengalami intensifikasi dan bergerak menyusur bagian utara Kepulauan Nusa Tenggara. Fluktuasi Arlindo Flores pada skala-waktu interannual menunjukkan volume transport maksimum terjadi pada tahun La Nina (November 2008-Maret 2009), sedangkan volume transpor minimum terjadi pada tahun El Nino (November 2014-Desember 2015). Struktur menegak Arlindo lebih kuat di kedalaman antara permukaan sampai 400 m. Variabilitas Arlindo Flores menandakan adanya fluktuasi pada periode intraseasonal, semi-annual, dan annual. Fluktuasi Arlindo skala interannual muncul jelas dari hasil penapisan lolos-pita, dimana fluktuasinya terlihat signifikan di kedalaman termoklin. Keyword: Arus Lintas Indonesia, Laut Flores, ENSO, INDESO model, variabilitas volume transpor
Judul: Pengaruh Pola Komunikasi dan Tekanan Ekonomi terhadap Kekerasan dalam Rumah Tangga Abstrak: Permasalahan keluarga akan kerap terjadi seperti masalah ekonomi, komunikasi, kebutuhan biologis yang tidak terpenuhi. Tidak jarang hal ini dapat memicu adanya kekerasan dalam rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pola komunikasi dan tekanan ekonomi terhadap kekerasan dalam rumah tangga. Populasi dalam penelitian ini adalah korban kekerasan dalam rumah tangga yang sudah bercerai yang bertempat tinggal di Kecamatan Bogor Barat dan Kecamatan Tanah Sareal. Contoh dalam penelitian ini berjumlah 32 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usia memiliki hubungan yang negatif signifikan dengan kekerasan dalam rumah tangga. Lama pendidikan memiliki hubungan yang negatif signifikan dengan tekanan ekonomi. Pendapatan per kapita memiliki hubungan yang negatif sangat signifikan dengan tekanan ekonomi. Jumlah anggota keluarga memiliki hubungan yang positif dengan tekanan ekonomi. Pola komunikasi memiliki hubungan yang negatif signifikan dengan kekerasan dalam rumah tangga. Pola komunikasi berpengaruh negatif signifikan terhadap kekerasan dalam rumah tangga. Keyword: pola komunikasi, tekanan ekonomi, kekerasan dalam rumah tangga.
Judul: Hubungan antara Kekerasan dalam Rumah Tangga, Dukungan Sosial dan Self Esteem Istri Abstrak: Kekerasan dalam rumah tangga merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang dapat merugikan salah satu anggota keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kekerasan dalam rumah tangga, dukungan sosial dengan self esteem istri. Penelitian dilakukan terhadap 31 perempuan korban Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) di Kota Bogor, Jawa Barat. Teknik pengambilan contoh dilakukan secara purposive dengan mempertimbangkan bahwa contoh pernah mengalami kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh suaminya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara usia contoh dengan kekerasan dalam rumah tangga. Selain itu, ditemukan hasil yang menyatakan hubungan positif signifikan antara lama pendidikan contoh dengan dukungan sosial dan terdapat juga hubungan positif antara kekerasan dalam rumah tangga dengan self esteem istri. Keyword: Dukungan sosial, kekerasan dalam rumah tangga, self esteem
Judul: Separation of Neodymium from U3Si2/Al Fuel Plate for Burn-Up Determination Abstrak: Neodymium is a common fission product produced in nuclear fission reactions. Neodymium in this study was chosen as a burn-up indicator for U3Si2/Al fuel element plates because the neodymium isotope is a stable fission product with a fairly high yield. Some procedures were carried out to separate neodymium, starting with the separation of cesium isotopes (137Cs, 134Cs) through the precipitation method, then separation of uranium isotopes (235U, 238U) and plutonium isotopes (239Pu, 238Pu) with Dowex 1x8 ion exchange resin, and separation of neodymium (Nd), samarium (Sm), as well as cerium (Ce) with Dowex 1x4 ion exchange resin. The Cs recovery reached 99.95%. The U and Pu isotopes resulting from the separation are subjected to an electrodeposition process and the weight of each isotope can be measured with an alpha spectrometer. The separation results of Nd from Sm and Ce have been proven using an XRF spectrometer. The neodymium isotopes separation was corrected using the standard addition method, and an average total Nd content of 2.4 ppm was obtained in the PEB U3Si2/Al bottom solution. It is hoped that this separation method can be applied in determining burn-up of nuclear fuel. Keyword: neodymium, burn-up indicator, U3Si2/Al fuel plate
Judul: Ultracentrifugation Method For Exosome Isolation Of HEK293 Cell As A Candidate Model In-Vitro Therapy Of Breast Cancer Abstrak: Eksosom dapat disekresikan oleh semua sel, ditemukan pada semua cairan tubuh, dan mampu menyediakan sistem biologis. Eksosom memiliki potensi besar dalam imunoterapi kanker, memiliki peran dan target yang berbeda. Metode ultrasentrifugasi, telah banyak digunakan dalam menghasilkan eksosom dari berbagai sumber, yang terkandung dalam endapan protein hasil ultrasentrifugasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengisolasi eksosom yang berasal dari sel HEK293, menggunakan metode ultrasentrifugasi dan diaplikasikan secara in-vitro pada sel MCF-7. Eksosom ditambahkan pada sel MCF-7 dengan konsentrasi yang berbeda, yaitu 3,5 µg/ml, 7 µg/ml, dan 14 µg/ml dan dievaluasi menggunakan penanda P53 dan PCNA. Studi ini menunjukkan bahwa eksosom telah berhasil diisolasi; dengan konsentrasi protein 24,95 µg/ml dan mengekspresikan penanda eksosom yaitu CD9 dan CD81. Sel MCF-7 yang diberi perlakuan eksosom dan menunjukkan morfologi yang normal yaitu epithelial-like. Konfluensi populasi sel teramati menurun pada konsentrasi yang lebih tinggi, seiring dengan menurunnya persentase viabilitas sel. Penanda P53 diekspresikan lebih tinggi pada penambahan eksosom 14 ug/ml dan PCNA diekspresikan lebih rendah dari sel MCF-7 tanpa perlakuan. Hasil ini menunjukkan bahwa eksosom berhasil diisolasi pada penelitian ini, mampu menghambat pertumbuhan sel kanker MCF-7 secara in-vitro, berpotensi sebagai kandidat agen terapeutik kanker., Exosomes are secreted by all cells and found in all body fluids, providing the biological system. They have great potential in cancer immunotherapy and have different roles and targets. Exosomes can be isolated by the ultracentrifugation method, widely used to produce exosomes from various sources and intended to pellet containing heterogeneous particles and the exosomes. In this study, we isolated exosomes derived from HEK293 cells using the ultracentrifugation method and applied directly in vitro to MCF-7 cells. The exosomes were added to the MCF-7 cells at various concentrations, 3,5 µg/ml, 7 µg/ml, and 14 µg/ml evaluated using P53 and PCNA markers. The study showed that the exosomes had been successfully isolated; the concentration obtained was 24,95 µg/ml and expressed exosome markers CD9 and CD81. The MCF-7 cells were treated by exosome and demonstrated epithelial-like morphology. The cell population survived, but the confluency decreased at higher concentrations, as did viability. The marker of P53 and PCNA expression resulted from the effect of exosome treatment. The results indicate that the exosome can potentially inhibit the growth of breast cancer cells in vitro. Keyword: exosome, HEK293, in vitro model, MCF-7, ultracentrifugation.
Judul: Exosomes from HEK293 Cells as a Candidate for Active Ingredient for Colon Cancer Therapy Using 3-Dimensional Cell Culture Techniques Abstrak: Kultur sel tiga dimensi (3D) merupakan salah satu teknik dalam bioproses dan penelitian biomedis. Kultur sel tiga dimensi merupakan mimik lingkungan in-vitro menyerupai jaringan aslinya. Beberapa penelitian telah menggunakan teknik kultur 3D untuk mempelajari eksosom sebagai terapi kanker. Kanker kolon adalah salah satu kanker paling umum dan mematikan di seluruh dunia. Perkembangan teknologi pengobatan kanker telah mengalami kemajuan dan pilihan terapi saat ini mempertimbangkan efek samping yang berdampak dalam pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan kultur sel 3D pada isolasi eksosom asal sel HEK293 dan aplikasinya terhadap sel kanker kolon dalam potensi apoptosis dan penekanan pertumbuhan sel punca kanker. Isolasi eksosom yang berasal dari sel HEK293 dilakukan dengan metode ultrasentrifugasi. Penanda molekuler eksosom, apoptosis, dan sel punca kanker dievaluasi menggunakan qRT-PCR. Hasil penelitian menunjukkan eksosom berhasil diisolasi dan mengekspresikan penanda molekuler eksosom CD9 dan CD81. Perlakuan eksosom dilakukan pada sel WiDr dengan konsentrasi 3,5 µg/ml, 7 µg/ml dan 14 µg/ml. Ekspresi gen BAX dan Bcl-2 menunjukkan bahwa eksosom berpotensi dapat memicu apoptosis. Tingkat ekspresi gen CD133 lebih rendah dari sel tanpa perlakuan. Isolasi eksosom dari sel HEK293 yang dikultur 3D berhasil mengekspresikan penanda eksosom dan berpotensi dalam memicu apoptosis dan menghambat pertumbuhan sel punca kanker kolon serta dapat diaplikasikan sebagai model in-vitro untuk mempelajari terapi kanker di masa depan. Keyword: 3D cell culture, exosome, WiDr, colon cancer
Judul: Tinjauan beberapa aspek iklim Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Abstrak: Taman Nasional adalah suatu sistem pengelolaan kawasan konservasi yang belum lama diterapkan di Indonesia. Kawasan ini bila ditinjau dari aspek pemanfaatannya merupakan keterpaduan dari hutan suaka alam (cagar alam dan suaka margasatwa), hutan lindung dan hutan wisata. Hutan suaka alam adalah kawasan hutan yang karena sifatnya khas diperuntukkan secara khusus bagi perlindungan alam, sedangkan hutan wisata adalah kawasan hutan yang secara khusus dibina dan dipelihara untuk kepentingan pariwisata, dalam hal ini kawasan yang memiliki keindahan flora maupun fauna. Adapun hutan lindung merupakan kawasan hutan yang karena keadaan sifat alamnya berfungsi sebagai pengatur tata guna air, pencegah banjir atau erosi serta pemeliharaan kesuburan tanah. Cikal bakal terbentuknya Taman Nasional dimulai sejak berdirinya Yellow Stone National Park di Wyoming Amerika Serikat pada bulan Maret 1872 sebagai Taman Nasional pertama di dunia, yang kemudian diikuti oleh berbagai negara. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango adalah salah satu dari 16 Taman Nasional yang ada di Indonesia yang didirikan sejak tahun 1980. Taman Nasional ini pada mulanya berasal dari Cagar Alam Cibodas yang didirikan pada tahun 1889 yang mempunyai luas 240 ha, kemudian pada tahun 1925 diperluas menjadi 1040 ha dan bernama Cagar Alam Cibodas Gunung Gede. Sebelum itu pada tahun 1919 hutan linaung di lereng selatan gunung Pangrango seluas 56 ha ditetapkan sebagai Cagar Alam Cimungkat. Keyword:
Judul: Strategi Pemberdayaan Masyarakat di Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Unit X Sintang Utara Provinsi Kalimantan Barat Abstrak: KPH adalah Kesatuan Pengelolaan Hutan ditingkat tapak yang menjangkau pengelolaan hutan paling kecil di sebuah daerah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengindentifikasi faktor-faktor kunci berpengaruh, menentukan keberlanjutan pemberdayaan, merumuskan arah kebijakan pemberdayaan dan mengembangkan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk melakukan strategi pemberdayaan. Jenis data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Identifikasi pemberdayaan masyarakat hasil dari studi literatur Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) dan diskusi dengan ahli maka dapat diperoleh 10 faktorfaktor yang berpengaruh terhadap strategi pemberdayaan. Penilaian pengaruh langsung antar faktor ini menggunakan operasi perangkat lunak analisis prospektif yang dijelaskan melalui diagram pengaruh dan ketergantungan faktor. Faktor kunci yang terdapat pada kuadran I dan II merupakan faktor kunci yang sangat berpengaruh terhadap strategi pemberdayaan masyarakat di Kesatuan Pengelolaan Hutan Hutan Produksi (KPHP) Sintang Utara dan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa terdapat 4 faktor kunci yang mempengaruhi kebijakan strategi pemberdayaan masyarakat yaitu (1) sosialisasi pemberdayaan, (2) usaha pemanfaatan hutan, (3) fasilitasi pembentukan program, dan (4) pendanaan. Keyword: kebijakan, KPH, strategi pemberdayaan
Judul: Peran Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) dalam Implementasi Perhutanan Sosial (Studi di KPH Produksi Kerinci, Provinsi Jambi dan KPH Lindung Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat). Abstrak: Peningkatan peran masyarakat dalam pengelolaan hutan merupakan suatu keniscayaan karena masyarakat merupakan bagian integral dari ekosistem hutan. Dorongan perubahan paradigma dalam pengelolaan hutan berbasis masyarakat telah berlangsung cukup lama menuju kepastian ruang kelola untuk masyarakat. KPH sebagai salah satu organisasi di tingkat tapak memiliki informasi kondisi biofisik hutan, kondisi sosial budaya masyarakat, potensi dan persoalan, termasuk konflik di dalamnya, sejarah penguasaan lahan, serta siapa yang menguasai lahan. Belum terdapat kajian mengenai kesediaan KPH dalam melaksanakan program PS, terutama melalui sudut pandang para pihak yang terlibat dalam PS. Penelitian ini difokuskan pada pengukuran sikap dan orientasi KPH terhadap PS serta menjelaskan kelembagaan yang telah terbentuk terkait PS di KPH. Sikap KPH terhadap PS diukur berdasarkan penilaian individu personil Dinas Kehutanan Provinsi terutama personil KPH sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD). Kelembagaan KPH dalam mengimplementasikan PS diukur dengan membandingkan antara indikator kelembagaan PS ideal dan kinerja KPH dalam memfasilitasi PS. Penelitian ini bermaksud mengkonstruksikan dan mengukur pergeseran konseptual pengelola KPH terhadap PS dari sisi pengelola KPH, masyarakat dan pendamping perhutanan sosial berupa sikap dan orientasi, dan kelembagaan yang diperlukan dalam pengelolaan perhutanan sosial, mengukur performansi PS di areal KPH serta mengkaji hubungan antara sikap dan perilaku pengelola KPH terhadap keberhasilan PS yang berada di areal KPH. Penelitian ini melibatkan 60 responden dengan purposive sampling. Penelitian dilakukan di 2 lokasi yaitu KPHP Kerinci dan KPHL Sijunjung. Pengolahaan dan analisis data menggunakan metode skoring untuk melihat pergeseran konseptual dan keberhasilan PS, serta analisis korelasi Pearson untuk menganalisis pengaruh sikap dan tindakan KPH terhadap keberhasilan PS. Hasil penelitian mengungkap bahwa sikap KPHP Kerinci dan KPHL Sijunjung telah mendukung PS, sementara tindakan KPH terhadap PS masih dibatasi oleh kewenangan berdasarkan peraturan perundangan dan keterbatasan pendanaan. Konstruk yang dibangun untuk mengukur sikap dan tindakan KPH dapat menjelaskan keberhasilan sosial dan ekonomi PS, namun masih belum dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan ekologi PS Keyword: KPH, perhutanan sosial, peran, sikap
Judul: Hamiltonian formulation for linear waves motion in two layers fluid Abstrak: The surface wave could be considered as a wave that separates two fluids, namely water and air. Based on this assumption, it is introduced the interfacial wave, a wave between two layers of fluid with different density. The formulation of interfacial waves motion begins with deriving the base equation of irrotational ideal fluid. Furthermore, according to irrotational fluid assumption, the base equation can be stated in velocity potential. In this derivation, the fluids domain is assumed to be restricted by rigid lid boundary conditions, both at the upper and lower limit. Therefore, the interfacial waves motion can be explained in a hamiltonian formulation. In the hamiltonian formulation, total energy is defined as the sum of kinetic and potential energy. The hamiltonian system is obtained from reduction of kinetic energy by using the Dirichlet Neumann Operator. The resulted kinetic energy equation is nonlinear. Therefore, this form is linearized by first part of the Taylor expansion. This linearization gives a dispersion relation of linear wave. Based on this dispersion relation, the phase speed of the linear wave depends on the density ratio of the two layers fluid. Keyword:
Judul: Struktur Pasar, Persaingan Harga dan Non-Harga, dan Efisiensi Perusahaan Taksi Go Public Abstrak: Penurunan jumlah perusahaan taksi di Jabodetabek yaitu 35 perusahaan pada tahun 2014 dan tersisa hanya empat perusahaan pada 2016 menjadi salah satu perhatian khusus bagi pemerintah. Dominasi pangsa pasar yang terkonsentrasi pada Blue Bird dan Express sehingga diduga membentuk struktur pasar oligopoli, persaingan yang ada di dalam industri taksi, dan permasalahan efisiensi diduga menjadi penyebab penurunan drastis jumlah perusahaan taksi. Penelitian ini bertujuan: (1) Menganalisis struktur pasar industri taksi di Indonesia. (2) Menganalisis pengaruh faktor persaingan harga dan faktor persaingan non-harga terhadap pendapatan. (3) Mengukur efisiensi teknis Blue Bird dan Express. Analisis regresi linier berganda dengan model Panzar Rosse digunakan untuk melihat pengaruh faktor persaingan harga dan faktor persaingan non-harga terhadap pendapatan dan menganalisis struktur pasar yang terbentuk pada industri taksi di Indonesia. Metode yang digunakan adalah Data Envelopment Analysis (DEA) untuk mengukur efisiensi teknis. Metode yang digunakan adalah Data Envelopment Analysis (DEA) untuk mengukur efisiensi teknis. Dari penelitian ini, ditemukan bahwa struktur pasar yang terbentuk dalam industri taksi di Jabodetabek adalah oligopoli. Penggunaan dua model Panzar Rosse pada penelitian ini menunjukkan hasil bahwa faktor input harga tidak memberikan pengaruh terhadap pendapatan. Hal ini dikarenakan pada struktur pasar oligopoli, persaingan dalam industri taksi tidak lagi persaingan harga, namun persaingan non-harga yang justru mampu meningkatkan dan berpengaruh positif terhadap pendapatan. Hal ini didukung oleh hasil dari penelitian ini, dimana faktor input non-harga yaitu armada dan EQTA (equity to total asset) memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan. Perusahaan tidak lagi mampu bersaing secara harga dengan perusahaan lainnya, karena persaingan harga tidak memberikan pengaruh terhadap pendapatan. Perusahaan harus meningkatkan penjualan dan pendapatan dengan menetapkan strategi terbaik yang dapat dikaji dari persaingan non-harga yang dimiliki dan menjadi keunggulan masing-masing perusahaan. Hasil lainnya ditemukan bahwa Blue Bird lebih efisien dari segi efisiensi teknis daripada Express. Pada struktur pasar oligopoli yang terbentuk, perusahaan taksi yang tidak efisien, perlahan-lahan akan kehilangan daya saing dan berpotensi mengalami kebankrutan. Keyword: efisiensi, oligopoli, Panzar Rosse, persaingan, struktur pasar
Judul: Analisis Perbandingan Kepuasan Konsumen terhadap Kualitas Pelayanan Jasa Tranportasi OjekOnline di Kota Bogor. Abstrak: Perkembangan teknologi yang sangat pesat membuat pengguna internet meningkat, sehingga mengundang hadirnya transportasi online.Go-Jek dan Grab merupakan usaha jasa transportasi ojek online yang sedang berkembang pesat saat ini.Sebagai salah satu jasa transportasi online yang terpercaya, Go-Jek dan Grab harus memiliki strategi pemasaran yang efektif dan inovatif untuk mendapatkan dan mempertahankan konsumennya.Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi karakteristik konsumen, (2) menganalisis tingkat kepentingan dan kepuasan konsumen dan (3) menyusun implikasi manajerial untuk rekomendasi perusahaan.Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, Importance Performance Analysis (IPA), Analisis kesenjangan, Customer Satisfaction Index (CSI) dan Uji t. Hasil dari Customer Satisfaction Index menunjukkan bahwa tingkatkepuasan konsumen Go-Jek sebesar 85.36 % dan Grab sebesar 84.40 % yang mengindikasikan konsumen sudah merasa sangat puas. Kesenjangan tertinggi Go-jek dan Grab adalah atribut harga da fasilitas.Pada hasil Importance Performance Analysis dan Uji tterdapat beberapa variabel kualitas pelayanan jasa transportasi ojek online pada kuadran I yang memiliki pengaruh dalam kepuasan konsumen (reliability dan responsiveness)yang harus diperbaiki pada perusahaan tersebut agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan jasa serta kepuasan kosumen. Keyword: CSI, IPA, kualitas pelayanan, kepuasan konsumen, transportasi online
Judul: Synthesis of Apatite - Chitosan Composite Using Duck Eggshell and Chitosan with Temperature and pH Control Abstrak: Composite of apatite-chitosan was prepared by using chitosan as polymer matrix. Calcium phosphate was prepared from CaO and (NH4)2HPO4, which the ratio Ca : P had to be 1.67. Chitosan is produced by deacetilase from biopolymer chitin. Duck eggshell (95% CaCO3) as starting material was converted to be calcium oxide (CaO) through calcinations with temperature 1000oC for 5 hours. In-situ and ex-situ methods were prepared from apatite and chitosan (dissolved with acetate acid 2%). Calcium phosphate prepared for bone implantation, but it is too fragile and brittle to be implant into the body. So addition of chitosan can decrease crystalinity and increase mechanic characteristic (tougher). Composite apatite-chitosan was resulted by fast precipitation. Fast precipitation was held in a breaker glass with nitrogen atmosphere, under controlled temperature at 37oC and pH 7, in order to increase amount of hydroxyapatite. Precipitation with CaO which was dropped by (NH4)2HPO4. Hydroxyapatite and chitosan were appearing at samples with in-situ and ex-situ methods which indicating by peak matching of XRD (closed lattice parameter, crystal size), overlapping at FTIR spectra and supporting by SEM picture (homogenous and agglomerated particle). However, it still needs further research to examine biocompatibility osteoconductive degree of sample by in-vivo and in-vitro test. Keyword:
Judul: Analisis Status Kualitas Udara Lima Kota Metropolitan di Indonesia. Abstrak: The air pollution has become environmental quality indicator that impact to citizen health and affect the air quality in that area. The metropolitan city with rapid population rate and higher living standard as well as prosperity level than in rural area caused the increasing of energy consumption and pollutant emission. The aim of this study was to analyse the air quality status and the correlation between air quality and the condition of metropolitan cities in Indonesia namely Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya, and Semarang. Secondly, to determine the factor affecting the air quality in those cities. The data were obtained from the State Ministry of Environment, BPS-Statistics, and the other related institutions which were then processed by SPSS program. Based on the analyzed data, the pollutant concentrations were fluctuated from 2007-2012 in those five cities. The positive correlation was occurred between the amount of vehicles and the concentration of PM10, SO2, and NO2, between the population and the concentration of SO2 and NO2, also between energy consumption and SO2. The negative correlation was occurred between the green open area with CO and NO2. Therefore, the factors that affect the air quality in metropolitan cities in Indonesia are population, vehicles, and green open area. Moreover, industrial estate and meteorological factor are allegedly to affect air quality in those cities. Keyword: air quality, metropolitan city, correlation, Indonesia
Judul: Influence of Meteorological Factors on PM2.5 and PM10 Concentration Fluctuation (Case Study: Jakarta) Abstrak: Jakarta sebagai ibukota negara Indonesia merupakan salah satu kota dengan aktivitas penduduk, transportasi dan industri yang tinggi. Hal ini mendorong semakin tingginya pencemaran udara di Jakarta. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi pencemaran udara, salah satunya faktor meteorologi. Faktor meteorologi dapat mempengaruhi fluktuasi konsentrasi polutan di udara, seperti suhu udara, kelembaban, curah hujan, radiasi, kecepatan dan arah angin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fluktuasi konsentrasi PM2.5 dan PM10 di Jakarta serta interaksi antara faktor meteorologi dengan konsentrasi partikulat. Interaksi antara faktor meteorologi dan konsentrasi partikulat ditunjukkan melalui korelasi pearson dan menggunakan package openair di RStudio. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi PM2.5 dan PM10 di Jakarta memiliki puncak pada siang hari, menurun saat menuju sore hari dan kembali meningkat pada saat menuju malam hari. Interaksi antara faktor meteorologi dengan konsentrasi PM2.5 dan PM10 di Jakarta berkorelasi positif dengan suhu dan radiasi, serta berkorelasi negatif dengan kelembaban, curah hujan dan kecepatan angin. Secara bulanan konsentrasi PM di bulan kering lebih tinggi daripada di bulan basah., Jakarta as the capital city of Indonesia is one of the cities with high population, transportation, and industrial activity. This has led to higher air pollution in Jakarta. There are various factors that influence air pollution, one of which is meteorological factors. Meteorological factors will affect the fluctuation of pollutant concentrations in the air, such as air temperature, humidity, rainfall, radiation, wind speed and wind direction. This study aims to see the fluctuation of PM2.5 and PM10 concentrations in Jakarta and the interaction between meteorological factors and PM concentrations. The interaction between meteorological factors and PM concentrations was shown through Pearson correlation and using the openair package in RStudio. The results showed that the concentrations of PM2.5 and PM10 in Jakarta had a peak during the day, decreases towards the afternoon and increases towards the evening. The interaction between meteorological factors and concentrations of PM2.5 and PM10 in Jakarta has a positive correlation with temperature and radiation, and negatively correlates with humidity, rainfall and wind speed. On a monthly basis, PM concentration will increase in dry months and decrease in wet months. Keyword: concentration, correlation, meteorology, PM2.5, PM10
Judul: Isolasi dan Transfer DNA Bacillus licheniformis ke dalam Sel Saccharomyces cerevisiae Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari salah satu metoda rekombinasi genetika yaitu proses transformasi tanpa menggunakan vektor. Metoda transfo.rmasi ini 'ilakukan denqan cara mengisolasi dan memindahkan DNA dari Bacillus licheniformis ke dalam sel Saccharomyces cerevisiae. Tahap pertama yang dilakukan dalam proses isolasi DNA adalah pemecahan dinding sel dari aacillus licheniformis ciengan perlakuan meng.gunakan sonikator pada 100 Hz dan penambahan SDS 25%. Untuk selanjutnya pemisahan DNA dari protein dilakukan dengan cara penambahan pelarut organik ion perklorat dan klo.roform : isoamil alkohol (24 : 1) yang masing-masing berfungsi untuk melakukan disosiasi pratein dan membantu koagulasi protein. DNA yang berhasil dipisahkan selanj,utnya diendapkan dengan alkohol 70%. Keyword:
Judul: Jangka Reproduksi Wanita Suku Baduy, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten Abstrak: Humans grow and develop into a child, adolescent, adult, and aging. Condition who switch from the children phase to teen or young adult phase is called puberty. First menstruation (menarche) in women marking the occurrence of puberty. The women reproductive phase begin with menarche and end at the time of menopause. Menopause is a condition which there is no ovulation and the menstrual cycle. The lead time from puberty until menopause is called the reproductive period of women. Knowing the reproductive period of women is very close with to the nature of women to become pregnant. Baduy tribe was chosen as the comparative with previous studies. Due to, they live outside of alienating themselves from society, the marriage happens his fellow man, not getting an education, and still maintain customs. This study used longitudinal method, the status quo method, and memory method. Data was collected from interviews. The data was processed using the Probit GLM (Generalized Linear Models) in R program. The result showed that menopausal age was 48.64 years, menarche age was 14.97 years (year 1976). The reproductive period was limited by the age of menarche and menopause obtained for 33.67 years. Keyword:
Judul: Jangka Reproduksi Wanita di Suku Semendo, Sumatera Selatan. Abstrak: Fase pubertas merupakan fase transisi dari masa anak-anak menuju dewasa. Siklus pertama menstruasi atau menarche digunakan untuk menentukan waktu pubertas seorang wanita. Menstruasi merupakan pendarahan normal dari bagian vagina yang terjadi sebagai bagian dari siklus bulanan wanita. Menopause atau tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan mengindikasikan fase akhir reproduksi. Menarche dan menopause merupakan dua komponen penting dalam sistem reproduksi wanita. Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa adanya variasi usia menarche dan menopause pada wanita di yang tinggal di daerah pedesaan dan perkotaan. Semendo merupakan salah satu populasi yang tinggal di daerah pedesaan Sumatera Selatan, Indonesia. Metode status quo dan recall digunakan untuk menentukan usia saat menarche dan usia saat menopause. Semua data dianalisis menggunakan metode Probit Generalized Linear Models yang diimplementasikan dalam program R. Jangka reproduksi wanita di Suku Semendo yaitu 33.0 tahun. Jangka reproduksi ditentukan berdasarkan usia saat menarche dan usia saat menopause. Rata-rata usia saat menarche di Suku Semendo yaitu 13.8 tahun. Sedangkan rata-rata usia saat menopause yaitu 46.8 tahun. Keyword: menarche, menopause, reproduksi
Judul: Kombinasi algoritma sha 1 dan algoritma rsa untuk membentuk tanda tangan digital Abstrak: Tanda tangan digital termasuk ke dalam teknik kriptografi yang memanfaatkan teknologi kunci publik (enkripsi asimetris). Tanda tangan digital dapat dibuat dengan mengkombinasikan teknik hashing (untuk membentuk message digest dari pesan asli) dan enkripsi asimetris (untuk membentuk kunci publik dan kunci privat). Teknik hashing yang digunakan adalah teknik rashing satu arah dengan menggunakan algoritma SHA 1, sedangkan algoritma RSA digunakan untuk enkripsi asimetris Tulisan ini bertujuan untuk mempelajari, menganalisis, dan mengimplementasikan pembentukan dan verifikasi tanda tangan digital menggunakan dua metode, yaitu dengan mengkombinasikan algoritma SHA 1 dan algoritma RSA dan dengan menggunakan algoritma RSA saja. Analisis yang dilakukan pada kedua algoritma ini meliputi analisis algoritma, dan analisis hasil implementasi. Analisis terhadap algoritma SHA | menunjukkan bahwa algoritma ini memiliki kompleksitas O(n) untuk kasus terburuk. Sedangkan untuk pembentukan kunci publik dan kunci privat dengan algoritma RSA diperlukan beberapa algoritma pendukung, yaitu algoritma Miller Rabin, Witness, Euclid, dan Extended Euclid. Semua algoritma pendukung tersebut memiliki kompleksitas waktu yang sama, yaitu O(k), dengan adalah panjang representasi bit bilangan bulat. Kompleksitas waktu yang didapatkan untuk proses pembentukan tanda tangan digital dengan kedua metode ini adalah sama yaitu O(nk). Untuk proses verifikasi, kompleksitas waktu yang didapatkan dengan menggunakan kombinasi dua algoritma adalah O(1 + k) dan untuk algoritma RSA adalah O(n + k). Pada proses pembentukan tanda tangan digital menggunakan kombinasi dua algoritma yang ditandatangani adalah message digest yang dihasilkan oleh algoritma SHA 1, sedangkan pada algoritma RSA yang ditandatangani adalah pesan itu sendiri. Dari hasil implementasi didapatkan untuk proses pembentukan tanda tangan digital menggunakan kombinasi dua algoritma lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan algoritma RSA saja untuk file-file yang berukuran besar, dst Keyword: Tnda Tangan Digital, Teknik Kriptografi, Enskripsi Asimetris
Judul: Pemanfaatan dali susu sapi pada formula makanan tambahan untuk anak balita Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat formula makanan tambahan untuk anak balita dari campuran dali susu sapi, tepung kedelai dan tepung beras atau tepung ubi jalar merah serta tepung gula. Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Pada penelitian pendahuluan dilakukan pembuatan dali, tepung kedelai dan tepung ubi jalar merah serta analisis proksimat terhadap beberapa bahan dasar untuk pembuatan formula. Sedangkan penelitian utama meliputi tahap formulasi bahan dasar dengan mengacu pada standar FAO/WHO (1994), pengolahan menjadi tepung formula, pengujian sifat fisik dan organoleptik, analisis zat gizi (analisis proksimat, kadar kalsium dan asam lemak esensial) dari 2 tepung formula terpilih serta pengembangan tepung formula terpilih menjadi cookies untuk diuji daya penerimaannya pada anak balita... Keyword:
Judul: Pengembangan formula produk makanan balita dari bahan dasar campuran tepung singkong dan tepung pisang Abstrak: Pemberian makanan bergizi dalam jumlah yang cukup pada anak usia balita merupakan hal yang perlu mendapat perhatian yang serius agar anak tidak jatuh pada keadaan kurang gizi. Pada masa ini baik tubuh maupun otaknya tumbuh pesat, dilain pihak pada masa ini pula terjadi penyapihan yaitu peralihan dari penyusuan ke makanan dewasa. Oleh karena itu dibutuhkan makanan untuk mencukupi kebutuhan gizinya, khususnya protein dan energinya. Sayangnya makanan khusus untuk anak­anak pada usia ini jarang tersedia. Penelitian tentang formulasi dan pengembangan produk makanan untuk anak usia balita juga masih jarang, yang banyak adalah untuk makanan bayi dan sapihan. Hal ini disebabkan pada umumnya makanan anak selan­jutnya dianggap sama dengan makanan orang dewasa yang sebenarnya clilihat clari segi fisik dan gizinya belum tentu sesuai. Penelitian ini dirancang untuk mengembangkan formula makanan balita clan mengevaluasi karakteristik fisik, kimia, inderawi dan mutu gizi procluk formulasi de­ngan bahan dasar campuran tepung singkong dan tepung pisang, yang cliberi tam­bahan sumber protein berupa tepung tempe atau tepung ikan atau keduanya. Dalam percobaan ini perhatian ditujukan untuk mendapatkan formula-formula produk makanan balita clari tepung formulasi yang ticlak saja mutu clan nilai gizinya tinggi, tetapi juga dapat disukai dan diterima anak-anak. Penelitian terdiri dari beberapa tahapan yaitu pembuatan tepung bahan baku, formulasi dan evaluasi tepung cam­puran, formulasi procluk, evaluasi mutu organoleptik, evaluasi mutu fisik dan kimia, uji claya terima clan uji mutu gizi secara biologis. ... Keyword: Bananas Fluor, Tapioca;
Judul: Thermal Characteristics and Dynamics of Tropical Cyclone over Western North Pacific Ocean: A Case Study of Typhoon Songda (Chedeng) 2011 Abstrak: The frequent occasion of Tropical Cyclone (TC) over Western North Pacific (WNP) Ocean lies from 10˚N to 26˚N and 121˚E to 170˚E. Sources of TC development come from warm ocean temperature where latent heat is released during condensation processes and subsequently concentrated in the boundary layer. Relative humidity at 850-700 hPa is responsible to produce the most intense storm. Meanwhile, weak vertical wind shear between 850-200 hPa is one of the dynamical factors that lead to the development of TC. Pressure level of 850-200 hPa is chosen to minimize the thermodynamic effect in the lower troposphere. Typhoon Songda (Chedeng in the Philippines) or TSC lasted from May 18th to 30th, 2011 and strengthened into powerful Super Typhoon stage between May 24th and 27th. Long curving track and the exhibition of all sequences of TC life cycle, TSC is then considered as an ideal case of TC. The objective of the study with case of TSC is to investigate the role of thermal characteristics and dynamics on TC intensity. The research is carried out by using Advanced Research of Weather Research and Forecasting model (WRF ARW model) version 3.3. Two domains are employed in the model. The first domain situate from 02˚N to 40˚N and 118˚E to 149˚E and cover spatial resolution () of 33.1 km. The second domain situate from 09˚N to 27˚N and 119˚E to 132˚E with of 11 km. Timestep of the model () is 120 seconds. The model is supported by the following physical parameterization, i.e., Yonsei University Scheme (YSU) in the boundary layer, Kain-Fritsch scheme (KF) in the cumulus, and WRF Single-Moment 3-class scheme in the microphysics. Initial meteorological condition prior to the formation of the cyclone is generated using WRF ARW standard-release model. Sensitivity of the model output is obtained from a selected single-parameter change scenarios, namely, 10 % to 20 % decrease and increase of wind shear initial data at 850-200 hPa, and by 10 % to 20 % decrease of relative humidity initial data at 850-700 hPa. The result showed that the negative correlations between wind shear and intensity are found in wind shear scenarios. Wind shears of 10 ms-1 which lead to strengthening of the wind intensity in the early period of Typhoon development are found in wind shear scenarios. The effect of wind shear changes on wind intensity is statistically significant in the 20 % wind shear scenarios. During mature stage, weak wind intensity occurred when wind shear increase as given in the WRF standard-release and the 20 % decreasing scenario. Different situation is found in the 20 % increasing scenario where wind shear tend to weak and lead to strong wind intensity at this stage. Meanwhile, the reduction of moisture supply at 850-700 hPa resulting from 20 % decreasing relative humidity play a major role in the weakening of wind intensity and reduces mechanical energy of the cycle process as much as 300 J kg-1. Keyword:
Judul: Pengeringan Beku Daging Sapi Giling Abstrak: Umur simpan daging relatif singkat, oleh karena itu perlu adanya upaya untuk menghambat proses terjadinya kerusakan tersebut agar umur simpannya lebih lama. Salah satu cara adalah dengan jalan mengurangi kadar airnya melalui proses pengeringan beku. Pengeringan beku merupakan metode yang sangat baik untuk pengawetan daging segar dan daging olahan. Keyword:
Judul: Penentuan nilai konduktivitas panas dan permeabilitas uap air pada lapisan kering daging sapi giling selama proses pengeringan beku Abstrak: Daging sapi merupakan salah satu bahan pangan yang banyak dikonsumsi masyarakat. Daging sapi giling merupakan salah satu bentuk olahan yang banyak dibutuhkan sebagai bahan pembuat jenis makanan tertentu. Pada kondisi lingkungan daging sapi giling akan mengalami kerusakan atau penurunan mutu. Pengeringan merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengawetkan daging. Akan tetapi penggunaan suhu yang terlalu tinggi dalam pengeringan akan menyebabkan kerusakan produk. Pengeringan beku merupakan suatu cara pengeringan yang dapat menghasilkan produk kering bermutu tinggi. Agar penerapan pengeringan beku layak secara ekonomis, maka biaya operasi harus ditekan serendah mungkin dengan optimalisasi proses.. Optimalisasi proses membutuhkan tidak hanya desain dan sistem kendali yang baik untuk meminimumkan waktu pengeringan, tetapi juga pengetahuan tentang sifat transpor bahan. Sifat transpor adalah sifat perpindahan panas dan massa suatu bahan, diantaranya adalah konduktivitas panas dan permeabilitas uap airnya. Sehingga pengukuran konduktivitas panas dan permeabilitas daging sapi selama pengeringan beku merupakan informasi yang diperlukan untuk optimalisasi proses. .. Keyword:
Judul: Thermal Characteristics and Dynamics of Tropical Cyclone over Western North Pacific Ocean: A Case Study of Typhoon Songda (Chedeng) 2011 Abstrak: The frequent occasion of Tropical Cyclone (TC) over Western North Pacific (WNP) Ocean lies from 10˚N to 26˚N and 121˚E to 170˚E. Sources of TC development come from warm ocean temperature where latent heat is released during condensation processes and subsequently concentrated in the boundary layer. Relative humidity at 850-700 hPa is responsible to produce the most intense storm. Meanwhile, weak vertical wind shear between 850-200 hPa is one of the dynamical factors that lead to the development of TC. Pressure level of 850-200 hPa is chosen to minimize the thermodynamic effect in the lower troposphere. Typhoon Songda (Chedeng in the Philippines) or TSC lasted from May 18th to 30th, 2011 and strengthened into powerful Super Typhoon stage between May 24th and 27th. Long curving track and the exhibition of all sequences of TC life cycle, TSC is then considered as an ideal case of TC. The objective of the study with case of TSC is to investigate the role of thermal characteristics and dynamics on TC intensity. The research is carried out by using Advanced Research of Weather Research and Forecasting model (WRF ARW model) version 3.3. Two domains are employed in the model. The first domain situate from 02˚N to 40˚N and 118˚E to 149˚E and cover spatial resolution () of 33.1 km. The second domain situate from 09˚N to 27˚N and 119˚E to 132˚E with of 11 km. Timestep of the model () is 120 seconds. The model is supported by the following physical parameterization, i.e., Yonsei University Scheme (YSU) in the boundary layer, Kain-Fritsch scheme (KF) in the cumulus, and WRF Single-Moment 3-class scheme in the microphysics. Initial meteorological condition prior to the formation of the cyclone is generated using WRF ARW standard-release model. Sensitivity of the model output is obtained from a selected single-parameter change scenarios, namely, 10 % to 20 % decrease and increase of wind shear initial data at 850-200 hPa, and by 10 % to 20 % decrease of relative humidity initial data at 850-700 hPa. The result showed that the negative correlations between wind shear and intensity are found in wind shear scenarios. Wind shears of 10 ms-1 which lead to strengthening of the wind intensity in the early period of Typhoon development are found in wind shear scenarios. The effect of wind shear changes on wind intensity is statistically significant in the 20 % wind shear scenarios. During mature stage, weak wind intensity occurred when wind shear increase as given in the WRF standard-release and the 20 % decreasing scenario. Different situation is found in the 20 % increasing scenario where wind shear tend to weak and lead to strong wind intensity at this stage. Meanwhile, the reduction of moisture supply at 850-700 hPa resulting from 20 % decreasing relative humidity play a major role in the weakening of wind intensity and reduces mechanical energy of the cycle process as much as 300 J kg-1. Keyword:
Judul: Analysis of Financial Performance in Government of Bogor City and Implementation of SAP Accrual Abstrak: Pengukuran kinerja keuangan pemerintah daerah sangat penting untuk menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik. Seiring dengan tuntutan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan publik, pemerintah diwajibkan menerapkan sistem pelaporan keuangan sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kinerja keuangan Pemerintah Kota Bogor, kendala dan strategi dalam implementasi SAP berbasis akrual. Penelitian ini menggunakan rasio keuangan dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan Pemerintah Kota Bogor tahun 2010-2014 sangat likuid dan solvable, tingkat kemandirian daerah berada pada pola hubungan konsultatif, tingkat efektifitas dan efisiensi daerah sangat efektif namun kurang efisien. Kendala yang dihadapi pemerintah dalam implementasi SAP berbasis akrual adalah keterbatasan jumlah dan pemahaman SDM terhadap sistem akuntansi berbasis akrual serta penyesuaian terhadap perubahan kebijakan pemerintah. Strategi yang dapat dilakukan yaitu sosialisasi mengenai sistem akuntansi berbasis akrual, pengembangan kompetensi SDM dan peningkatan infrastruktur dan sistem informasi. Keyword: Bogor Agricultural University, Institut Pertanian Bogor, IPB, Analysis SWOT, Government financial performance, SAP accrual, Public services, Information systems, Management, Government policy
Judul: Financial Performace of Bogor district government and Implementation of The Accrual Based Abstrak: Tahun 2015 merupakan tahun terakhir dalam penerapan SAP berbasis kas menuju akrual pada pemerintah daerah dan menjadi tahun awal penerapan SAP berbasis akrual dalam penyusunan laporan keuangan bagi Pemerintah Kabupaten Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja keuangan Pemerintah Kabupaten Bogor saat penerapan SAP berbasis kas menuju akrual (2010-2014) dan menggali informasi mengenai implementasi SAP berbasis akrual. Penelitian ini dilakukan di Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan rasio keuangan untuk menganalisis kinerja keuangan dan diagram analisis SWOT untuk merancang strategi Implementasi SAP berbasis akrual. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kinerja keuangan Kabupaten Bogor terus mengalami peningkatan dilihat dari analisis pendapatan dengan derajat desentaslisasi cukup, tingkat kemandirian keuangan daerah bersifat konsultatif, dan rasio efektivitas sangat efektif namun masih kurang efisien. Dilihat dari analisis belanja Pemerintah Kabupaten Bogor telah menggunakan APBD secara ekonomis, efisien dan efektif dengan rasio keserasian belanja yang tergolong wajar. Kendala yang dihadapi adalah Sumberdaya manusia dan sistem informasi. Strategi yang bisa dipilih Strategi S-O. Keyword: Bogor Agricultural University, Institut Pertanian Bogor, IPB, Accrual Based, Financial Performance, SWOT Analysis, Revenue, Human resources, Information system, S-O strategy
Judul: Posisi Filogenetik Kura-Kura Carettochelys Insculpta (Reptillia: Testudinata) Abstrak: Carettochelys insculpta is an endemic freshwater turtle of southern Papua and northern Australia. Phylogenetic position of this turtle is remain unresolved until now. Most of the research conducted show close relationships of C. insculpta and members of Trionychidae family. However, some of the research show distance between C. insculpta and members of Trionychidae family. This research is conducted to analyze phylogenetic relationship between C. insculpta and other members of Testudinata using 12S rRNA, 16S rRNA, and both gene as markers. DNA samples were obtained from three different organisms of C. insculpta. Two species used as outgroups were Alligator mississippiensis and Iguana iguana. Phylogenetic analysis was carried out using Neighbor-Joining method with Felsenstein 1981 (F81) modeltest. A polytomy tree of Testudinata was produced by using 12S rRNA gene. However, analysis using 16S rRNA and both genes as markers confirmed that C. insculpta was located between the Chelonidae and the Trionychidae family. Keyword:
Judul: Effect of Number of Rice Hills in One Growing Room on Evapotranspiration, Water Use Efficiency, Growth and Production of Rice Plants (Oryza Sativa L.). Abstrak: Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan yang telah menjadi salah satu makanan pokok penduduk dunia. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi padi melalui pengaturan jarak tanam. Sistem jarak tanam baru yang ingin dikembangkan pada penelitian ini adalah sistem SARUME (satu ruang tumbuh rame rame) yaitu SR1 (satu ruang tumbuh satu rumpun), SR2 (satu ruang tumbuh dua rumpun) dan seterusnya sehingga diperoleh jumlah rumpun dalam satu ruang tumbuh yang optimum dalam pemanfaatan ruang tumbuh tanaman. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh jumlah rumpun padi dalam satu ruang tumbuh terhadap produksi dan pertumbuhan padi sawah. Selain itu juga untuk mendapatkan nilai koefisien evapotranspirasi tanaman yang dapat digunakan dalam penghitungan kebutuhan air tanaman secara real time. Penelitian ini disusun menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan tiga ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah jumlah rumpun padi yang terdiri dari 1 rumpun, 2 rumpun, 3 rumpun dan 4 rumpun. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan jumlah rumpun berpengaruh nyata terhadap evapotranspirasi total yang ditunjukkan dengan perlakuan tiga dan empat rumpun menghasilkan evapotranspirasi total lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya dan tidak berpengaruh nyata terhadap efisiensi pemakaian air. Pengaturan jumlah rumpun dalam satu ruang tumbuh berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan dan jumlah anakan produktif padi yang dapat meningkat hingga 187,67 dan 53,70 % dibanding dengan perlakuan satu rumpun dan tidak berpengaruh nyata terhadap hasil produksi tanaman padi namun potensi hasil yang didapatkan pada perlakuan tiga rumpun tergolong tinggi yaitu mencapai 7,65 ton ha-1. Korelasi antara jumlah anakan setiap ruang tumbuh dengan evapotranspirasi lebih diwakili oleh trend garis kuadratik dan korelasi antara jumlah anakan terhadap koefisien evapotranspirasi lebih diwakili oleh trend garis eksponensial dengan nilai determinansi lebih tingggi dibandingkan dengan trend garis lainnya., Rice (Oryza sativa L.) is a food crop that has become one of the staple foods for the world's population. One of the efforts to increase rice production is by adjusting the spacing. The new spacing system that wants to be developed in this research is the SARUME system (one growing space crowded together) namely SR1 (one growing space for one hill), SR2 (one growing space for two hills) and so on so that the optimum number of hills in one growing space is obtained. in the use of space for plant growth. This study aims to determine the effect of the number of rice hills in one growing room on the production and growth of lowland rice. In addition, to obtain the coefficient of plant evapotranspiration that can be used in calculating plant water needs in real time. This study was structured using a completely randomized block design (RCBD) with three replications. The treatment used was the number of rice hills consisting of 1 hill, 2 hills, 3 hills and 4 hills. The results showed that the treatment with the number of hills had a significant effect on total evapotranspiration, which was indicated by the treatment of three and four hills resulting in higher total evapotranspiration compared to other treatments and had no significant effect on the efficiency of water use. The regulation of the number of hills in one growing room had a significant effect Keyword: productive tillers, plant water requirements, sarume, leaf size
Judul: Effect of Planting Distance on Growth and Production of Rice (Oryza sativa L.) Bioemas Agritan Variety Abstrak: Padi (Oryza sativa L.) merupakan sumber karbohidrat penting khususnya bagi masyarakat Indonesia. Kebutuhan beras sebagai bahan pangan masyarakat mengalami peningkatan dari tahun ke tahun karena itu produksi beras perlu ditingkatkan. Penelitian ini bertujuan mempelajari jarak tanam yang tepat pada padi varietas baru yaitu Bioemas Agritan sehingga diperoleh pertumbuhan dan hasil padi yang maksimal. Penelitian dilaksanakan pada November 2022 hingga Mei 2023 di Kebun Percobaan Sawah Baru, dilanjutkan hingga Juli 2023 di laboratorium Pasca panen Departemen AGH, IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak dengan satu faktor perlakuan yaitu jarak tanam enam taraf. Jarak tanam yang digunakan yaitu jarak 20 cm x 20 cm, 25 cm x 25 cm, 20 cm x 25 cm, 25 cm x 50 cm x 12,5 cm (2:1), 25 cm x 50 cm x 12,5 cm (4:1), 30 cm x 60 cm x 15 cm (4:1). Padi yang digunakan dalam penelitian adalah padi varietas baru yaitu varietas Bioemas Agritan. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan jarak tanam pada padi varietas Bioemas Agritan memberikan hasil yang berbeda pada tiap variabel yang diamati. Perlakuan jarak tanam yang diujikan sebagian besar memberikan hasil yang tidak berbeda nyata pada peubah pengamatan kecuali pada peubah tinggi tanaman pada saat 4 MST, jumlah anakan pada saat 5 MST, luas daun dan bobot tajuk dengan hasil yang sangat nyata dan pada peubah jumlah anakan saat 6 MST, panjang malai dan bobot seribu butir memberikan hasil yang nyata. Perlakuan jarak tanam 20 cm x 25 cm menghasilkan produktivitas tertinggi yaitu 6,59 ton ha-1 , namun menurut analisis statistika tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya., Rice (Oryza sativa L.) is an important source of carbohydrates, especially for the people of Indonesia. The need for rice as food for the community has increased from year to year, therefore rice production needs to be increased. This research aims to study the right planting distance in the new rice variety Bioemas Agritan so as to obtain maximum growth and yield of rice. The research was conducted from November 2022 to May 2023 at the Sawah Baru Experimental Farm, followed by July 2023 at the Post-harvest laboratory of the AGH Department, IPB Dramaga, Bogor, West Java. This study used a randomized complete group design with one treatment factor, namely six levels of planting distance. The spacing used was a distance of 20 cm x 20 cm, 25 cm x 25 cm, 20 cm x 25 cm, 25 cm x 50 cm x 12.5 cm (2:1), 25 cm x 50 cm x 12.5 cm (4:1), 30 cm x 60 cm x 15 cm (4:1). The rice used in the study was a new variety of rice, namely the Bioemas Agritan variety. The results showed that the treatment of plant spacing in Bioemas Agritan rice varieties gave different results on each variable observed. Most of the plant spacing treatments tested gave results that were not significantly different in the observation variables except for the variables of plant height at 4 weeks of planting, number of tillers at 5 weeks of planting, leaf area and crown weight with very real results Keyword: bioemas agritan, jarak tanam, produksi, produktivitas padi, bioemas agritan, spacing, production, rice productivity
Judul: Pelabelan Super Vertex Magic Abstrak: Super vertex magic labeling is labeling on graph with is a set of edges mapped into and is a set of vertices mapped into . It has a vertex magic labeling in which and represents the size and order of the graph respectively. This manuscript proves that paths, cyclics, and disjoint union of cyclics have a super vertex magic labeling. There are four theorems to be discussed. The first theorem proves that path is super vertex magic if and only if is odd and . The second theorem proves that cyclic is super vertex magic if and only if is odd. The third theorem proves that bijection function from an edge set onto of graph can be extended to a super vertex magic labeling if and only if the set amount of edge label that incidents with a vertex in the graph, consists of sequential integers as many as vertices in the graph. The fourth theorem proves that disjoint union of the cyclics consists of cyclics with each cyclic has vertices is super vertex magic if and only if and are odd. Keyword:
Judul: Sukarno, Nampiah;Kramadibrata, Kartini Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi status mikoriza arbuskula pada Zingiberaceae koleksi Kebun Raya Bogor. Status mikoriza arbuskula suatu tumbuhan adalah kemampuan tumbuhan untuk diinfeksi oleh cendawan mikoriza arbuskula. Pengamatan struktur infeksi dilakukan pada akar dari 70 spesies Zingiberaceae koleksi Kebun Raya Bogor yang terdiri dari 13 genus. Pengambilan contoh akar tersebut rata-rata dilakukan satu kali selama dua bulan. Seluruh contoh akar yang diamati menunjukkan adanya asosiasi dengan cendawan mikoriza arbuskula. Hal ini menunjukkan bahwa Zingiberaceae bersifat mikotropik. Respon Zingiberaceae terhadap infeksi cendawan mikoriza arbuskula sangat bervariasi, dengan kisaran antara 11.4% sampai 87.7%. Nilai persentase rata-rata yang diperoleh sebesar 31.1%. Perkembangan struktur infeksi cendawan mikoriza arbuskula di dalam akar Zingiberaceae terdiri dari tiga tipe, yaitu tipe Arum, tipe Paris, dan tipe Antara. Tipe infeksi yang paling banyak ditemui pada Zingiberaceae adalah tipe Antara, yaitu sebanyak 34 spesies, kemudian tipe Arum pada 25 spesies, sedangkan tipe infeksi yang paling sedikit dijumpai adalah tipe Paris, yaitu pada 10 spesies. Terdapat satu contoh akar, yaitu Amomum longipes yang tidak dapat ditentukan tipe infeksinya karena struktur infeksi yang dijumpai tidak lengkap. Tipe infeksi cendawan mikoriza arbuskula pada Zingiberaceae tampaknya ditentukan oleh genetik dari tumbuhan inang. Hal ini terlihat dari dijumpainya tiga macam tipe infeksi dari 70 spesies Zingiberaceae yang tumbuh pada lokasi yang sama. Keyword: Mycorrhiza
Judul: Status mikoriza arbuskula pada zingeberaceae Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi status mikoriza arbuskula pada Zingiberaceae koleksi Kebun Raya Bogor. Status mikoriza arbuskula suatu tumbuhan adalah kemampuan tumbuhan untuk diinfeksi oleh cendawan mikoriza arbuskula. Pengamatan struktur infeksi dilakukan pada akar dari 70 spesies Zingiberaceae koleksi Kebun Raya Bogor yang terdiri dari 13 genus. Pengambilan contoh akar tersebut rata-rata dilakukan satu kali selama dua bulan. Seluruh contoh akar yang diamati menunjukkan adanya asosiasi dengan cendawan mikoriza arbuskula. Hal ini menunjukkan bahwa Zingiberaceae bersifat mikotropik. Respon Zingiberaceae terhadap infeksi cendawan mikoriza arbuskula sangat bervariasi, dengan kisaran antara 11.4% sampai 87.7%. Nilai persentase rata-rata yang diperoleh sebesar 31.1 %. Perkembangan struktur infeksi cendawan mikoriza arbuskula di dalam akar Zingiberaceae terdiri dari tiga tipe, yaitu tipe Arum, tipe Paris, dan tipe Antara. Tipe infeksi yang paling banyak ditemui pada Zingiberaceae adalah tipe Antara, yaitu sebanyak 34 spesies, kemudian tipeArum pada 25 spesies, sedangkan tipe infeksi yang paling sedikit dijumpai adalah tipe Paris, yaitu pada 10 spesies. Terdapat satu contoh akar, yaitu Amomum /ongipes yang tidak dapat ditentukan tipe infeksinya karena struktur infeksi yang dijumpai tidak lengkap. Tipe infeksi cendawan mikoriza arbuskula pada Zingiberaceae tampaknya ditentukan oleh genetik dari tumbuhan inang. Hal ini terlihat dari dijumpainya tiga macam tipe infeksi dari 70 spesies Zingiberaceae yang tumbuh pada lokasi yang sama. Keyword:
Judul: Separation of Neodymium from U3Si2/Al Fuel Plate for Burn-Up Determination Abstrak: Neodymium is a common fission product produced in nuclear fission reactions. Neodymium in this study was chosen as a burn-up indicator for U3Si2/Al fuel element plates because the neodymium isotope is a stable fission product with a fairly high yield. Some procedures were carried out to separate neodymium, starting with the separation of cesium isotopes (137Cs, 134Cs) through the precipitation method, then separation of uranium isotopes (235U, 238U) and plutonium isotopes (239Pu, 238Pu) with Dowex 1x8 ion exchange resin, and separation of neodymium (Nd), samarium (Sm), as well as cerium (Ce) with Dowex 1x4 ion exchange resin. The Cs recovery reached 99.95%. The U and Pu isotopes resulting from the separation are subjected to an electrodeposition process and the weight of each isotope can be measured with an alpha spectrometer. The separation results of Nd from Sm and Ce have been proven using an XRF spectrometer. The neodymium isotopes separation was corrected using the standard addition method, and an average total Nd content of 2.4 ppm was obtained in the PEB U3Si2/Al bottom solution. It is hoped that this separation method can be applied in determining burn-up of nuclear fuel. Keyword: neodymium, burn-up indicator, U3Si2/Al fuel plate
Judul: Determination of insulin sensitivity and glucose effectiveness in minimal modifications of the model using the algorithm PSO for cases of obesity Abstrak: Obesitas merupakan kondisi terdapat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Kenaikan berat badan dan kurangnya aktifitas fisik menyebabkan resistensi insulin. Sebaliknya, penurunan berat badan dan olahraga meningkatkan sensitivitas insulin dan meningkatkan toleransi glukosa dalam studi non-diabetes dan diabetes. Pada subjek obesitas, model yang paling sesuai dengan mekanisme sistem pengaturan glukosa dan insulin adalah Minimal Model Bregman. Model ini berisi jumlah parameter yang sedikit dan telah banyak digunakan untuk memperkirakan sensitivitas insulin (SI) dan efektifitas glukosa (SG) dari data FSIVGTT. Penentuan parameter tersebut mengunakan algoritma Particle Swarm Optimization (PSO) yang meniru perilaku kawanan serangga. Hasil dari pemodelan dengan menggunakan nilai-nilai parameter tersebut akan menghasilkan pola grafik yang tidak jauh berbeda antara hasil simulasi dengan data eksperimen. Sehingga dapat juga di lihat dari nilai korelasi yang didapatkan melebihi 90% pada subjek obesitas. Kata kunci: efektifitas glukosa, model minimal, obesitas, partikel, sensitivitas insulin, Obesity is a condition in which there is excessive accumulation of body fat. Weight gain and lack of physical activity causes insulin resistance. Conversely, weight loss and doing exercise could improve insulin sensitivity and also improve glucose tolerance in the study of non-diabetic and diabetic. In obese subjects, the best suited model with mechanism of glucose regulation and insulin is Minimal Model Bregman. This model contains a few number of parameters and has been widely used to estimate insulin sensitivity (SI) and glucose effectiveness (SG) of the FSIVGTT data. Determination of the parameters of the algorithm uses Particle Swarm Optimization (PSO), which mimics the behavior of insect swarms. The modeling results by using the values of these parameters will show in a graph pattern that was not much different between the simulation results with experimental data. It can also be seen from the correlation value which exceeds 90% in obese subjects. Keywords: glucose effectiveness, minimal models, obesity, particle, insulin sensitivity Keyword: efektifitas glukosa, model minimal, obesitas, partikel, sensitivitas insulin
Judul: Penentuan efektivitas glukosa dan sensitivitas insulin menggunakan modifikasi minimal model dan particle swarm optimization Abstrak: Diabetes mellitus is a condition when the concentration of glucose in the blood is chronically higher (hyperglycemia) than the normal value in the body. In diabetics, glucose metabolism process does not work well characterized by intervals of glucose effectiveness (Sg) and insulin sensitivity (Si) beyond the limits of the value of healthy people. Glucose metabolism in the body system is affected by the ability of glucose uptake in a network without the help of insulin and insulin secretion process. Mechanism of regulation of glucose in the blood can be explained with minimal modification of the proposed model in this study both for the case of healthy people and people with diabetes. Optimization is used to obtain these parameters are Particle Swarm Optimization algorithm which mimics the behavior of insect swarms. So that modified minimal model and Particle Swarm Optimization algorithm can be used to detect diabetes based on the value of Sg and Si obtained. The results of the modified model is not much different from the experimental data which is shown by the value of R2 or correlation between the simulation and the experimental data exceed 80% for all subjects. Keyword: particle, diabetes mellitus, insulin sensitivity, glucose effectiveness
Judul: Pengusahaan tanaman teh di P.T. Perkebunan XII cianten, bogor Abstrak: Sejarah menyebutkan bahwa Teh (Camellia sinensis) pada mulanya hanya terdapat didataran Asia perbatasan negara negara Muangtai, Burma, India, Laos, Kamboja, dan Cina yang berupa vegetasi hutan liar di wilayah dengan sifat keadaan tanah dan iklim seragam yang baik bagi pertumbuhan teh secara alami. - Cina merupakan negara yang pertama kali mengguna- kan teh sebagai bahan minuman. Buku "Pen Tsao" di ja- man kerajaan Shen Nung pada tahun 2737 SM antara lain telah menulis mengenai teh sebagai hidangan bagi para raja raja di negeri Cina. Pada tahun 780 seorang pe nulis dan ahli tentang teh bernama Lu Yu dalam bukunya yang berjudul "Cha Ching" telah menguraikan mengenai pertanaman teh, cara pemeliharaan, pemetikan daun, pe- ngolahan dan me amu teh sebagai minuman. - Akhir abad keenam teh telah mulai dikenal di ne geri Jepang. Pada tahun 1738 Soichiro Nagatani menemu kan sistim pengolahan teh hijau, dan sejak itu tanaman teh tumbuh dan berkembang dalam suatu areal perkebunan luas. ... Keyword:
Judul: Flexural behaviour of bamboo truss structure using bolts and fibers joint Abstrak: Bambu merupakan bahan alternatif sebagai pengganti kayu yang berpotensial untuk dikembangkan sebagai konstruksi. Bambu memiliki sifat fisis dan mekanis yang sama seperti kayu. Namun, bentuk bambu yang silindris berongga dan berbuku menyebabkan masalah saat penyambungan. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji perilaku lentur kuda-kuda bambu Andong dan Tali menggunakan sambungan baut dan ijuk pada tiga tipe kuda-kuda. Penggunaan Stucture Analysis Program (SAP) dilakukan untuk melihat dan membandingkan perilaku lentur kuda-kuda melalui program komputer dengan perilaku aktual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerusakan yang secara umum terjadi pada rangka kuda-kuda sambungan baut dan tali ijuk adalah pecah, retak pada bagian titik buhul, tali kendur bahkan putus akibat adanya pergeseran elemen batang, rusaknya plat sambung dan baut geser. Struktur kuda-kuda bambu Andong sambungan baut mampu menahan beban besar dibandingkan dengan tali ijuk. Tipe kuda-kuda memiliki pengaruh terhadap kemampuan menahan beban, ketiga tipe kuda-kuda yang digunakan memiliki stabilitas yang baik dalam menahan beban. Terjadi perbedaan perilaku lentur berdasarkan nilai defleksi antara pengujian aktual dibandingkan SAP., Bamboo is an alternative material that potentially can be developed as construction. It’s caused bamboo has physical and mechanical properties are similar to wood. However, hollow and nodes were closed to be problems in jointing system. The aims of this research was assess the flexural behaviour of bamboo truss structure using bolts and fibers joint. Use of Stucture Analysis Program (SAP) was conducted to over view and compare the flexural behaviour of the trussess through a computer program and actual behavior testing. The results showed that generally the damage occurs using bolts joint were checks, shake, splits on connected plate, while the damage on fibers joints were checks, shake, slack and break of fibers. The structure of truss bamboo Andong using bolts join have the capable to hold great loads cells than fibers joint. Type of trusses have an influence on load bearing capability, all type of trusses has high stability to hold loads better. The difference of flexural behaviour has occurred between SAP and actual testing based on deflection. Keyword: Bambu, perilaku lentur, sambungan, SAP
Judul: Cross-species bamboo grading based on the flexural properties Abstrak: Bambu telah lama digunakan sebagai bahan konstruksi oleh masyarakat Indonesia. Pemilahan struktural bambu diperlukan sebagai landasan pembentukan standar konstruksi bambu yang memadai. Pemilahan bambu sebagai bahan konstruksi struktural dapat dilakukan melalui pemilahan visual atau pemilahan masinal. Pemilahan bambu spesisik pada suatu spesies tertentu telah dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevalusi kemungkinan membangun model pemilahan bambu struktural lintas spesies. Penelitian ini menguji sifat lentur bambu Ampel (Bambusa vulgaris), Andong (Gigantochloa pseudoarundinaceae), Betung (Dendrocalamus asper), dan Hitam (Gigantochloa atroviolacea). Beberapa data sifat lentur bambu Tali (Gigantochloa apus) yang telah dilakukan sebelumnya juga ditambahkan dan dianalis secara kumulatif untuk mengembangkan model pemilahan struktural bambu lintas spesies. Analisis data menggunakan regresi berpeubah boneka (dummy variable). Peubah boneka merepresentasikan pengaruh spesies. Nilai koefisien regresi bagi setiap peubah boneka berbeda secara signifikan sehingga garis tren yang berimpit tidak ditemukan, tetapi beberapa garis tren sejajar. Garis tren yang sejajar tetapi tidak berimpit menunjukkan bahwa satu persamaan linier dapat menduga nilai rata-rata sifat penentu mutu (grade determining property, GDP), lalu konstanta perlu ditambahkan untuk mempertimbangkan pengaruh spesies. Sementara itu, garis tren yang tidak sejajar dan tidak berimpit menunjukkan bahwa persamaan linier yang berbeda harus diterapkan untuk setiap spesies bambu. Penelitian ini menunjukkan spesies memiliki pengaruh yang kuat, sehingga pemilahan struktural bambu lintas spesies tidak terbukti dapat diandalkan. Oleh karena itu, penulis menyarankan untuk mempertimbangkan identifikasi spesies pada pemilahan bambu struktural. Keyword: Bamboo, dummy variable, mechanical properties, regression analysis, structural grading, structural quality classification
Judul: Infeksi Virus Parainfluenza Pada Anjing Abstrak: Virus parainfluenza anjing termasuk famili Paramyxoviridae, berbentuk pleomorf dengan ukuran bervariasi (bergaris tengah antara 100-500 nm), berpembungkus peka ether, berisi genom RNA dan secara serologis mempunyai kesamaan dengan virus SV-5 kera; dikenak sebagai salah satu kausa penting dari sindrom "kennel cough". Infeksinya dapat mengenai anjing semua umur yang belum pernah terinfeksi atau mendapatkan vaksinasi mengakibatkan gejala klinis ringan yang terbatas pada traktus respirasi atu infeksi yang secara klinis tidak memperlihatkan gejala nyata. Gejala klinis yang nampak setelah masa inkubasi (1-5 hari) terlewati berupa batuk yang tidak berat selama beberapa hari, berbagai tingkat tonsilitis dan pharyngitis dan kadang-kadang ditemukan kenaikan temperatur rektal antara 1-2 derajat C dari temperatur normal rat-rata. Anjing terinfeksi mengandung virus pada traktus respirasi bagian atas dan bawah serta limfonoduli sampai hari ke 9 setelah infeksi. Penyebaran virus antar anjing terjadi secara aerogen. Keyword:
Judul: Analisis keragaan dan kegiatan usaha agribisnis koperasi peternakan (Kasus di KUD karya utama sejahtera Cikajaug, kabupaten Dati II Garut, Jawa Barat) Abstrak: Dalam program Pembangunan Jangka Panjang (pJPT) II, salah satu tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Untuk mengbasilkan manusia yang berkualitas tinggi itu peran gizi sangat menentukan. Subsektor petemakan khususnya komoditi susu sangat diminati sebagai sumber gizi karena mengandung lengkap gizi yang dibutuhkan manusia. Laju pertambahan penduduk dan peningkatan pendapatan serta kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan glZl menyebabkan permintaan komoditi susu sebagai sumber gizi meningkat. Di samping itu pembangunan subsektor petemakan bidang sapi perah memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perkembangan perekonomian pedesaan mengingat bahwa 91,1 persen petemak sapi perah adalah petemakan rakyat. Sesuai dengan tabel 1, konsumsi susu nasional meningkat rata-rata 11,85 persen per tahun. Produksi dalam negeri hanya mampu memenuhi 30,33 persen kebutuhan susu nasional dengan pertumbuhan rata-rata 4,40 per tahun yaitu dari 367,0 ribu ton tahun 1992 menjadi 431,1 ribu ton tahun 1996. Gambaran tersebut menunjukkan bahwa us aha petemakan dalam negeri masih mempunyai prospek yang yang baik karena mempunyai pasar yang cukup besar dan luas. Koperasi diharapkan memberikan manfaat yang besar bagi anggotanya dalam hal: (1) kemudahan dalaam memasarkan susu, (2) ketersediaan pakan temak, peralatan teknis petemakan dan pelayanan kesehatan hewan, (3) Penyediaan dan penyaluran fasilitas kredit sebagai sumber modal us aha, (4) jaminan dalam menanggung resiko, seperti kematian sapi dan kegagalan us aha serta (5) ketersediaan kebutuhan komplementer petemak serta pemberian kursus dan penyuluhan kepada anggota. Koperasi mengalami kendala dalam meningkatkan nilai usaha karena pengelolaan yang bersifat personal, kemampuan organisasi di bidang ekonomi sehingga usaha kegiatan koperasi tidalc beIjalan efisien. Hal ini membuat koperasi tidak maksimal dalam memberikan pelayanan kepada anggotanya. Efesiensi dan baiknya keragaan koperasi serta usaha kegiatan koperasi akan meningkatkan pelayanan yang diterima oleh anggota akan berdampak pada efesiensi dan baiknya keragaan us aha anggota koperasi. Sebagai lembaga yang berperan untuk memajukan dan meningkatkan pendapatan anggotanya, maka koperasi harus mempunyai kegiatan us aha yang efisien dan keragaan keuangan koperasi yang baik. Maka penelitian ini bertujuan untuk (l)mempelajari dan menganalisis keragaan koperasi, (2) menganalisis kegiatan usaha koperasi dalam pengadaan sapronak dan pemasaran hasil sebagai bagian dari sistem agribisnis peternakan dan (3) melihat manfaat koperasi terhadap anggota di bidang agribisnis peternakan. Penelitian ini dilakukan dengan metode studi kasus di Koperasi Unit Desa (KUD) Mandiri Karya Utama Sejahtera Cikajang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan dengan sengaj a (purposive) dengan pertimbangan Koperasi tersebut merupakan koperasi yang sedang berkembang dan memiliki kegiatan us aha pengadaan sapronak dan pemasaran susu sapi perah. Penelitian ini dilakukan bulan Oktober - November 1998. Data primer khusus persepsi manfaat koperasi diperoleh melalui penyebaran dan pengisian kuisioner dengan angg()ta koperasi. Wawancara pengurus, manajer dan pegawai koperasi serta peternak juga dilakukan untuk menambah informasi data sekunder. Data sekunder diperoleh dari catatan-catatan laporan KUD Cikajang dan laporan-laporan tambahan dari GKSI (Gabungan Koperasi Susu Indonesia). Data sekunder yang dikumpulkan mencakup gambaran umum dan neraca rugi laba KUD Cikajang serta biaya tetap, biaya variabel, jumlah produksi, harga jual produk yang dihasilkan dari unit usaha pemasaran dan makanan ternak. Setelah data dikumpulkan selanjutnya dianalisis dengan metode statistik deskriptif. Analisis Keuangan dilakukan untuk melihat kondisi dan perkembangan keuangan koperasi dari laporan keuangan yang ada. Alat anal isis keuangan yang Keyword:
Judul: Kasus di Kelurahan Kebon Pedes dan KUNAK Cibungbulang Abstrak: Susu sapi merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting dalam pemenuhan gizi bangsa. Sampai saat ini masih terdapat kesenjangan antara permintaan dan penawaran susu dan olahannya di pasar dalam negeri. Pada tahun 2008, sebanyak 2,4 juta ton susu diimpor dari luar negeri. Susu impor tersebut sebagian digunakan untuk menutupi kekurangan pasokan susu produksi dalam negeri dan sebagian yang lain diekspor kembali. Koperasi merupakan salah satu wadah yang didirikan untuk meningkatkan kemampuan ekonomi lemah. Di Indonesia, 90 persen peternak sapi perah merupakan peternak rakyat yang tergabung dalam koperasi. Oleh karena itu, perkembangan agribisnis persusuan memiliki kaitan erat dengan koperasi. Koperasi Produksi Susu dan Usaha Peternakan Sapi Perah (KPS) Bogor merupakan salah satu koperasi di Jawa Barat yang memiliki jumlah anggota cukup besar. Walaupun begitu, jumlah anggota yang aktif menyetor susu ke KPS Bogor hanya sekitar 253 dari 908 orang yang terdaftar sebagai anggota. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pendapatan usahaternak sapi perah anggota KPS Bogor di Kelurahan Kebon Pedes dan KUNAK Cibungbulang, menganalisis tingkat kelayakan harga susu koperasi bagi peternak, menganalisis tingkat kepuasan anggota aktif terhadap pelayanan koperasi. Penelitian ini dilakukan terhadap peternak anggota KPS Bogor di Kelurahan Kebon Pedes dan Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Cibungbulang serta peternak non anggota koperasi di Kelurahan Kebon Pedes. Pemilihan Kelurahan Kebon Pedes sebagai daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa peternak di daerah tersebut memiliki kemudahan dalam memasarkan susu kepada pihak selain koperasi. Di sisi lain, KUNAK Cibungbulang dipilih sebagai daerah penelitian karena peternak di daerah tersebut sebagian besar menyetorkan 100 persen susu kepada koperasi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2009. Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan program Microsoft Excel 2003 dan SPSS 14. Data tersebut diolah secara kuantitatif dan kualitatif sehingga dapat diambil kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Data tersebut dianalisis menggunakan analisis pendapatan usahatani dan analisis BEP untuk mengetahui tingkat pendapatan peternak dan kelayakan harga susu, serta menggunakan Important Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI) untuk mengetahui kepuasan anggota terhadap layanan koperasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada usahaternak skala satu sampai sembilan ekor, pendapatan terbesar diterima oleh peternak yang melakukan diversifikasi penjualan ke koperasi dan ke luar koperasi. Pada usahaternak dengan skala kepemilikan di atas 9 ekor, nilai pendapatan dan R/C peternak yang menjual susu ke koperasi dan ke luar koperasi juga lebih tinggi dari peternak yang hanya menjual susu ke koperasi. iii Analisis kelayakan harga susu menunjukkan bahwa harga yang diterima peternak anggota hanya layak bagi peternak dengan skala kepemilikan di atas 9 ekor sapi perah yang menjual susu produksinya ke koperasi dan ke luar koperasi. Berdasarkan analisis tingkat kepuasan, secara umum kepuasan anggota aktif KPS Bogor di Kebon Pedes dan KUNAK Cibungbulang berada pada kriteria cukup. Untuk meningkatkan kepuasan hingga menjadi 100 persen, KPS Bogor harus memperbaiki kinerja dengan prioritas utama pada atribut harga beli susu, kualitas pakan, dan transparansi keuangan dan prioritas kedua pada atribut kuantitas pakan sesuai dengan yang ditentukan, kepedulian menangani keluhan dan penyediaan kredit sapi perah. Keyword:
Judul: Peluang Partikel Plasma Berada Pada Dimensi Debye Akibat Gangguan Gelombang Elektromagnetik dengan Menggunakan Persamaan Schrödinger Abstrak: The solution of Schrodinger equations with plasma Coulomb potential in spherical coordinat results solution wave function and energy plasma particle. Electron probability density at Debye length with thermal effect same as ion, which indicates plasma in neutral state. Electromagnetic waves perturbation of an electric field given to result wave function perturbation system. The probability density of plasma particle due to electromagnetic waves perturbation is the largest when an electromagnetic waves frequency 1.41 times the plasma frequency . Keyword: Schrödinger, plasma, electromagnetic wave
Judul: Pengujian Ketahanan Kayu Jabon Terimpregnasi Metil Metakrilat dan Termitisida Fipronil Melalui Uji Kubur (Graveyard Test). Abstrak: Kayu jabon (Anthocephalus cadamba Miq.) adalah kayu cepat tumbuh yang kelas awet kayunya rendah (kelas V). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh impregnasi kayu jabon menggunakan bahan metil metakrilat (MMA) dan termitisida komersial (fipronil) terhadap kerusakan akibat organisme perusak kayu melalui uji kubur. Proses impregnasi terhadap contoh uji dilakukan dengan polimerisasi pemanasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air kayu meningkat setelah tiga bulan uji kubur, yaitu kayu kontrol dari 10,96 %, menjadi 38,34 %, kayu MMA dari 8,32 % menjadi 29,05 %, dan kayu fipronil dari 11,31 % menjadi 28,34 %. Nilai rata-rata polymer loading kayu MMA sebesar 24,91 % dan retensi kayu fipronil 5,98 kg/m3. Perlakuan impregnasi yang diberikan pada kayu jabon berpengaruh nyata (p < 0,05) meningkatkan nilai ketahanan kayu berdasarkan nilai ketahanan terhadap rayap tanah, perubahan warna dan kehilangan berat. Klasifikasi ketahanan kayu terhadap rayap tanah meningkat, yaitu dari 7,33 (kontrol) menjadi 8,67 (MMA) dan 10 (Fipronil). Kerusakan visual warna menurun dari 86,67 (kontrol) menjadi 76,67 (MMA) dan 40,00 (fipronil). Kehilangan berat menurun dari 19,74 % (kontrol) menjadi 16,04 % (MMA) dan 13,26 % (fipronil). Keyword: jabon, impregnasi, metil metakrilat, fipronil, uji kubur
Judul: Kualitas Kayu Jabon (Anthocephalus cadamba) Hasil Impregnasi dan Perendaman Metil Metakrilat. Abstrak: Kayu jabon merupakan komoditas dari hutan rakyat yang mengandung banyak kayu juvenil sehingga sifat fisis dan mekanis lebih rendah dibandingkan kayu dewasa. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh perlakuan impregnasi dan perendaman terhadap sifat fisis dan mekanis kayu Jabon dengan pemberian bahan metil metakrilat. Pembuatan contoh uji dengan cara impregnasi (vakum dan tekan) dan rendam 24 jam bahan metil metakrilat dengan proses polimerisasi pemanasan. Contoh uji dan pengujian fisis dan mekanis mengacu pada British Standard (BS) 373:1957, ASTM D 4442 – 92, dan ASTM D 2395 – 07. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan menggunakan metil metakrilat berpengaruh nyata terhadap kadar air, kerapatan, penyusutan lebar, daya serap air modulus elastisitas, dan modulus patah. Secara umum, kayu hasil impregnasi metil metakrilat memiliki polimer lebih tinggi serta sifat fisis dan mekanis yang lebih baik dibandingkan rendaman dan kontrol. Perlakuan impregnasi metil metakrilat meningkatkan kerapatan kayu sebesar 0.46 g/cm3, MOE sebesar 60653 kg/cm2, MOR sebesar 563 kg/cm2, kekerasan sisi sebesar 176 kg/cm2, kekerasan ujung sebesar 322 kg/cm2 serta menurunkan nilai kadar air sebesar 11.37%, penyusutan sebesar 1.79% dan daya serap air sebesar 56.74%. Sementara itu, perlakuan perendaman metil metakrilat meningkatkan kerapatan sebesar 0.33 g/cm3, MOE sebesar 54528 kg/cm2, MOR sebesar 510 kg/cm2, kekerasan sisi sebesar 165 kg/cm2, kekerasan ujung sebesar 298 kg/cm2 serta menurunkan nilai kadar air sebesar 6.29%, dan penyusutan sebesar 1.56%. Kelas kuat kayu meningkat menjadi kelas III. Keyword: impregnasi, jabon, metil metakrilat, rendaman
Judul: Query Expansion based on Bilingual Dictionary Using Conditional Probability Abstrak: Query expansion is a technique that can be used to bridge vocabulary gaps between queries and documents in the collection. With query expansion, user will be helped to formulate queries well so that user will optimize the search result. In this study, the expansion term was resulted from the translation of bilingual dictionary. Subsequently, several terms of expansion were elected based on the closeness of its relationship with the original query. This research showed that conditional probability can be used to select expansion term in bilingual translation method query expansion. The result of 1000 documents was more than 97% relevan document can be retrieved by this system. The more expansion term used, the larger number relevan document was retrieved. Keyword:
Judul: Using feedstuffs as coating materials for microencapsulated sardines fish oil and it’s application on laying hens diet Abstrak: Mikroenkapsulasi terhadap minyak ikan bertujuan untuk melindungi minyak ikan dari oksidasi dan mengubahnya ke dalam bentuk tepung serta memudahkan dalam pengangkutan dan penanganan. Beberapa bahan pakan seperti dedak gandum, dedak padi, jagung giling, corn gluten meal, bungkil kedele serta tepung daging dan tulang dapat digunakan sebagai bahan penyalut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan bahan pakan sebagai bahan penyalut dalam mikroenkapsulasi dengan berbagai imbangan kandungan karbohidrat dan protein dalam bahan penyalut (3 : 1, 2 : 1, 1 ; 1, 1 : 2 dan 1 : 3) dan untuk memanfatkan mikrokapsul minyak ikan tersebut dalam ransum ayam petelur. Karakteristik mikrokapsul dievaluasi berdasarkan persentase minyak terkapsul, minyak tidak terkapsul dan efisiensi enkapsulasi. Imbangan karbohidrat dan protein dalam bahan penyalut mempengaruhi (P<0.01) minyak terkapsul dan efisiensi enkapsulasi dari mikrokapsul minyak ikan dengan pengering semprot dan pengering drum. Penambahan mikrokapsul minyak ikan ke dalam ransum ayam petelur tidak nyata mempengaruhi performa produksi dan kualitas telur akan tetapi meningkatkan (P<0.01) asam lemak ω-3 kuning telur serta menurunkan (P<0.01) kolesterol serum dan kuning telur. Keyword: Feedstuffs, Coating materials, microencapsulated, Fish oil, Laying hens
Judul: Mikroenkasulasi Konsentrat Asam Lemak Omega - 3 dari Minyak Limbah Pengalengan IKan Lemuru (Sardinella lemuru) dengan Koaservasi Kompleks Abstrak: Asam lernak omega-3 adalah asam lemak yang mernpunyai ikatan rangkap pada atom c nomor 3 dari ujung gugus rnetilnya. Asam lernak ini sangat bermanfaat bagi kesehatan rnanusia sehingga berpotensi untuk dikernbangkan. Salah satu sumber asam lernak omega-3 adalah rninyak ikan termasuk rninyak lirnbah pengalengan ikan lernuru (Sardinella lemuru). Minyak tersebut rnasih rnengandung asam lemak omega-3 sebanyak 29,68% (Dewi, 1996). Minyak ikan bersifat rnudah teroksidasi dan bau amis. Hal ini rnenyulitkan aplikasi rninyak dalarn makanan untuk dikonsumsi. Mikroenkapsulasi rnerupakan alternatif usaha untuk mengatasi masalah ini. Salah satu metode mikroenkapsulasi adalah koaservasi kornpleks. Pada rnetode ini bahan inti (core) yang berupa droplet cair, partikel atau gelembung gas diperangkap dalam film yang terbuat dari dua jenis bahan penyalut (dindinglshell) yang mernpunyai muatan yang berlawanan dan rnernbentuk coasen/afe di sekeliling bahan inti. Tujuan penelitian ini adalah untuk rnernproduksi rnikrokapsul konsentrat asam lemak omega-3 dari rninyak limbah pengalengan ikan . . lemuru (Sardinella lemuru) dengan rnetode koaservasi kornpleks rnenggunakan bahan penyalut protein kedelai sebagai sumber rnuatan positif dan gum arab sebagai surnber rnuatan negatif. Pengamatan dilakukan terhadap pengaruh perbandingan gum arab dengan protein kedelai, perbandingan konsentrat dengan bahan penyalut dan pH pernbentukan coasewafe pada rendemen, kadar lernak dan efisiensi enkapsulasi. Penelitian dibagi rnenjadi dua tahap yaitu (1) pernbuatan konsentrat asarn lemak omega-3 dari minyak limbah pengalengan ikan lernuru (Sardinella lernuru) dengan rnetode kristalisasi urea dan (2) pembuatan mikrokapsul dari konsentrat yang diperoleh pada tahap (1) dengan rnetode koaservasi kornpleks. Pada penelitian tahap (1) dibuat konsentrat asam lernak omega-3 dari rninyak limbah pengalengan ikan lemuru (Sardinella lemuru) dengan rnetode kristalisasi urea. Penarnbahan urea jenuh dalarn rnetanol dilakukan sebanyak 1,O; 1,5; 2,O; 2,5 dan 3,O kali berat minyak. Kondisi optimum dicapai pada penarnbahan urea sebanyak 2,O kali. Pada kondisi ini diperoleh konsentrat dengan bilangan iod 252,80, total EPA dan DHA 13,47 mglg, bilangan peroksida 2,98 meqlkg dan angka TBA 8,72. Pada tahap selanjutnya konsentrat yang diperoleh dikapsulkan dengan rnetode koaservasi kornpleks. Banyak faktor yang rnernpengaruhi mikroenkapsulasi dengan rnetode tersebut. Pada penelitian ini diarnati faktor perbandingan gum arab dengan protein kedelai (G:P) = 1:2; 1:l; 2:1, perbandingan konsentrat dengan bahan penyalut (M:P) = 1.2; 1.4 dan pH = 3,O ; 3,5. Keyword:
Judul: Thermal Characteristics and Dynamics of Tropical Cyclone over Western North Pacific Ocean: A Case Study of Typhoon Songda (Chedeng) 2011 Abstrak: The frequent occasion of Tropical Cyclone (TC) over Western North Pacific (WNP) Ocean lies from 10˚N to 26˚N and 121˚E to 170˚E. Sources of TC development come from warm ocean temperature where latent heat is released during condensation processes and subsequently concentrated in the boundary layer. Relative humidity at 850-700 hPa is responsible to produce the most intense storm. Meanwhile, weak vertical wind shear between 850-200 hPa is one of the dynamical factors that lead to the development of TC. Pressure level of 850-200 hPa is chosen to minimize the thermodynamic effect in the lower troposphere. Typhoon Songda (Chedeng in the Philippines) or TSC lasted from May 18th to 30th, 2011 and strengthened into powerful Super Typhoon stage between May 24th and 27th. Long curving track and the exhibition of all sequences of TC life cycle, TSC is then considered as an ideal case of TC. The objective of the study with case of TSC is to investigate the role of thermal characteristics and dynamics on TC intensity. The research is carried out by using Advanced Research of Weather Research and Forecasting model (WRF ARW model) version 3.3. Two domains are employed in the model. The first domain situate from 02˚N to 40˚N and 118˚E to 149˚E and cover spatial resolution () of 33.1 km. The second domain situate from 09˚N to 27˚N and 119˚E to 132˚E with of 11 km. Timestep of the model () is 120 seconds. The model is supported by the following physical parameterization, i.e., Yonsei University Scheme (YSU) in the boundary layer, Kain-Fritsch scheme (KF) in the cumulus, and WRF Single-Moment 3-class scheme in the microphysics. Initial meteorological condition prior to the formation of the cyclone is generated using WRF ARW standard-release model. Sensitivity of the model output is obtained from a selected single-parameter change scenarios, namely, 10 % to 20 % decrease and increase of wind shear initial data at 850-200 hPa, and by 10 % to 20 % decrease of relative humidity initial data at 850-700 hPa. The result showed that the negative correlations between wind shear and intensity are found in wind shear scenarios. Wind shears of 10 ms-1 which lead to strengthening of the wind intensity in the early period of Typhoon development are found in wind shear scenarios. The effect of wind shear changes on wind intensity is statistically significant in the 20 % wind shear scenarios. During mature stage, weak wind intensity occurred when wind shear increase as given in the WRF standard-release and the 20 % decreasing scenario. Different situation is found in the 20 % increasing scenario where wind shear tend to weak and lead to strong wind intensity at this stage. Meanwhile, the reduction of moisture supply at 850-700 hPa resulting from 20 % decreasing relative humidity play a major role in the weakening of wind intensity and reduces mechanical energy of the cycle process as much as 300 J kg-1. Keyword:
Judul: Analisis Pendapatan dan Pola Pemasaran Usahatani Anggrek Vanda douglas (Studi Kasus: Petani Anggota dan Non Anggota "Gapoktan Bersatu" Desa RAwakalong, Kecamatan Gunungg Sindur, Kabupaten Bogor) Abstrak: Ornamental plants / floriculture has good prospects because each year shows an increase in demand for ornamental plants, especially in orchids. According to the Central Bureau of Statistics (2014), there are three biggest contributor orchid production in Indonesia, West Java, Central Java and Banten. Gapoktan Bersatu is one of achievement gapoktan in Indonesia engaged in farming Vanda douglas located in Rawakalong village, District of Gunung Sindur, Bogor Regency. Rawakalong village is one of the main Vanda douglas production areas in West Java. The purpose of this study is to identify and compare the characteristics of the farm, traders, institutions and marketing channel, revenue and marketing patterns of Vanda' doi/glas 'farming' beiwee'n . members and non-mem'bers of Gapoktan Bersatu Rawakalong Village, District Gunung Sindur, Bogor Regency. The results of the analysis of revenue, RIC ratio on cash costs and total costs and BEP shows that Vanda douglas farming of gapoktan non members are more profitable than Vanda douglas farming of gapoktan members. Vanda douglas farming of gapoktan non members scale II are more profitable than other's. Results of the analysis on the marketing pattern showed that Vanda douglas marketing channel III of gapoktan non members (farmers to wholesalers to consumen) is the most efficient marketing channel because it has the lowest marketing margin and the highest farmer's share value. In order to obtain the most efficient Vanda douglas marketing then the channel III of gapoktan non members advised to apply. Keyword: Bogor Agricultural University, Bogor Agricultural University, farmer's share., marketing margins, channel marketing, break-even point (BEP), the RIC ratio, farm income, Vanda douglas
Judul: Analisis Efisiensi Pemasaran Anggrek Potong Vanda douglas di Desa Rawakalong, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor Abstrak: Vanda douglas Orchid has a good business prospect in Bogor, but its farmer’s share is relatively low. The aim of this study that is conducted in Rawakalong Village is to identify the efficiency of marketing system. This research used both qualitative and quantitative marketing analysis. The method used to select the respondents was purposive sampling with total result 20 people. The method used to select the marketing institutions was snowball sampling. The result showed that there were 4 marketing channels formed with different channels, institutions, functions, and market conduct. Three parameters that were used on the marketing operational efficiency analysis were the sum of marketing margin, farmer’s share and benefit-cost ratio which showed that channel IV (farmers wholesaler consumers) was relatively more efficient. Keyword: efficient, farmer’s share, efficiency, Vanda douglas Orchid
Judul: Hydroxyapatite-Chitosan Composite Coating on Stainless Steel 316 to Improve Corrosion Resistance Abstrak: Metals that were used in bone implantation should have good corrosion resistance that were not easily corroded when implanted into the body. Metal corrosion resistance of stainless steel 316 can be enhanced through the metal coating by hydroxyapatite-chitosan composite with composition ratio of hydroxyapatite (gram) and chitosan 3% (mL) 0.2:0, 0.2:0.1, 0.2:0.5, 0.2:1.0, and 0.2:1.5. Besides improving the corrosion resistance of metal, the presence of chitosan also maintain the position of hydroxyapatite on metal surfaces. Corrosion resistance increases with increasing amount of chitosan added and the best composition of hydroxyapatite-chitosan composite was 0.2:1.0. Keyword:
Judul: Komposisi, kelimpahan, dan distribusi kopepoda di perairan Teluk Jobokuto, Pantai Kartini, Jepara Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari komposisi jenis kopepoda, kelimpahan, keanekaragaman, keseragaman dan dominansi serta sebaran kopepoda di perairan Teluk Jobokuto, Jepara. Pengamatan parameter biologi meliputi kelimpahan kopepoda yang termasuk ke dalam kelompok holoplankton. Parameter fisika kimia yang diukur meliputi suhu, oksigen terlarut, pH, salinitas, kecepatan arus, kedalaman. Parameter fisika kimia dianalisis secara in situ. Hasil identifikasi sanıpel kopepoda selama pengamatan di perairan Teluk Jobokuto, Jepara ditemukan sebanyak 18 jenis dari 13 marga dan 3 ordo. Calanoida mendominasi dalam jumlah spesies maupun kelimpahannya untuk tiap kali pengamatan di tiap-tiap stasiunnya, pada bulan Juli dan September 2003, diikuti oleh jenis-jenis Harpacticoida, sedangkan Poecilostomatoida memiliki persentase jenis terkecil. Kisaran kelimpahan total kopepoda pada semua stasiun mencapai 33-4533 ind/m³. Indeks keanekaragaman kopepoda berkisar antara 0,00 1,74; indeks keseragaman antara 0,001; sedangkan indeks dominansi antara 0,23-1. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tiap jenis Kopepoda di perairan Teluk Jobokuto termasuk dalam kategori pola penyebaran mengelompok (dimana nilai l>1). Parameter fisika kimia di kawasan Teluk Jobokuto, Jepara selama pengamatan masih berada pada kisaran yang masih mendukung kehidupan kopepoda. Suhu rata-rata di perairar, sekitar Teluk Jobokuto berkisar antara 27,5 - 29 °C. Nilai kedalaman selama pengamatarı berkisar antara 0,85-8,25m. Kecepatan arus berkisar antara 3,43-13,13 cm/detik. pH berkisar antara 7,25-8. Salinitas rata-rata berkisar antara 26-32 ppt. Oksigen terlarut rata-rata berkisar antara 5,576,70 mg/l. Keyword: distribusi, kopepoda, Teluk Jobokuto
Judul: Sebaran moluska (Bivalvia dan gastropoda) di perairan Teluk Jobokuto, Pantai Kartini Jepara, Jawa Tengah Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melihat sebaran jenis bivalvia dan gastropoda, menginventarisasi jenis-jenis apa saja yang terdapat di dalam perairan Teluk Jobokuto, Jepara, Jawa Tengah serta faktor-faktor fisika-kimia perairan yang mempengaruhi penyebarannya dengan mengkaji komposisi jenis, kepadatan, keanekaragaman, keseragaman, dominansi, pola sebaran jenis serta tekstur substrat, termasuk kandungan C-organiknya, yang menjadi tempat hidup moluska. Hasil penelitian dari delapan stasiun yang diamati, jenis bivalvianya terdiri dari 3 famili (Arcidae, Tellinidae serta Veneriidae) dan 5 genus (Anadara sp., Tellina sp., Gafrarium sp., Macoma sp. dan Venus sp.). Jenis gastropoda terdiri dari 7 famili (Cerithiidae, Costellariidae, Epitoniidae, Hamineidae, Nassariidae, Naticidae serta Turritellidae) dan 7 genus (Cerithium sp., Vexillum sp., Epitonium sp., Haminoea sp., Nassarius sp., Natica sp. dan Turritella sp.). Kepadatan tertinggi terdapat di zona III dan grup I, kisaran keanekaragaman serta kestabilan komunitasnya rendah, keseragamannya rendah dan tidak terdapat spesies yang cenderung mendominansi serta pola penyebaran jenisnya acak dan mengelompok. Hasil uji-U statistika non parametrik Mann-Whitney pada P<0,05 adalah bahwa Zona I, II dan III serta grup I dan II memiliki karakteristik yang hampir sama dengan jenis organisme yang ditemukan hampir sama pula. Pengelompokkan lokasi pengamatan berdasarkan indeks Bray-Curtis (taraf kesamaan 75%), terbagi atas dua kelompok yaitu stasiun 1-7 (taraf kesamaan 79,8%) dan stasiun 8 yang berdiri sendiri. Berdasarkan indeks Canberra (taraf kesamaan 83%) terdiri atas dua kelompok/ grup, yaitu grup I (stasiun 2, 5 dan 7) dengan taraf kesamaan 85,7% serta grup II (stasiun 1, 3, 4, 6 dan 8) dengan taraf kesamaan 85%. Tekstur substrat umumnya lempung berpasir dengan fraksi pasir mendominansi. Hasil pengamatan kondisi fisika-kimia perairan yang diperoleh termasuk baik dengan variasi dan kisaran tertentu. Parameter yang diukur cukup mempengaruhi sebaran gastopoda dan bivalvia. Keyword:
Judul: Algorithm construction of HLI hash function Abstrak: Cryptography is a study of mathematical techniques related to aspects of information security regarding on confidentiality, data integrity, entity authentication, and data origin authentication. Data integrity is a service, which is associated with the conversion of data carried out by unauthorized parties. To maintain data integrity, one can use hash functions. An hash function is a computationally efficient function to map an arbitrary length bitstring to a fixed length bitstring called as hash value. The use of hash function in maintaining the information integrity and authentication is in digital signatures, virus protection, and software distribution. Illustration of the hash function in the integrity and authentication of information that is emailed as follow. The sender sends the information and hash value to the recipient. If the hash value of the information is equal to the hash value that is sent by the sender, then information has not been changed. Otherwise the information has been changed. An hash function has two properties, one way and collision resistance. An hash function is called one way if it is computationally infeasible to find any input such that when given any hash value . Meanwhile an hash function is called collision resistant if it is computationally infeasible to find any two inputs where such that . The purpose of this study is to construct a HLI hash function algorithm, to analyze the speed and security of the hash functions as a results of construction. Furthermore, it is to compare it with SWIFFT. Hash function is constructed based on the result of algebraic operations on modular polynomial ringwith . Modular polynomial ring noted as is a set of all polynomials of degree at most with coefficients in . can be represented as a set of integer vector of modulo in dimension . So, it is simple to implement in a computer. In vector operations, is lattice . Furthermore, alattice that is defined from certain polynomial ring is called ideal lattice. HLI hash function is consists of addition and multiplication algorithm in the ring. Addition algorithm consists of sumation operations of modulo and multiplication consists of multiplication operations of modulo . Generally, algorithm of HLI hash function consists of multiplication operations of modulo and addition operations of modulo . However, if the input is binary number then multiplication algorithm only consists of multiplication operation of modulo , so algorithm of HLI hash function consists of multiplication operations of modulo and addtion operations of modulo . An hash function is secured if it has two properties, i.e., one way and collision resistance. HLI hash function hash is one way, it is following the proof of Micciancio. It is has collision resistant because of polynomial is irreducible over and monic. Moreover, it is proved that for every unit vector , the vector is small vector. If the input of hash function is a binary number then HLI hash function only involves addition operations of modulo . So the time that used almost same with SWIFFT. The excellence of HLI hash function is the key size smaller than SWIFFT. This effect on Keyword: hash function, modular polynomial ring, lattice
Judul: Dampak ekonomi migrasi terhadap rumah tangga: Studi kasus di Desa Pasirdoton, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat Abstrak: Salah satu upaya mengatasi masalah pengangguran yang diadakan oleh pemerintah adalah dengan memanfaatkan lapangan kerja di luar negeri melalui program pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri. Selain guna mengatasi masalah pengangguran, maka pengiriman TKI ke luar negeri adalah untuk meningkatkan penerimaan devisa bagi negara, meningkatkan kualitas tenaga kerja yang dikirim serta meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja sekaligus juga dapat meningkatkan citra bangsa dan negara. Selama pelaksanaannya, yaitu sejak PELITA I (1969-1974) program pengiriman TKI ke luar negeri banyak diikuti oleh berbagai pemberitaan negatif mengenai berbagai kasus yang menimpa TKI di negara tempat mereka bekerja maupun yang dialami oleh rumahtangga TKI di daerah asalnya. Berbagai kasus yang dapat dilihat dalam media masa sehubungan dengan pengiriman TKI ke luar negeri lebih banyak memperlihatkan sisi negatifnya dibandingkan sisi positifnya. Kasus Sulaiha, TKI yang dihukum pancung di Arab Saudi karena tuduhan membunuh majikannya1, kerusuhan di tempat penampungan TKI di Jeddah akibat bentrokan TKI overstay dan aparat keamanan Jeddah yang menimbulkan korban di kedua belah pihak, keluarga TKI yang kehilangan kontak hubungan dengan anaknya yang bekerja sebagai TKI di Hongkong, banyaknya TKI ilegal ke Malaysia dan pemulangannya yang membawa banyak dampak negatif serta penelantaran TKI yang dipulangkan di Bandara Soekarno Hatta. Belum lagi pemberitaan mengenai nasib para TKI yang ditipu oleh para calo serta PJTKI yang tidak menjalankan fungsinya dengan benar. Namun ternyata pemberitaan ini tidak mengurangi niat tenaga kerja untuk mengikuti program ini dan pergi ke luar nege untuk bekerja. Keyword:
Judul: Tingkat remitan tenaga kerja wanita dan perkembangan kesejahteraan keluarga : Kasus TKW di Desa Jambenenggang Kecamatan Kabunpedes Kabupaten Sukabumi Propinsi Jawa Barat Abstrak: Berbagai upaya pemerintah untuk mengatasi permasalahan ketenagakerjaan telah dilakukan, akan tetapi kesempatan bekerja di dalam negeri relatif masih terbatas. Alternatif yang dapat dimanfaatkan adalah lapangan kerja di luar negeri yaitu melalui pengadaan program pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri, sehingga diharapkan dapat memperluas lapangan kerja. Kepmenaker No. 104 A/MEN/2002 menegaskan bahwa salah satu tujuan dari penempatan TKI ke luar negeri adalah meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya serta pengembangan kualitas sumberdaya manusia. Kajian mengenai Tenaga Kerja Wanita (TKW) tidak terlepas dari persoalan ekonomi. Menurut penelitian Daulay (2001) keberangkatan TKW ke luar negeri pada dasarnya karena kondisi keuangan yang ada di dalam rumahtangga masih rendah dan keterbatasan lapangan pekerjaan yang ada di Indonesia. Motivasi ekonomi tersebut diduga akan berpengaruh terhadap ekonomi rumahtangga. Untuk itu perlu kajian lebih khusus lagi mengenai pemergian TKW ke luar negeri dalam rangka meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik sumberdaya TKW dan sumberdaya keluarga TKW, mengkaji hubungan antara karakteristik TKW dan karakteristik keluarga dengan tingkat remitan TKW, dan mengkaji peningkatan kesejahteraan keluarga TKW setelah melakukan pemergian ke luar negeri. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dan didukung oleh kualitatif. Lokasi penelitian di Desa Jambenenggang, Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu desa dimana penduduknya sering melakukan pemergian ke luar negeri (terutama wanita) di pasar internasional. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Agustus 2003 dengan cara wawancara menggunakan ..dst Keyword:
Judul: Characterizations of low alloy steel sae 4422 plated with chromic acid (Cro3) Abstrak: Characterizations of low alloy steel SAE 4422 plated with chromic acid (CrOrO3) was use Optical Microscopy (OM), Scanning Electron Microscopy (SEM), X-Ray Diffraction (XRD), RD),Energy Dispersive Analysis of X-Ray (EDAX), Hardness Test and Roughness Test. Microstructures analysis exhibits cracks and grain boundaries microcracks as a characteristics of chrome metal found at plating metal. Perlite and Ferrite as grains of steel found at base metal with grain boundaries around it. Phase analysis of plating metal appropriate to chrome metal with lattice constant (a) is 2.559 Å and phase analysis of base metal appropriate to iron ferrite with lattice constant (a) is 3.318 Å. Both plating and base metal have cubic system. Chemical analysis of plating metal at surface section exhibits that cracks area have highest value of carbon element compare with grains and grains boundaries area. While chemical analysis of base metal at cross section exhibits that perlite have highest value of carbon element compare with ferrite and grain boundaries. The hardness value of plating metal at surface section and cross section are 753 and 637 VHN. While, the hardness value of base metal and interface area at cross section are 205 and 373 VHN. The roughness value at measurement points of chrome surface for as received sample are 0.445 μm. Observation used Optical Microscopy and Scanning Electron Microscopy exhibits surface irregularities combine to form surface texture of plating metal at surface section. Keyword:
Judul: Studi permintaan rekreasi di wana wisata pantai Logending, Kabupaten Kebumen Abstrak: Dewasa ini kebutuhan rekreasi di alam terbuka cenderung mengalami peningkatan. Hal-hal yang melatarbelakangi kenyataan tersebut adalah peningkatan taraf hidup masyarakat, semakin membaiknya sistem komunikasi dan transportasi serta pertambahan jumlah penduduk. Adanya peningkatan kebutuhan akan rekreasi di alam terbuka menyebabkan tempat-tempat rekreasi di alam terbuka semakin banyak dikunjungi. Salah satu tempat rekreasi yang banyak dikunjungi adalah Wana Wisata Pantai Logending. Wana Wisata Pantai Logending sebagai salah satu tujuan wisata di Kabupaten Kebumen memiliki peranan yang penting untuk memenuhi kebutuhan rekreasi di alam terbuka. Untuk itu, studi permintaan rekreasi perlu dilakukan guna mengetahui pola permintaan rekreasinya. Hal ini diharapkan dapat mem- bantu pengelola untuk mengoptimalkan pemanfaatan dan pengembangan Wana Wisata Pantai Logending. Tujuan penelitian terdiri atas (1) mengetahui karakteristik pengunjung Wana Wisata Pantai Logending (2) menguji faktor-faktor yang berpengaruh permintaan rekreasi di Wana Wisata Pantai terhadap Logending (3) mengetahui tingkat pendapatan dan biaya rekreasi pengunjung Obyek Wisata Gua Jatijajar dan Gua Petruk (4) mengetahui minat untuk berkunjung kembali ke Wana Wisata Pantai Logending dan faktor penghalang pengunjung Obyek Wisata Gua Jatijajar dan Gua Petruk untuk berkunjung ke Wana Wisata Pantai Logending. Keyword:
Judul: Analisis Permintaan Rekreasi dan Strategi Pengembangan Objek Wisata Pantai Pondok Bali, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Abstrak: Kawasan rekreasi Pantai Pondok Bali merupakan kawasan wisata yang cukup dikenal oleh masyarakat, karena merupakan satu-satunya wisata pantai yang berkembang di Kabupaten Subang. Daya tank Pantai Pondok Bali ini terletak pada pesona keindahm alarnnya dan ketenangan alamnya, selain itu kegiatan wisata yang dilakukan juga bervariasi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kurva permintaan wisatawan terhadap rekreasi, mengidentifikasikan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi permintaan rekreasi, dan menetapkan strategi pengembangan objek wisata. Karakteristik pengunjung objek wisata Pantai Pondok Bali, Kabupaten Subang JawaBarat semester kedua tahun 2003 umurnnya berasal dari Kabupaten Subang. Umur pengunjung mayoritas berkisar antara 23-30 tahun, dengan tingkat pendidikan pengunjung adalah SLTA Latar belakang pekerjaan pengunjung sebagian besar adalah pegawai swasta dengan tingkat penghasilan berkisar antara Rp 500.000,OO - Rp 749.000,OO. Biaya perjalanan rata-rata terbesar adalah sebesar Rp 270.000,OO yang dikeluarkan oleh pengunjung yang berasal dari Lampung. Hasil pendugaan jumlah kunjungan untuk periode kunjungan bulan Juli - Desember 2003 adalah 45.676 orang. Hasil analisis data didapat persamaan permintaan rekreasi, yaitu P = -'.",f2,835 x iO -I' Q , dari persamaan tersebut didapat nilai elastisitas (qp) persamaan tersebut adalah -1,55. Koefisien korelasi (r) dari persamaari tersebut adalah 0,822366. Nilai sigilificance F sebesar 0,0445 pada selang kepercayaan 95%. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan rekreasi adalah pendapatan, ketersediaan waktu, promosi, dan alternatif tempat rekreasi lain. Tiga strategi pengembangan yang menjadi prioritas, yaitu: meningkatkan kualitas dan kuantitas objek wisata, memlihara kondisi objek wisata agar tidak rusak dan mempertahankan kondisi alam dengan menaabah fasilitas infrastruktur yang ada. Keyword:
Judul: Algorithm construction of HLI hash function Abstrak: Cryptography is a study of mathematical techniques related to aspects of information security regarding on confidentiality, data integrity, entity authentication, and data origin authentication. Data integrity is a service, which is associated with the conversion of data carried out by unauthorized parties. To maintain data integrity, one can use hash functions. An hash function is a computationally efficient function to map an arbitrary length bitstring to a fixed length bitstring called as hash value. The use of hash function in maintaining the information integrity and authentication is in digital signatures, virus protection, and software distribution. Illustration of the hash function in the integrity and authentication of information that is emailed as follow. The sender sends the information and hash value to the recipient. If the hash value of the information is equal to the hash value that is sent by the sender, then information has not been changed. Otherwise the information has been changed. An hash function has two properties, one way and collision resistance. An hash function is called one way if it is computationally infeasible to find any input such that when given any hash value . Meanwhile an hash function is called collision resistant if it is computationally infeasible to find any two inputs where such that . The purpose of this study is to construct a HLI hash function algorithm, to analyze the speed and security of the hash functions as a results of construction. Furthermore, it is to compare it with SWIFFT. Hash function is constructed based on the result of algebraic operations on modular polynomial ringwith . Modular polynomial ring noted as is a set of all polynomials of degree at most with coefficients in . can be represented as a set of integer vector of modulo in dimension . So, it is simple to implement in a computer. In vector operations, is lattice . Furthermore, alattice that is defined from certain polynomial ring is called ideal lattice. HLI hash function is consists of addition and multiplication algorithm in the ring. Addition algorithm consists of sumation operations of modulo and multiplication consists of multiplication operations of modulo . Generally, algorithm of HLI hash function consists of multiplication operations of modulo and addition operations of modulo . However, if the input is binary number then multiplication algorithm only consists of multiplication operation of modulo , so algorithm of HLI hash function consists of multiplication operations of modulo and addtion operations of modulo . An hash function is secured if it has two properties, i.e., one way and collision resistance. HLI hash function hash is one way, it is following the proof of Micciancio. It is has collision resistant because of polynomial is irreducible over and monic. Moreover, it is proved that for every unit vector , the vector is small vector. If the input of hash function is a binary number then HLI hash function only involves addition operations of modulo . So the time that used almost same with SWIFFT. The excellence of HLI hash function is the key size smaller than SWIFFT. This effect on Keyword: hash function, modular polynomial ring, lattice
Judul: Analisis Pola Konsumsi daerah Perkotaan dan Pedesaan serta Keterkaitannya dengan Karakteristik Sosial Ekonomi di Propinsi Banten Abstrak: Indikator tingkat kesejahteraan terkait konsumsi adalah tingkat kemiskinan. Tingkat kemiskinan merupakan salah satu indikator yang berkaitan langsung dengan kemampuan masyarakat di dalam memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari. Di dalam memenuhi kebutuhannya, individu atau rumahtangga memiliki prilaku atau kebiasaan konsumsi yang menggambarkan pola konsumsi rumahtangga. Pola konsumsi dari sisi teori ekonomi pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya harga dan pendapatan (pengeluaran). Dari tipologi wilayah terdapat perbedaan pola konsumsi daerah perkotaan dan pedesaan. Karakteristik sosial ekonomi seperti tingkat pendidikan, jumlah anggota rumahtangga diduga juga memiliki keterkaitan terhadap model konsumsi. Tujuan penelitian secara umum untuk mengetahui dan menganalisis dampak atau pengaruh dari faktor-faktor karakteristik sosial ekonomi seperti tingkat pendidikan kepala rumahtangga selain harga dan pendapatan dalam mempengaruhi pola konsumsi makanan dan non makanan di perkotaan dan di pedesaan. Keyword:
Judul: Keterkaitan antara faktor sosial ekonomi keluarga dengan mutu konsumsi pangan keluarga di Perkotaan dan Pedesaan Abstrak: Masyarakat yang terpenuhi kebutuhan pangarmya dalam jumlah dan mutu yang seimbang se1ia beragam akan lebih berkualitas. Hal ini dikarenakan setiap bahan pangan mengandung zat gizi yang berlainan baik jumlah maupun mutunya sehingga dengan mengkonsumsi pangan yang beragam maka kekurangan zat gizi dari satu bahan pangan akan dilengkapi dengan zat gizi dari bahan pangan lain yang dikonsumsi. Perbedaan sosial ekonomi dan budaya suatu masyarakat dapat mempengaruhi mutu konsumsi pangan masyarakat tersebut. Diduga terdapat perbedaan sosial ekonomi masyarakat di perkotaan dan perdesaan. Penelitian ini be1iujuan untuk mempelajari keterkaitan antara faktor sosial ekonomi dengan mutu konsumsi pangan keluarga diperkotaan dan perdesaan. Penelitian ini menggunakan data hasil survei Studi Model Perencanaan Konsumsi Pangan bagi Keluarga Berpenghasilan Rendah di Kelurahan Tegallega, Kotamadya Bogor dan Desa Cibitungkulon, Kabupaten Bogor. Ktiteria keluarga contoh dalam penelitian ini adalah terdapat ibu rumah tangga dalam keluarga. Datayang digunakan dalam penelitian ini adalah identitas keluarga, anthropometr·i dan konsumsi pangan keluarga. Data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisa secara statistik. Penilaian mutu konsumsi pangan dihampiri dengan pengukuran NPU dan keragaman pangan dengan memakai skala Guthrie. Dari hasil uji beda-t menunjukkan bahwa pendapatan keluarga, besar keluarga, pendidikan ibu rumah tangga dan mutu konsumsi pangan di perkotaan dan perdesaan berbeda nyata secara statistik. Mutu konsumsi pangan yang dihampiri perhitungan NPU di perkotaan dan perdesaan termasuk kategori baik (nilai NPU 2-: 70). Diketahui pula bahwa rata-rata nilai NPU di perkotaan lebih tinggi dari pada di perdesaan. Hal ini dikarenakan konsumsi pangan sumber protein hewani keluarga di perkotaan lebih tinggi dari pada di perdesaan. Basil penelitian Hardinsyah (1988) menunjukkan bahwa penduduk yang rnengkonsumsi protein hewani lebih tinggi rnaka kualitas konsumsi pangannya (secara NPU teoritis) lebih tinggi pula. Sementara itu, mutu konsurnsi pangan yang dihampiri dengan keragaman jenis pangan termasuk dalam kategori sedang. Seperti halnya nilai NPU, nilai rata­ rata keragaman pangan keluarga di perkotaan pun terlihat lebih tinggi dibandingkan dipedesaan. Hal ini diduga karena tingkat pendapatan keluarga di perkotaan lebih tinggi dari pada di perdesaan. Penelitian Hardinsyah, Setiawan dan Baliwati (1987) menunjukkan bahwa pendapatan yang tinggi akan memberi peluang yang lebih besar dalam memilih makanan baik jumlah maupun jenis. Keyword:
Judul: The Construction of Greedy SVP LLL Algorithm Abstrak: A lattice is a set of all integer linear combination of a set of linearly independent vectors in ℝ𝑛���. The independent vectors are called bases of lattice. Any lattice can be generated from many bases, and these bases have the same cardinality. In the lattice, the most fundamental and renowned problem is the Shortest Vector Problem (SVP). SVP is a tracking problem of the shortest nonzero vector in a lattice with equivalent bases. In two dimensions, SVP problem has resolved exactly by Gauss’ algorithm. When the lattice dimension is higher than two, A.K. Lenstra, H.W. Lenstra and L. Lovasz gave a LLL algorithm to compute approximation of nonzero shortest vector in the lattice. Reduced bases solution obtained from LLL algorithm still be an approximation and has polynomial running time of arbitrary dimension which large enough. In 1994, Schnoor and Euchner modified this LLL algorithm as a new variant which later was named deep insertion LLL algorithm. This algorithm is a modified version of the LLL algorithm to the terms of the exchange step to improve the accuracy of output of LLL reduced bases and applying it to the subset sum problem. The purpose of this research are: (1) Reconstruct the LLL algorithm and deep insertion LLL algorithm using a geometric approach. (2) Construct a greedy SVP LLL algorithm. (3) Implement the three algorithms in a symbolic programming language, and evaluate them experimentally. A bases ℬ=[𝐛���1,𝐛���2,…,𝐛���𝑛���] in ℝ𝑚��� is called reduced LLL with parameter 𝛿��� if satisfies: (a) |𝜇���𝑗���𝑖���|≤12, for every integer 𝑖���,𝑗��� with 1≤𝑖���<𝑗���<𝑛���. (b)𝛿���‖𝜋���𝑗���(𝐛���𝑗���)‖2≤‖𝜋���𝑗���(𝐛���𝑗���+1)‖2, for 𝑗���=1,2,…,𝑛���−1,where 𝛿��� is a reduced parameter of real numbers with 14<𝛿���<1. The first requirement is the reduced basis 𝛿��� must “nearly orthogonal” and in its computation case, this requirement can be reached out by using the Gram-Schmidt’s orthogonalization. While the second requirement is called exchange step, or used to called as Lovasz condition. By using both of these requirements, then they establish the LLL algorithm. Then, Schnoor and Euchner modify the LLL algorithm based on the requirements of the exchange step called the deep insertion LLL algorithm, where the exchange step is based on the comparison of the projected vector in orthogonal complement [𝐛���1,𝐛���2,…,𝐛���𝑘���−1]⊥ after j-th reduction. To construct greedy SVP LLL algorithm, the requirements of the exchange step is based on purely by comparing norm of lattice 𝐛���𝑗��� with norm lattice 𝐛���𝑖��� for 𝑖���=1,2,3…,𝑗���−1. The process of insertion reduced vector after the exchange step also has done greedily. Then, we calculate the number of arithmetic operation in greedy SVP LLL algorithm for further analysis. The result of our exprimentation for three algorithms on the certain matrix size shows that the running time of the three algorithms increases propotional to the size of the matrix. The result also shows that by using 𝛿���=34 for the LLL algorithm and the deep insertion LLL algorithm, and the greedy SVP LLL algorithm which is a new variant made by using no parameter of 𝛿���, outperform of the other of two previous algorithm in terms of speed with the same output. Keyword: LLL algorithm, LLL deep insertion algorithm, greedy SVP LLL algorithm
Judul: Strategi Pembangunan Sektor Pertanian Di Zona Agro Ekologi (Zae) Kawasan Perdesaan Kabupaten Bantul Abstrak: Masalah yang dihadapi sektor pertanian adalah pemanfaatan sumberdaya belum optimal, kurangnya informasi dan penguasaan teknologi pertanian, kurangnya akses terhadap modal, pasar dan kelembagaan pendukung lainnya, penguasaan lahan usahatani terbatas, produktivitas cenderung turun, harga sarana produksi semakin meningkat, harga panen rendah dan konversi lahan pertanian. Lahan pertanian yang telah dikonversi bersifat permanen, sehingga dibutuhkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan mempertahankan produksi. Penelitian ini bertujuan menganalisis konversi lahan pertanian, menentukan komoditas unggulan berdasarkan zona agro ekologi, menganalisis usahatani komoditas unggulan berdasarkan zona agro ekologi dan menyusun strategi pembangunan sektor pertanian yang optimal di Kabupaten Bantul. Konversi lahan pertanian dianalisis secara diskriptif. Komoditas unggulan ditentukan berdasarkan nilai LQ > 1, nilai SSA positif dan pewilayahan komoditas pertanian berdasarkan zona agro ekologi. Usahatani komoditas unggulan dianalisis dengan R/C, NKB dan Titik Impas. Penyusunan strategi pembangunan sektor pertanian dengan pendekatan A’WOT. Hasil analisis menunjukkan bahwa konversi lahan pertanian (sawah) ke non pertanian sebesar 213 ha dalam kurun waktu 5 tahun (2010-2014) atau 42,61 ha/tahun. Komoditas unggulannya adalah padi sawah, jagung, kedelai, kacang tanah, cabe, kacang panjang, kangkung, bayam dan sawi. Usahatani padi sawah sebagai komoditas unggulan lebih optimal (R/C = 2,17) dibandingkan komoditas non unggulan (R/C=1,99) dengan nilai keuntungan bersih (NKB = 1,13). Usahatani jagung sebagai komoditas unggulan lebih optimal (R/C = 1,78) dibandingkan non unggulan (R/C = 1,58) dengan nilai keuntungan bersih (NKB = 1,22). Usahatani kacang tanah sebagai komoditas unggulan lebih optimal (R/C = 1,54) dibandingkan non unggulan (R/C = 1,40) dengan nilai keuntungan bersih (NKB = 1,28). Usahatani cabe sebagai komoditas unggulan lebih optimal (R/C = 1,59) dibandingkan non unggulan (R/C = 1,52) dengan NKB = 1,12. Titik impas produksi padi sawah masing-masing (2.729kg/ha dan 2.883 kg/ha), jagung (2.645 kg/ha dan 2.946), kacang tanah (876 kg/ha dan 943 kg/ha) dan cabe (6.662 kg/ha dan 6.882 kg/ha). Prioritas strategi pembangunan sektor pertanian yang optimal di Kabupaten Bantul adalah melalui budidaya komoditas unggulan dan peningkatan kapasitas dan frekuensi penyuluhan, ketersediaan saprodi, kerjasama antar stakeholder, penyuluhan pengendalian konversi, saprodi murah dan berkualitas, motivasi kepada generasi muda, implementasi perlindungan lahan pertanian dan pemanfaatan lahan sesuai tata ruang wilayah. Keyword: komoditas unggulan, zona agro ekologi, strategi pembangunan pertanian
Judul: Allocations of Land Utilization for Leading Food Crops in Purwakarta Regency Abstrak: Pengembangan Kabupaten Purwakarta selama ini bertumpu pada sektor industri pengolahan. Sektor industri memberikan kontribusi terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Purwakarta sebesar 57,14%. Pertumbuhan sektor industri mendorong pembangunan permukiman dan lahan terbangun yang akan mengancam keberlanjutan produksi pangan di Kabupaten Purwakarta dan di Jawa Barat. Dalam upaya meningkatkan perekonomian wilayah dan kesejahteraan untuk petani diperlukan alokasi pemanfaatan lahan serta strategi pengembangan komoditas tanaman pangan. Berbagai analisis standar untuk menilai kesesuaian lahan dan lahan tersedia untuk pengembangan komoditas unggulan juga perlu dilakukan agar bisa disusun skenario dan strategi pengembangan yang sesuai dengan potensi wilayah. Skenario pemanfaatan lahan optimal dengan beberapa sasaran kendala perlu disusun dengan mempertimbangkan kebutuhan pangan, konservasi ekologi dan pendapatan usahatani. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menetapkan komoditas unggulan tanaman pangan di Kabupaten Purwakarta (2) Mengidentifikasi lahan tersedia untuk pengembangan komoditas ungguan tanaman pangan (3) Menetapkan penggunaan lahan yang dikembangkan menguntungkan secara ekonomi dan lingkungan (4) Mengoptimumkan pemanfaatan lahan untuk beberapa skenario yang ditargetkan di Kabupaten Purwakarta; dan (5) Menyusun strategi efektif untuk pengembangan tanaman pangan di Kabupaten Purwakarta. Metode untuk menentukan komoditas unggulan adalah Location Quotient (LQ) dan Differential Shift (DS). Lahan tersedia ditetapkan dengan mempertimbangkan kemampuan dan kesesuaian lahan untuk komoditas tanaman pangan. Multiple Goals Programming (MGP) digunakan untuk mengoptimumkan 4 skenario target yaitu: Skenario I: alokasi pemanfaatan lahan yang menghasilkan erosi kurang dari atau sama dengan TSL, menghasilkan beras untuk memenuhi kebutuhan lokal, dan penerimaan usahatani yang memenuhi standar kebutuhan hidup layak; Skenario II: alokasi pemanfaatan lahan yang menghasilkan erosi kurang dari atau sama dengan Tolerable Soil Loss (TSL), menghasilkan beras 1,5 kali kebutuhan konsumsi lokal, dan penerimaan usahatani paling tidak 1,5 kali standar kebutuhan hidup layak; Skenario III: alokasi pemanfaatan lahan yang menghasilkan erosi kurang dari atau sama dengan TSL, menghasilkan beras 1,5 kali kebutuhan konsumsi lokal, menghasilkan penerimaan usahatani paling tidak 1,5 kali standar kebutuhan hidup layak, serta memproduksi ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah sama dengan 1,5 kali dari produksi saat ini; (skenario IV) Alokasi pemanfaatan lahan yang menghasilkan erosi kurang dari atau sama dengan TSL, menghasilkan beras 1,5 kali kebutuhan konsumsi lokal, menghasilkan penerimaan usahatani paling tidak 1,5 kali standar kebutuhan hidup layak, memproduksi ubi kayu, ubi jalar dan produksi kacang tanah 1,5 kali produksi saat ini dengan kemungkinan perluasan areal produksi tanaman pangan. Strategi Pengembangan komoditas unggulan tanaman pangan dibangun menggunakan A’WOT yang merupakan metodi kombinasi antara Analytic Hierarchy Proces (AHP) dan Strength Weakness Opportunities Threat (SWOT). Komoditas unggulan yang teridentifikasi di Kabupaten Purwakarta adalah Ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah, dipilih 3 berdasarkan kriteria jumlah produksi tertinggi dan luas panen terbesar. Lahan tersedia dipilih berdasarkan lahan yang dimanfaatkan petani untuk budidaya pertanian khususnya tanaman pangan yaitu lahan sawah, pertanian lahan kering dan lahan kering campuran. Lima belas (15) kelas kemampuan lahan adalah; IIIe-SW, IIIw-PLK, IIIw-PLKC, IVe-PLK, IVe-SW, IVs-PLK, IVs-PLKC, IVw-PLK, IVw-PLKC, IVw-SW, VIe-PLK, VIe-SW, VIs-PLK, VIs-PLKC dan VIs-SW. Optimasi ruang diatur dalam 4 skenario yang mempertimbangkan kombinasi target pengendalian erosi, pemenuhan pendapatan usahatani, dan produksi padi. Erosi terkecil diperoleh pada skenario I, II dan III sebesar 12.398 ton/tahun dari luas lahan seluas 38.594 ha dengan rata laju erosi aktual Keyword: erosion, income, land allocation, Multiple Goals Programming, superior commodity
Judul: Infeksi Virus Parainfluenza Pada Anjing Abstrak: Virus parainfluenza anjing termasuk famili Paramyxoviridae, berbentuk pleomorf dengan ukuran bervariasi (bergaris tengah antara 100-500 nm), berpembungkus peka ether, berisi genom RNA dan secara serologis mempunyai kesamaan dengan virus SV-5 kera; dikenak sebagai salah satu kausa penting dari sindrom "kennel cough". Infeksinya dapat mengenai anjing semua umur yang belum pernah terinfeksi atau mendapatkan vaksinasi mengakibatkan gejala klinis ringan yang terbatas pada traktus respirasi atu infeksi yang secara klinis tidak memperlihatkan gejala nyata. Gejala klinis yang nampak setelah masa inkubasi (1-5 hari) terlewati berupa batuk yang tidak berat selama beberapa hari, berbagai tingkat tonsilitis dan pharyngitis dan kadang-kadang ditemukan kenaikan temperatur rektal antara 1-2 derajat C dari temperatur normal rat-rata. Anjing terinfeksi mengandung virus pada traktus respirasi bagian atas dan bawah serta limfonoduli sampai hari ke 9 setelah infeksi. Penyebaran virus antar anjing terjadi secara aerogen. Keyword:
Judul: Karakteristik Hidroakustik di Bagian Utara, Tengah, dan Selatan Teluk Bone Abstrak: Teluk Bone memiliki kondisi perairan yang khusus. Bentuk Teluk Bone yang menyerupai bejana tertutup, menghadap ke selatan, dengan bentangan 2° (sekitar 120 mil laut), diperkirakan memiliki kondisi perikanan yang khas. Informasi kondisi perikanan di Teluk Bone diungkap menggunakan metode hidroakustik berdasarkan analisis Allocation Threshold. Metode ini dipastikan memberikan informasi kondisi perikanan lebih baik daripada sekedar proses integrasi echo. Data echo dikumpulkan pada bulan April 2014 menggunakan Simrad EY60. Perairan Teluk Bone di bagi kedalam tiga zona utara, tengah dan selatan. Kedalaman Teluk Bone diamati dalam empat lapisan kedalaman (0-25 m), (25-50 m), (50-75 m), dan (75-100 m). Pengolahan data dilakukan menggunakan perangkat lunak Echoview 4.8, Microsoft Office 2010, Matlab R2010a, dan ArcGis 10.2. Kelompok obyek di tiga zonasi dan empat lapisan kedalaman menunjukkan perbedaan. Terdapat variasi keragaman obyek sesuai posisi lintang dan posisi kedalaman. Frekuensi kemunculan paling banyak terdapat di kedalaman (0-25 m) bagian utara. Di wilayah tengah Teluk Bone, paling banyak di kedalaman (75-100 m). Di wilayah selatan Teluk Bone, paling banyak di kedalaman (50-75 m). Keyword: hidroakustik Teluk Bone, metode echo allocation threshold
Judul: Distribusi suhu, salinitas dan oksigen terlarut di Perairan Teluk Bone, Februari 1995 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stratifikasi massa air perairan Teluk Bone pada bulan Februari 1995 dan untuk mengetahui keberadaan massa air tirta upa subtropik utara. Penelitian ini dilakukan di perairan Teluk Bone pada tanggal 6-12 Februari 1995. Untuk memudahkan analisis, maka daerah penelitian dibagi menjadi lima transek. Transek A menggambarkan mulut teluk, transek B bagian tengah teluk, transek C dan D bagian hulu teluk, serta transek E yang membelah dari mulut hingga hulu teluk di utara Parameter oseanografi yang diukur pada penelitian ini antara lain salinitas, suhu air laut dan oksigen terlarut. Data suhu, salinitas dan oksigen terlarut dianalisis untuk menghasilkan gambar sebaran vertikal dan mendatar, di samping itu dibuat profil menegak ketiga parameter tersebut. Lapisan teraduk di perairan Teluk Bone mempunyai ketebalan yang bervariasi dari mulut teluk ke arah hulu teluk di utara. Secara umum ketebalan lapisan ini semakin besar ke arah hulu teluk. Hal ini dapat dilihat pada ketebalan pada transek B,C dan D yang masing-masing mempunyai ketebalan 60, 70 dan 90 m, kecuali pada transek A yang mempunyai ketebalan sekitar 80 m. Suhu pada lapisan ini berkisar antara 26.00-30.00°C. Lapisan termoklin di perairan Teluk Bone juga mempunyai kisaran kedalaman yang bervariasi dari mulut teluk ke arah hulu teluk di utara. Pada lapisan ini batas atas lapisan termoklin semakin dalam ke arah hulu teluk. Lapisan termoklin pada transek A ada pada kedalaman 97157 m, transek B antara 66142 m, transek C antara 93158m, sedangkan transek E ada pada kedalaman 91-148 m…dst Keyword:
Judul: A Continuous Vaccination Strategy in the SVIR Epidemic Model Abstrak: Vaccination is conducted to minimize the spread of a disease. The vaccination is usually done several times within a fixed time interval. In the SVIR model, it is assumed that individuals do not get immediate immunity following a vaccination program. So according to process of vaccination on SVIR model, there are two strategies, i.e. the continuous vaccination strategy (CVS) and the pulse vaccination strategy (PVS). In this study, only the CVS strategy in epidemic model SVIR is considered. Results of the study indicate that dynamics of the CVS system depends on the basic reproductive number. If the basic reproductive number is less than one, then the disease-free fixed point is asymptotically stable. It means that the disease will eventually disappear from the population. Conversely, if the basic reproductive number is greater than one, then the endemic fixed point is asymptotically stable, which means that the disease will remain exist in the population. Simulation result shows that the vaccination would minimize the spread of disease by reducing the basic reproductive number. If the time for the vaccinated recipients to obtain the immunity, as well as a possibility of vaccinated recipients to be infected are neglected, then the disease will be eradicated. This condition is called an over-evaluating effect of vaccination. Keyword:
Judul: Aplikasi Response Surface Methodology untuk Optimasi Ekstraksi Gelatin dari Kulit Ikan Patin dan Pemanfaatannya sebagai Kapsul Keras Abstrak: Kulit ikan patin sangat potensial menjadi sumber gelatin, namun proses ekstraksinya masih belum optimal. Penelitian ini bertujuan mengoptimasi proses ekstraksi gelatin dari kulit ikan patin dengan Response Surface Methodology (RSM) dan menggunakan gelatin yang didapat sebagai bahan baku kapsul keras. Rancangan eksperimen yang digunakan yaitu Central Composite Design (CCD) yang terdiri dari dua variabel yaitu konsentrasi asam sitrat dan waktu ekstraksi. Konsentrasi asam sitrat berkorelasi positif terhadap respon rendemen, kadar air, kadar abu, pH, viskositas, dan setting point sedangkan waktu ekstraksi berpengaruh terhadap rendemen, kekuatan gel, kadar air dan setting point. Interaksi kedua faktor ini mampu meningkatkan karakteristik gelatin. Ekstraksi yang optimal dengan konsentrasi asam sitrat 0.297% dan waktu ekstraksi 8 jam menghasilkan gelatin dengan kualitas yang telah sesuai dengan standar GMIA 2019 dan SNI 0637351995. Karakteristik kapsul yang dihasilkan telah sesuai dengan standar Departemen Kesehatan RI (1995). Hasil ini menunjukkan proses ekstraksi yang dilakukan mampu menghasilkan gelatin yang dapat digunakan sebagai bahan baku industri kapsul keras yang sesuai standar. Keyword: catfish, gelatin, hard capsule, process optimization, RSM
Judul: Optimization Gelatin Extraction Process for Catfish (Pangasius sp.) Skin with Response Surface Methodology Application Abstrak: Ikan patin merupakan bahan baku gelatin alternatif yang aman dan halal. Kulit ikan memiliki karakteristik yang berbeda dengan hewan terestrial sehingga memerlukan optimasi pada proses ekstraksi sebelum masuk ke skala industri. Penelitian ini bertujuan melakukan optimasi kondisi pretreatment pada proses ekstraksi gelatin menggunakan Response Surface Methodology (RSM) serta menentukan karakteristik gelatin terpilih. Rancangan eksperimen yang digunakan yaitu Central Composit Design (CCD) dengan dua variabel bebas (konsentrasi NaOH dan konsentrasi asam asetat) dan 7 variabel respon (rendemen, kadar air, kadar abu, kekuatan gel, viskositas, pH, dan setting point). Hasil optimasi diperoleh respon optimum pada konsentrasi NaOH 0,3 M dan konsentrasi asam asetat 0,067 M. Hasil validasi keadaan optimal memperoleh gelatin terpilih dengan rendemen 22,44±0,68%, kadar air 8,53±3,4%, kadar abu 0,325±0,22%, derajat keasaman (pH) 6,65±0,13, kekuatan gel 241,58±9,5 Bloom, viskositas 6,65±0,5 mPas, dan setting point 19,75±1,06 ℃. Karakteristik gelatin terpilih telah memenuhi standar gelatin SNI 8622:2018 dan GMIA 2019., Catfish is an alternative raw material for gelatin that is halal and safe. Pangasius skin has different characteristics from terrestrial animals, so it requires to optimize the extraction process before industrial scale production. This study aims to optimize the pretreatment conditions in the gelatin extraction process using the Response Surface Methodology (RSM) and determine the characteristics of the selected gelatin based on the pretreatment conditions. Central Composite Design (CCD) with two independent variables (NaOH concentration and acetic acid concentration) and 7 response variables (yield, moisture content, ash content, gel strength, viscosity, pH, and setting point) was performed. The results showed the optimum response at 0.3 M NaOH and 0.067 M acetic acid. The validation obtained selected gelatin with a yield 22.44 ± 0.68%, water content 8.53 ± 3.4%, ash content 00.325 ± 0.22%, degree of acidity (pH) 6.65 ± 0.13, gel strength 241.58 ± 9.5 Bloom, viscosity 6.65 ± 0.45 mPas, and setting point 19.75 ± 1.06 ℃. The characteristics of the selected gelatin have met the SNI 8622: 2018 and GMIA 2019 gelatin standards. Keyword: catfish, gelatin, halal, process optimization, RSM
Judul: Thermal Characteristics and Dynamics of Tropical Cyclone over Western North Pacific Ocean: A Case Study of Typhoon Songda (Chedeng) 2011 Abstrak: The frequent occasion of Tropical Cyclone (TC) over Western North Pacific (WNP) Ocean lies from 10˚N to 26˚N and 121˚E to 170˚E. Sources of TC development come from warm ocean temperature where latent heat is released during condensation processes and subsequently concentrated in the boundary layer. Relative humidity at 850-700 hPa is responsible to produce the most intense storm. Meanwhile, weak vertical wind shear between 850-200 hPa is one of the dynamical factors that lead to the development of TC. Pressure level of 850-200 hPa is chosen to minimize the thermodynamic effect in the lower troposphere. Typhoon Songda (Chedeng in the Philippines) or TSC lasted from May 18th to 30th, 2011 and strengthened into powerful Super Typhoon stage between May 24th and 27th. Long curving track and the exhibition of all sequences of TC life cycle, TSC is then considered as an ideal case of TC. The objective of the study with case of TSC is to investigate the role of thermal characteristics and dynamics on TC intensity. The research is carried out by using Advanced Research of Weather Research and Forecasting model (WRF ARW model) version 3.3. Two domains are employed in the model. The first domain situate from 02˚N to 40˚N and 118˚E to 149˚E and cover spatial resolution () of 33.1 km. The second domain situate from 09˚N to 27˚N and 119˚E to 132˚E with of 11 km. Timestep of the model () is 120 seconds. The model is supported by the following physical parameterization, i.e., Yonsei University Scheme (YSU) in the boundary layer, Kain-Fritsch scheme (KF) in the cumulus, and WRF Single-Moment 3-class scheme in the microphysics. Initial meteorological condition prior to the formation of the cyclone is generated using WRF ARW standard-release model. Sensitivity of the model output is obtained from a selected single-parameter change scenarios, namely, 10 % to 20 % decrease and increase of wind shear initial data at 850-200 hPa, and by 10 % to 20 % decrease of relative humidity initial data at 850-700 hPa. The result showed that the negative correlations between wind shear and intensity are found in wind shear scenarios. Wind shears of 10 ms-1 which lead to strengthening of the wind intensity in the early period of Typhoon development are found in wind shear scenarios. The effect of wind shear changes on wind intensity is statistically significant in the 20 % wind shear scenarios. During mature stage, weak wind intensity occurred when wind shear increase as given in the WRF standard-release and the 20 % decreasing scenario. Different situation is found in the 20 % increasing scenario where wind shear tend to weak and lead to strong wind intensity at this stage. Meanwhile, the reduction of moisture supply at 850-700 hPa resulting from 20 % decreasing relative humidity play a major role in the weakening of wind intensity and reduces mechanical energy of the cycle process as much as 300 J kg-1. Keyword:
Judul: Pengaruh Substitusi Tepung Terigu oleh Tepung Talas Modifikasi (Motaf) terhadap Daya Cerna Pati Brownies in vitro Abstrak: Pemanfaatan dan informasi nilai gizi talas yang berasal dari Kabupaten Lamandau masih sangat kurang. Pengembangan talas menjadi tepung talas modifikasi menjadi suatu upaya perbaikan mutu sensori, dan peningkatan nilai gizi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh substitusi tepung terigu oleh tepung talas modifikasi (Motaf) terhadap daya cerna pati brownies in vitro. Penelitian berlangsung bulan Februari sampai Agustus 2018 di Laboratorium Departement Gizi Masyarakat. Desain penelitian menggunakan experimental study dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL). Proses pembuatan Motaf dilakukan dengan menggunakan metode fermentasi yang menghasilkan rendemen sebesar 24% dari talas segar. Formulasi pembuatan brownies dengan substitusi tepung terigu oleh Motaf dengan perbandingan persentase berat tepung terigu dengan berat Motaf yaitu K(100:0), F1(50:50), F2(25:75) dan F3(0:100). Analisis daya cerna pati dengan metode in vitro menggunakan enzim α-amilase. Hasil analisis daya cerna pati pada umbi talas lamandau yaitu 32.92% dan setelah menjadi Motaf yaitu 89.84%. Hasil analisis daya cerna pati brownies K, F1, F2 dan F3 berturut-turut adalah 20.76%, 19.22%, 17.26% dan 16.40%. Hasil uji ANOVA menunjukan bahwa, substitusi tepung terigu oleh Motaf berpengaruh secara signifikan tehadap daya cerna pati brownies talas (p<0.05). Hasil uji lanjut menunjukan semakin tinggi substitusi tepung terigu oleh Motaf menghasilkan daya cerna pati yang semakin rendah secara signifikan (p<0.05). Uji hedonik menunjukan brownies dapat diterima hingga substitusi 100% Motaf. Substitusi 100% Motaf menghasilkan brownies terpilih dengan daya cerna pati paling rendah. Keyword: α-amilase, daya cerna pati, talas, tepung talas modifikasi
Judul: Pengaruh Substitusi Tepung Labu Kuning (Cucurbita Moschata D.) Terhadap Sifat Fisikokimia, Sensori Dan Kadar Serat Pangan Muffin Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan rendahnya rata-rata konsumsi serat pangan masyarakat di Indonesia. Rendahnya konsumsi serat pangan diakibatkan oleh terjadinya pergeseran pola konsumsi pangan ke arah makanan jadi yang umumnya miskin serat. Padahal, beragam bahan pangan lokal yang memiliki potensi sebagai sumber serat pangan masih belum termanfaatkan secara optimal, misalnya labu kuning. Tujuan dari penelitian ini adalah mengolah tepung labu kuning menjadi muffin sebagai makanan jadi yang kaya akan serat pangan untuk upaya diversifikasi pemanfaatan labu kuning dan peningkatan jumlah rata-rata konsumsi serat pangan masyarakat. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan variabel perlakuan kombinasi jenis tepung labu kuning dengan konsentrasi substitusi yang berbeda (0%, 25%, 50%, 75% dan 100%). Jenis tepung labu kuning yang digunakan adalah tepung labu kuning yang dibuat dengan perlakuan perendaman larutan natrium metabisulfit 0.10% pada air panas dengan suhu 80 C (tepung labu kuning AP), dan tepung labu kuning yang dibuat dengan perlakuan perendaman larutan natrium metabisulfit 0.10% pada air biasa dengan suhu 30 C (tepung labu kuning AB). Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan pekerjaan, yaitu tahap kesatu dilakukan pembuatan muffin dengan sembilan kombinasi formula yang berbeda. Tahap kedua dilakukan karakterisasi sifat fisik dan sensori pada sembilan formula muffin yang berbeda tersebut. Sementara, tahap pekerjaan ketiga dilakukan analisis kimia dan kadar serat pangan total dari tiga formula muffin yang berbeda (kontrol, labu kuning AP 100%, labu kuning AB 100%). Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah densitas kamba adonan, densitas kamba muffin, rasio pengembangan, warna (L*, a*, b*), tekstur (kekerasan, elastisitas, kohesivitas), karakteristik sensori (aroma, warna, rasa, tekstur), karakteristik kimia (kadar air, kadar protein) dan kadar serat pangan. Hasil tahap pekerjaan kedua menunjukkan muffin yang disubstitusi kedua jenis tepung labu kuning dengan berbagai konsentrasi cenderung menurunkan rasio pengembangan, kecerahan (L*), kromatisitas b*, elastisitas, kohesivitas dan penerimaan panelis pada keseluruhan atribut sensori yang diuji. Muffin yang disubstitusi kedua jenis tepung labu kuning dengan berbagai konsentrasi cenderung meningkatkan densitas kamba adonan, densitas kamba muffin, kromatisitas a* dan kekerasan. Sementara, hasil tahap pekerjaan ketiga menunjukkan bahwa muffin yang dibuat dengan 100% tepung labu kuning secara signifikan menurunkan kadar air, dan tidak signifikan menurunkan kadar protein, namun secara signifikan meningkatkan kadar serat pangan muffin. Keyword: labu kuning, muffin, serat pangan, diversifikasi
Judul: Construction of Strongly Optimal Binary Linear Code with Minimum Distance 9 and 11 Abstrak: A binary linear code of length n over q F is a subspace of n q F . A code has three parameters that attached to it, namely length, dimension, and minimum distance. A code with length n, dimension k and minimum distance d is often called [n, k, d ]-code. Usually, when two parameters are given, then we want to find a code that has the best value for the last parameter. Based on Gilbert- Varshamov bound, if a [n, k, d ]-code exists and can not be expanded, we call it a strongly optimal code. In this paper, we construct strongly optimal code with minimum distance 9 and 11. In constructing the code, we created a theorem and algorithm based on Gilbert-Varshamov bound before we implement the algorithm to MAPLE programming language. Because of computational limitations, the program can only construct up to k = 10 for d = 9 and k = 12 for d = 11. Keyword:
Judul: Identification and Resistance of Salmonella sp. from Feces Sample of Bornean Orang Utan (Pongo pygmaeus) at Taman Safari Indonesia, Bogor. Abstrak: Orang utan merupakan satu-satunya primata spesies kera besar yang hidup di Asia. Seluruh spesies orang utan dikategorikan ke dalam kelompok Appendix 1 yakni kelompok satwa yang dilindungi penuh dari segala bentuk perdagangan karena terancam punah oleh Convention on International Trade of Endangered Species of Fauna and Flora (CITES). Status orang utan sebagai hewan yang terancam punah ini menjadikan masalah kesehatannya perlu mendapat perhatian lebih, salah satunya adalah penyakit gastrointestinal yang disebabkan oleh Salmonella sp. Sejauh ini, data mikrobiologi terkait gangguan saluran pencernaan dan kejadian resistansi antibiotik pada orang utan belum banyak dipublikasikan. Penelitian ini bertujuan mengetahui keberadaan bakteri Salmonella sp. serta pola resistansinya pada feses orang utan kalimantan (Pongo pygmaeus) di Taman Safari Indonesia, Bogor. Sebanyak 10 sampel feses diambil dari orang utan dengan kondisi sehat dan tidak sedang mengalami gangguan pencernaan. Hasil isolasi dan identifikasi menunjukkan sebanyak 6 dari 10 sampel menunjukkan hasil yang positif terhadap Salmonella sp. Uji resistansi antibiotik dilakukan dengan menggunakan metode Kirby-Bauer Disk Diffusion Test menggunakan 7 macam antibiotik dari golongan yang berbeda-beda. Hasil uji resistansi menunjukkan bahwa Salmonella sp. 100% masih sensitif terhadap trimetoprim-sulfametoksazol, kloramfenikol, trimetoprim, dan tetrasiklin. Sementara itu, sebanyak 83,3% isolat menunjukkan resistansi terhadap ampisilin dan 33,3% terhadap streptomisin., Orang utans are the only primates of the great ape species that live in Asia. All orang utan species are categorized into the Appendix 1 group, which is an animal group which is fully protected from all forms of trade since it is threatened with extinction by Convention on International Trade of Endangered Species of Fauna and Flora (CITES). Furthermore, the status of the orang utan as an endangered animal makes its health problems need more attention, one of which is gastrointestinal disease caused by Salmonella sp. To date, microbiological data which is related to digestive tract disorders and the incidence of antibiotic resistance in orang utans have not been widely published. This study aims to determine the presence of Salmonella sp. and the pattern of resistance in the feces of the Bornean orang utan (Pongo pygmaeus) at Taman Safari Indonesia, Bogor. A total of 10 stool samples were taken from orang utans in healthy condition and they were not experiencing digestive disorders. The results of isolation and identification indicate that as many as 6 of 10 samples show positive results on Salmonella sp. Antibiotic resistance test was conducted by using the Kirby-Bauer Disk Diffusion Test method with 7 different antibiotics from different groups. In addition, the results of the resistance test show that Salmonella sp. 100% still sensitive to trimethoprim-sulfamethoxazole, chloramphenicol, trimethoprim, and tetracycline. Meanwhile, 83,3% of isolates show resistance to ampicillin and 33,3% to streptomycin. Keyword: antibiotik, orang utan, resistansi antibiotik, Salmonella sp.
Judul: Identification and Resistance Pattern of Klebsiella sp. Isolated from the Feces of the Bornean Orang Utan (Pongo pygmaeus) at Taman Safari Indonesia, Bogor Abstrak: Orang utan merupakan satu-satunya kera besar yang masih bertahan di Wilayah Asia Tenggara. Saat ini, populasi orang utan di habitatnya terus mengalami penurunan. Diperkirakan selama 60 tahun terakhir populasi orang utan berkurang sebanyak 50%. Data mikrobiologi yang membahas resistansi bakteri Klebsiella sp. terhadap antibiotik pada feses orang utan kalimantan (Pongo pygmaeus) belum banyak dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan bakteri Klebsiella sp. serta mengetahui pola resistansinya terhadap beberapa antibiotik pada feses P. pygmaeus. Metode penelitian terdiri dari isolasi, identifikasi, dan uji resistansi antibiotik. Hasil isolasi dan identifikasi ditemukan sebanyak tiga isolat (37,5%) yang positif bakteri Klebsiella sp. Berdasarkan uji sensitivitas, isolat Klebsiella sp. yang berasal dari feses P.pygmaeus sehat di Taman Safari Indonesia, Bogor, berhasil didapatkan dua pola resistansi berbeda yang memberikan gambaran adanya sensitivitas dan resistansi terhadap beberapa antibiotik. Klebsiella sp. telah mengalami resistan terhadap antibiotik golongan β-laktam dan masih sensitif terhadap antibiotik golongan aminoglikosida, tetrasiklin, dan fluorokuinolon., Orangutans are the only great apes that still survive in the Southeast Asian Region. Currently, the orangutans population in their habitat continues to decline. It is estimated that over the last 60 years, the orang utan population has decreased by 50%. Microbiological data discussing the resistance of Klebsiella sp. against antibiotics in the feces of the bornean orangutans (Pongo pygmaeus) has not been widely carried out. This study aims to identify the presence of Klebsiella sp. as well as know the pattern of resistance to several antibiotics in the feces of bornean orangutans. The research method consisted of isolation, identification, and antibiotic resistance testing. The results of isolation and identification found that three isolates (37.5%) were positive for Klebsiella sp. Based on the sensitivity test, Klebsiella sp. isolates which come from the feces of healthy P.pygmaeus in Taman Safari Indonesia, Bogor, two different patterns of resistance have been obtained which provide an overview of sensitivity and resistance to several antibiotics. Klebsiella sp. has experienced resistance to β-lactam class antibiotics and is still sensitive to aminoglycoside, tetracycline, and fluoroquinolone antibiotics. Keyword: antibiotik, Klebsiella sp., Pongo pygmaeus, resistansi
Judul: Hamiltonian formulation for linear waves motion in two layers fluid Abstrak: The surface wave could be considered as a wave that separates two fluids, namely water and air. Based on this assumption, it is introduced the interfacial wave, a wave between two layers of fluid with different density. The formulation of interfacial waves motion begins with deriving the base equation of irrotational ideal fluid. Furthermore, according to irrotational fluid assumption, the base equation can be stated in velocity potential. In this derivation, the fluids domain is assumed to be restricted by rigid lid boundary conditions, both at the upper and lower limit. Therefore, the interfacial waves motion can be explained in a hamiltonian formulation. In the hamiltonian formulation, total energy is defined as the sum of kinetic and potential energy. The hamiltonian system is obtained from reduction of kinetic energy by using the Dirichlet Neumann Operator. The resulted kinetic energy equation is nonlinear. Therefore, this form is linearized by first part of the Taylor expansion. This linearization gives a dispersion relation of linear wave. Based on this dispersion relation, the phase speed of the linear wave depends on the density ratio of the two layers fluid. Keyword:
Judul: Pengaruh kerentanan, perubahan, dan stabilisasi berdasarkan siklus perkembangan keluarga terhadap kualitas hidup lanjut usia Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik keluarga, kerentanan, perubahan dalam keluarga, dan stabilisasi terhadap kualitas hidup lanjut usia. Desain penelitian ini adalah retrospektif dan cross sectional. Contoh penelitian berjumlah 34 orang lansia (60-75 tahun) dipilih secara sengaja yang masih memiliki pasangan dan sudah tidak memiliki tanggungan. Penelitian dilakukan di Kecamatan Dramaga dan menggunakan teknik wawancara dengna kuisioner. Pemilihan contoh menggunakan metode purposive. Kualitas hidup dibagi menjadi dua yaitu kualitas hidup subyektif dan obyektif. Kualitas hidup subyektif diukur berdasarkan persepsi terhadap kesehatan fisik, hubungan sosial dan lingkungan sedangkan kualitas hidup obyektif dilihat dari pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan dasar. Hasil menunjukkan lebih dari separuh contoh memiliki kualitas hidup total tergolong tinggi. Stabilisasi keluarga, kerentanan, dan perubahan dalam keluarga tergolong rendah. Faktor yang mempengaruhi kualitas hidup lansia adalah lama menikah, usia, dan jumlah anak Keyword: Bogor Agricultural University, Institut Pertanian Bogor, IPB, Family development, Family life changes, Family stabilization, Quality of life, Vulnerability, Subjective quality of life, Objective quality of life
Judul: Pengaruh Kerentanan, Perubahan, dan Stabilisasi Berdasarkan Siklus Perkembangan Keluarga Terhadap Kualitas Hidup Lanjut Usia Abstrak: The research aimed to analyze the effect of family characteristics, vulnerability, family life change, and family stabilization toward the elderly‟s quality of life. This research design is retrospectif and cross sectional. Samples of this research were 34 elderly (60-75 years), who still a spouse, haven‟t had, and used purposively selected. The study was conducted in Dramaga subdistrict and used interviews with questionnaires. Quality of life is divided into two that are subjective and objective. Subjective quality of life is measured by perceptions of physical health, social relationship, and environmental. The objective quality of life measured by income, health, education and basic needs. The results showed more than half of the total sample had a relatively high quality of life. Stabilization of the family, family life changes, and vulnerability was low. Quality of life influenced age, length of married, and number of children. Keyword:
Judul: Closed Knight’s Tour pada Papan Catur Berbentuk Persegi Panjang dengan Ukuran Maksimal 8 × 8 Abstrak: Closed Knight’s Tour merupakan langkah kuda yang mengunjungi setiap kotak pada papan catur tepat satu kali dengan langkah kuda berawal dan berakhir pada kotak yang sama. Graf yang terbentuk dari closed knight’s tour dinotasikan sebagai graf G(m,n), dengan m adalah banyaknya baris dan n adalah banyaknya kolom. Graf tersebut memuat Hamiltonian cycle. Sebuah graf terhubung G adalah graf bipartite jika dan hanya jika graf tersebut tidak memiliki cycle dengan panjang ganjil. Papan catur yang memenuhi syarat cukup untuk memiliki closed knight’s tour adalah papan catur berukuran 5 × 6, 5 × 8, 6 × 6, 6 × 7, 6 × 8, 7 × 8, dan 8 × 8. Keyword: bipartite, closed knight’s tour, hamiltonian cycle, knight’s tour, teori graf
Judul: Tingkat Stres, Strategi Koping, dan Kebahagiaan Remaja pada Keluarga Utuh dan Keluarga Bercerai Abstrak: Masa remaja merupakan masa transisi anak-anak menuju dewasa yang dalam tahapannya membutuhkan perhatian orang tua ketika menghadapi krisis. Remaja dari keluarga bercerai lebih rentan terhadap stres dibanding remaja dari keluarga utuh. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tingkat stres, strategi koping, terhadap kebahagiaan remaja pada keluarga utuh dan keluarga bercerai. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang bersekolah di SMK Swasta, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Contoh dipilih dengan teknik convenience yang melibatkan 60 siswa dari beberapa sekolah. Data dikumpulkan dengan teknik self-report secara terpimpin. Variabel tingkat stres, strategi koping, dan kebahagiaan dikumpulkan menggunakan alat bantu kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan tingkat stres, penggunaan problem focused coping dan kebahagiaaan remaja dari keluarga utuh dan keluarga bercerai. Selanjutnya terdapat perbedaan penggunaan emotional focused coping remaja dari keluarga utuh dan keluarga bercerai. Remaja dari keluarga utuh menerapkan emotional focused coping lebih tinggi dibandingkan dengan remaja dari keluarga bercerai. Hasil uji regresi menunjukkan terdapat pengaruh tingkat stres dan emotional focused coping terhadap kebahagiaan remaja. Tingkat stres yang tinggi akan menurunkan kebahagiaan remaja dan penggunaan emotional focused coping yang baik akan meningkatkan kebahagiaan remaja. Keyword: kebahagiaan, keluarga bercerai, strategi koping, tingkat stres
Judul: Tingkat Stres, Strategi Koping, dan Kebahagiaan Remaja pada Keluarga Utuh dan Keluarga Bercerai Abstrak: Masa remaja merupakan masa transisi anak-anak menuju dewasa yang dalam tahapannya membutuhkan perhatian orang tua ketika menghadapi krisis. Remaja dari keluarga bercerai lebih rentan terhadap stres dibanding remaja dari keluarga utuh. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tingkat stres, strategi koping, terhadap kebahagiaan remaja pada keluarga utuh dan keluarga bercerai. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang bersekolah di SMK Swasta, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Contoh dipilih dengan teknik convenience yang melibatkan 60 siswa dari beberapa sekolah. Data dikumpulkan dengan teknik self-report secara terpimpin. Variabel tingkat stres, strategi koping, dan kebahagiaan dikumpulkan menggunakan alat bantu kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan tingkat stres, penggunaan problem focused coping dan kebahagiaaan remaja dari keluarga utuh dan keluarga bercerai. Selanjutnya terdapat perbedaan penggunaan emotional focused coping remaja dari keluarga utuh dan keluarga bercerai. Remaja dari keluarga utuh menerapkan emotional focused coping lebih tinggi dibandingkan dengan remaja dari keluarga bercerai. Hasil uji regresi menunjukkan terdapat pengaruh tingkat stres dan emotional focused coping terhadap kebahagiaan remaja. Tingkat stres yang tinggi akan menurunkan kebahagiaan remaja dan penggunaan emotional focused coping yang baik akan meningkatkan kebahagiaan remaja. Keyword: kebahagiaan, keluarga bercerai, strategi koping, tingkat stres
Judul: Pengujian Virus Newcastle Disease Gen VII Isolat Lapang Sebagai Virus Standar Pada Uji Tantang Vaksin Abstrak: This study was conducted to determine the standard of Newcastle disease virus Gene VII field isolate as a virus challenge to vaccine test. A virus suspension that has previously been tested by HA test then titrated with EID50 using 30 Specific Pathogen Free (SPF) of 10 day old chicken embryonated eggs. In addition, chicken lethal dose50 (CLD50) test were used to determine the virus titer that could cause 50% death of the chicken population. The CLD50 test was used 25 day-old-chickens (DOC) divided into 5 groups. The virus was diluted from 10-1 to 10-8. The 104 to 10-8 dilution of NDV was infected to every group of chicken via eyedrop and intranasal with 0.1 ml/chicken dosage. Haemagglutination test showed that the allantoic fluid were contain high titers of NDV is 512 HAU. The infective NDV that had been titrated by EID50 test showed the virus titers is 109 EID50/0.1 ml or 1010 EID50/ml and the virus titers of CLD50 test e.i 106.48 CLD50/0.1 ml or 107.48 CLD50/ml. These results can be concluded that the NDV Gene VII field isolates were most appropriate to be used as a standard virus to vaccine test Keyword: Newcastle Disease Virus Gene VII, HA tes, EID50 test, CLD50 test
Judul: Prediksi Jumlah Kendaraan yang Melintas Menggunakan Analisis Random Forest. Abstrak: Informasi mengenai jumlah kendaraan yang melintasi suatu lokasi dibutuhkan banyak pihak, baik pemerintah maupun swasta. Permasalahan di lapangan, yaitu dibutuhkannya perhitungan jumlah kendaraan roda empat atau lebih yang akurat dan cepat. Pemodelan statistika dapat digunakan untuk membantu dalam prediksi jumlah kendaraan serta peubah yang berpengaruh terhadap jumlah kendaraan yang melintasi suatu lokasi. Salah satu pemodelan yang dapat digunakan untuk mengetahui hal tersebut dengan akurasi yang tinggi adalah analisis regression random forest dan ordinal random forest. ... Keyword: jumlah kendaraan, regression random forest, ordinal random forest
Judul: Perbandingan Performa Metode Pohon Model Logistik dan Random Forest pada Pengklasifikasian Data Abstrak: Multikolinearitas dan missing data merupakan dua masalah yang sering ditemukan pada data besar. Keberadaan missing data dapat mengurangi akurasi hasil prediksi. Logistic model tree (LMT) dapat menangani multikolinearitas dengan baik karena multikolinearitas bukan suatu masalah dalam metode pohon keputusan. Random forest terbukti dapat menurunkan keragaman dalam kasus prediksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perbandingan metode LMT dan random forest pada data yang mengandung multikolinearitas dan missing data menggunakan data simulasi dan data riil. Tolak ukur evaluasi model adalah nilai ketepatan klasifikasi dan nilai AUC. Hasil yang diperoleh menunjukkan random forest memiliki performa yang lebih baik dalam memodelkan data dengan tingkat multikolinearitas sedang, banyak amatan dan persentase missing data yang besar. Sedangkan untuk data dengan tingkat multikolinearitas tinggi, LMT dengan penghapusan missing data terbukti menghasilkan performa yang lebih baik. Analisis selanjutnya dilakukan pada data dengan dimensi data yang berbeda. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa random forest menghasilkan performa yang lebih baik. Kemudian untuk data “breast cancer” yang memiliki missing data hanya 0,3% penghapusan missing data menghasilkan performa yang lebih baik., Multicollinearity and missing data are two common problems in big data. Missing data could decrease the prediction accuracy. Logistic model tree (LMT) is used to handle multicollinearity because multicollinearity does not affect the decision tree. Random forest can be used to decrease variance in prediction case. This study aimed to study the comparison of two methods, LMT and random forest, in multicollinearity and missing data in various cases using simulation study and real data as dataset. Evaluation model is based on classification accuracy and AUC measurement. The result stated that random forest had better performance if the multicollinearity level is moderate. LMT with omitted missing data is proven to have better performance for big data and when a high percentage of missing data occurred, and the multicollinearity level is severe. The next step is analysed real data with different sample size. The result stated that random forest have better performance. Omitted missing data have better performance in classification “breast cancer” data which consist 0,3 % missing data. Keyword: Dimension of data, LMT, missing data, multicollinearity, random forest
Judul: Hydrothermal Synthesis of Biphasic Calcium Posphate Abstrak: Biphasio calsium phosphate (BCP), which was a mixture of hydroxypatite (HA) and tricalcium phosphate (TCP), was synthesized by hydrothermal method followed by sintering process. Hydroxyapatite was produced by using natural calcium source CaO from hen's eggshell and (NH4)2HPO4 as phosphate souce, other hydroxyapatite sample was produce by using synthetic calcium source Ca(OH) and H3PO4 as phosphate source. Keyword:
Judul: Kerentanan staphylococcus aureus terhadap perasaan bawang merah (Allium cepa l), bawang putih (Allium sativum l), dan sirih (Piper betle l) Abstrak: Tujuan dari penelitian ini untuk menguji sensitivitas Staphylococcus aureus yang berasal dari sapi, anjing, kucing dan manusiaterhadap perasan bawang merah, bawang putih, dan sirih. Penelitian dilakukan di Laboratorium Bakteriologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Bogor. Isolat S. aureus yang diperoleh diidentifikasi dengan pewarnaan Gram, uji katalase dan koagulase serta pertumbuhan pada Manitol Salt Agar. Uji sensitivitas dilakukan dengan metode cakram kertas pada Agar Mueller -- Hinton. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perasan bawang merah dan sirih tidak menghambat pertumbuhan S. aureus. Sebaliknya perasan bawang putih menunjukkan hasil yang berbeda yang terlihat dari berbagai macam zona hambatan terhadap bakteri penguji S. aureus, yang ditunjukkan dengan zona bening yang nyata. Keyword: staphylococcus
Judul: Uji Sensitivitas Antibiotika Pada Isolat Lapang Staphylococcus aureus Abstrak: Staphylococcus aureus is a pathogen, which the infection by these bacteria can be spread to livestock. The infection in livestock correlates with the use of antibiotics to cure or prevent the infections. This research aims to determine the sensitivity of S. aureus to the antibiotics: erythromisin, streptomisin, tetracycline, cefepime, neomisine, nitrofurantoine, amikacine, chlorampenicol and ciprofloxacine. This research was conducted through isolation on agar and disk diffusion test. The result of this research showed that our S. aureus isolates are resistant to cefepime, neomisine, amikacine and ciprofloxacine. Keyword: Sensitivity, antibiotics, Staphylococcus aureus
Judul: Dinamika Sistem Ekonomi dengan Model Overlapping-Generation Abstrak: This manuscript describes a modern macroeconomic model in discrete time so-called Overlapping-Generation Model. In general, modeling framework of Overlapping-Generation is assumed that each person lives for only two periods, i.e. he/she works in the first period and retires in the second. By maximizing lifetime utility, which depends on consumption in the two periods of life, there will exist a steady state condition. Steady state happens when capital per capita at the first and the second periods are equal. In the end, economics converges to a steady state. Some numerical simulations show the effects of some parameters to the steady state condition. Keyword:
Judul: Development of Galohgor Cookies with Corn Flour Substitution to Increase Breast Milk Production Abstrak: ASI eksklusif merupakan sumber zat gizi terbaik untuk bayi, namun tidak semua ibu dapat memproduksi ASI dalam jumlah yang memadai. Penelitian ini bertujuan mengembangkan produk cookies galohgor substitusi tepung jagung untuk meningkatkan produksi ASI. Rancangan acak lengkap digunakan dengan tiga taraf perlakuan substitusi tepung jagung pada cookies galohgor, yaitu F0 (0%), F1 (25%), dan F2 (50%). Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa penerimaan panelis terhadap cookies galohgor substitusi tepung jagung tidak berbeda nyata dengan cookies kontrol. Formula F2 memiliki kadar air, abu, lemak, dan β-karoten paling tinggi. Formula F2 dijadikan formula terpilih, dengan kandungan air 4,42%, abu 2,02%, lemak 26,92%, protein 6,98%, karbohidrat 59,66%, dan β-karoten 910,57 μg/ 100 g atau setara dengan 75,88 RAE. Satu takaran saji cookies F2 (45 g) menyumbang 9% energi, 4% protein, 18–19% lemak, 7% karbohidrat, dan 7% RAE dari β-karoten bagi kebutuhan gizi harian ibu pada 6 bulan pertama menyusui., Exclusive breast milk is the best source of nutrition for infants. However, not all mothers can produce sufficient amounts of breast milk. This study aimed to develop Galohgor cookies with corn flour substitution to increase breast milk production. Complete randomized design was applied with three substitution levels of corn flour in Galohgor cookies; F0 (0%), F1 (25%), and F2 (50%). Panelists' acceptance of Galohgor cookies with corn flour substitution was not significantly different from the control cookies. The F2 cookies had the highest content of water, ash, fat and β-carotene. The selected formula (F2) contained 4.42% of water, 2.02% of ash, 26.92% of fat, 6.98% of protein, 59.66% of carbohydrates, and 910.57 μg/100 g of β-carotene or equal to 75.88 RAE. One serving size of F2 cookies (45 g) contributed to 9% energy, 4% protein, 18–19% fat, 7% carbohydrates, and 7% RAE from β-carotene of mother's RDA in the first 6 months of breastfeeding. Keyword: betacarotene, cookies, corn flour, galohgor, nursing mothers
Judul: Formulasi, Uji Daya Terima dan Analisis Kandungan Gizi Cookies Galohgor Berkhasiat untuk Meningkatkan Produksi ASI Abstrak: Galohgor is one of nutraceutical made of the 56 kinds of plants herbs. Empirically, galohgor has benefits, that‟s to increase the production of breast milk. The aim of this study was to create formula have acceptability and analyze it‟s nutrient contents of galohgor cookies. The study was conducted by completely randomized design with four concentration of galohgor extract i.e 0%, 2.5%, 5% and 7.5%. Determination of selected cookies was based on acceptability of panelist acceptability. Cookies with 2.5% of galohgor extract was the selected formula that was determined by highest percentage of acceptability (81%). It was contained 3.58% of water, 1.57% of ash, 30.56% of fat, 4.21 of protein and 63.65% of carbohydrat each serving size (40 g) cookies galohgor contained 1,2 g of galohgor extract, 219 Calory of energy, 12.2 g of fat, 1.68 g of protein, and 25.5 g of carbohydrat. Keyword: Bogor Agricultural University (IPB), galohgor, cookies, breast milk
Judul: Perencanan Lanskap Sunda Kalapa, Jakarta Utara Sebagai Kawasan W isata Sejarah Abstrak: Perkembangan kota Jakarta dari waktu ke waktu sangatlah cepat, sehingga menyebabkan kota-kota tua banyak yang tergusur untuk dijadikan daerah baru yang lebih modern. Apabila hal tersebut tidak ditanggulangi secara dini maka keberadaan Kota Lama Jakarta akan hilang. Hal inilah yang melatar belakang untuk dilakukan tindakan perlindungan dan revitalisasi kawasan bersejarah Sunda Kalapa. Keyword:
Judul: Stok dan Neraca Karbon Komunitas Lamun di Pulau Barranglompo Makassar Abstrak: Salah satu ekosistem yang penting di Kepulauan Spermonde Sulawesi Selatan adalah padang lamun yang berperan secara ekologis maupun ekonomis. Beberapa tahun terakhir peran padang lamun sebagai salah satu penyerap dan penyimpan karbon di perairan laut mulai didiskusikan. Sebelumnya perhatian hanya tertuju pada peran vegetasi darat sebagai penyerap dan penyimpan karbon. Sebagai salah satu bentuk perhatian pakar terhadap peran vegetasi pantai, termasuk lamun sebagai penyerap dan penyimpan karbon, telah diperkenalkan konsep blue carbon pada tahun 2009. Hasil penyerapan karbon pada proses fotosintesis disimpan sebagai stok karbon, atau dialirkan ke beberapa kompartemen, seperti sedimen, herbivora dan ekosistem lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi stok karbon komunitas lamun dan aliran karbon dari stok di atas substrat ke beberapa kompartemen, yaitu herbivora melalui aktifitas grazing dan produktivitas serasah, baik yang melayang maupun tenggelam. Penelitian dilakukan dari bulan Desember 2010 sampai Bulan November 2011 di Pulau Barranglompo Makassar. Stok karbon didapatkan melalui konversi dari biomassa dengan menggunakan hasil analisis konsentrasi karbon jaringan lamun. Produktivitas daun dan rhizoma didapatkan dengan menggunakan metode penandaan dan volumetrik, sementara untuk produktivitas serasah menggunakan metode kurungan. Laju grazing diestimasi dari hasil perkalian antara daya grazing individual bulu babi yang dilakukan di akuarium dengan kepadatan bulu babi di lapangan. Sementara laju grazing herbivora lain dilakukan secara in situ dengan melihat pengurangan biomassa tegakan lamun yang dibiarkan selama 24 jam. Total produktivitas lamun sebesar 0.780 gC/m2/hari, dengan kisaran 0.206-1.528 gC/m2/hari. Produktivitas rhizoma jauh lebih rendah dibanding produktivitas daun, yaitu rata-rata 0.026 gC/m2/hari dengan kisaran 0.0127-0.0502 gC/m2/hari. Ditemukan tiga jenis lamun yang mempunyai kontribusi besar terhadap produktivitas lamun yaitu E. acoroides, T. hemprichii dan C. rotundata. Pulau Barranglompo mempunyai luas lamun sebesar 643 367 m2 (64.3 ha) atau lebih dari tiga kali luas pulaunya (20.64 ha), dengan potensi stok karbon rata-rata sebesar 73.86 ton. Stok karbon tersebar di sisi selatan, barat dan utara, sementara stok karbon di sisi timur relatif sempit. Stok karbon di bawah substrat berperan besar terhadap penyimpanan karbon yang mencapai rata-rata 76.3% atau lebih dari 2/3 dari total stok karbon. Dua jenis lamun yang berkontribusi besar terhadap stok karbon yaitu jenis E. acoroides dan T. hemprichii, keduanya berkontribusi lebih dari 90% dari total stok karbon, atau masing-masing 52.06 ton (70.3%) oleh E. acoroides dan 17.86 ton (24.1%) oleh T. hemprichii. Total produksi serasah mencapai 0.1830-1.3077 gCm2/hari, yang terdiri dari serasah tenggelam 0.1309-0.8664 gCm2/hari, sementara serasah yang melayang sebesar 0.0517-0.5443 gCm2/hari. Fluktuasi produksi serasah sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik lingkungan seperti gelombang, arus dan keterbukaan terhadap sinar matahari pada periode tertentu. Jenis lamun E. acoroides dan T. hemprichii berkontribusi besar terhadap produksi serasah. Total grazing herbivora berkisar 0.045-0.103 gCm2/hari. Grazing bulu babi berkisar 0.0036-0.0237 gCm2/hari, relatif kecil dibanding grazing herbivora lain 0.0159-0.2365 gCm2/hari. Jenis bulu babi yang berkontribusi besar terhadap bujet karbon ke herbivora adalah D. setosum karena kepadatan yang tinggi dan T. gratilla karena daya grazing yang tinggi. Secara keseluruhan neraca karbon yang keluar dari stok di atas substrat mencapai 61.7 gC/m2/hari. Karbon terbesar melalui serasah yaitu lebih dari 88% dari total neraca karbon, terdiri dari serasah yang melayang hampir 27% dan serasah yang tenggelam sekitar 62%. Karbon melalui jalur herbivora Keyword: Barranglompo, seagrass, carbon stock
Judul: Estimasi Cadangan Karbon Vegetasi Lamun pada Karakteristik Perairan Berbeda di Desa Kahyapu dan Desa Kaana Pulau Enggano Abstrak: Lamun berperan sebagai penyerap karbon (CO2) yang dikenal dengan istilah blue carbon. CO2 diikat dan diubah menjadi biomassa melalui proses fotosintesis. Akumulasi dari ikatan karbon ini disebut cadangan karbon. Nilai cadangan karbon yang tersimpan pada biomassa dapat diketahui dengan menggunakan pendekatan hubungan antara kerapatan, biomassa dan konsentrasi karbon pada jaringan tubuh tumbuhan. Penelitian dilakukan terhadap vegetasi lamun di Perairan Desa Kaana dan Desa Kahyapu Pulau Enggano Provinsi Bengkulu pada Bulan April hingga Juli 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji nilai cadangan karbon yang tersimpan pada substart dan biomassa lamun bagian atas substrat (daun) dan bagian bawah substrat (akar dan rizhome). Data diperoleh secara purposive sampling di lapangan dengan menggunakan transek kuadrat berukuran 1 m x 1 m dan analisa karbon dengan metode Walkey dan Black (1934) di Laboratorium Produktifitas dan Lingkungan Perairan Institut Pertanian Bogor. Hasil pada Penelitian ini ditemukan 4 jenis lamun, yaitu Enhalus acoroides, thalassia hempricii, Cymodocea rotundata, dan Cymodocea serrulata. Lamun Thalassia hemprichii memiliki nilai kerapatan tertinggi pada kedua lokasi penelitian dengan kerapatan mencapai 1006 ind/m2 selanjutnya Enhalus acoroides dan Cymodocea spp. Kerapatan lamun jenis Cymodoceae spp tertinggi terdapat pada di Desa Kaana, dengan nilai kerapatan 339 ind/m2. Jenis lamun Enhalus acoroides yang hanya ditemukan di Desa Kahyapu memiliki nilai kerapatan tertinggi dengan nilai kerapatan 123 ind/m2. Cadangan karbon biomassa pada lokasi penelitian menunjukkan adanya variasi nilai antar jenis lamun. Jenis Lamun Enhalus acoroides memiliki cadangan karbon biomassa tertinggi dengan nilai rata-rata 50,75 g C/m2, kemudian jenis lamun Thalassia hemprichii dengan cadangan karbon rata-rata 17,53 g C/m2, selanjutnya Jenis Cymodoceae spp. dengan rata-rata 2,99 g C/m2. Nilai Corg biomassa di atas substrat lebih tinggi dibandingkan dengan karbon biomassa di bawah substrat, Sedangkan Nilai cadangan karbon di bawah substrat lebih besar dibandingkan dengan di atas substrat. Keyword: Kerapatan, Biomassa, Biomassa, Stok karbon, Lamun, Enggano
Judul: Penentuan Nilai Eigen dan Vektor Eigen dari Matriks Tridiagonal 2-Toeplitz dengan Pendekatan Polinomial Chebyshev Abstrak: The eigenvalues and eigenvectors of a matrix can be determined by finding its characteristic polynomials. The characteristic polynomials of a tridiagonal 2-Toeplitz matrix is shown to be closely connected to polynomials which satisfy the Chebyshev recurrence relationship. If the order of the matrix is odd, then the eigenvalues are found explicitly in terms of the Chebyshev zeros and the eigenvectors are found in terms of the polynomials satisfying the recurrence relationship. For even ordered matrices, the situation is more complicated. The problem in these cases is that although the Chebyshev recurrence formula is still applied, its initial values are not generating Chebyshev polynomials Keyword:
Judul: Kecernaan Tepung Daun Tarum (Indigofera zollingeriana) dengan Penambahan Berbagai Dosis Enzim pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas kecernaan ikan nila (Oreochromis niloticus) terhadap bahan baku tepung daun tarum (Indigofera zollingeriana) yang ditambahkan Enzim NSP+® dengan berbagai dosis. Penelitian menggunakan 4 perlakuan dengan masing-masing 3 ulangan yaitu penambahan Enzim NSP+® pada tepung daun tarum sebanyak 0, 0.2, 0.4, dan 0.6 g.kg-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan Enzim NSP+® sebanyak 0.6 g.kg-1 menghasilkan kandungan NDF dan ADF yang paling rendah yaitu sebesar 23.89 % dan 18.18%. Selain itu, penambahan dosis Enzim NSP+® 0.6 g.kg-1 menghasilkan kecernaan pakan, kecernaan bahan baku pakan, kecernaan protein, kecernaan lemak, dan kecernaan energi tertinggi yaitu masing-masing sebesar 46.51±0.73%, 37.13±2.43%, 76.88±0.23%, 59.62±3.70%, dan 60.77±0.94% (P<0.05). Penambahan Enzim NSP+® sebesar 0.6 g.kg-1 pada tepung daun tarum (Indigofera zollingeriana) efektif dalam meningkatkan nilai kecernaan ikan nila (Oreochromis niloticus). Keyword: Daun tarum, enzim NSP+®, kecernaan
Judul: Evaluasi Kecernaan Pakan Ikan Nila Oreochromis niloticus dengan Penambahan Tepung Daun Insulin Smallanthus sonchifolius Abstrak: Daun insulin berasal dari tanaman yakon Smallanthus sonchifolius merupakan salah satu bahan alami yang berpotensi meningkatkan kecernaan pakan dan pemanfaatan karbohidrat pada pakan. Penelitian bertujuan mengevaluasi kecernaan pakan ikan nila Orechromis niloticus dengan penambahan tepung daun insulin. Penelitian terdiri atas 4 perlakuan yaitu In0 (pakan tanpa tepung daun insulin), In0,5 (pakan dengan tepung daun insulin 0,5%), In1,0 (pakan dengan tepung daun insulin 1%) dan In1,5 (pakan dengan tepung daun insulin 1,5%). Ikan nila berukuran 17,15±0,04 g sebanyak 10 ekor dipelihara dalam akuarium 50x40x40 cm selama 40 hari. Analisis kecernaan dilakukan dengan metode pengumpulan feses dimulai pada hari ke-5 setelah ikan diberi pakan uji yang mengandung marker Cr2O3. Hasil penelitian menunjukkan nilai kecernaan total, kecernaan protein, kecernaan karbohidrat, kecernaan energi, dan pertumbuhan ikan nila dengan penambahan daun insulin memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kontrol (p<0,05). Berdasarkan penelitian ini, penambahan tepung daun insulin 1% pada pakan menghasilkan nilai kecernaan pakan ikan nila terbaik. Keyword: digestibility, insulin leaf, nile tilapia
Judul: Bifurkasi Hopf pada Model Siklus Bisnis Kaldor Kalecki tanpa dan dengan Waktu Tunda Abstrak: Business cycle model is one of dynamical system models in economic. One of the business cycles model is Kaldor-Kalecki model. Kaldor-Kalecki business cycle model that is written in delayed defferential equations, is a business cycle model that involves gross product and capital stock of a company. In this paper Kaldor-Kalecki business cycle model is analyzed using both nondelay and delay in time of capital stock. By Taylor expansion for the time delayed model, an analysis of stability around the fixed points has been done. Furthermore, by using Hopf bifurcation theorem, it can be shown that there exists periodic orbits and limit cycle. In the nondelayed model, changing the parameter of goods market could lead to the occurrence of Hopf bifurcation and the existence of limit cycle. Similarly, for the delayed model, it has been shown that changing the time delay parameter may result in the occurrence of Hopf bifurcation and limit cycle. Keyword:
Judul: Serangan Asphondylia capsicicola sp. n. (Diptera: Cecidomyiidae) pada Pertanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) di Pertanian Organik Cisarua Bogor Abstrak: Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan komoditas holtikultura penting dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Serangan hama Asphondylia capsicicola sp. n. (Diptera: Cecidomyiidae) berpotensi menggangu produksi tanaman cabai rawit. Serangga ini menyebabkan puru pada cabai, dengan gejala terhambatnya pertumbuhan buah. Serangan A. capsicicola juga ditemukan menyerang cabai keriting. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati gejala yang ditimbulkan oleh hama A. capsicicola pada tanaman cabai serta mengetahui luas dan intensitas serangannya di pertanaman cabai rawit organik Yayasan Bina Sarana Bakti Cisarua, Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2016. Gejala serangan A. capsicicola pada tanaman cabai rawit terjadi pada bagian kuncup, bunga, dan buah muda. Gejala puru lebih banyak ditemukan pada buah muda daripada kuncup dan bunga. Luas serangan A. capsicicola yaitu 32.80 sampai 48.40% dengan total intensitas serangan tinggi pada buah muda yaitu 23.84%. Intensitas serangan pada kuncup adalah 2.07%, dan pada bunga 5.91%. Parasitoid yang ditemukan dalam pengamatan di lapangan yaitu Sigmophora sp. dari Ordo Hymenoptera, Famili Eulophidae Keyword: hama, intensitas serangan, luas serangan, puru, Sigmophora sp.
Judul: Serangan Asphondylia sp(Diptera:Cecidomyiidae) pada pertanaman cabai keriting di Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua dan Desa Cibanteng, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor Abstrak: Hama puru Asphondylia sp. pada tanaman cabai merupakan hama yang relatif baru. Untuk itu dilakukan penelitian mengenai serangan hama puru ini di dua desa di daerah Cisarua dan Darmaga, Bogor yang meliputi keadaan luas serangan, intensitas serangan dan keberadaan parasitoidnya. Penelitian dilakukan baik di lapangan maupun di laboratorium sejak bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2005. Luas serangan Asphondylia sp. di Desa Tugu Selatan berkisar antara 21 hingga 41% relatif lebih tinggi dari pada di Desa Cibanteng yang berkisar antara 11 hingga 37%. Intensitas serangan hama ini di Desa Tugu Selatan relatif lebih rendah (0,91% 3,97%) dari pada di Desa Cibanteng (0,69%- 7,49%). Parasitoid yang muncul dari Asphondylia sp. adalah dua spesies dari genus Sigmophora dari Famili Eulophidae dan satu spesies dari genus Erytoma dari Famili Erytomidae. Kedua famili ini termasuk ke dalam Ordo Hymenoptera. Parasitoid di Desa Tugu Selatan ditemukan lebih banyak daripada di Desa Cibanteng. Keyword:
Judul: The Exploration of Discrete Logarithm over Finite Field GF(3m) Abstrak: The security of many public~key algorithms is based on the problem of finding discrete logarithms. The generalized discrete logarithm problem is the following: given a finite cyclic group G of order n, a generator a of G, and an element fl E G, find the integer x, 0 ~ x ~ n - 1, such that 0: = fl. Algorithm for discrete logarithm problem focused on Menezes et al. (1997) that consist of exhaustive search algorithm, the baby-step giant-step algorithm, Pollard's rho algorithm, Pohlig-Hellman algorithm, and index-calculus algorithm. These algorithms are explorated to be used in discrete logarithm problem over finite field GF(3m ). The exploration also produces some algorithms, i.e. naif negative algorithm, baby-step mother-step algorithm, baby-step mother free-step algorithm, and baby-step free-step algorithm. All algorithms implemented using Maple 11. The Pohlig-Hellman and baby-step giant-step algorithms are efficient enough to be used in discrete logarithm problem over finite field GF(3m ) for m < 20. Keyword:
Judul: Fermentation and Enzimatic Technology of Palm Kernel Cake (PKC) and its Application on Broiler Ratio (Study Quantitative) Abstrak: Penggunaan palm kernel cake dalam pakan ayam broiler sangat dibatasi karena tingginya kandungan serat kasar serta asam amino yang tidak seimbang. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak penambahan palm kernel cake pada pakan broiler dan menentukan pengolahan yang terbaik untuk mengurangi faktor faktor pembatas penggunaan palm kernel cake dengan metode study kuantitatif. Data didapatkan dari 19 paper yang diperoleh dari berbagai sumber seperti science direct, google scholar, dan research gate. Teknologi yang digunakan pada penelitian ini adalah teknologi fermentasi (FPKC) dan teknologi enzimatis (EPKC). Penggunaan palm kernel cake dalam penelitian ini adalah bersikar dari 0% hingga 30%. Data diolah dengan persamaan regresi menggunakan softwere IBM SPSS ver 20. Hasil analisis menunjukkaan konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan broiler dengan pakan PKC, FPKC, maupun EPKC tidak berbeda (P>0,10) dengan pakan control, begitupun dengan penambahan PKC terhadap FCR. Sedangkan penambahan FPKC dan EPKC secara kuadratik menunjukkan hasil yang sangat berbeda nyata (P<0,01) dan cenderung berbeda nyata (P<0,10) terhadap FCR. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan PKC tidak berpengaruh buruk tehadap performa bila diberikan secara bertahap. Penggunaan 15% FPKC memberikan pengaruh yang baik terhadap efisiensi pakan namun tidak baik jika melebihi taraf tersebut., The use of palm kernel cake in broiler diets is limited due to the high content of crude fiber and unbalanced amino acids. This study aimed to evaluate the impact of adding palm kernel cake to the broiler diet and to determine the best processing to reduce the limit of factors for the use of palm kernel cake using quantitative study method. The data were gained from 19 papers. This study also uses digital sources such as science direct, google scholar, and research gate. The technologies used to increase palm kernel cake quality were fermentation (FPKC) and enzymatic (EPKC). The use of palm kernel cake in this study was from 0% to 30%. The data was processed by regression using IBM SPSS 20th version software. The result showed that feed intake and body weight gain of broilers fed PKC, FPKC, and EPKC were not different (P>0.10) from control, similarly to the addition of PKC in feed to FCR. However, the addition of FPKC and EPKC in the feed had a significant effect (P>0.01) and tended (P<0.10) to FCR. It can be concluded that the gradual addition of PKC, FPKC, and EPKC had no negative effect. The addition of 15% PKC in broiler feed can improve feed efficiency. Keyword: broiler, enzymatic technology, fermentation technology, palm kernel cake
Judul: Persentase Karkas, Potongan Komersial, dan Lemak Abdominal Ayam Broiler yang Diberi Pakan Mengandung Tepung Inti Sawit Ditambah Pollard atau Dedak Abstrak: The palm oil industry has a main product and a byproduct that can be used as a feeding. One of the product that has not been widely studied is the palm kernel powder. The purpose of this study was to evaluate the effect offeeding ration containing palm kernel powder on carcass percentage, commercial cut, and abdominal fat of broilers. There treatments were; P1 (control), P2 (ration contained palm kernel powder and pollard), P3 (ration contained palm karnel powder and rice bran) with 6 replications. The results showed that the percentage of carcass and commercial cut of broiler fed palm kernel powder (P2 and P3) was lower than control, but increased commercial cuts (thighs, upper thigh, wings, and back). Abdominal fat of P2 was higher compared to P1 and P3.Feeding palm kernel powder in the diet decreasedcarcass percentage and increased commercial cuts except the breast and abdominal fat. Keyword: Palm Karnel Powder, Commercial Cuts, Carcass Percentage, Broiler, bdominal Fat
Judul: Metrik Einstein (Anti-) Self-Dual Berdimensi Empat dengan Metode Cartan Abstrak: Gravitational field equation can be formulated in differential forms (differential geometry), which describes gravity as a manifestation of the curvature of space-time. Curvature of space-time is characterized by a metric that satisfies the gravitational field equation. With differential forms it can be formulated the (anti-) self-dual Einstein equation, which is a modification of the Cartan structure in (anti-) self-dual basis. Calculation of (anti-) self-dual metric with (anti-) self-dual Einstein equation is simpler than the calculation using Christoffel symbols. Keyword:
Judul: Pandangan mahasiswa terhadap budaya daerah dan upacara perkawinan tradisional Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan dosis pupuk urea dan KCl, serta interaksi keduanya terhadap pertumbuhan vegetatif dan kua1itas buah nenas. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Babakan Pasir Mas. Ciomas, Bogor sejak bulan Mei 2002 sampai bulan Mei 2003. Metode penelitian yamg digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial dengan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama adalah dosis pupuk urea yang terdiri dati tiga tarafperlakuan, yaitu 100 kg/ha (NI), 200 kg/ha (N2) dan 300 kg/ha (N3). Faktor kedua adalah dosis pupuk KC! yang terdi1i daii dua taraf perlakuan, yaitu 150 kg/ha (Kl) dan 300 kg/ha (K2). Kedua factor perlakuan tersebut dikombinasikan sehingg;1 menghasilkan 6 kombinasi pcrlakuan. Masing-masing kombinasi perlakuan d1ulang tiga kali. Sampai dengan umur panen 13 bulan setelah tanam.. pcrlakuan dosis pupuk urea dan KCi serta inte:raksi keduanya secara umum tidak berpengaruh nyata terhadap peubah pertumbuhan vegetatif, sifat fisik buah nenas dan sifat kirnia buah nenas. Perlakuan dosis pupuk ureJ hanya berpengaruh nyata terhadap jumlah daun mahkota. lnteraksi perlakuan antara pupuk urea dan KCI hanya berpengaruh nyata terhadap tinggi mahkota. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa bobot buah+mahkota berkorelasi positif dengan bobot buah tanpa mahkota. panjang buah, diameter buah, diameter hati buah, bobot mahkota, tinggi mahkota dan jumlah daun mahkota. Produksi nenas hasil penelitian berkorelasi positif dengan bobot buah+mahkota. bohot mahkota dan nisbah hobot buah-mahkota. Keyword: fertilizers dosage, fruit quality, crown leaf number
Judul: Pengaruh pemupukan N, P dan K terhadap pertumbuhan vegetatif dan generatif ceplukan Physalis angulata Linn. Abstrak: Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemupukan N, P dan K terhadap pertumbuhan vegetatif dan generatif ceplukan (Physalis angulata Linn.). Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikarawang Bogor pada bulan April sampai Juni 2004. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan faktor tunggal, 12 perlakuan yaitu kombinasi pemupukan urea dosis 0 kg/ha, 100 kg/ha dan 200 kg/ha dengan SP-36 dan KCl masing-masing dengan dosis 0 kg/ha dan 50 kg/ha. Percobaan dilakukan dengan 3 ulangan. Pertanaman dalam polybag dengan media tanam tanah latosol yang memiliki status hara makro dan mikro rendah. Hasil percobaan menunjukkan perlakuan pemupukan tidak berpengaruh nyata pada peubah tinggi, jumlah daun, jumlah cabang, jumlah bunga dan jumlah buah dan lebar tajuk, tetapi bobot kering tajuk mempunyai uji F yang berbeda nyata pada taraf 5%. Bobot basah tajuk berbeda nyata pada taraf 1%. Perlakuan pemupukan N mempengaruhi pertumbuhan vegetatif secara positif dan mendukung pertumbuhan generatif tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan meningkat dengan meningkatnya dosis N yang digunakan. Jika N dikombinasikan dengan P atau K, kombinasi dengan K akan meningkatkan respon pada tanaman sedangkan kombinasi dengan P terlihat tidak begitu mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Kombinasi 200 kg urea/ha dengan 50 kg KCl/ha dan 50 kg SP-36/ha menghasilkan jumlah buah tertinggi walaupun pada pembentukan bunga perlakuan ini menghasilkan jumlah bunga yang tidak berbeda jauh dengan perlakuan 100 kg urea/ha pada berbagai kombinasi. Ceplukan sebagai tanaman obat digunakan seluruh bagian tanamannya dalam bentuk kering (simplisia) sehingga bobot kering yang tinggi diharapkan mempunyai bahan aktif yang tinggi juga. Perlakuan kombinasi 200 kg urea/ha dengan 50 kg KCl/ha tanpa P menghasilkan bobot basah tajuk (60.37 g), bobot kering tajuk (9.43 g) dan bobot kering total (12 g) yang tertinggi. Keyword:
Judul: Hamiltonian formulation for linear waves motion in two layers fluid Abstrak: The surface wave could be considered as a wave that separates two fluids, namely water and air. Based on this assumption, it is introduced the interfacial wave, a wave between two layers of fluid with different density. The formulation of interfacial waves motion begins with deriving the base equation of irrotational ideal fluid. Furthermore, according to irrotational fluid assumption, the base equation can be stated in velocity potential. In this derivation, the fluids domain is assumed to be restricted by rigid lid boundary conditions, both at the upper and lower limit. Therefore, the interfacial waves motion can be explained in a hamiltonian formulation. In the hamiltonian formulation, total energy is defined as the sum of kinetic and potential energy. The hamiltonian system is obtained from reduction of kinetic energy by using the Dirichlet Neumann Operator. The resulted kinetic energy equation is nonlinear. Therefore, this form is linearized by first part of the Taylor expansion. This linearization gives a dispersion relation of linear wave. Based on this dispersion relation, the phase speed of the linear wave depends on the density ratio of the two layers fluid. Keyword:
Judul: . Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Dan Willingness To Accept Masyarakat Akibat Pencemaran Limbah Cair Sarung Tenun, Desa Wanarejan Utara, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang Abstrak: Pesatnya pembangunan ekonomi terutama di sektor industri telah terjadi di Indonesia. Pembangunan kawasan industri tidak hanya memberikan dampak pada sosial ekonomi masyarakat saja, tetapi juga berdampak pada perubahan kualitas fisik lingkungan sekitar kawasan industri. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dampak negatif yang dirasakan masyarakat akibat aktivitas industri sarung tenun Desa Wanarejan Utara, mengestimasi besarnya biaya kerugian yang ditanggung masyarakat akibat pencemaran limbah sarung tenun, mengestimasi besarnya nilai kompensasi yang bersedia diterima masyarakat akibat pencemaran limbah cair sarung tenun, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kesediaan masyarakat dalam menerima kompensasi. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, Replacement cost dan cost of illness, Contingent Valuation Method (CVM), dan regresi linear berganda yang ditransformasikan kedalam bentuk logaritma natural. Hasil penelitian ini menunjukan eksternalitas negatif yang paling dirasakan adalah penurunan kualitas air tanah dan pencemaran udara. Adanya eksternalitas negatif ini menyebabkan masyarakat harus menanggung biaya eksternal sebesar Rp191.405.136 per bulan. Hasil rata-rata willingness to accept dari 91 responden yang bersedia menerima adalah sebesar Rp136.813 per bulan per orang. Faktor- faktor yang berpengaruh pada taraf nyata 5% adalah usia, pendidikan, pendapatan, jarak tempat tinggal, jumlah tanggungan, dan lama tinggal. Keyword: biaya eksternal, eksternalitas, industri, nilai kerugian willingness to accept
Judul: Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Masyarakat akibat Pencemaran Limbah Cair Kain Tenun (Studi Kasus: Kelurahan Tenun, Kecamatan Samarinda Seberang, Kota Samarinda). Abstrak: Kegiatan industri merupakan kegiatan yang mengolah input menjadi output. Salah satu industri yang berpotensi sebagai penyebab pencemaran adalah industri tekstil. Samarinda terkenal akan produk tekstilnya yaitu kain tenun yang diproduksi di Kelurahan Tenun. Kepadatan penduduk yang cukup tinggi ditambah dengan limbah cair kain tenun yang tidak dikelola dengan baik menimbulkan eksternalitas negatif bagi masyarakat di Kelurahan Tenun. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mengidentifikasi eksternalitas negatif dari pencemaran akibat limbah cair kain tenun, 2) Mengestimasi nilai kerugian ekonomi masyarakat akibat pencemaran limbah cair kain tenun, 3) Menganalisis prioritas bentuk kebijakan menurut persepsi stakeholder terkait, 4) Mengestimasi nilai rata-rata yang bersedia dibayar oleh masyarakat non-penenun untuk keberlanjutan IPAL. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif, replacement cost, cost of illness, Metode Perbandingan Eksponensial (MPE), dan Contingent Valuation Method (CVM). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa eksternalitas negatif yang terjadi berupa penurunan kualitas lingkungan, pengaruh terhadap kesehatan, kenyamanan terganggu, dan perubahan pada kualitas air. Total nilai kerugian ekonomi masyarakat sebesar Rp 4 016 452 000 yang didapatkan dari penjumlahan replacement cost sebesar Rp 3 620 760 000 dan cost of illness sebesar Rp 395 692 000. Prioritas alternatif kebijakan menurut seluruh stakeholder adalah ditetapkannya iuran untuk biaya operasional IPAL dari masyarakat non-penenun dengan total skor sebesar 236 109. Hasil WTP yang didapatkan adalah Rp 4 250 per KK per bulan sehingga dapat dinyatakan ketika iuran ini dilaksanakan, IPAL bisa kembali berfungsi dan menjadi bentuk upaya perbaikan lingkungan dalam mengatasi pencemaran. Keyword: cost of illness, eksternalitas, limbah cair, Metode Perbandingan Eksponensial, pencemaran, replacement cost, Willingness to Pay
Judul: Synthesis of Biphasic Calcium Phosphate Made of Eggshells Through A Hydrothermal Method Abstrak: Biphasic Calcium Phosphate mixed of hydroxyapatite and tricalcium phosphate. A hydrothermal method of synthesizing by mixing CaO as calcium source and (NH4)2HPO4 as phosphate source with distilled water. CaO got from calcination process made of eggshells. All samples were synthesized using hydrothermal reactor then followed by sintering process. The molar ratio of Ca and P for all samples was 0.5 M : 0.3 M. Hydrothermal temperature and sintering temperature were variated they are 250 ºC, 300 ºC for hydrothermal and 800 ºC, 900 ºC, 1000 ºC for sintering, higher treatment temperature, tricalcium phosphate appears. Final results of synthesis were characterized by using X-ray Diffraction and Fourier Transform Infrared. X-ray Diffraction patterns was ecompared with database Join Committee on Powder Diffraction Standards and found tricalcium phosphate and hydoxyapatite. Keyword: biphasic calcium phosphate, hydrothermal, hydroxyapatite, tricalcium phosphate
Judul: Penapisan Ekstrak Daun Famili Zingiberaceae Sebagai Inhibitor Tirosinase Dan Antioksidan Abstrak: Penapisan atas daun Zingiberaceae telah dilakukan sebagai inhibitor tirosinase dan antioksidan. Kadar total antosianin, klorofil, karotenoid, tanin, dan flavonoid ditentukan menggunakan metode spektroskopi. Metode penapisan antioksidan menggunakan 1,1-difenil-2-pikril hidrazil (DPPH) dan penapisan inhibitor tirosinase menggunakan substrat L-tirosina (monofenolase) dan L-DOPA (difenolase). Ekstrak metanol daun temulawak (Curcuma xanthorrhiza) lebih aktif sebagai antioksidan daripada ekstrak lainnya dengan nilai IC50 281.85 mg/L dan hubungannya dengan kadar tanin ialah 22.76%. Ekstrak etil asetat dari daun bangle hantu (Zingiber purpureum) memiliki aktivitas inhibisi monofenolase 82.86% dan hubungannya dengan kadar karotenoid ialah 52.02%. Ekstrak etil asetat daun temu putih (Curcuma zedoaria) memiliki aktivitas inhibisi difenolase 90.20% dan hubungannya dengan kadar flavonoid ialah 39%. Jadi, dari 10 daun spesies Zingiberaceae, temulawak lebih berpotensi sebagai antioksidan, sementara bangle hantu dan temu putih lebih berpotensi sebagai inhibitor tirosinase. Keyword: antioksidan, inhibitor tirosinase, penapisan, Zingiberaceae
Judul: Daun Pelindung Bunga Temu Lawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) sebagai Inhibitor Tirosinase dan Antioksidan Abstrak: The utilization a bract flower of temu lawak (C. xanthorrhiza) as tyrosinase inhibitor and antioxidant was verified by identifying its active compound. Sample of a bract flower of temu lawak was extracted with n-hexane, ethyl acetate, and methanol as well as distillation of its essential oil. Tyrosinase inhibition (monophenolase and diphenolase) and antioxidant (diphenylpicryl hydrazyl (DPPH) method) assays were performed on various extracts and essential oil of the sample. The ethyl acetate extract was the active extract with IC50 1.97 mg/mL on monophenolase, 1.57 mg/mL on diphenolase and 12.68 μg/mL on antioxidant. The ethyl acetate extract that was fractionated with column chromatography (CC) produced 12 fractions. F12 was the most active fraction from fractionation by CC that might contain flavonol-related compound based on infrared spectrophotometer analysis and phytochemical assay. A fraction with the highest yield (F1) continued fractionation by preparative thin layer chromatography (TLC) produced 2 fractions. F1.2 was the more active fraction resulted F1 fractionation using preparative TLC which might contain auron-type compound based on infrared spectrophotometer analysis and phytochemical assay Keyword: antioxidant, Curcuma xanthorrhiza, tyrosinase inhibitor, fractionation
Judul: The Construction of Greedy SVP LLL Algorithm Abstrak: A lattice is a set of all integer linear combination of a set of linearly independent vectors in ℝ𝑛���. The independent vectors are called bases of lattice. Any lattice can be generated from many bases, and these bases have the same cardinality. In the lattice, the most fundamental and renowned problem is the Shortest Vector Problem (SVP). SVP is a tracking problem of the shortest nonzero vector in a lattice with equivalent bases. In two dimensions, SVP problem has resolved exactly by Gauss’ algorithm. When the lattice dimension is higher than two, A.K. Lenstra, H.W. Lenstra and L. Lovasz gave a LLL algorithm to compute approximation of nonzero shortest vector in the lattice. Reduced bases solution obtained from LLL algorithm still be an approximation and has polynomial running time of arbitrary dimension which large enough. In 1994, Schnoor and Euchner modified this LLL algorithm as a new variant which later was named deep insertion LLL algorithm. This algorithm is a modified version of the LLL algorithm to the terms of the exchange step to improve the accuracy of output of LLL reduced bases and applying it to the subset sum problem. The purpose of this research are: (1) Reconstruct the LLL algorithm and deep insertion LLL algorithm using a geometric approach. (2) Construct a greedy SVP LLL algorithm. (3) Implement the three algorithms in a symbolic programming language, and evaluate them experimentally. A bases ℬ=[𝐛���1,𝐛���2,…,𝐛���𝑛���] in ℝ𝑚��� is called reduced LLL with parameter 𝛿��� if satisfies: (a) |𝜇���𝑗���𝑖���|≤12, for every integer 𝑖���,𝑗��� with 1≤𝑖���<𝑗���<𝑛���. (b)𝛿���‖𝜋���𝑗���(𝐛���𝑗���)‖2≤‖𝜋���𝑗���(𝐛���𝑗���+1)‖2, for 𝑗���=1,2,…,𝑛���−1,where 𝛿��� is a reduced parameter of real numbers with 14<𝛿���<1. The first requirement is the reduced basis 𝛿��� must “nearly orthogonal” and in its computation case, this requirement can be reached out by using the Gram-Schmidt’s orthogonalization. While the second requirement is called exchange step, or used to called as Lovasz condition. By using both of these requirements, then they establish the LLL algorithm. Then, Schnoor and Euchner modify the LLL algorithm based on the requirements of the exchange step called the deep insertion LLL algorithm, where the exchange step is based on the comparison of the projected vector in orthogonal complement [𝐛���1,𝐛���2,…,𝐛���𝑘���−1]⊥ after j-th reduction. To construct greedy SVP LLL algorithm, the requirements of the exchange step is based on purely by comparing norm of lattice 𝐛���𝑗��� with norm lattice 𝐛���𝑖��� for 𝑖���=1,2,3…,𝑗���−1. The process of insertion reduced vector after the exchange step also has done greedily. Then, we calculate the number of arithmetic operation in greedy SVP LLL algorithm for further analysis. The result of our exprimentation for three algorithms on the certain matrix size shows that the running time of the three algorithms increases propotional to the size of the matrix. The result also shows that by using 𝛿���=34 for the LLL algorithm and the deep insertion LLL algorithm, and the greedy SVP LLL algorithm which is a new variant made by using no parameter of 𝛿���, outperform of the other of two previous algorithm in terms of speed with the same output. Keyword: LLL algorithm, LLL deep insertion algorithm, greedy SVP LLL algorithm
Judul: Pengaruh tingkat kematangan buah blogo (Benincasa hispida) terhadap komposisi daging buah serta karakterisasi pektin yang dihasilkan Abstrak: Bligo (Benincasa hispida) merupakan produk hortikultura di negara-negara subtropis dan negara-negara tropis, yang masih terbatas penggunaannya baik dalam macam maupun jumlah. Pengembangan potensi buah bligo lebih lanjut perlu dilakukan mengingat tanaman ini memiliki keunggulan, seperti perkembangannya yang pesat dan tergolong tanaman tahunan; serta buah yang cukup tua memiliki umur simpan yang panjang. Penelitian terdahulu memperlihatkan bahwa daging buah bligo dapat dimanfaatkan sebagai substitusi komponen pektin dalam pembuatan produk sejenis selai nenas. Penelitian ini bertujuan untuk menambah khasanah informasi mengenai buah bligo, khususnya menyangkut pengembangan potensinya sebagai sumber pektin. Penelitian tahap pertama dilakukan untuk mengetahui pengaruh tingkat kema- tangan buah bligo terhadap rendemen pektin daging buah serta terhadap sifat fisiko kimia daging buah yang diperkirakan berkorelasi terhadap karakter fisiko-kimia pek- tin. Buah bligo yang dipilih untuk dianalisa adalah yang berumur 20, 25, 33, 40 dan 45 hari. Analisa terhadap kadar pektin, kadar serat makanan total, kadar air, kadar abu, kadar protein dan jumlah bagian yang dapat dimakan dari daging buah menunjukkan bahwa tingkat kematangan buah (pada batasan umur yang diamati) hanya berpengaruh nyata terhadap jumlah bagian yang dapat dimakan. Komposisi daging buah dinyatakan sebagai rata-rata dari semua tingkat umur buah; meliputi kadar pektin 5.1 ± 0.9% (bk) atau 0.3 ± 0.0% (bb), kadar serat makanan total 29.8 ± 1.2% (bk) atau 1.7 ± 0.1% (bb), kadar air 94.3 ± 0.4% (bb), kadar abu 0.7±0.1% (bb) dan kadar protein 0.7 ± 0.0% (bb). Perubahan jumlah bagian buah yang dapat dimakan selama perkembangannya berturut-turut adalah 57%, 61%, 78%, 85% dan 81%. Pada penelitian tahap kedua dilakukan ekstraksi dan karakterisasi pektin dari daging buah bligo pada kisaran umur yang diamati tanpa memilah-milah tingkatan umur buah. Sebagai pembanding digunakan pektin sitrus komersial yang diproduksi oleh Quest International. Hasil analisa memperlihatkan pektin sampel kering memiliki kadar air 5.9%, kadar abu 5.2%, berat ekivalen 781, kadar metoksil 4.7 %. kadar asam anhidrouronat (galakturonat) 49.1%, derajat esterifikasi 54,1 %, nilai asetil 0.3%, serta viskositas larutan pektin sebesar 12.2 cps pada perlakuan suhu 4 °C dan 9.2 cps pada perlakuan suhu 100 °C, sedangkan pektin standar mengandung kadar air 17.0%, kadar abu 1.1%, berat ekivalen 439.3%, kadar metoksil 3.8 %. kadar asam anhidrouronat 61.4%, derajat esterifikasi 34.7%, nilai asetil 0.2%, dan viskositas 12.2 cps (4 °C) atau 9.5 cps (100 °C). Keyword:
Judul: Karakterisasi Sifat Fisikokimia Tepung Buah Bligo (Benincasa Hispida). Abstrak: Tanaman bligo (Benincasa hispida) merupakan tanaman yang mudah ditemukan di banyak negara tropis seperti Indonesia. Walaupun dipercaya bermanfaat oleh masyarakat akan khasiatnya, buah bligo masih belum dimanfaatkan secara maksimal. Proses pengeringan dibutuhkan untuk meningkatkan umur simpan dari buah bligo tersebut. Penelitian ini membuat tepung dari buah bligo sebagai upaya diversifikasi bahan pangan dengan metode tray dryer pada suhu 60oC selama ±9 jam. Proses pengupasan, pengecilan ukuran dan pengeringan memungkinkan terjadinya reaksi pencoklatan enzimatis dan non-enzimatis, sehingga dibutuhkan perlakuan pendahuluan untuk menekan reaksi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan sifat fisiko kimia dari tepung yang dibuat dengan dua perlakuan pendahuluan yang berbeda. Perlakuan pendahuluan yang dimaksud adalah perendaman buah bligo di dalam larutan Na-metabisulfit 0.1% pada suhu awal larutan perendam suhu ruang (AB) dan 80oC (AP). Perlakuan perendaman dilakukan selama 10 menit. Selanjutnya, penepungan dilakukan dengan pindisc mill dan diayak dengan ukuran 60 mesh. Sifat-sifat fisikokimia yang dianalisis adalah kadar air, abu, protein, lemak, karbohidrat, pati, gula sederhana, warna, daya ikat air dan minyak, dan viskositas. Berdas.arkan analisis yang telah dilakukan, terdapat perbedaan antara perlakuan pada karakteristik fisik maupun kimia. Tepung yang diberikan perlakuan perendaman dalam air suhu ruang (AB) secara signifikan memiliki kadar air, abu, lemak, dan kadar serat larut (11.54%, 8.94%, 3.35% dan 2.01%) yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan AP. Kadar serat tidak larut dan kadar gula sederhana dari perlakuan AP (13.45% dan 37.51%) memiliki nilai yang secara signfikan lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan AB. Dari karakteristik fisiknya, ketiga parameter warna tepung yang dihasilkan memiliki perbedaan yang signifikan, begitu pula dengan parameter viskositas dari suspensi pada konsentrasi 10%. Viskositas dari larutan tepung bligo tersebut lebih tinggi pada perlakuan AB (45.38 Pa.s), dibandingkan dengan tepung AP (31.00 Pa.s). Keyword: bligo, pengeringan, perlakuan pendahuluan, sifat fisikokimia
Judul: Modeling Multi-Agent in Futsal Sport Using Finite State Machine. Abstrak: Building agents for futsal scenario requires methodologies for implementing high-level complex behavior and efficient programming. With that hypothesis in mind, this paper will show that we can develop futsal agents using simple logic and rule-based manner with Finite State Machine (FSM). FSM provides a powerful way to describe dynamic behavior of systems and components. The systems adapt specific behaviors with the main focus on how agents should behave for current situation. This research is designed with State design pattern to implement FSM in object oriented languages. In order to describe procedural aspects of the agents behavior, the state machine represented by state diagram. Because of this, we can revise behavior of agents which is triggered by external events. From this research the system can describe agent’s behavior and specified the state of the current situation. Keywords: Multi-agent, Finite State Machine, object oriented, State design pattern. Keyword:
Judul: Hubungan Karakteristik Anak Asuh dan Keluarganya dengan Efektivitas Penerimaan Paket Bantuan Lembaga GN-OTA di Kabupaten DT II Sukabumi Abstrak: Penelitian ini beitujuan untuk (I) mengetahui karakTeristik anak asid? dan keluarga penerima paket bantuan Lembaga GN-OTA di Kabupaten Daerah Tingkat 1: Sukabumi, (2) mengetahui efektivitas pnerimaan paket bantuan Lembaga GN-OTA di Kabupaten Daerah Tingkat 11 Sukabuini dan (3) mengetahui hubungan karakteristik anak asuh dan keluarga pcncrima paket bantuan Lembaga GN-3TA dengan cfektifitas penerimaan mereka terhadap paket bantuan dari Lembaga GNOTA. Mctode penelitian y%ng digilnakan adaiah teknik survai yang bersifat deskriptif korelasional. Peubah yang diteliti melipidi karakteristik anak asuh dan keluarga sebagai peubah bebas dan efektivitas baniuan Lembaga GN-OTA sebagai peubail iak bebas. Karakteristik anak asuh dan keiuarga mencakup umur, jenis keiamin, prestasi, pendidikan, pndapatan keluarga, pekerjaan keluarga, tanggungan keluarga, jumlah anak masih sekoiah dan perniiikan media massa. Sedangkan efektivitas bantuan Lembaga GN-OTA mencakup waktu penerimaan, jenis dari jumlah bantuan, kesesuaian dengan kebutuhan, kepuasan penerima bantuan, dan kesinambungan sekolah anak. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara yang berpedoman pada kuesionerterhadap 45 orarg responden yang dipilih secara acak disproporsional (disproportional random sampling). Jawaban iespondm ditabtilasikan, dan untuk menguji data kuantitatif digunakan rumus korelasi Rank Spearman. Keyword:
Judul: Pola Pengasuhan, Status Gizi, Kemampuan Menolong Diri Sendiri dan Sosialisasi Anak Balita Pada Keleurga Ibu Pekerja dan Ibu Bukan Pekerja (Studi Kasus Pada TK Tunas Sejahtera di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor) Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari : (1) Tingkat pendidikan, alokasi waktu, tingkat pengetahuan gizi ibu dan pendapatan keluarga serta pola pengasuhan, status gizi, sosialisasi dan kemampuan menolong diri sendiri anak balita pada keluarga ibu bukan pekerja (kelompok I ) dan ibu pekerja (kelompok 1 1 ) ; (2) Hubungan pola pengasuhan dengan status gizi, kemampuan menolong diri'sendiri dan sosialisasi anak balita; (3) Hubungan status gizi dengan kemampuan menolong diri sendiri dan sosialisasi anak balita; (4) Membandingkan pola pengasuhan, kemampuan menolong diri sendiri dan sosialisasi anak balita pada keluarga ibu pekerja dan ibu bukan pekerja. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer meliputi identitas keluarga, tingkat pendidikan, status pekerjaan, alokasi waktu, tingkat pengetahuan gizi ibu, pendapatan keluarga, pola pengasuhan, konsumsi makan, status gizi, kemampuan menolong diri sendiri dan sosialisasi anak balita diperoleh dengan cara wawancara menggunakan kuesioner, pengukuran dan pengamatan langsung. Data sekunder meliputi keadaan tempat penelitian diperoleh dari sekolah yang bersangkutan. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan statistik dengan menggunakan uji korelasi Rank- Spearman, uji Khi-Khuadrat, uji Beda. Keyword:
Judul: Hamiltonian formulation for linear waves motion in two layers fluid Abstrak: The surface wave could be considered as a wave that separates two fluids, namely water and air. Based on this assumption, it is introduced the interfacial wave, a wave between two layers of fluid with different density. The formulation of interfacial waves motion begins with deriving the base equation of irrotational ideal fluid. Furthermore, according to irrotational fluid assumption, the base equation can be stated in velocity potential. In this derivation, the fluids domain is assumed to be restricted by rigid lid boundary conditions, both at the upper and lower limit. Therefore, the interfacial waves motion can be explained in a hamiltonian formulation. In the hamiltonian formulation, total energy is defined as the sum of kinetic and potential energy. The hamiltonian system is obtained from reduction of kinetic energy by using the Dirichlet Neumann Operator. The resulted kinetic energy equation is nonlinear. Therefore, this form is linearized by first part of the Taylor expansion. This linearization gives a dispersion relation of linear wave. Based on this dispersion relation, the phase speed of the linear wave depends on the density ratio of the two layers fluid. Keyword:
Judul: Kajian Paparan Akrilamida dalam Produk Kentang pada Populasi Mahasiswa Program Sarjana IPB dari Kampus Dramaga menggunakan Pendekatan Model Probabilistik Abstrak: Acrylamide is a chemical contaminant classified as carcinogenic to humans (Group 2A) and is formed through a high-temperature processing process in the Maillard reaction between asparagine and reducing sugars. Acrylamide can be found in carbohydrate-rich meals, such as potato products. Along with the development of potato products and increased consumption, it is feared that this could pose a risk of acrylamide exposure. The risk study aimed to measure the risk of exposure to the hazards of acrylamide in food so that information could be obtained regarding the number of levels of exposure and the level of risk exposure. The risk study was conducted using a probabilistic approach with a Monte Carlo simulation on a population of undergraduate students from IPB Dramaga. The risk assessment was conducted on french fries, boiled potatoes, potato chips, and potato fritters. The risk assessment consisted of four stages: hazard identification, hazard characterization, exposure assessment, and risk characterization. Hazard identification and hazard characterization were carried out through literature studies. The exposure study surveyed dietary consumption using the 24-hour food recall method. The data obtained included the distribution of body weight, the distribution of daily consumption of potato products, and the distribution of acrylamide concentrations in potato products, which were then simulated using a Monte Carlo simulation with one repetition and 10,000 iterations to obtain the level of acrylamide exposure in the form of EDI (Estimated Daily Intake). The risk of acrylamide exposure is expressed in MoE values by comparing the BMDL10 and EDI values. The results showed that the risk of acrylamide exposure is proportional to the level of acrylamide exposure in potato products. The consumption of french fries was higher than the other three products. The high estimated daily intake (EDI) value for average consumption occurred in french fries and potato fritter at 0.42 and 0.45 ug/kg bw/day from the female respondent group and in potato chip products at 1.30 ug/kg body weight/day from the male respondent group. Based on the risk of daily exposure to acrylamide in the 97.5th percentile due to the consumption of french fries, boiled potatoes, potato chips and potato fritters was 168.27, 2721.29, 57.91, 219.94 in the whole population. All products are above the safe limit of MoE 50 which does not raise any indication of a risk from acrylamide exposure in products to human health. Keyword: acrylamide, potato product, exposure assessment, probabilistic, Monte carlo simulation
Judul: Risk Exposure Assessment of Acrylamide in Processed Banana Products Among The Undergraduate IPB Students using Probabilistic Approach Abstrak: Akrilamida merupakan senyawa kontaminan kimia yang terbentuk saat proses pengolahan produk pangan pada suhu >120oC. Akrilamida digolongkan ke dalam kelompok 2A oleh International Agency for Research on Cancer (IARC), yaitu senyawa yang kemungkinan karsinogenik pada manusia. Pisang merupakan salah satu buah yang berpotensi untuk membentuk akrilamida karena memiliki kandungan asparagin dan gula pereduksi yang dapat memicu reaksi Maillard. Pisang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dalam bentuk olahan seperti pisang rebus, pisang goreng, keripik pisang, dan pisang bakar. Tingginya konsumsi produk olahan pisang yang mengandung akrilamida secara terus menerus dapat menimbulkan potensi risiko kesehatan. Risiko bahaya paparan akrilamida dianalisis dengan kajian risiko, tujuannya mengukur probabilitas serta tingkat paparan akrilamida. Kajian risiko terdiri dari identifikasi bahaya, karakterisasi bahaya, kajian paparan, dan karakterisasi risiko. Identifikasi bahaya dan karakterisasi bahaya dilakukan menggunakan studi pustaka. Kajian paparan dilakukan dengan survei konsumsi pangan metode 24-hours food recall pada mahasiswa S1 IPB. Analisis data selanjutnya dilakukan secara probabilistik menggunakan simulasi Monte Carlo dengan 10 000 iterasi pada software @RISK 8.4.1 untuk mendapatkan nilai estimated daily intake (EDI). Karakterisasi risiko dilakukan dengan membandingkan antara nilai EDI dengan nilai BMDL10 untuk mendapatkan nilai margin of exposure (MoE). Hasil kajian risiko menunjukkan bahwa hanya 1% (±152 mahasiswa) responden perempuan dan 1% (±152 mahasiswa) responden laki-laki dengan konsumsi pisang goreng paling tinggi yang tergolong dalam kelompok dengan risiko tingkat paparan akrilamida yang tinggi, sedangkan konsumsi keripik pisang dan pisang bakar tidak. Sehingga, produk olahan pisang dianggap sebagai produk yang aman untuk dikonsumsi apabila tidak dikonsumsi secara berlebihan setiap hari serta diimbangi dengan konsumsi sayur dan buahbuahan yang kaya akan serat untuk menghambat penyerapan akrilamida dalam tubuh. Hasil sensitivity analysis menunjukkan bahwa jumlah konsumsi merupakan variabel yang paling berpengaruh dalam peningkatan nilai EDI. Keyword: acrylamide, banana, Monte Carlo simulation, probabilistic, risk assessment
Judul: Penyebaran beberapa jenis cetacean subordo odontoceti di perairan laut Sawu bagian Timur, Nusa Tenggara Timur Abstrak: Cetacean yang ditemukan di perairan Laut Sewu pada Tanggal 27-28 Desember 2005 terdiri atas 8 spesies dan 1669 ind dengan total 76 sighting. Panjang total transek adalah 400,22 km meliputi 400,22 km daerah pengamatan. Keyword:
Judul: Pengaruh pemberian pupuk NPK kotoran sapi dan VA-mikoriza serta umur panen terhadap kandungan alkaloid total akar pule pandak (Rauwolfia serpentina Benth.) Abstrak: Pule pandak (Rauwolfia serpentina Benth.) sudah dikenal dari zaman dahulu sebagai obat untuk mengatasi berbagai penyakit, seperti kolera, disentri, rematik. demam, obat cacing, kegilaan, gigitan ular dan serangga serta sengatan kalajengking. Pada pengobatan moderen, tumbuhan ini terkenal dan banyak digunakan sebagai anti hipertensi dan obat penenang. Ini disebabkan oleh terdapatnya senyawa kimia alkaloid yang mempunyai efek sedatif (penenang) dan hipotensif (penurun tekanan darah). Tetapi dalam pemanfaatannya, sampai saat ini pule pandak masih dipanen dari alam, sehingga suatu saat dikhawatirkan akan terjadi kelangkaan suplai bahkan juga kepunahan dari spesies tersebut. Oleh sebab itu diperlukan teknik budidaya pule pandak yang dapat menghasilkan kandungan alkaloid total tertinggi serta pemanfaatannya dapat dilakukan secara optimal, disamping itu kelestariannya dapat terjamin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk NPK, kotoran sapi dan Vesikular Arbuskular Mikoriza (VA-Mikoriza) serta umur panen terhadap kandungan alkaloid total dari akar pule pandak, sehingga diharapkan dapat diketahui umur panen dan pupuk yang terbaik dari budidayanya. Hipotesis dari penelitian ini adalah pemberian pupuk NPK, kotoran sapi dan VA-Mikoriza serta umur panen berpengaruh terhadap kandungan alkaloid total akar pule pandak. ... Keyword:
Judul: Pengaruh perbedaan jenis tanah dosis pupuk NPK dan mikoriza terhadap pertumbuhan dan produktivitas akar pule pandak (Rauwolfia serpentina Benth.) Abstrak: Semua bangsa di dunia sejak jaman dahulu sampai saat ini menggunakan tumbuhan sebagai obat. Cara terbaik untuk menyediakan materi tumbuhan yang diperlukan untuk pengobatan adalah membudidayakannya. Hal ini jauh lebih baik daripada mengumpulkan materi tumbuhan dari alam, karena tidak merusak persediaan di alam dan dalam banyak kasus habitat alami tumbuhan mengalami kemunduran sehingga tidak dapat lagi memenuhi permintaan untuk produksi tumbuhan obat. Salah satu tanaman obat yang sudah digunakan dalam pengobatan modern adalah Pule Pandak (Rauwolfia serpentina Benth.). Woodson et al. (1967) mengemukakan bahwa akar Pule Pandak berkhasiat sebagai obat kolera, tekanan darah tinggi, penawar racun gigitan reptil dan sengatan serangga, diare dan berbagai gangguan syaraf. Pengadaan bahan baku obat Pule Pandak selama ini masih diambil langsung dari alam, sehingga mutunya relatif masih rendah dan populasinya semakin berkurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbedaan jenis tanah, dosis pupuk NPK, mikoriza dan kombinasinya terhadap pertumbuhan dan produktivitas akar tumbuhan obat R. serpentina. Jenis tanah yang digunakan adalah latosol, podsolik merah kuning, litosol dan laterit, pupuk NPK diberikan dengan dosis 0 gram, 1 gram, 2 gram, 3 gram dan 4 gram per tanaman, dan inokulasi mikoriza dilakukan pada 50% tanaman. Peubah yang diukur adalah pertumbuhan tinggi, diameter, jumlah buah, jumlah biji, berat biji, jumlah akar, panjang akar, berat basah akar dan berat kering akar. Rancangan percobaan yang dipakai adalah rancangan faktorial 4 x 5 x 2 dengan pola acak lengkap dengan 5 kali pengulangan. Jika analisa percobaan memberi bukti nyata diantara rata-rata perlakuan maka prosedur Duncan digunakan untuk membandingkan sepasang nilai rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor jenis tanah berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan tinggi, diameter, jumlah buah, jumlah biji, berat biji, jumlah akar, panjang akar, berat basah akar dan berat kering akar semai R. serpentina dengan nilai rata-rata peubah tertinggi dicapai oleh jenis tanah laterit dan terendah oleh jenis tanah podsolik merah kuning, hal ini karena tanah laterit mempunyai kandungan bahan organik tinggi (diduga dari warna tanah yang gelap), pH netral (6,67) dan kandungan unsur Ca dan Mg yang lebih tinggi dari ketiga jenis tanah lainnya. Sedangkan tanah podsolik merah kuning ber-pH paling rendah (4,85), akibatnya unsur Al, Fe dan Mn menjadi sangat larut sehingga merupakan racun bagi tanaman dan bersenyawa dengan unsur P sehingga P menjadi kurang tersedia bagi tanaman…dst Keyword:
Judul: Kekonsistenan Hamiltonian pada Gerak Gelombang Interfacial Abstrak: The interfacial wave is an internal wave that occurs at boundary of two layers fluid. It appears because there is difference of mass density between the two layers. The objective of this thesis is to formulate the motion of internal wave with flat base and flat as well as free upper bound surface. The motion equation obtained is a Hamiltonian system. The Hamiltonian in this system is expressed by variable of wave deviation and horizontal component of potential velocity. Under assumption that interfacial wave moves only in one direction, it can be shown that the Hamiltonian depends on the solution of the wave motion equation. The coefficients of the equation depend on the physical characteristics of the two layers of fluid, i.e. thickness and mass density. The numerical results show that Hamiltonian in the system is constant. It is consistent with Hamiltonian characteristic, which does not depend on time. Keyword:
Judul: Pengaruh frekuensi mendengar bahasa dan bentuk penyajian pesan audio tentang pemupukan berimbang pada peningkatan pengetahuan petani peserta model farm di desa Cikandang Kabupaten Tasikmalaya Propinsi Jawa Barat Abstrak: Kaset audio dapat digunakan secara efektif untuk men- diseminasikan informasi inovasi kepada petani peserta mo- del farm di DAS Citanduy. Karena rekaman kaset audio dapat menyajikan pesan secara tepat, menarik, mudah dimengerti, mudah diingat dan memotivasi khalayak sasaran. Penggunaan kaset secara efektif untuk maksud itu, memerlukan pengeta- huan tentang efektifitas kaset mendiseminasikan pesan. Frekuensi mendengar, bahasa pengantar dan bentuk pe- nyajian pesan kaset audio merupakan tiga variabel penting yang mempengaruhi keefektifan diseminasi pesan melalui medium ini. Penelitian yang melibatkan variabel itu belum pernah dilakukan di DAS Citanduy, padahal perlu untuk mem- peroleh pengetahuan tentang efektifitas kaset untuk mendiseminasikan informasi disana. Atas dasar itu, tujuan pene- litian ini ialah untuk menemukan (1) frekuensi mendengar, (2) bahasa pengantar, (3) bentuk penyajian pesan, (4) kom- binasi cara penyajian pesan yang tepat agar menghasilkan presentasi yang efektif. Keyword: Farm management
Judul: Hubungan beberapa karakteristik terpilih petani model farm dengan perilaku mereka mendengarkan radio: kasus studi di beberapa desa di daerah aliran sungai Citanduy Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk: (1). mempelajari distribusi petani model farm di DAS Citanduy menurut karakteristik mereka yang diamati, (2). mengidentifikasi perilaku penggunaan radio petani model farm di DAS Citanduy, dan (3) mengukur derajat hubungan antara perilaku petani model farm mendengarkan radto dengan beberapa karakteristik mereka yang diamati. Desain penelitian merupakan suatu survai yang bersifat Diskriftif. Peubah anteseden yang digunakan adalah beberapa karakteristik petani model farm yang meliputi ( 1 ) umur, (2) jenis kelamin, (3) pendidikan (formal, non-formal, informal ) , ( 4) penguasaan bahasa ( indonesia dan sunda) , ( 5 ) pendapatan keluarga, dan ( 6) kekosmopolitan (frekuensi ke kota, frekuensi mengunjungi penyuluh pertanian, frekuensi surat menyurat tentang pertanian, frekuensi mengunjungi petanian, keterdedahan televisi dan keterdedahan media cetak). Sedangkan peubah konsekuensinya adalah perilaku petani mendengarkan radio yang meliputi: ( 1) jenis acara s i a ran yang di den gar, ( 2) tempat mendengarkan, ( 3) waktu mendengarkan, ( 4) frekuensi menden garkan, ( 5) lama mendengarkan, dan (6) cara mendengarkan radio. Pengumpulan data di lakukan selama dua bulan (Pebruari-Maret 1.988). Data primer di kumpulkan langsung dari responden dengan cara wawancara (terstruktur dan bebas) dan observasi langsung di lapangan. Sampel penelitian diambil 60 persen sub DAS dari populasi sebanyak 5 sub DAS, dan masing-masing 30 persen model farm dari total populasi 69 model farm. Sampel petani diambil sebanyak masing-masing 10 persen dari 1500 petani model farm di sub DAS yang terpilih (Ci t anduy H ulu 30 o r a n g, Ci s e el 70 orang, dan Cijolang 50 orang). Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan perhitungan nilai tengah frekuensi distribusi. Sedangkan untuk analisis hubungan digunakan prosedur khiKuadrat (Chi-Square). ... Keyword: River basin
Judul: Penggunaan Teorema Homeomorphy 2-Manifold dan Teorema Euler Poincare pada Torus 𝑇�� dan Simplicial Complex 𝐾�� Abstrak: Two dimensional topological spaces are said to be homeomorphic if they have the same topological invariant, where one of topological invariant used is an Euler characteristic. Homeomorphy 2-Manifold’s Theorem and Euler Poincare’s Theorem are used to distinguish two topological spaces. Homeomorphy 2-Manifold’s Theorem uses Euler characteristic to identify two dimensional topological spaces. Euler Poincare’s Theorem is an alternative way to find Euler characteristic with Betti number, which is topological invariant as well. The objective of this paper is to investigate the homeomorphism of torus 𝑇����� and simplicial complex 𝐾�����. Topological space torus and simplicial complex 𝐾����� have the same Euler characteristic, which is two. Based on Homeomorphy 2-Manifold’s Theorem topological space torus 𝑇����� and simplicial complex 𝐾����� is homeomorphic. Keyword: simplicial, torus, Euler, homeomorphism, topology
Judul: Pengaruh Pupuk Kandang dan Frekuensi Penyiraman Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus (Blume) Miq.). Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk kandang dan frekuensi penyiraman terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi simplisia serta memberikan informasi dan rekomendasi dosis pupuk kandang dan frekuensi penyiraman yang tepat pada budidaya kumis kucing untuk menghasilkan produksi simplisia. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) Splitplot tiga ulangan. Faktor yang dijadikan petak utama adalah frekuensi penyiraman dengan empat taraf (frekuensi penyiraman dua hari sekali, empat hari sekali, enam hari sekali, dan delapan hari sekali). Anak petak dalam rancangan penelitian ini adalah dosis pupuk kandang dengan empat taraf yaitu tanpa pupuk kandang sebagai kontrol, dosis 10 ton/ha, dosis 20 ton/ha, dan dosis 30 ton/ha. Frekuensi penyiraman berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman meliputi tinggi tanaman pada umur 4 sampai 7 MST dan panjang ruas tanaman pada umur 3 MST. Frekuensi penyiraman juga mempengaruhi produksi simplisia bunga tetapi tidak berpengaruh terhadap produksi simplisia batang dan daun. Dosis pupuk kandang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman meliputi tinggi tanaman pada umur 6 MST, jumlah daun dan jumlah cabang pada umur 4 sampai 7 MST, kadar air tanah kapasitas lapang serta air tersedia, tetapi tidak berpengaruh terhadap produksi simplisia batang, daun, dan bunga. Frekuensi penyiraman enam hari sekali direkomendasikan untuk menghasilkan produksi simplisia. Kombinasi perlakuan yang direkomendasikan adalah frekuensi penyiraman enam hari sekali dengan dosis pupuk kandang 10 ton/ha. Keyword: kapasitas lapang, pupuk kandang, simplisia daun, titik layu permanen
Judul: Penentuan Jumlah Buku Stek Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus (Blume) Miq.) dan Dosis Pupuk Kandang Sapi pada Cara Tanam Langsung Abstrak: Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh jumlah buku stek dan dosis pupuk kandang yang terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi simplisia kumis kucing, serta menentukan jumlah buku stek yang pertumbuhan dan produksi simplisianya sama dengan yang ditanam secara tidak langsung. Penelitian dilakukan di instalasi kebun Unit Konservasi dan Budidaya Biofarmaka (UKBB) Cikabayan, IPB, Darmaga, Bogor dari Oktober 2013 hingga Maret 2014. Penelitian ini menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) split-plot. Faktor pertama merupakan dosis pupuk kandang, yaitu 0, 10, 20, dan 30 ton ha-1 sebagai petak utama. Faktor kedua merupakan jumlah buku, yaitu tanam tidak langsung: bibit; serta tanam langsung: 1, 2, 3, 4, dan 5 buku sebagai anak petak. Hasil percobaan menunjukkan bahwa stek dengan 5 buku yang ditanam langsung dan pupuk kandang dengan dosis 30 ton ha-1 menghasilkan pertumbuhan dan produksi simplisia terbaik. Selain itu, stek 5 buku yang ditanam langsung memiliki pertumbuhan dan produksi simplisia yang sama dengan yang ditanam secara tidak langsung. Keyword: buku, Orthosiphon, pupuk kandang sapi, stek, tanam langsung
Judul: Penentuan Nilai Eigen dan Vektor Eigen dari Matriks Tridiagonal 2-Toeplitz dengan Pendekatan Polinomial Chebyshev Abstrak: The eigenvalues and eigenvectors of a matrix can be determined by finding its characteristic polynomials. The characteristic polynomials of a tridiagonal 2-Toeplitz matrix is shown to be closely connected to polynomials which satisfy the Chebyshev recurrence relationship. If the order of the matrix is odd, then the eigenvalues are found explicitly in terms of the Chebyshev zeros and the eigenvectors are found in terms of the polynomials satisfying the recurrence relationship. For even ordered matrices, the situation is more complicated. The problem in these cases is that although the Chebyshev recurrence formula is still applied, its initial values are not generating Chebyshev polynomials Keyword:
Judul: Analisis Daya Dukung Lahan untuk Pengembangan Budidaya Kerapu di Perairan Tambak (Studi Kasus Perairan Kecamatan Cilebar Kabupaten Karawang) Abstrak: Degradasi lingkungan perairan merupakan salah satu penyebab menurunnya produktifitas lahan, dalam memproduksi berbagai macam hasil budidaya perairan. Degradasi lingkungan mengakibatkan banyaknya lahan yang tidak termanfaatkan secara optimal, dalam menunjang suatu kegiatan pengembangan budidaya perairan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meminimalisir degradasi lingkungan perairan adalah dengan cara menganalisis kesesuaian dan daya dukung lahan perairan dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekologis biofisik perairan seperti suhu, salinitas, pH, oksigen terlarut (DO), amonia, nitrat, nitrit, dan TOM. Pengembangan budidaya perairan di tambak diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah dari kegiatan pengembangan budidaya perairan di laut, khususnya budidaya ikan kerapu (Famili Serranidae). Perairan pesisir Kecamatan Cilebar Kabupaten Karawang memiliki potensi untuk mengembangkan budidaya perikanan (ikan kerapu) teknik keramba jaring tancap (KJT) di perairan tambak. Komoditas ikan kerapu yang sedang dikembangkan berupa pembesaran kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) dan kerapu batik (Epinephelus polyphekadion). Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kesesuaian dan daya dukung lahan suatu perairan tambak serta memberikan strategi perbaikan untuk mencapai keberlanjutan kegiatan pengembangan budidaya ikan kerapu di perairan tambak. Metode yang digunakan yaitu analisis kualitas air, analisis kesesuaian lahan, analisis daya dukung lahan, analisis penentuan faktor pembatas, analisis strategi perbaikan parameter kualitas air, dan analisis dampak resiko terhadap lingkungan. Hasil analisis kualitas perairan menunjukkan parameter yang memenuhi baku mutu untuk pengembangan budidaya kerapu adalah suhu, pH, DO, amonia, dan nitrat. Hasil analisis kesesuaian lahan menunjukkan lahan tambak di Kecamatan Cilebar termasuk kriteria sangat sesuai sebesar 38,16 ha (17,13%), cukup sesuai sebesar 118,27 ha (53,11%), dan sesuai bersyarat sebesar 66,26 ha (29,75%). Hasil analisis daya dukung lahan menunjukkan lahan tambak dengan luas 156,43 ha sangat sesuai dan cukup sesuai untuk pengembangan budidaya kerapu sistem KJT mampu mengembangkan sebanyak 313 petak tambak (156,43 ha) yang setara dengan 626 unit atau 6.257 kotak keramba. Hasil analisis penentuan faktor pembatas menunjukkan parameter dengan pembatas paling tinggi adalah parameter oksigen terlarut. Hasil analisis dampak resiko terhadap lingkungan menunjukkan beban biomassa ikan kerapu dengan pemanfaatan lahan seluas 156,43 ha dapat menghasilkan limbah sebesar 287,4 kg. Keyword: daya dukung lahan, kesesuaian lahan, pengembangan kerapu tambak
Judul: Penentuan Lokasi dan Estimasi Daya Dukung Lingkungan untuk Budidaya Ikan Kerapu Sistem Keramba Jaring Apung di Perairan Padang Cermin, Lampung SeIatan Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mendapatkan data parameter-parameter kualitas perairan Padang Cermin sebagai persyaratan teknis untuk menunjang kegiatan budidaya sistem keramba jaring apung, (2) Melakukan analisa spasial untuk menetapkan lokasi-lokasi yang cocok/tepat untuk pengoperasiaan budidaya ikan kerapu sistem KJA, (3) Melakukan analisa estimasi nilai beban limbah budidaya dan (4) Melakukan analisa nilai estimasj daya dukung lingkungan perairan Padang Cermin untuk kegiatan budidaya sistem KJA. Penelitian lapangan berupa penelitian hidro-oseanografi dilakukan pada bulan Agutus 2001, pengumpulan data non-teknis primer maupun sekunder dilakukan pada Juni-September 2002, sedangkan kegiatan pengolahan, analisa dan int.erpretasi data dilakukan pada bulan Juli - Desember 2002. Analisis data yang digunakan dalam pencntuan lokasi potensial budidaya kerapu adalah analisa spasial menggunakan teknik overlay dengan piranti Sistem lnformasi Geograjis (SIG). Untuk mendapatkan luasan tingkat kesesuaian dilakukan analisa dengan metode scoring (pembobotan). Metode anal is is daya dukung lingkungan menggunakan pendekatan beban lirnbah pakan yang masuk ke perairan dan pendekatan kapasitas ketersediaan. oksigen. Untuk penghitungan limbah pak«'l.n yang i:nasuk dibatasi pada senyawa N (nitrogen) dengan biota budidaya ikan kerapu bebek/tikus (Cromileptes altivelis). Berdasarkan karakteristik lingkungannya,perairan Padang Cermin dibagi menjadi dua rejim pengelolaan yaitu Teluk Punduh (Area I) dan Teluk Pedada (Area II). ..dst Keyword: Fish kerapu, Environmental management, Water quality
Judul: Photosensor producing based on ferroelectric material of Ba0,5Sr0,5TiO3 doped by Ferrium Oxide (Fe2O3) on a P-Type Silicon Substate Si (100) applied as a digital camera with a single pixel image sensor Abstrak: Thin film Ba0,5Sr0,5TiO3 (BST) doped with Fe2O3 was grown on p-type silicon substrate (100) using chemical solution deposition (CSD). It used the solvent 2-methoxyethanol with annealing temperature of 850°C and the doping treatment Fe2O3 of 2.5, 5, 7.5, 10 % of the mass formed BST. Pure BST had the highest absorption of 600 nm of light wavelength. Additions Fe2O3 moves highest absorption in the range of 560 nm. Fe2O3 addition was strengthening thin film sensitivity to the effects of light. In general, doping Fe2O3 10% was result the best absorbance and current-voltage of BST thin film. Electrical properties of thin films BST include dielectric, photoconductivity, and dissipation energy. Based on the current-voltage (I-V) analysis, pure BST and doped BST showed photodiode properties. Dielectric values obtained in the range from 23.32 to 243. Based on electrical conductivity data and energy dissipation, BST thin films have shown photodiode characteristics and are therefore suitable as light sensors. The image sensor in a digital camera is also a light sensor. This BST thin film has been scientifically proven to be a light sensor and also it can be applied as an image sensor. This is a novelty image sensor based on thin film Ba0.5Sr0.5TiO3. Keyword: barium strontium titanate, thin film, photodiode, image sensor, digital camera
Judul: Frekuensi Penggunaan Obat Antifungal untuk Dermatofitosis pada Kucing di Klinik Hewan Starvet Bogor Tahun 2017 dan 2018 Abstrak: Dermatofitosis merupakan infeksi kapang superfisial pada kulit yang sering ditemukan menyerang hewan peliharaan seperti kucing. Penyakit ini mudah terjadi dalam lingkungan dengan suhu dan kelembaban yang tinggi. Pemberian obat antifungal biasa dilakukan untuk menangani maupun mencegah kasus dermatofitosis. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan frekuensi penggunaan obat antifungal terbanyak dalam menangani kasus dermatofitosis di klinik hewan objek penelitian. Penelitian dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan 39 data rekam medis dari pasien yang terinfeksi dermatofita. Hasil penelitian menunjukkan obat antifungal yang digunakan untuk kasus dermatofitosis sebanyak dua kali penggunaan ketoconazole, 25 kali penggunaan itraconazole, 11 kali penggunaan salep racikan, dan satu kali penggunaan griseofulvin. Berdasar hasil penelitian, itraconazole merupakan obat antifungal yang paling banyak digunakan untuk menangani kasus dermatofitosis pada kucing di klinik hewan tersebut. Keyword: antifungal, dermatofitosis, frekuensi penggunaan obat, itraconazole
Judul: Frekuensi Penggunaan Obat Anti Ektoparasit Pada Kucing di Klinik Hewan Starvet Bogor Tahun 2017 dan 2018 Abstrak: Obat anti ektoparasit digunakan untuk penanganan infestasi ektoparasit pada hewan kecil seperti kucing. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan frekuensi penggunaan terbanyak obat anti ektoparasit akibat infestasi pinjal dan tungau Sarcoptes scabiei di kucing. Penelitian bersifat deskriptif dengan menggunakan data rekam medis 123 ekor kucing yang mengalami penyakit ektoparasit. Hasil penelitian menunjukkan obat anti ektoparasit pada kucing terinfestasi pinjal digunakan Imidacloprid 10% dikombinasikan dengan moxidectin 2.5% sebesar 73.68%, kemudian penggunaan ivermectin sebesar 26.32%, sedangkan kasus scabies digunakan ivermectin sebesar 71.15%, permethrin 5% sebesar 24.04% dan imidacloprid 10% yang dikombinasikan dengan moxidectin 2.5% sebesar 4.81%. Frekuensi penggunaan terbanyak yang digunakan berdasarkan catatan data rekam medis klinik hewan tersebut yaitu imidacloprid 10% yang dikombinasikan dengan moxidectin 2.5% untuk menangani kasus infestasi pinjal dan ivermectin untuk kasus scabies. Keyword: anti ektoparasit, frekuensi penggunaan obat, ivermectin, imidacloprid 10% dan moxidectin 2.5%
Judul: Approximation of the Median of Poisson Distribution Using the Relation of Poisson-Gamma Distribution Abstrak: A major drawback of median is that median cannot usually be defined in closed form, even in the cases where their distribution functions are known. This study gives an approximation of the closed form for the median of the Poisson distribution by using the relation of Poisson-Gamma distribution. The approximation uses elementary techniques based on the monotonicity of certain sequences involving tail probabilities of the Poisson distribution and the Central Limit Theorem. Furthermore, a closed form expression for the mean absolute deviation 􀜧|􀜰􀰒 􀵆 􀜯􀝁􀝀􁈺􀜰􀰒􁈻| is also studied. The median is relevant because of the fact that it minimizes the mean absolute deviation of a Poisson random variable (􀜰􀰒􁈻 by considering median as central tendency. Keyword:
Judul: The Effectiveness of Balsamum Peruvianum on the Healing of Incision Wounds After Myocardium Infarction Surgery in Domestic Pigs (Sus scrofa domestica) Abstrak: Hewan model sangat penting untuk pengembangan wawasan tentang patogenesis penyakit manusia dan pengembangan obat baru serta memprediksi kemanjuran dan toksisitasnya. Babi adalah hewan model ideal yang biasa digunakan untuk penelitian kesehatan dan penyakit pada manusia karena memiliki anatomi dan fisiologi yang serupa. Luka merupakan rusak atau hilangnya substansi jaringan sebagian maupun keseluruhan. Pentingnya memilih teknik serta bahan pengobatan yang tepat untuk merawat luka setelah operasi sangat diperlukan. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas Balsamum peruvianum terhadap persembuhan luka sayatan setelah operasi infark miokardium pada babi domestik (Sus scrofa domestica). Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu skoring pada pemeriksaan makroskopis dengan mengamati setiap perubahan terhadap persembuhan luka sayatan setelah operasi infark miokardium pada setiap sampel. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa luka sayatan setiap sampel semakin mengecil dan menutup dimulai dari hari ke 1 sampai hari ke 18., Animal models are critical to the development of insights into the pathogenesis of human diseases and the development of new drugs and predicting their efficacy and toxicity. Pigs are ideal animal models commonly used for health and disease research in humans because they have similar anatomy and physiology. A wound is damaged or lost to the tissue substance partially or completely. The importance of choosing the right techniques as well as treatment materials to treat wounds after surgery is indispensable. This study aims to determine the effectiveness of Balsamum peruvianum on the healing of incision wounds after myocardium infarction surgery in domestic pigs (Sus scrofa domestica). The method used in this study was scoring on macroscopic examination by observing any changes to the healing of incision wounds after myocardium infarction surgery in each sample. The results of the observations showed that the incision wounds of each sample are getting smaller and close starting from day 1 to day 18. Keyword: Balsamum peruvianum, skin, herbal medicine, wound healing
Judul: The Effect of Balsamum peruvianum Application on the Healing of Castration Wounds with the One- and Two-Incision Open Method in Piglets Abstrak: Tahapan pascaoperasi merupakan bagian penting dalam tindakan operasi. Persembuhan luka merupakan proses usaha untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi pada kulit. Balsamum peruvianum merupakan resin dari pohon Myroxylon balsamum dengan kandungan asam sinamat yang dapat merangsang proses persembuhan luka, sekaligus memiliki kandungan benzyl benzoate yang berfungsi sebagai antiseptik alami. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efek aplikasi Balsamum peruvianum dalam persembuhan luka kastrasi dengan metode terbuka, satu dan dua sayatan pada anak babi. Hewan coba yang digunakan adalah anak babi yang telah dikastrasi berusia satu bulan dan terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kastrasi satu sayatan dan dua sayatan masing-masing tiga ekor sampel. Anak babi masing-masing dibersihkan lukanya dua kali sehari selama dua minggu pascaoperasi dengan menggunakan kapas dan rivanol kemudian dioleskan Balsamum peruvianum menggunakan cotton bud. Pengamatan dilakukan secara makroskopis dan dinilai dengan skala 1 untuk sembuh sempurna dan 5 untuk luka basah. Data yang didapat kemudian diolah menggunakan Aplikasi SPSS V.20 dan diuji menggunakan Independent sample T test dengan selang kepercayaan 95 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan waktu persembuhan yang nyata antara dua kelompok. Kelompok babi satu sayatan memiliki waktu persembuhan rata-rata lebih singkat., The postoperative stage is an important part of a surgery. Wound healing is an attempt to repair the damage done to the skin. Balsamum peruvianum is a resin from the Myroxylon balsamum containing cinnamic acid to stimulate wound healing and benzyl benzoate as a natural antiseptic. This study aimed to evaluate the effect of Balsamum peruvianum application on the healing of castration wounds using the one- and two-incisions open method in piglets. The experimental animals were castrated one-month old piglets divided into two groups, one- and two-incision castration, with three samples each. The wound of each piglet was cleaned twice a day for two weeks postoperatively using cotton swabs and rivanol and smeared with Balsamum peruvianum using cotton buds. The observation was conducted macroscopically by giving a rating, 1 for complete healing and 5 for wet wounds. The data obtained were then processed using the SPSS V.20 and tested using a Independent Sample T Test with a 95% confidence interval. The results showed there was no significant difference in healing time between the two groups. The one-incision group had a shorter average healing time. Keyword: Castration, Balsamum peruvianum, Piglets, Wound healing
Judul: Metrik Einstein (Anti-) Self-Dual Berdimensi Empat dengan Metode Cartan Abstrak: Gravitational field equation can be formulated in differential forms (differential geometry), which describes gravity as a manifestation of the curvature of space-time. Curvature of space-time is characterized by a metric that satisfies the gravitational field equation. With differential forms it can be formulated the (anti-) self-dual Einstein equation, which is a modification of the Cartan structure in (anti-) self-dual basis. Calculation of (anti-) self-dual metric with (anti-) self-dual Einstein equation is simpler than the calculation using Christoffel symbols. Keyword:
Judul: Analisis permintaan konsumen terhadap produk daging sapi segar di pasar swalayan Hero : Studi kasus Abstrak: Penelitian ini berlokasi di Pasar Swalayan Hero, yaitu di Hero Internusa Bogor, Hero Pajajaran Bogor, dan Hero Gatot Subroto Jakarta. Waktu pelaksanaan penelitian ini dari pertengahan bulan April sampai pertengahan bulan Mei 1999. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi karakteristik konsumen yang berbelanja produk daging sapi segar di Pasar swalayan Hero, (2) Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap produk daging sapi segar di Pasar Swalayan Hero, (3) Mengukur elastisitas permintaan produk daging sapi segar di Pasar Swalayan Hero terhadap perubahan harga dan pendapatan konsumen. Pengumpulan data dilakukan secara accidental sampling dan purposive sampling, dengan menyebarkan kuesioner kepada 20 responden untuk setiap lokasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif, analisis regresi linier berganda (dengan menggunakan 2 model yaitu model fungsi linier dan fungsi Cobb Douglas namun dalam membahas permasalahan akan diambil satu model terbaik dengan melakukan perbandingan terhadap nilai R², D², thit, dan Fhit), serta melakukan pendugaan elastisitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen daging sapi segar di Pasar Swalayan Hero umumnya berasal dari kelas menengah ke atas yang rata-rata tingkat pendapatannya lebih dari Rp 2 juta per bulan, dan para konsumen ini sangat memperhatikan kualitas barang dan kenyamanan berbelanja dan umumnya mereka adalah pelanggan setia Hero. Keyword: Animal Husbandry, Meat Cattle
Judul: Analisis keputusan lokasi pembelian dan preferensi terhadap atribut daging sapi segar (Kasus di pasar swalayan hero Padjajaran dan pasar Tradisional Citeureup di Bogor) Abstrak: Salah satu daging merah yang banyak dikonsumsi di Indonesia adalah daging sapi, selain daging merah lainnya seperti kambing, domba, kerbau dan babi. Konsumen biasanya memperoleh daging sapi dengan cara membelinya di swalayan, pasar tradisional, meat shop atau tempat lainnya. Masyarakat di daerah perkotaan umumnya memiliki aktivitas ekonomi yang tinggi, sehingga menyebabkan semakin sempitnya waktu yang tersedia untuk berbelanja dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari (termasuk produk daging sapi segar) dan masyarakat menginginkan tempat pembelian daging sapi yang teIjangkau dan tidak memakan waktu mereka. Penelitian di pasar swalayan atau pasar tradisional terhadap produk daging sapl segar perJu dilakukan untuk mengetahui mengenai preferensi konsumen terhadap kualitas sifat fisik daging sapi dan sejauh mana produsen telah menyediakan daging sapi yang diinginkan konsumen. Secal'a umum, konsumen dapat memperoleh daging sapi di pasar tradisional dan di pasar swalayan (supermarket), dimana karakteristik antara dua tempat pembelian tersebut berbeda baik itu kenyamanan, kebersihan, harga, dan hal-hal lain yang menyebabkan konsumen memilih kriterianya sendiri dalam menentukan pembelian daging sapi. Dengan demikian tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Menganalisis pola konsumsi, pola penyediaan dan tingkat pengetahuan konsumen mengenai daging sapi yang ada di pasar tradisional dan di pasar swalayan, (2) Menganallsis faktorfaktor yang mempengaruhi keputusan lokasi pembelian daging sapi apakah di pasar tradisional atau di pasar swalayan, (3) Menganalisis preferensi konsumen terhadap atribut daging sapi yang tersedia di pasar tradisional dan di pasar swalayan. Penelitian dilakukan di tingkat konsumen rumah tangga dan lokasi penelitian dipilih secara sengaja di pasar swalayan Hero Padjajaran dan di pasar tradisional Citeureup di' Bogor. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengambilan sampel dilakukan secara kebetulan (accidental sampling), denganjumlah responden 60 orang yang terbagi menjadi 30 responden pasar swalayan dan 30 responden pasar tradisional. Untuk anal isis data dalam penelitian ini menggunakan; (1) Analisis Deskriptif, untuk mengetahui pola konsumsi, pola penyediaan dan tingkat pengetahuan konsumen, (2) Analisis Model Logistik, untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan lokasi pembelian apakah di pasar swalayan atau di pasar tradisional, (3) Analisis Model Sikap Fishbein Extended. untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap atribut daging sapi yang ada di pasar swalayan dan di pasar tradisional, Hasil penelitian menunjukan bahwa pola konsumsi daging sapi konsumen rumah tangga di pasar swalayan lebih baik daripada di pasar tradisional, karena di tunjang dengan pekeJjaan dan pendapatan yang lebih baik. Frekuensi konsumsi konsumen rumah tangga pasar swalayan rata-rata satu kali seminggu, dengan ratarata jumlah pembelian 1-2 kg, bagian daging yang paling sering di beli adalah bagian daging rendang untuk diolah sebagai rendang, yang akan disediakan sebagai santapan makan siang dan malam. Sedangkan konsumen rumah tangga pasar tradisional, frekuensi konsumsi yang dilakukan rata-rata satu kali sebulan, dengan rata-rata jumlah pembelian kurang dari satu kilogram, dan bagian daging yang paling sering dibeli adalah bagian daging gandik untuk diolah sebagai rendang, yang akan disediakan sebagai santapan makan siang dan malam. Faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi konsumen rumah tangga dalam membeli daging sapi di pasar swalayan atau di pasar tradisional adalah pendidikan, usia, dan frekuensi pembelian. Dari hasil evaluasi (ei) mengenai sikap konsumen terhadap atribut daging sapi yang dinilai baik atau disukai oleh konsumen di pasar swalayan, diperoleh bahwa atribut Keyword:
Judul: Hamiltonian formulation for linear waves motion in two layers fluid Abstrak: The surface wave could be considered as a wave that separates two fluids, namely water and air. Based on this assumption, it is introduced the interfacial wave, a wave between two layers of fluid with different density. The formulation of interfacial waves motion begins with deriving the base equation of irrotational ideal fluid. Furthermore, according to irrotational fluid assumption, the base equation can be stated in velocity potential. In this derivation, the fluids domain is assumed to be restricted by rigid lid boundary conditions, both at the upper and lower limit. Therefore, the interfacial waves motion can be explained in a hamiltonian formulation. In the hamiltonian formulation, total energy is defined as the sum of kinetic and potential energy. The hamiltonian system is obtained from reduction of kinetic energy by using the Dirichlet Neumann Operator. The resulted kinetic energy equation is nonlinear. Therefore, this form is linearized by first part of the Taylor expansion. This linearization gives a dispersion relation of linear wave. Based on this dispersion relation, the phase speed of the linear wave depends on the density ratio of the two layers fluid. Keyword:
Judul: Tingkat Kepuasan Nelayan terhadap Pelayanan Kebutuhan Operasional Penangkapan Ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu, Kota Serang Abstrak: Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Karangantu resmi meningkat statusnya menjadi Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu sejak tahun 2010. Seiring dengan peningkatan status ini, pelayanan yang lebih baik harus diberikan kepada pelanggan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan keragaan teknik dan produktivitas unit penangkapan dogol dan jaring rampus, mengukur tingkat kepentingan dan tingkat kinerja pelabuhan, menganalisis kinerja pelayanan dan mengukur tingkat kepuasan nelayan. Penelitian dilakukan pada Bulan Maret – April, September, dan Desember 2011 menggunakan studi kasus. Analisis data menggunakan analisis teknis, importance and performance analysis (IPA) dan customer satisfaction index (CSI). Ada dua unit penangkapan ikan yang memanfaatkan pelayanan kebutuhan operasional penangkapan ikan di PPN Karangantu, yaitu dogol dan jaring rampus. Dogol terdiri atas sayap, badan, kantong, tali ris, tali selambar, pelampung dan pemberat. Jaring rampus terdiri atas badan jaring, tali ris, tali selambar, pelampung, dan pemberat. Produktivitas dogol secara umum lebih baik dibandingkan jaring rampus. Nilai IPA terdiri atas tingkat kepentingan dan tingkat kinerja. Nilai tingkat kepentingan berkisar antara 105 – 145. Nilai tingkat kinerja berkisar antara 31 – 130. Hasil analisis CSI menunjukkan tingkat kepuasan nelayan terhadap pelayanan PPN Karangantu berkisar antara 0,41 – 0,74. Masih ada pelayanan kebutuhan yang bernilai kurang baik, yaitu pelayanan kebutuhan BBM dan es sebesar 0,47 dan 0,48. Keyword:
Judul: Strategi Peningkatan Pelayanan Pelabuhan Perikanan Nusantara Muara Angke Jakarta Abstrak: Tingkat kepuasan diperlukan untuk mengetahui peningkatan pelayanan Pelabuhan Perikanan Nusantara Muara Angke yang mengalami peningkatan kelas menjadi Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN). Karena itu, pelayanan selayaknya meningkat seiringan dengan peningkatan kelas pelabuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan nelayan terhadap Pelayanan Pelabuhan dan merekomendasikan strategi peningkatan pelayanan PPN Muara Angke. Data dikumpulkan melalui wawancara kepada nelayan dan pengelola pelabuhan dengan instrumen kuesioner dan observasi lapangan terhadap pelayanan pelabuhan dan kondisi pelabuhan perikanan. Analisis data dilakukan dengan metode analisis kinerja kepentingan atau Importance Performance Analysis (IPA), analisis matriks IE dan SWOT dan matriks QSPM. Tingkat kepuasan diukur dengan menggunakan 30 atribut dari 5 dimensi kepuasan. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa atribut pelayanan pengukuran tingkat kepuasan sebesar 101,69% dengan prioritas utama sebanyak 8 atribut, atribut pertahankan prestasi 4 atribut, atribut dengan prioritas rendah 8 atribut, serta atribut yang dinilai berlebihan sebanyak 10 atribut. Prioritas strategi yang dapat dipertimbangkan dalam peningkatan pelayanan PPN Muara Angke adalah strategi pengembangan produk., The satisfaction level of fishers is needed to determine the improvement of services at Muara Angke Fishing Port, which has increased in the port class to become Archipelagic Fishing Port. Accordingly, the service increase in along with the increasing in the port class. This study aims to measure the satisfaction level of fishers and to develop a service improvement strategy at Muara Angke Fishing Port in addition, the recommendation strategy for improving the services of the Muara Angke Fishing Port is formulated. Data were collected using interviews with fishers and port managers with questionnaire instruments and field observations of port services and fishing port conditions. The data were analyzed using Importance Performance Analysis (IPA), IE and SWOT matrix analysis, ad well as QSPM matrix. The Attributes used as many as 30 attributes from 5 dimensions of satisfaction to measure the level of satisfaction. The results of this study show the service attributes measuring satisfaction level of 101.69% with 8 main priority attributes, attributes maintain achievements as many as 4 attributes, attributes with low priority as many as 8 attributes, and attributes that are overvalued as many as 10 attributes. The priority strategy that can be considered is the product development strategy. Keyword: analisis kinerja penting (Importance Performance Analysis), kepuasan nelayan, pelayanan, PPN Muara Angke
Judul: The Exploration of Discrete Logarithm over Finite Field GF(3m) Abstrak: The security of many public~key algorithms is based on the problem of finding discrete logarithms. The generalized discrete logarithm problem is the following: given a finite cyclic group G of order n, a generator a of G, and an element fl E G, find the integer x, 0 ~ x ~ n - 1, such that 0: = fl. Algorithm for discrete logarithm problem focused on Menezes et al. (1997) that consist of exhaustive search algorithm, the baby-step giant-step algorithm, Pollard's rho algorithm, Pohlig-Hellman algorithm, and index-calculus algorithm. These algorithms are explorated to be used in discrete logarithm problem over finite field GF(3m ). The exploration also produces some algorithms, i.e. naif negative algorithm, baby-step mother-step algorithm, baby-step mother free-step algorithm, and baby-step free-step algorithm. All algorithms implemented using Maple 11. The Pohlig-Hellman and baby-step giant-step algorithms are efficient enough to be used in discrete logarithm problem over finite field GF(3m ) for m < 20. Keyword:
Judul: Design of a Decision Support System for Planning the Live Cattle Transport via Land Modes in Indonesia Abstrak: Indonesia merupakan negara kepulauan terbentang luas dari Sabang hingga Merauke. Pulau Jawa merupakan pusat dari segala macam aktivitas, termasuk aktivitas dalam perdagangan. Tingkat konsumsi daging sapi di Jabodetabek dan Jawa Barat sangat tinggi. Daging sapi banyak diproduksi di Jawa Timur dan luar pulau Jawa, memerlukan sebuah transportasi untuk dapat mencapai konsumen di Jawa Barat. Dalam memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat di Jawa Barat dan Jabodetabek, diperlukan sebuah armada pengangkutan yang efektif dalam membawa ternak di Indonesia. Pengangkutan ternak yang saat ini dilakukan oleh pelaku bisnis dinilai kurang efektif. Hal ini mengakibatkan penurunan performa ternak, yang tercermin dari peningkatan tingkat stres dan penurunan bobot saat perjalanan, dengan penurunan maksimal mencapai 27% berdasarkan hasil observasi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan sistem pengelolaan transportasi yang dapat diandalkan, serta menyediakan pendukung keputusan yang meningkatkan aspek perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan implementasinya dengan lebih terarah. Metodologi pendekatan SPK direncanakan menggunakan Framework e-Transport Operations, yang melibatkan lima tahap utama: 1) pengambilan data dan pencarian fakta-fakta di lapangan; 2) analisis data berorientasi model; 3) Integration model; 4) visualisasi dan; 5) evaluasi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara untuk membentuk data set yang sesuai dengan kebutuhan. Teknik Artificial Intelligence, dan Data Mining dilakukan untuk mendapatkan model dasar pengambilan keputusan. Perancangan sistem digunakan untuk mengembangkan model pengambilan keputusan yang optimal. Kegiatan dilaksanakan dengan tiga tahap yaitu: tahap pratransportasi, tahap saat ditransportasikan, dan saat sampai di tujuan. Keberhasilan model dan desain ditunjukkan dalam hasil umpan balik dengan 35 pemangku kepentingan, rata-rata responden memberikan tanggapan setuju/ positif pada 7 aspek penting yaitu: 1) Antarmuka Pengguna; 2) Fungsionalitas dan Navigasi; 3) Kemudahan Penggunaan; 4) Fasilitas Pengawasan; 5) Kriteria Keputusan; 6) Sistem Eksternal; 7) Aspek Legal dan Regulasi. Pengembangan desain dan model. ini memberikan kontribusi pada perbaikan praktik transportasi ternak di Indonesia, memberikan kemudahan dalam penghitungan bobot hewan, mengurangi dampak stres hewan pada saat perjalanan, menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk kesejahteraan hewan, memberikan efisiensi operasional, dan memperkuat keberlanjutan rantai pasok sapi di Indonesia. Keyword: association rule, animal welfare, decision support system, livestock transportation management, modern agriculture
Judul: Studi transportasi laut produk perkebunan untuk mendukung pengembangan agroindustri di kawasan Timur Indonesia Abstrak: Daging merupakan bahan makanan yang dapat diolah menjadi berbagai bentuk makanan yang lezat dan menarik serta sebagai sumber asam amino esensial, mineral, vitamin, lemak dan air. Industri pengolahan daging sapi merupakan salah satu bentuk diversifikasi komoditi hasil-hasil peternakan yang dapat dikategorikan dalam agroindustri. Untuk memudahkan dalam pengembangan dan pemilihan agroindustri berbasis daging sapi yang tepat maka diperlukan suatu sistem yang dapat mendukung kegiatan agroindustri daging berbasis sapi. Pengembangan sistem penunjang keputusan merupakan salah satu metode yang dapat dikembangkan sebagai pendekatan ilmiah dari berbagai alternatif keputusan. Sistem penunjang keputusan yang dikembangkan akan membantu para pengambil keputusan dalam proses pengambilan keputusan mengenai investasi agroindustri berbasis daging sapi. Tujuan penelitian ini adalah merancang model Sistem Penunjang Keputusan Investasi Agroindustri Berbasis Daging sapi di Kabupaten Boyolali Jawa Tengah, memberikan alternatif keputusan investasi produk agroindustri berbasis daging sapi yang paling potensial dan tepat, memberikan rekomendasi strategi dan alternatif pengembangan agroindustri berbasis daging sapi kepada Pemda Kabupaten Boyolali. Sitem Penunjang Keputusan Investasi Agroindustri Berbasis Daging Sapi dirancang dan dikembangkan dalam suatu paket program komputer yang diberi nama BEDSS 1.01 (Beef Based Industry Decision Support System 1.01). Paket program BEDSS 1.01 terdiri dari 4 bagian utama yaitu: Sistem Pengolahan Terpusat, Sistem Manajemen Basis Data, Sistem Manajemen Dialog dan Sistem Manajemen Basis Model. Model Pemilihan Produk Unggulan merupakan model yang digunakan untuk menentukan produk olahan daging sapi yang paling tepat dan potensial untuk diinvestasikan dan dikembangkan. Hasil perhitungan dengan menggunakan metode Keyword: Agroindustri, Transportasi laut, Pengembangan industri
Judul: Synthesis of Biphasic Calcium Phosphate Made of Eggshells Through A Hydrothermal Method Abstrak: Biphasic Calcium Phosphate mixed of hydroxyapatite and tricalcium phosphate. A hydrothermal method of synthesizing by mixing CaO as calcium source and (NH4)2HPO4 as phosphate source with distilled water. CaO got from calcination process made of eggshells. All samples were synthesized using hydrothermal reactor then followed by sintering process. The molar ratio of Ca and P for all samples was 0.5 M : 0.3 M. Hydrothermal temperature and sintering temperature were variated they are 250 ºC, 300 ºC for hydrothermal and 800 ºC, 900 ºC, 1000 ºC for sintering, higher treatment temperature, tricalcium phosphate appears. Final results of synthesis were characterized by using X-ray Diffraction and Fourier Transform Infrared. X-ray Diffraction patterns was ecompared with database Join Committee on Powder Diffraction Standards and found tricalcium phosphate and hydoxyapatite. Keyword: biphasic calcium phosphate, hydrothermal, hydroxyapatite, tricalcium phosphate